A. Pendahuluan
Dekubitus sering disebut ulkus dermal/ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat
tekanan yang sama pada suatu bagian yang mengganggu sirkulasi (Ana & Jombang,
2016; Faridah, Sukarmin, & Murtini, 2019; Tarihoran, Sitorus, & Sukmarini, 2010).
Dekubitus dapat merusak integritas kulit bahkan penyembuhan bila semakin meluas
mengenai fasia, otot serta sendi penyembuhan akan terjadi dengan jangka waktu yang
lama. Sekitar 3-6 bulan pasien dapat sembuh.
Angka kejadian dekubitus berbeda-beda pada setiap negara. Pada masing-masing RS
di Amerika Serikat menunjukan sekitar 4,7%-29,7% dan 11,2%-23% di Nursing Home.
Inggris raya sekitar 7,9%-32,1% dan 4,6%-7,5% di Nursing Home. Sedangkan angka
kejadian dekubitus di Indonesia mencapai 33,3% dimana angka ini cukup tinggi bila
dibandingkan dengan angka prevalensi dekubitus di negara asean yang hanya berkisar
7,1%-31,3%.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami dekubitas dengan
melakukan perawatan luka. Perawatan luka harus dibarengi dengan perubahan posisi
miring. Tujuannya untuk mengurangi derajat dekubitus dan memperbaiki integritas kulit
seperti semula. pengaturan posi yang diberikan adalah dengan posisi miring 30 derajat.
B. Analisa jurnal
C. Pembahasan
dari 3 jurnal yang telah dilakukan analisa memberikan makna bahwa posisi miring 30
derjat membantu menurunkan derajat dekubitus (Ana & Jombang, 2016; Faridah et al.,
2019; Tarihoran et al., 2010). Posisi tubuh lateral dengan sudut maximum 30 derajat
bermanfaat mencegah kulit dari pergesekan (friction) dan perobekan jaringan (shear).
Pergesekan akan mengakibatkan abrasi dan merusak permukaan epidermis kulit,
sedangkan perobekan jaringan bisa mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah, serta
kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti otot yang sering dekubitus. Dekubitus
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji homogenitas kejadian pressure ulcer
sebelum diberikan pengaturan posisi miring 30 derajat rata – rata kejadian pressure ulcer
pada hari pertama yaitu sebesar 1,50. Setelah diberikan pengaturan posisi miring 30
derajat sampai pada hari keempat dan kelima menunjukkan penurunan rata – rata kejadian
pressure ulcer yaitu 0,50. Serta berdasarkan dengan uji statistik Wilcoxon menunjukkan
nilai p = 0,046. Nilai p < 0,05 (Ana & Jombang, 2016).
Perawatan dekubitus bisa dilakukan dengan perawatan luka. Namun pada dasarnya
apabila tidak dibarengi dengan pengubahan posisi tidur pasien, maka akan memperburuk
dekubitus yang dialami pasien. Sehingga penyembuhan pada pasien semakin lama sekitar
3-6 bulan. Sejalan dengan penelitian (Faridah et al., 2019), menujukan sebelum
dilakukan perlakuan derajat 1 sebesar (29,4%), derajat 2 sebesar (58,8%) dan derajat 3
sebesar (11,8%). Setelah diberikan perlakuan posisi miring 30 derajat yang dilakukan
setiap 2 jam mengalami penrunan derajat 1 sebesar (76,5%), derajat 2 (23,5%) dan derajat
3 (0%). Pada kelompok kontrol observasi awal derajat 1 (23,5%), Derajat 2 (52,9%) dan
derajat 3 (23,5%) sedangkan observasi akhir derajat 1 (35,3%), derajat 2 (58,8%) dan
derajat 3 (5,9%). Perbedaan tersebut nampak dari kelompok intervensi sesudah pemberian
posisi miring terlihat sudah tidak ada dekubitus derajat 3 sedangkan pada kelompok
kontrol masih terdapat dekubitus derajat 3 sebanyak 1 responden.
Pemberian posisi yang benar sangatlah penting untuk memelihara integritas kulit.
pemberian posisi miring 30 derajat dengan penggunaan bantal dibawah kepala,
dibelakang punggung, diantara mata kaki, diantara lutut kanan dan kiri. Tindakan tersebut
mampu mengurangi derajat dekubitus serta memulihkan kulit seperti semula. Hasil
penelitian menunjukan kelompok intervensi dan kontrol mendapatkan perawatan sesuai
institusi. Kelompok intervensi diberikan aplikasi posisi miring 30 derajat dengan
menggunakan penyanggah bantal segitiga. Kejadian luka tekan dievaluasi setelah 3x 24
jam. Kelompok kontrol berpeluang terjadi luka tekan hampir 10 kali dibanding kelompok
intervensi.
D. Simpulan dan Saran
Dari ke 3 jurnal yang telah dianalisa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
perubahan derajat dekubitas setelah diberikan posisi mioring 30 derajat. Artinya terapi
komplementer ini berpengaruh terhadap penurunan derajat dekubitas pada pasien imobilisasi.
Untuk itu, harus senantiasa memberikan terapi ini untuk meningkatkan perawatan kesehatan
pasien dalam mengatasi dekubitus akibat imobilisasi dan mendemonstrasikan kepada
keluarga agar senantiasa melakukan pengubahan posisi pada pasien dengan posisi miring 30
derajat untuk menurunkan derajat dekubitus.
E. Daftar Pustaka