1
Nuh Huda
29
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 3 Nomer 2/April 2015
30
Pengaruh Posisi Miring Untuk Mengurangi Luka Tekan Pada Pasien Dengan Gangguan Persyarafan
(Nuh Huda)
tertekan dalam jangka waktu yang lama. ditempatkan memanjang diantara kedua
Dengan demikian dapat disimpulkan kaki.
bahwa luka tekan adalah lesi iskemik Maklebust dalam ”rule of 30”
kulit dan jaringan lunak dibawahnya dimana posisi kepala tempat tidur
yang terlokalisasi dan cenderung untuk ditinggikan sampai dengan 30 derajat
meluas jika diberi tekanan yang dapat dan posisi badan pasien dimiringkan
merusak aliran darah dan limfe dalam sebesar 30 derajat dapat disanggah
jangka waktu yang lama, tekanan yang dengan bantal. Posisi ini terbukti
diberikan akan mengganggu suplai menjaga pasien terbebas dari penekanan
darah kedaerah yang tertekan sehingga pada area trokanter dan sakral (NPUAP,
menimbulkan kematian jaringan. Faktor 1996). Aplikasi dari posisi miring 30
lain yang dapat mengakibatkan luka derajat ini cukup dapat dilakukan oleh
tekan adalah hemiparese. Kerusakan perawat, mengingat tidak diperlukan
saraf yang dapat menyebabkan parese energi yang besar untuk memiringkan
mungkin di dalam otak atau batang otak pasien. Pemberian posisi yang benar
(pusat sistem saraf) atau mungkin di sangatlah penting dengan sasaran utama
luar batang otak (sistem saraf perifer). pemeliharaan integritas kulit yang dapat
Lebih sering penyebab kerusakan pada mengurangi tekanan, membantu
otak adalah : stroke, tumor, truma kesejajaran tubuh yang baik, dan
(disebabkan jatuh atau pukulan), mencegah neuropati kompresif
multiple sclerosis (penyakit yang (Smeltzer & Bare, 2002). Pengaturan
merusak bungkus pelindung yang posisi bukan semata-mata merubah
menutupi sel saraf), serebral palsy posisi pasien berbeda dari posisi
(keadaan yang disebabkan injuri pada sebelumnya, melainkan membutuhkan
otak yang terjadi sesaat setelah lahir), teknik-teknik tertentu agar tidak
gangguan metabolik (gangguan dalam menimbulkan masalah luka tekan yang
penghambatan kemampuan tubuh untuk baru.
mempertahankannya). EBN yang telah dilakukan dapat
Berdasarkan evidenced based disimpulkan bahwa pemberian posisi
yang telah dikemukakan sebelumnya, miring 30 derajat pada pasien yang
terbukti bahwa luka tekan dapat mengalami kelemahan anggota gerak
dicegah. Salah satu rekomendasi yang dapat mencegah resiko terjadinya luka
ditawarkan yakni pengaturan posisi. tekan
Saat ini telah dikembangkan bentuk Penelitian dilakukan oleh
pengaturan posisi yang dikenal sebagai Tarihoran E, (2010). Yang berjudul
posisi miring 30 derajat. (Bryant, 2000 pengaruh posisi miring 30 derajat
dalam Young, 2004) menjelaskan terhadap kejadian luka tekan grade I
tentang bagaimana mengatur posisi pada pasien stroke di RS Siloam
miring 30 derajat pada pasien guna Jakarta. Dengan metode quasy
mencegah terjadinya luka tekan. eskperimen, pada 33 responden yang
Prosedur yang dilakukan, pasien terbagi dalam 2 group yaitu kelompok
ditempatkan persis ditengah tempat control 16 responden dan kelompok
tidur, dengan menggunakan bantal intervensi 17 responden. Gambaran
untuk menyanggah kepala dan leher, karakteristik dari 33 responden
selanjutnya tempatkan satu bantal pada penelitian dimana rata-rata usia
sudut antara bokong dan matras, dengan responden adalah 65 tahun, dengan usia
cara miringkan panggul setinggi 30 paling muda adalah 45 dan yang tertua
derajat. Bantal yang berikutnya 85 tahun. Intervensi yang dilakukan
31
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 3 Nomer 2/April 2012
32
Pengaruh Posisi Miring Untuk Mengurangi Luka Tekan Pada Pasien Dengan Gangguan Persyarafan
(Nuh Huda)
33