Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DIAGNOSA DERMATITIS

Di susun oleh :
1. Hani Nurhasana A02019032
2. Hanifah A02019033
3. Indar Nurul Fatimah A02019034
4. Isro’ Irfansyah A02019035
5. Junita Prias Savira A02019037
6. Kiki Ade Safitri A02019038
7. Kukuh Ridho Pangestu A02019039
8. Kurnianingsih A02019040
9. Leri Mahesa Andreanza A02019041

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES MUHAMADIYYAH GOMBONG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosa Dermatitis”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya penulis membutuhkan banyak
bimbingan, pengetahuan dan dukungan dari semua pihak yang selama ini dengan tulus dan
ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan makalah. Dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan banyak terimakasih Semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu.
Walaupun upaya perbaikan telah dilakukan, namun Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun dalam upaya perbaikan penulis di masa
pendatang. Demikian proposal ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Gombong, 14 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................2


DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6
A. Definisi................................................................................................6
B. Etiologi................................................................................................6
C. Patofisiologi.........................................................................................7
D. Manifestasi Klinis................................................................................9
BAB III Asuhan Keperawatan..........................................................................10
A. Pengkajian ............................................................................................10
B. Analisis Data.........................................................................................12
C. Diagnosa Keperawatan.........................................................................13
D. Intervensi Keperawatan........................................................................15
E. Implementasi Keperawatan...................................................................16
F. Evaluasi Keperawatan...........................................................................19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................20
A. Kesimpulan...........................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ
dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit
seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga
merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang
saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan
lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu
stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri
dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar.
Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan
memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan
leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis
terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk
pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis
dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang
kering. Umumnya eksim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis

B. Tujuan Penulisan
1.   Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Dermatitis?
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami definisi Dermatitis?
b. Mampu memahami etiologi Dermatitis?
c. Mampu memahami patofisiologi Dermatitis?
d. Mampu memahami manifestasi klinis Dermatitis?
e. Mampu memahami asuhan keperawatan Dermatitis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat yang
menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga
akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok
kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada kulit dan menimbulkan perubahan
spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil dari Bahasa Yunani yang berarti
'mendidih atau mengalir keluar’. (Mitchell dan Hepplewhite, 2005)
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-
resensi polimorfik. (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Adhi
Juanda,2005)
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada
kulit. (Widhya, 2011)

B. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme
(contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
(Adhi Djuanda,2005)
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim
menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul
karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan
terasa panas saat disentuh dan. Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.

C. Patofisiologi
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak
lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan
berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen
inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan
membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen
dan system kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang
akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets
yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen
dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya
mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik
sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi. Ada dua jenis bahan
iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada
pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang
paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya
kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
tersebut.
Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang
menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu :
a. Fase Sensitisasi
Fase sensitisasi disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi
sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang
disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada kulit selama
18-24 jam kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel
LE (Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan protein karier
yang berada di epidermis, menjadi komplek hapten protein. Protein ini terletak pada
membran sel Langerhans dan berhubungan dengan produk gen HLA-DR (Human
Leukocyte Antigen-DR). Pada sel penyaji antigen (antigen presenting cell). Kemudian
sel LE menuju duktus Limfatikus dan ke parakorteks Limfonodus regional dan
terjadilah proses penyajian antigen kepada molekul CD4+ (Cluster of Diferantiation
4+) dan molekul CD3. CD4+ berfungsi sebagai pengenal komplek HLADR dari sel
Langerhans, sedangkan molekul CD3 yang berkaitan dengan protein heterodimerik Ti
(CD3-Ti), merupakan pengenal antigen yang lebih spesifik, misalnya untuk ion nikel
saja atau ion kromium saja. Kedua reseptor antigen tersebut terdapat pada permukaan
sel T. Pada saat ini telah terjadi pengenalan antigen (antigen recognition). Selanjutnya
sel Langerhans dirangsang untuk mengeluarkan IL-1 (interleukin-1) yang akan
merangsang sel T untuk mengeluarkan IL-2. Kemudian IL-2 akan mengakibatkan
proliferasi sel T sehingga terbentuk primed me mory T cells, yang akan bersirkulasi
ke seluruh tubuh meninggalkan limfonodi dan akan memasuki fase elisitasi bila
kontak berikut dengan alergen yang sama. Proses ini pada manusia berlangsung
selama 14-21 hari, dan belum terdapat ruam pada kulit. Pada saat ini individu tersebut
telah tersensitisasi yang berarti mempunyai resiko untuk mengalami dermatitis kontak
alergik.
b. Fase elisitasi
Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen
yang sama dan sel yang telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen
dermis. Sel Langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T untuk
mensekresi Il-2. Selanjutnya IL-2 akan merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 dan
INF gamma akan merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular
adhesion molecule-1) yang langsung beraksi dengan limfosit T dan lekosit, serta
sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk
melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat.
Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula
yang akan tampak sebagai dermatitis.
Proses peredaan atau penyusutan peradangan terjadi melalui beberapa mekanisme
yaitu proses skuamasi, degradasi antigen oleh enzim dan sel, kerusakan sel
Langerhans dan sel keratinosit serta pelepasan Prostaglandin E-1dan 2 (PGE-1,2) oleh
sel makrofag akibat stimulasi INF gamma. PGE-1,2 berfungsi menekan produksi IL-
2R sel T serta mencegah kontak sel T dengan keratisonit. Selain itu sel mast dan
basofil juga ikut berperan dengan memperlambat puncak degranulasi setelah 48 jam
paparan antigen, diduga histamin berefek merangsang molekul CD8 (+) yang bersifat
sitotoksik. Dengan beberapa mekanisme lain, seperti sel B dan sel T terhadap antigen
spesifik, dan akhirnya menekan atau meredakan peradangan.

D. Manisfetasi Klinis
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti
dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas
kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau
beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada klit yang
longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna. Infiltrasi
biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang
kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai
infeksi.Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans bila gelembung-gelembung
mengering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti
dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi,
artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele
telihat hiperpigmentai atau hipopigmentasi.
BAB III
ASUHAN KEERAWATAN
Kasus
Tn.A datang ke RSUD Soedirman pada tanggal 12 September 2020 dengan keluhan
gatal gatal, peradangan kulit yang terasa panas, serta gelisah. Akibatnya pasien merasa takut
apabila kulitnya rusak. Setelah di periksa : TD : 120/80 mmHg,N: 80 x/menit, RR : 22
x/menit, S: 37 °C

ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem

1. Ds: Gangguan integritas Berhubungan


dengan peradangan
Pasien mengeluh peradangan pada kulit
pada kulit
lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa
gatal.
Do:
Pasien tampak menggaruk-garuk area
kulit
Pasien tampak gelisah

2. Ds: Resiko kerusakan Berhubungan


kulit dengan terpapar
Pasien mengatakan takut jika kulitnya
alergen
rusak
Do:
Kulit pasien terlihat bersisik dan kering
pasien terlihat cemas dan khawatir

3. Ds: Defisiensi Kurang pajanan


pengetahuan
Pasien mengatakan belum tahu tentang
penyakit yang dideritanya sehingga
pasien terkadang merasa khawatir
akan kemungkinan sembuh,
penanganan akan apa yang dia rasakan
dari penyakitnya. Pasien mengatakan
ingin tahu mengenai perihal
penyakitnya
Do:
Pasien bertanya tentang penyakit dan
diitnya.

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d peradangan pada kulit.
2. Gangguan resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen.
3. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan.

INTERVENSI
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan gejala gatal
integritas kulit b.d keperawatan selama 1 x 24 jam berhubungan.
peradangan pada diharapkan dapat menunjukkan tidak 2. Jaga kebersihan kulit
kulit ada integritas kulit dengan Kriteria pasien
Hasil : 3. Kolaborasi dengan
Indicator Saat ini Target dokter untuk pemberian
Rasa 2 4 obat pengurang rasa
gatal gatal
berkuran 4. Ajarkan distraksi
g relaksasi untuk
Stres dan 2 4
mengurangi stress dan
gelisah
emosional
berkuran
g
Gangguan resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
kerusakan kulit keperawatan selama 1 x 24 jam diseka 2x sehari
b.d terpapar diharapkan gangguan resiko kerusakan dengan menggunakan
alergen kulit pasien teratasi dengan criteria sabun mengandung
hasil: pelembab
Indicator Saat ini Target 2. Mengatur suhu
kulit 2 4 ruangan yang lembab
tidak 3. Kolaborasi dengan
bersisik dokter kulit untuk
dan tidak perawatan kulit.
kering
Pasien 2 4
tampak
rilek
Defisiensi 1. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan
pengetahuan b.d keperawatan selama 1 x 45 menit pasien tentang
kurang pajanan diharapkan pengetahuan pasien penyakitnya.
tentang penyakit meningkat dengan 2. Diskusikan dengan
kriteria hasil : pasien dan keluarga
Indicator Saat ini Target tentang penyakit dan
pasien dan 2 5 tingkat
keluarga kesembuhannya.
mengetahui 3. Beri kesempatan pada
penyakit pasien dan keluarga
dan nutrisi untuk mengungkapkan
atau perasaanya.
diitnya.

IMPLEMENTASI
Hari/tanggal No Implementasi Respon Paien Paraf
Dx
Sabtu, 12 1 1. Menjelaskan gejala gatal Pasien lebih merasa
september berhubungan. nyaman dengan
2020 2. Menjaga kebersihan kulit keadaanya
09.00 WIB pasien
3. Mengkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
pengurang rasa gatal
4. Mengajarkan pasien distraksi
relaksasi
Sabtu, 12 2 1. Menganjurkan pasien menjaga Pasien mau
september kebersihan kulit dengan d seka menuruti dan tidak
2020 2x sehari kawatir dengan
11.00 WIB 2. Menganjurkan menggunakan penyakitnya
pelembab kulit
3. Menjaga kelembaban kulit
dengan suhu yang lembab.
Sabtu, 12 3 1. Mengkaji pengetahuan pasien Pasien tidak
september tentang penyakitnya. banyak bertanya,
2020 2. Mendiskusikan dengan pasien pasien dan keluarga
13.00 WIB dan keluarga tentang penyakit dapat menyebutkan
dan tingkat kesembuhannya. makanan yang
3. Memberi kesempatan pada boleh dimakan.
pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaanya.

EVALUASI
Hari/tanggal No Evaluasi Paraf
Dx
Minggu, 13 1 S : Pasien mengatakan gatalnya berkurang.
september O: Pasien tidak terlihat sering menggaruk-
2020 garuk area gatal.
10.00 WIB A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
          Berikan obat penghilang rasa gatal
Minggu, 13 2 S : Pasien mengatakan sudah tidak sudah tidak
september cemas lagi
2020 O : Pasien terlihat rileks.
11.00 WIB A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
          Berikan dorongan moral
Minggu, 13 3 S: pasien mengatakan sudah mengerti akan
september penyakit yang di derita.
2020 O : Pasien tampak lebih lega dan mengerti
13.30 WIB A :Masalah teratasi
P :berikan pendidikan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-
resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal)
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya :
bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.
Pencegahan merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis
kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan
misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari dan
memahami tentang gangguan sistem integumen dermatitis. Penulis juga mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat menjadi lebih baik
untuk masa yang akan datang dalam penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.

Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New


Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4. Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarth’s
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo…..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai