Anda di halaman 1dari 192

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. U 40 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PMB BD. ERMIYATI. S.Tr. Keb KEC. SAWANGAN KOTA DEPOK

TAHUN 2023

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelita Ilmu Depok

Disusun Oleh:

NAMA : EVA SYARIFAH

NIM : 1571152005

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA ILMU DEPOK

TAHUN 2023
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. U 40 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PMB BD. ERMIYATI. S.Tr. Keb KEC. SAWANGAN KOTA DEPOK

TAHUN 2023

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelita Ilmu Depok

Disusun Oleh:

NAMA : EVA SYARIFAH

NIM : 1571152005

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA ILMU DEPOK

TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. U

40 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PMB BD. ERMIYATI. S.Tr. Keb KEC. SAWANGAN

KOTA DEPOK TAHUN 2023

PENYUSUN : EVA SYARIFAH

NIM : 1571152005

Depok, Februari 2023

Mengetahui

Pembimbing

Siva Faujiah., SST., M.Keb

Direktur

STIKes Pelita Ilmu Depok

Dr. Hj. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM


LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. U

40 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PMB BD. ERMIYATI. S.Tr. Keb KEC. SAWANGAN

KOTA DEPOK TAHUN 2023

PENYUSUN : EVA SYARIFAH

NIM : 1571152005

Depok, Februari 2023

Mengesahkan

Penguji I Penguji II

(…………………………..) (……………………………..)

Mengetahui

Ketua STIKes Pelita Ilmu Depok

Dr. Hj. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM


Pernyataan Persetujuan Menjadi Pasien

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Uum

Umur : 40 Tahun

Alamat : Gg Delman Rt 003 Rw 008

Menyatakan bersedia untuk dijadikan pasien dalam studi kasus yang

akan dilakukan oleh mahasiswa STIKes Pelita Ilmu Depok, Atas nama

Mahasiswa:

Nama : Eva Syarifah

NIM : 1571152005

Alamat : Bkr Blok G6 No. 7

Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan dengan sadar dan

tanpa paksaan dari siapapun.

Hormat saya

(………...………….)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan anugrah dari-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. U 40 TAHUN

G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DI PMB BD. ERMIYATI. S.Tr.

Keb KEC. SAWANGAN KOTA DEPOK TAHUN 2023”

Laporan kasus ini dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas dari

mata kuliah praktik kebidanan klinik komprehensif di semester VI. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka

laporan kasus ini tidak dapat tersusun sebagaimana mestinya sesuai

waktu yang ditentukan.

Oleh karena itu, disini penulis mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang sudah membantu, pihak tersebuat ialah :

1. Ibu Dr. Hj. Emi Nurjasmi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Bina Keluarga

Bahagia.

2. Ibu Dr. Hj. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM selaku Direktur STIKes

Pelita Ilmu.

3. Penguji I

4. Penguji II

5. Ibu Siva Faujiah, SST, MKM selaku Pembimbing akademi yang selalu

sabar dan selalu memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi dalam


penyusunan laporan kasus ini dan demi menjadi calon Bidan yang

berkualitas.

6. Kepada wali kelas angkatan XV ibu Irma Dewi, STr. Keb, MKM dan ibu

Denik yang telah memberikan arahan dan motivasi semangat dalam

proses Karya Tullis Ilmiah ini.

7. Para Dosen dan staf Akademi Kebidanan Pelita Ilmu yang telah

memberikan bantuan selama proses penyusunan Komprehenshif ini.

8. Kepada Bidan Ermiyati S. Tr. Keb sebagai tempat pengambilan kasus

di praktik mandiri bidan, yang telah mengizinkan dan memberikan ilmu

serta bimbingannya selama saya melaksanakan studi kasus.

9. Kepada Ny. U dan keluarga yang telah bersedia dan percaya untuk

didampingi dari masa hamil hingga masa nifas.

10. Terima kasih kepada Orangtua tercinta bapak saya Sampan Sopyan

dan mama saya samina dan teteh serta adik saya yang tersayang

saya Wida dan Naura, terimakasih atas kasih sayang yang terus

mengalir sampai sekarang, doa yang selalu terucap, bantuan moril

maupun materil serta nasehat yang selalu disampaikan dan kesabaran

yang selama ini yang selalu diberikan dalam mendidik dan

membimbing saya.

11. Kepada temen saya tercinta teh halimah, patin, pini, susi, sapiro, kak

wulan, kak wesy, kak indah, dan lain-lain. Yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan, dan


senantiasa berdiskusi dan membantu dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah Ini.

12. Kepada teman-teman saya angkatan XV STIKes Pelita Ilmu yang

selalu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi dalam komperensif ini. Saya bangga mempunyai teman

seperjuangan dari berbagai daerah, suku, seperti kalian.

13. Kepada support terbaik Oky Ashabul Zanah yang selalu memberikan

semanagat dan dukungan yang luar biasa dalam pembuatan karya

tulis ilmiah ini “you are best boyfriend ever.“

Penulis menyadari bahwa dalam penulisannya, laporan kasus ini

masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna oleh

karena itu penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan laporan kasus ini kedepannya. Penulis

berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Depok, 6 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Gambaran Khusus
B. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus
1. Waktu
2. Tempat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Kehamilan
2. Persalinan
3. Nifas
4. Bayi Baru Lahir
5. Keluarga Berencana

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Gambaran Umum Tempat Pengambilan Kasus
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil136
1. ANC I (Varney)
2. ANC II (SOAP)
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
1. Kala I (Varney)
2. Kala II (SOAP)
3. Kala III (SOAP)
4. Kala IV (SOAP)
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
1. PNC 6 Jam (Varney)
2. PNC 6 Hari (SOAP)
3. PNC 2 Minggu (SOAP)
4. PNC 6 Minggu (SOAP)
E. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
1. Neonatus 1 Jam
2. Neonatus 6 Jam
3. Neonatus 6 Hari
4. Neonatus 2 Minggu
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA ILMU DEPOK

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

KEGIATAN BIMBINGAN STUDI KASUS

TAHUN 2023

NAMA : EVA SYARIFAH

NIM : 1571152005

PEMBIMBING : Siva Faujiah., SST., M.Keb

JUDUL : “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

NY. U 40 TAHUN G4P3A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DI PMB BD.

ERMIYATI. S.Tr. Keb KEC. SAWANGAN KOTA DEPOK TAHUN 2023”

No Hari/Tanggal Catatan Bimbingan Paraf

DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi

2. Lembar Pengkajian

3. Lembar Inform Consent

4. Surat Izin Pengambilan Kasus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus

merupakan faktor penting yang mempengaruhi AKI dan AKB. Angka

Kematian ibu dan bayi dapat terjadi karena komplikasi kebidanan selama

masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Kehamilan yang

fisiologis jika tidak dipantau dengan baik dapat mengarah pada keadaan

patologis yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi. Asuhan Kebidanan

sesuai dengan standar perlu dilakukan untuk menilai derajat kesehatan

masyarakat pada suatu negara dan mengurangi terjadinya peningkatan

AKI dan AKB (Kemenkes RI, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan indikator derajat kesehatan disuatu wilayah dan menjadi salah

satu komponen indeks pembangunan maupun indeks kualitas hidup.

Menurut WHO. (2019) hasil pencapaian AKI sebesar 23,88 per 1000

kelahiran hidup sedangkan AKB sebesar 12,41 per 1000 kelahiran hidup.

Mengurangi AKI dan AKB merupakan salah satu indikator dalam Goals

ketiga dari program SDGs yang merupakan kelanjutan MDGs. Salah satu

sasaran SDGs adalah AKI diturunkan sampai 70 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2030 dan menurunkan AKB menjadi 16 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 2024. Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu

dan anak dapat dilihat dari AKI d an AKB yang merupakan hal mendasar
dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas

pelayanan kesehatan ibu dan anak. (WHO, 2019).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021, jumlah

kematian ibu di Indonesia yang dihimpun Dari Pencatatan Program

Kesehatan Keluarga di Kementrian Kesehatan tahun 2021 sebesar 7.389

kasus. Sementara, jumlah kematian bayi sebesar 27.566 kasus.

Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021

disebabkan oleh pendarahan sebanyak 1.320 kasus, COVID-19 sebanyak

2.982 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, dan

gangguan sistem peredaran darah sebanyak 65 kasus dan penyebab

kematian bayi terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).

Penyebab lainnya di antaranya asfiksia, infeksi, kelainan kongenital,

COVID-19, tetanus neonatorium dan lainnya. (Kemenkes RI, 2021).

Di Provinsi Jawa Barat Angka Kematian Ibu pada tahun 2021

sebanyak 1.181, jumlah ini menalami peningkatan peningkatan sebanyak

443 kasus dibandingkan tahun 2020 terdapat 745 kasus. Penyebab

kematian ibu masih didominasi oleh perdarahan dan hipertensi, meskipun

penyebab lain-lain juga masih tinggi. Sedangkan jumlah kematian bayi

sebanyak 2.627 kasus mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020

yaitu sebanyak 2.760 kasus. (Dinkes Jabar, 2021).

Saat ini tingkat pencapaian untuk indikator jumlah kematian ibu

pada tahun 2021 Kota Depok yaitu sebanyak 155.58/100.000KH dengan

jumlah angka kematian ibu sebanyak 65 orang mengalami peningkatan di


banding tahun 2020 yaitu sebanyak 58 ,45/100.000 KH denan jumlah

angka kematian 26 orang. Penyebab kematian ibu di Kota

Depokdisebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi,

gangguansistemperedaran darah dan penyakit penyerta.

Sementara itu, Empat tahun kebelakang kejadian kematian bayi di

Kota depok yaitu tahun 2018 sebesar 1,55/1000KH, tahun 2019 sebesar

1,94/1000KH, tahun 2020 sebesar 1,19/1000KH dan tahun 2021 sebesar

1,39/1000KH. Dari beberapa rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-

faktor penyebab kematian bayi diantaranya BBLR, asfiksia, sepsis,

kelainan bawaan, faktor fasilitasatau aksesibilitas dan pelayanan kesehatan

dari tenaga medis yang terampil serta kesediaan masyarakat untuk

merubah pola perilaku hidup. (Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2021)

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan

penting dalam menurunkan AKI dan AKB sekaligus memberikan asuhan

kebidanan pada siklus kehidupan wanita. Bidan melakukan asuhan sesuai

tugas dan wewenang bidan yang tercantum dalam UU No. 4 Tahun 2019

tentang Kebidanan dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan sesuai

standar Asuhan Kebidanan. Bidan bertugas memberikan pelayanan,

meliputi : pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan

kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, melaksanakan

tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan pelaksanaan tugas dalam

keadaan keterbatasan tertentu.


Berdasarkan uraian tersebut, asuhan kebidanan yang komprehensif

merupakan hal yang penting yang dapat menurunkan angka mortalitas dan

morbiditas baik pada ibu maupun bayinya. Bidan harus mampu melakukan

asuhan sedini mungkin sebagai wujud deteksi dini terhadap komplikasi-

komplikasi yang mungkin terjadi. Oleh sebab itu penulis melakukan studi

kasus kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. U 40 Tahun G4p3a0 Usia Kehamilan 37 Minggu Di Pmb

Bd. Ermiyati. S.Tr. Keb Kec. Sawangan Kota Depok Tahun 2023”.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dari sejak

kehamilan, persalinan, nifas, serta bayi baru lahir pada Ny.U di PMB

Bd. Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023 sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian subjektif asuhan kebidanan pada

masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.U di

PMB Bd. Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023.

b. Dapat melakukan pengkajian objektif asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.U di PMB

Bd. Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023.


c. Dapat melakukan assesment atau diagnosa asuhan kebidanan pada

masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.U di

PMB Bd. Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023.

d. Dapat melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.U di PMB

Bd. Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023.

e. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada masa kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.U di PMB Bd.

Ermiyati S.Tr. Keb Kota Depok tahun 2023.

1.3 Gambaran Khusus

Ny. U (40 tahun) agama islam, pendidikan terakhir SD,

pekerjaan ibu rumah tangga. Ny U merupakan istri dari Tn. R (47

tahun) agama islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan wiraswasta

yang beralamat Gg. Delman RT 003/008 kec. Sawangan, kota

depok. Ny. U mengatakan ini merupakan kehamilan keempat dan

tidak pernah keguguran (G4P3A0). Hari Pertama Haid Terakhir

tanggal 20 Mei 2022 dan Tafsiran Persalinan 27 Februari 2023.

Pada tanggal 6 Februari 2023 pukul 08.30 WIB, Ny. U

datang ke PMB Bd. E dengan kunjungan pertama dengan

mahasiswa, dengan diagnosa ibu : G4P3A0, hamil 37 minggu, ibu

mengatakan tidak ada keluhan untuk saat ini, dengan Tekanan

Darah 100/80 mmHg, Suhu 36,5°C, Nadi 81x/m, Respirasi 21x/m,

Lila 25 cm, Berat Badan 62 kg, Tinggi Fundus Uteri petengahan


pusat dengan prosessus xifoideus (PX) (Mc Donald 30 cm), dan

diagnosa janin : tunggal, hidup, letak kepala dan sudah masuk PAP

(Divergen), dengan Detak Jantung Janin 137x/m, Puntum

Maximum 1 tempat (kuadran kanan bawah pusat).

Pada tanggal 6 Februari 2023 pukul 19.30 WIB, Ny. U datang

ke PMB Bd. E dengan kunjungan ulang yang kedua dengan

mahasiswa, dengan diagnosa ibu : G4P3A0, hamil 37 minggu, ibu

mengatakan mulas, dengan Tekanan Darah 100/80 mmHg, Suhu

36,5°C, Nadi 82x/m, Respirasi 20x/m, Lila 25 cm, BB 62kg, TFU

petengahan pusat dengan prosessus xifoideus (PX) (Mc Donald 30

cm), dan diagnosa janin : tunggal, hidup,letak kepala dan sudah

masuk PAP (Divergen), dengan Detak Jantung Janin 135x/m, PM 1

tempat (kuadran kanan bawah pusat).

Pada tanggal 6 Februari 2023 Pukul 21.00 WIB, Ny. U

G4P3A0, hamil 37 minggu, dengan keluhan mulas semakin sering

dan sejak pukul 20.45 WIB dan keluar lendir . Tekanan Darah 120/80

mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu 36,5C, Respirasi 21x/menit, Denyut

Jantung Janin 137x/menit, Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah

prosesus xifoideus (Mc Donald 30 cm), HIS 4x10’45’’. Pemeriksaan

dalam dinding vagina tidak ada kelainan, porsio teraba lunak tipis,

pembukaan lengkap (10 cm), ketuban sudah pecah spontan pukul

00.30 WIB warna jernih, presentasi kepala, posisi UUK kanan depan,

sutura tidak ada molase, penurunan Hodge IV.


Pukul 01.15 WIB bayi lahir spontan, JK Perempuan, BB 2900

gram, PB 48 cm, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik.

Pukul 01.25 WIB plasenta lahir spontan lengkap. Tidak terjadi

robekan. Jumlah perdarahan ±100 cc ibu dalam keadaan baik.

Dilakukan pemantaua kala IV untuk memantau keadaan umum ibu

dengan pemantauan 15 menit di jam pertama, dan 30 menit di satu

jam terakhir. Pukul 02.20 WIB Neonatus cukup bulan sesuai masa

kehamilan usia 1 jam Detak Jantung Bayi 143x/menit, RR 52x/menit,

suhu 36,8°C, BB 2900 gram, PB 48 cm, kulit kemerahan, bayi cukup

aktif dan dalam keadaan baik, sudah dilakukan penyuntikkan Vitamin

K 1 mg di paha kiri bagian luar dan diberikan salep mata, 6 jam

kemudian disuntikkan HB0 di paha kanan bagian luar.

Pada tanggal 7 Februari 2023 Pukul 10.30 WIB Ny. N usia 40

tahun P4A0 6 jam post partum. Tekanan Darah 120/80 mmHg, nadi

82x/menit, Respirasi 20x/menit, suhu 36,7 oC, TFU 2 jari di bawah

pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan 20 cc, kandung kemih

kosong, pengeluaran lochea rubra, warna kemerahan, baunya khas.

Ibu dan bayi dalam keadaan baik. Bayi neonatus cukup bulan sesuai

masa kehamilan usia 6 jam Detak Jantung Bayi 143x/menit,

Respirasi 49x/menit, suhu 36,8 oC, Berat Badan 2900 gram, Panjang

Badan 48 cm, kulit kemerahan, bayi cukup aktif dan dalam keadaan

baik, sudah dilakukan penyuntikkan HB 0 di paha kanan bagian luar.


Pada tanggal 14 Februari 2023 pukul 17.00 WIB, Ny. U (40

tahun) P4A0 post partum 6 hari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan,

Tekanan Darah 122/87 mmHg, Nadi 83x/menit, Suhu 36,6 oC,

Respirasi 20x/menit, Tinggi Fundus Uteri pertengahan pusat dan

simpisis, kandung kemih kosong, pengeluaran lochea sanguinolenta,

warna merah kecoklatan, baunya khas, jumlahnya ± 10 cc. Bayi

neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari, Detak

Jantung Bayi 146x/menit, Respirasi 50x/menit, Suhu 36,7 oC, Berat

Badan 2.900 gram, Panjang Badan 48 cm, tali pusat sudah puput

tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi tidak kuning, ibu dan bayi dalam

keadaan baik.

Pada tanggal 22 Februari 2023 pukul 16.00 WIB, Ny. U (40

tahun) P4A0 post partum 2 minggu. Ibu mengatakan tidak ada

keluhan, Tekanan darah 138/88 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu

36,5oC, Respirasi 21x/menit, Tinggi Fundus Uteri tidak teraba,

kandung kemih kosong, pengeluaran lochea serosa, warna

kecoklatan, baunya khas, jumlahnya ± 10 cc. Bayi neonates cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu, Detak Jantung Bayi

146x/menit, Respirasi 50x/menit Suhu, 36,7 oC, Berat badan 3.100

gram, Panjang badan 49 cm, tali pusat sudah puput tidak ada tanda-

tanda infeksi, bayi tidak kuning, ibu dan bayi dalam keadaan baik.
1.4 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Pengambilan kasus Ny. U dilakukan di Praktik Mandiri Di

Pmb Bd.Emiyati S.Tr.Keb Kota Depok dengan menerapkan asuhan

kebidanan yang dimulai tanggal :

1. Waktu 
a) ANC (Antenatal Care)
1) Kunjungan ANC ke I pada hari Senin, 6 Februari 2023,
Pukul 08.30 WIB di PMB Bidan E.
2) Kunjungan ANC ke II pada hari, Seniin, 6 Februari 2023,
Pukul 19.30 WIB di PMB Bidan E.
b) INC (Intra Natal Care)
1) Ibu bersalin pada hari Selasa, 7 Februari 2023, pukul 00.15
WIB di ruangan VK PMB Bidan E.
c) PNC (Post Natal Care)
1) Asuhan nifas pertama pada hari Selasa, 7 Februari 2023,
pukul 04.30 WIB di ruang nifas PMB Bidan E.
2) Asuhan nifas 6 jam pada hari Selasa, 7 Februari 2023,
pukul 10.30 WIB di ruang nifas PMB Bidan E.
3) Asuhan nifas kedua pada hari Selasa, 14 Februari 2023,
pukul 17.00 WIB di ruang nifas PMB Bidan E.
4) Asuhan nifas ketiga pada hari Rabu, 22 Februari 2023,
pukul 16.00 WIB di ruang nifas PMB Bidan E.
5) Asuhan nifas keempat pada hari

2. Tempat
Lokasi studi kasus ini yaitu di : PMB Bidan. E Jalan Jinjing
No. 71, Rt 05/02 Pasir Putih, Kec. Sawangan, Kota Depok.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Asuhan Kebidanan Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan ialah suatu proses alami dalam kehidupan terjadinya

pembuahan sel telur oleh sel spema di masa ovulasi yang berproses menjadi

janin dan selama kehamilan ibu harus diberikan perawatan yang penting

serta intervensi yang tepat (Homer, 2019; I. K. Sari, 2015; World Health

Organization, 2017).

Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel

sperma sehingga terjadi fertilasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya

janin (Syaiful et al, 2019)

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40

minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,

2017).

Dari pengertian – pengertian di atas, disimpulkan bahwa kehamilan

merupakan sebuah proses alami bertemunya sel telur dan sel sperma yang

dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin dengan lama kehamilan

normal adalah 40 minggu serta selama kehamilan ibu harus diberikan

perawatan yang tepat.


2. Klasifikasi Kehamilan

Kehamilan dapat di diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu :

a. Trimester ke satu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12

minggu)

b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu)

c. Trimester ketiga dari bulan tujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

3. Perubahan Fisiologi Masa Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita

mengalami perubahan yang mendasaar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam

perkembangannya mengeluarkan hormib somatomamotropin, estrogen, dan

progesteron yang menyebabkai perubahan pada bagian – bagian tubuh

dibawah ini :

a. Perubahan sistem reproduksi

1) Uterus

Adapun perubahan uterus pada tiap trimester yang dialami

oleh ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a) Trimester I

Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti

bentuk aslinya. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah

fundus dan konpus akan membulat dan akan menjadi bentuk afris

pada usia kehamilan 12 minggu. Panjang uterus akan bertambah

lebih cepat dbandingkan lebarnya sehingga berbentuk oval. Ismus


uteri pada minggu pertama mengadakan hipertropi seperti korpus

uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak

yang dikenal dengan tanda hegar.

b) Trimester II

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran urerus adalah

30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.

Pada saat itu, rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi

otot rahim, serabut serabut kolagennya menjadi higroskopik dan

endometrium menjadi desidua.

c) Trimester III

Pada akhir kemahilan, uterus akan membesar dalam rongga

pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh

dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan ke atas.

Uterus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan

uterus akan berotasi ke arah kanan, dekrotasi ini disebabkan

adanya rektosogmold di daerah kiri pelvis.

Tabel 2.1 Penambahan Ukuran TFU per tiga jari


Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
(Minggu) (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertenghan pusat
36 3 jari di bawah prosesus xipoideus
(px)
40 Pertengahan pusat – psoesus
xipoideus (px)
(Sumber : Sulistyawati, 2013)
Gambar 2.1
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Kehamilan
(Lili, Dwiyan 2016, https://www.alodokter.com, diunduh tanggal 12
Oktober 2022)

2) Serviks Uteri

Serviks uteri merupakan bagian dari rahim yang menonjol

kedalam vagina pada kondisi normal berwarna pink dan permukannya

licin. Adapun perubahan serviks uteri pada tiap trimester yang dialami

oleh ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a) Trimester I

Berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini

terjadi akibat penurunan konsenttrasi kolagen secara keseluruhan.

Dengan sel – sel otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen

bersatu dengan arah paralel terhadap sesamanya sehingga serviks

menjadi lunak pada dinding kondisi tidak hamil, tetapi mampu

mempertahankan kehamilan
b) Trimester II

Konsistensi serbiks menjadi lunak dan kelenjar – kelanjar

di servisk akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi

lebih banyak.

c) Trimester III

Terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.

Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif

dilusi dalam keadaan menyebar (disferse). Proses perbaikan serviks

terjadi setelah persalinan, sehingga siklus kehamilan yang

berikutnya berulang.

3) Vulva/Vagina

Jenni (2016, dalam Wardani, 2018) mengatakan bahwa

gambaran fisiologis vagina pada ibu hamil diantarnya adalah terjadi

perubahan hormon estrogen yang menyebabkan peningkatan air dalam

mukus serviks, sehingga sekret vagina bertambah banyak. Hormon

estrogen juga mempengaruhi peningkatan vaskularisasi dan hiperemia

pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna

kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda chadwick. Perubahan

pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa,

pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat

peregangan otot polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak.

Adapun perubahan vulva/vagina pada tiap trimester yang

dialami oleh ibu hamil yaitu sebagai berikut :


a) Trimester I

Pengaruh hormon estrogen menyebabkan vagina dan vulva

mengalami peningkatan pembuluh darah sehinggu nampak

semakin merah dan kebiru – biruan. Hormon kehamilan

mempersiapkan vagina supaya distensi selama pesalinan dengan

memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat yang

longgar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina. Sel – sel

vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen.

Sel – sel yang tinggal membentuk rabas vagina yang kental

dan berwarna keputihan yang disebut leukore, selama masa hamil

pH sekresi vagina menjadi asam. Keasaman berubah dari 4

menjadi 6,5. Peningkatan pH membuat wanita hamil lebih rentan

terhadap infeksi vagina, khususnya jamur. Leukore adalah rebas

mukoit berwarna keabuan dan berbau tidak enak.

b) Trimester II

Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat

dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh darah alat

genetalia membesar. Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera

panggul lain menyebabkan sensitivitas mencolok. Peningkatan

sensitivitas dapat meningkatkan keinginan seksual, khususnya pda

trimester kedua.
c) Trimester III

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan pesiapan untuk mengalami peregangan pada waktu

persalinan dengan meingkatnya ketebalan mukosa, mengendornya

jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos. Perubahan ini

mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

4) Ovarium

Adapun perubahan ovarium pada tiap trimester yang dialami

oleh ibu hamil yaitu sebagai berikut :

a) Trimester I

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

gravidarum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira – kira 3

cm, kemudian korpus luteum mengecil setelah plasenta berbentuk.

Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan

folikel baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium.

b) Trimester II

Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk

dan menggantikan fungsi korpus luteum gravidarum.

c) Trimester III

Korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena sudah

digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.


b. Perubahan pada payudara

Adapun perubahan payudara pada tiap trimester yang dialami oleh

ibu hamil yaitu sebagai berikut :

1) Trimester I

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomatropipn, estrogen, dan progesteron akan tetapi belum

mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropik sistem

saluran, sedangkan progesteron menambah sel – sel asinus pada

payudara.

Rasa penuh peningkatan sentifitas, rasa geli, dan rasa berat di

payudara mulai timbul sejak minggu ke 6 gestasi. Perubahan

payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensitifitas payudara

bervariasi dari rasa geri ringan sampai tajam.

2) Trimester II

Pada kehamilan setelah 12 minggu, dari putting susu dapat

mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.

Colostrum ini berasal dari asinus yang mulai besekresi. Selama

trimester kedua dan ketiga pertumbuhan kelenjar mamae membuat

ukuran payudara meningkat secara progresif

3) Trimester III

Perubahan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin

meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih

seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai
anak lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan

banyak mengandung lemak (colostrum).

c. Perubahan sistem endokrin

1) Trimester I

Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi

untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan

nifast. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi dua

kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan –

perubahan hormon selama kehamilan terutama akibat reproduksi

estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormon – hormon yang

dikeluarkan oleh janin.

2) Trimester II

Adanya peningkatan hormone estrogen dan progesterone

serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH.

3) Trimester III

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran saat persalinan

akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.Pengaturan

konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium,

fosfat, hormon pada tiroid, vitammin D, dan kalsium.

d. Perubahan sistem pernafasan

Adapun perubahan sistem pernafasan pada tiap trimester yang

dialami oleh ibu hamil yaitu sebagai berikut :


1) Trimester I

Pada trimester I, peningkatanan kadar estrogen menyebabkan

ligamentum pada rangka iga berileksasi sehingga ekspansi rongga

dada meningkat. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi

nafasnya hanya sedikit meningkat.

2) Trimester II

Pada trimester II, karena adanya penurunan karbondioksida

ibu hamil sering mengeluarkan sesak nafas sehingga meningkatkan

usaha bernafas.

3) Trimester III

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya

terjadi pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan

oleh karena uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus

dan mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm

sehingga kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil

meningkat sampai 20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

oksigen wanita hamil bernapas. Dalam peningkatan hormon estrogen

pada kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan vaskularisasi

pada saluran pernapasan atas.

e. Sistem perkemihan

1) Trimester I

Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan

sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini akan hilang dengan


tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul

dan ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan

sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengsekresi produk

sampai janin.

2) Trimester II

Kandung kemih yang tertekan oleh uterus mulai berkurang,

kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati ke arah

abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih

bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan

oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi

ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan

berdarah.

3) Trimester III

Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul. Keluhan

sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai

tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan

dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvisi kiri akibat pergeseran

uterus yang berat dari kanan. Perubahan – perubahan ini membuat

pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih

besar dan juga memperlampat laju aliran urin.

f. Sistem Pencernaan

1) Trimester I
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas

otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam

hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejara

berupa pyrosis yang disebabkan oleh reflex asam lambung ke esofagus

bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus

sfinger esophagus bagian bawah

Mual terjadi akibat penurunan asam hidrolik dan penurunan

motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus

besar. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mula dan

muntah yang terjadi. Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi

setelah persalinan akan berkurang secara spontan.

2) Trimester II

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormno

progesteron yang meningkat. Wasir cukup sering ada sebagian besar

akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena – vena dibawah uterus,

termasuk haemoroid. Panas perut terjadi karena aliran balik asam gas ke

dalam esophagus bagian bawah.

3) Trimester III

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesterin

yang meningkat. Selai itu, perut kembung juga terjadi karena tekanan

uterus yang membesar dalam rongga perut, khususnya saluran

pencernaan, usus besar, kearah atas, dan lateral.

g. Sistem kasdiovaskulers
1) Trimester I

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang

membesar pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi

berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma maternal mulai

meningkat pada usia kehamilan 10 minggu. Perubahan rata – rata

volume plasma maternal berkisar antara 20 - 100%.

Selain itu pada minggu kelima cardiac output akan meningkat

dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi retensi vaskuler sistemik.

Antara minggu ke 10 terjadi peningkatan preload. Pada akhir trimester

I terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya

cardiac output.

2) Trimester II

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi

proses hemodelusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi

sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan

auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung

Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan

perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada masa hamil

3) Trimester III

Selama kehamilan jumlah leukosit akan mengalami

peningkatan yakni berkisar antara 5000 – 12000 dan mencapai

pucaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar antara 14000 –
16000. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang

sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang

berat. Distribusi tipe sel juga akan mengiami perubahan. Pada

kehamilan, terutama trimester III, terjadi peningkatan jumlah

granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

h. Sistem Integumen

1) Trimester I

Perubahan keseimbangan hormone dan peregangan mekanis

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem

integument selama masa kehamilan.Perubahan yang umumnya terjadi

adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal,

hiperpegmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas

kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan

aktivitas Jaringan elastis kulit mudah pecah menyebabkan striae

gravidarum.

2) Trimester II

Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan

progesterone, kadar HSHH pun meningkat. Terjadi perubahan

deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan

pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpegmentasi ini terjadi pada

striae gravidarum lividae atau alba, areola mamae, papilla mamae,

linea nigra, pipih (cloasma gravidarum). Setelah persalinan

hiperpigmentasi ini akan menghilang.


3) Trimester III

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai

daerah payudara dan pada perubahan ini dikenal dengan striae

gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikratik

dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris

pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

disebut dengan linea nigra.

i. Sistem Metabolisme (Trimester I – III)

Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi. BMR

meningkat hingga 15 – 20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir

Akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan

kalori dalam pekerjaan sehari-hari. BMR kembali hari ke 5 atau ke-6 pasca

partum. Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin,

plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan

kerja jantung ibu. Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar karena kebutuhan nutrisi makin

tinggi.

j. Sistem Muskuloskeletal

Adapun perubahan uterus pada tiap trimester yang dialami oleh ibu

hamil yaitu sebagai berikut :

1) Trimester I
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada

musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan

progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan ligament

juga meningkatkan jumlah cairan synovial.

Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasa normal

apabila asupan nutrisi khususnya prosuk susu terpenuhi. Karena

pengaruh hormone estrogen dan progesterone. Terjadi relaksasi dari

ligament ligamen dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari

sambungan atau otot pada pelvik. Perubahan tersebut dapat

meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang

yang muncul karena penambahan umur kehamilan.

2) Trimester II

Pada trimester kedua, mobilitas persendian akan berkurang

terutama pada persendian siku dan pergelangan tangan dengan

meningkatkan retensi cairan pada jaringan konektif atau jaringan yang

berhubungan disekitarnya.

3) Trimester III

Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan

tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara

menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul

miring kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat


badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat

gravitasi wanita bergeser ke depan.

k. Sistem Saraf (Trimester I – III)

Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui.

Gejala neurologis dan neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah:

Terjadi perubahan sensori tungkai bawah disebabkan oleh kompresi saraf

panggul dan stasis vaskular akibat pembesaran uterus.

Adapun perubahan sistem saraf pada yang dialami oleh ibu hamil

yaitu sebagai berikut :

1) Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi

tarikan saraf atau kompresi akar saraf dapat menyebabkan perasaan

nyeri.

2) Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf

median di bawah karpalis pergelangan tangan, sehingga

menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan

menjalar kesiku, paling sering terasa pada tangan yang dominan.

3) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan

pada segmen pleksus brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa

baal atau gatal di tangan).

4) Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat

disebabkan oleh suatu keadaan hipokalsemia.

5) Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang

tidak stabil, hipotensi postural atau hipoglikemia.


4. Perubahan Psikologis Masa kehamilan

Kehamilan merupakan suatu fase maturase yang penuh tekanan

sekaligus menjadi kesempatan seorang wanita untuk mempersiapkan

tingkatan baru dalam memberikan asuhan dan tanggung jawab. Pada semua

tingkatan usia, wanita menggunakan masa kehamilan sebagai momen

adaptasi pada peran keibuan, serta 14 menjadi sebuah proses pembelajaran

sosial dan kognitif yang kompleks.

Mochtar (2011, dalam Lestari 2021) mengatakan bahwa perubahan

psikologis yang terjadi pada sebagian ibu hamil trimester pertama dan

trimester ketiga cenderung mengalami kecemasan, sedangkan pada trimester

kedua ibu hamil cenderung menunjukkan penerimaannya terhadap

kehamilan. kecemasan yang ditunjukkan pada trimester pertama dan ketiga

biasanya memiliki perbedaan. Pada trimester pertama kecemasan yang

ditunjukkan ibu hamil merupakan kecemasan terhadap kondisi

kehamilannya, lain halnya dengan kecemasan pada trimester ketiga. Pada

trimester ketiga kebanyakan ibu hamil merasakan gejolak kecemasan yang

baru, biasanya kecemasan yang timbul adalah kecemasan dalam

menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab dalam mengasuh bayi

yang akan dilahirkannya.

5. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

Tabel 2.2
Ketidaknyamanan Pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya

No Ketidak Nyamanan Cara Mengatasi


1. Sering buang air kecil pada a. Penjelasan mengenai sebab dan
trimester I dan II terjadinya
No Ketidak Nyamanan Cara Mengatasi
b. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing
2. Striae gravidarum Tampak a. Gunakan emolien topical atsu anti
jelas pada bulan ke 6-7 pruritik jika ada indikasinya
b. Gunakan baju longgar yang dapat
menopang payudara dan abdomen
3. Haemoroid timbul di a. Hindari konstipasi
trimester II dan III b. Makan makanan yang berserat dan
banyak minum
c. Gunakan kompres es dan air hangat
secara perlahan dan masukkan
kedalam anus setelah selesai BAB
4. Kelelahan pada trimester I a. Yakinkan bahwa ini normal
b. Dorong ibu untuk sering beristirahat
c. Hindari istirahat yang berlebihan
5. Keputihan terjadi di trimester a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi
II dan III setiap hari
b. Memakai pakaian dalam dari bahan
katun yang mudah menyerap
c. Konsumsi sayur dan buah
6. Keringat bertambah secara a. Pakailah pakaian yang tipis dan
perlahan longgar
b. Tingkatkan asupan cairan
c. Mandi secara teratur
7. Sembelit trimester II dan III a. Tingkatkan diet asupan cairan
b. Banyak minum air

8. Keram pada kaki setelah a. Kurangi konsumsi susu (kandungan


kehamilan 24 minggu fosfornya tinggi)
b. Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot
c. Gunakan penghangat untuk otot
9. Mengidam a. Tidak perlu takut untuk diet selama
memenuhi kebutuhan
b. Jelaskan tentang bahaya makanan
No Ketidak Nyamanan Cara Mengatasi
yang tidak bisa diterima, mencakup
gizi yang diperlukan
c. Serta memuaskan rasa menurut kultur
10. Nafas sesak pada trimester II a. Jelaskan Penyebab fisiologisnya
dan III b. Dorong agar segaja mengatur laju dan
dalamnya pernafasan normal
c. Merentangkan tangan di atas kepala
serta menarik nafas panjang
11 Nyeri ligamentum rotundum a. Beri penjelasan akbibat dari nyeri
pada trimester II dan III b. Tekuk lutut ke arah abdomen
c. Gunakan bantalan pemanas pada area
yang terasa sakit
d. Gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal lainnya
letakkan diantara lutut sewaktu dalam
posisi berbaring miring
12 Berdebar-debar (palpitasi Jelaskan bahwa ini merupakan hal
jantung) mulai akhir trimester yang normal dalam kehamilan
I
13 Panas perut (heart burn) a. Makan dengan porsi sedikit saja,
mulai bertambah sejak namun sering
trimester II dan bertambah b. Hindari makanan yang mengandung
dengan lemak
No Ketidak Nyamanan Cara Mengatasi
semakin lamanya kehamilan, a. Hindari rokok maupun asapnya,
akan hilang pada waktu alkohol serta coklat dan kunyah
persalinan permen karet jika bersedia
b. Hindari berbaring setelah selesai
makan
14 Perut kembung pada trimester a. Hindari makanan yang mengandung
II dan III gas
b. Mengunyah makanan dengan
sempurna
c. Pertahankan buang air besar secara
teratur
15. Pusing atau sincope pada a. Bangun secara perlahan dari posisi
No Ketidak Nyamanan Cara Mengatasi
trimester II dan III istirahat
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak
c. Hindari berbaring secara perlahan
16. Mual dan muntah terjadi pada a. Hindari bau atau faktor penyebabnya
trimester I Konsumsi biskuit atau roti sesaat
sebelum bangun dari tempat tidur
pada pagi hari
b. Makan sedikit tapi sering
c. Duduk tegak setiap kali selesai
makan
d. Hindari makan makanan yang
berminyak atau berbumbu tajam
e. Makan makanan kering atau ringan
17. Sakit punggung atas dan a. Gunakan posisi tubuh yang enak
bawah pada trimester II dan b. Gunakan bra yang menopang dengan
III ukuran yang tepat
c. Jangan menggunakan kasur yang
keras
18. Varices pada kaki di trimester a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring
II dan III b. Jaga agar kaki tidak bersilang
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu
lama
(Sumber : Sulistyawati, 2013)

6. Pemeriksaan Ibu Hamil (Antenatal Care) 10T

a. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Susilowati (2016, dalam Prabawani, 2021) mengatakan bahwa

Antenatal Care (ANC) merupakan proses pemeliharaan janin dalam

kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam

proses kehamilan terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan,

terdiri dari mulai ovulasi, pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa


dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi

(implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan

Kuspriyanto, 2016).

b. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2018), tujuan dari

dilaksanakannya Antenatal Care atau pemeriksaan kehamilan yaitu,

sebagai berikut :

1) Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan

pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.

2) Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi

saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan

tindak pembedahan. 

3) Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.

4) Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi

dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan

terjadi pada masa persalinan.

5) Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.

6) Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima

kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.

7) Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik

serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya


Sedangkan menurut Kurniasari (2016) tujuan dari dilakukannya

Antenatal Care (ANC) diantaranya adalah :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

air susu ibu (ASI) eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pelaksaan Antenatal Care (ANC) yaitu untuk memantau kemajuan proses

kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang

janin yang ada di dalamnya dan juga memantau proses persalinan

sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan

trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.

c. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) 10T

Penerapan standar pelayanan Antenatal Care (ANC) 10, meliputi :


1) Ukur Berat Badan dan Tinggi Badan (T1)

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum

hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9

kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yaitu tergolong normal

adalah 0,4- 0,5 kg tiap minggu mulai dari TM II. Berat badan ideal

untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu

sebelum hamil.

Indeks masa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan

dan berat badan. Ada rumus untuk menghitung IMT, yaitu :


Tinggi Badan (m2)
IMT =
BB sebelum hamil

Tabel 2.3
Klasifikasi IMT Pada Ibu Hamil
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas  29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5

(Sumber : Kurniasari, 2017)

2) Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) (T2)

Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan secara rutin setiap

ANC. Diharapkan status gizi hamil tidak kekuranga energi kronik

(KEK) yang mana ukuran LILA normalnya yaitu 23,5 cm. Jika

seorang wanita atau ibu hamil memiliki LILA yang kurang dari 23,5
cm maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami kekurangan

energi kronik (KEK).

3) Ukur Tekanan Darah (T3)

Tekanan darah yang normal yaitu 100/70 – 140/90 mmHg.

Pada ibu hamil tekanan darahnya harus diukur setiap kali datang

atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik

wwaspada adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Bila tekanan

darah pada ibu hamil melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai

adanya preeklampsi. Apabalia turun di bawah normal maka

diperkirakan mengalami hipotensi atau bisa saja mengalami anemia.

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T4)

Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU) menggunakan

Teknik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan

berdasarkan minggu dan hasilnya bisa dibandingkan dengan

anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan

janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan usia

usia kehamilan (UK) dalam minggu yang dicantumkan dalam

HPHT. Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi

fundus uteri dengan Teknik Mc. Donald biasanya dilakukan pada

saat usia kehamilan mencapai 22 minggu.

Namun, sebelum pengukuran harus dilakukan pemeriksaan

palpasi pada abdomen terlebih dahulu. Cara mengukur tinggi fundus

uteri menggunakan Teknik palpasi abdominal menurut Leopold


terdiri dari 4 tahap, yaitu Leopold I tujuannya untuk menentukan

usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang berada pada fundus

uteri, Leopold II untuk menentukan batas samping rahim dan letak

punggung janin, Leopold III untuk menentukan apakah bagian tubuh

janin yang berada dibagian bawah rahim serta sudah masuk panggul

atau belum, dan Leopold IV tujuannya untuk menentukan bagian

tubuh janin yang terletak di bawah dan berapa bagian kepala janin

yang sudah masuk panggul.

Gambar 2.2
Pemeriksaan Leopold
(winata, sastra. 2019, erepo.unud.ac.id.com , diunduh pada tanggal
12 Oktober 2022.

5) Pemberian Tablet Fe (T5)

Pemberian tablet tambah darah dimulai dengan memberikan

satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang minimal

90 tablet selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan volume

darah pada ibu hamil, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat

seiring dengan pertumbuhan janin. Tablet fe sebaiknya tidak


diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu

penyerapan.

6) Pemberian Imunisasi TT (T6)

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat

seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan

dilakukan pada minggu ke-4, dengan dosis 0,5 cc dan disuntikkan

secara IM. Vaksin Tetanus Toxoid (TT) aman diberikan kepada ibu

hamil dan telah diteliti dapat mencegah infeksi tetanus neonatal pada

bayi baru lahir, serta mencegah resiko retanus pada ibu serta janin

dalam kandungan.

Tabel 2.4 Tetanus Interval dan Lama Perlindungan


Tetanus Toxoid
Imunisasi Waktu Minimal Lama
Pemberian Perlindungan

TT1 Kunjungan Pertama Langkah awal


pembentukan kekebalan
tubuh
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 25 tahun/seumur hidup
(Sumber: Dewi dan Sunarsih, 2012)

7) Pemeriksaan Laboratorium (T7)

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang penting dan harus

dilakukan Ketika hamil diantaranya :

a) Uji Urin

Tujuan dari pemeriksaan urin yaitu untuk mendeteksi bila

terjadi infeksi saluran kemih dan kelainan lainnya yang terdapat


pada saluran kemih. Adanya infeksi di saluran kemih haruslah

diwaspadai, karena dapat menyebabkan kontraksi dan kelahiran

premature atau ketuban pecah terlalu dini. Selain itu juga

pemeriksaan urin bertujuan untuk memeriksa adanya protein

dalam urin pada ibu hamil. Protein urin ini untuk mendeteksi ibu

hamil ke arah preeklamsi.

b) Pemeriksaan Darah

Kelainan yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah

yaitu antara lain anemia (kadar hemoglobin rendah) yang biasanya

terjadi pada ibu hamil, kekurangan zat besi, kekurangan asam folat

yang 40 merupakan kelainan produksi hemoglobin yang bersifat

genetik. Selain itu juga bisa untuk mengetahui golongan darah ibu

hamil (bagi yang belum mengetahui) dan mempersiapkan donor

bagi ibu hamil bila diperlukan.

c) Pemeriksaan Kadar Glukosa dalam Darah

Pemeriksaan ini tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah

ibu hamil mengalami DMG (diabetes mellitus gestasional)

kencing manis dalam kehamilan.

d) Pemeriksaan Triple Eliminasi

Pemeriksaan triple eliminasi merupakan sebuah

pemeriksaan untuk mendeteksi apakah ibu terinfeksi HIV, Sifilis

dan Hepatitis B yang dapat menular ke bayi.


Pemeriksaan Triple eliminasi merupakan upaya pemerintah

untuk memutus rantai penularan Hepatitis B, Sifilis, dam HIV dari

ibu ke anak

8)Tentukan Presentasi Janin dan (DJJ) (T8)

Pemeriksaan DJJ dilakukan untuk mengetahui kesehatan ibu

dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim

ibu. Denyut jantung janin normal yaitu 120-160x/menit. Pemeriksaan

denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung

janin dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu (4 bulan).

Gambaran denyut jantung janin (DJJ) :

a) Takikardi berat : denyut jantung di atas 180x/menit

b) Takikardi ringan : denyut jantung antara 160-180x/menit

c) Normal : denyut jantung janin antara

120-160x/menit

d) Bradikardia ringan : denyut jantung janin antara

100-119x/menit

e) Bradikardia sedang : denyut jantung janin antara 80-100x/menit

f) Bradikardia berat : denyut jantung janin kurang dari 80x/menit

9) Tatalaksana/Penanganan Khusus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga


kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani di rujuk sesuai

dengan sIstem rujukan.

10) Temu wicara/ Konseling (T10)

Konseling merupakan suatu bentuk wawancar (tatap muka)

yang tujuannya untuk menolong orang lain memperoleh pengertian

yang lebih jelas dan lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya

untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapinya.

d. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mendeteksi apakah ada

komplikasi atau tidak pada kehamilan. Adapun beberapa pemeriksaan

yang harus dilakukan pada ibu hamil, yaitu sebagai berikut :

1) Pemeriksaan fisik umum : berat badan, tinggi badan, tanda-tanda vital

(tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi).

2) Kepala dan leher : oedema di wajah, ikterus pada mata, bibir pucat,

leher meliputi pembesaran saluran limfe, pembengkakan kelenjar

getah bening dan peningkatan vena jugularis (JVP).

3) Payudara : ukuran, simetris, putting payudara, menonjol/masuk,

keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi, massa, dan nodul

axilla.

4) Abdomen : adanya luka bekas operasi atau tidak, tinggi fundus uteri

(jika >12 minggu), letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala


(jika >36 minggu), mendengar denyut jantung janin (bila kehamilan

lebih dari 16 minggu).

5) Tangan dan kaki : oedema di jari-jari tangan, kuku jari pucat, varices

vena, dan reflek.

6) Genetalia luar (eksterna) : varices, pendarahan, luka, cairan yang

keluar, kelenjar bartholini : bengkak (massa), cairan yang keluar.

7) Genetalia dalam (interna) : serviks meliputi cairan yang keluar, luka

(lessi), kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau membuka : vagina

meliputi cairan yang keluar, luka, darah, ukuran adneksa, bentuk,

posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada trimester pertama)

2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks

sehingga janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran

normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan adanya kontraksi rahim

pada ibu. Prosedur secara ilmiah lahirnya bayi dan plasenta dari rahim

melalui proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus yang

menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim

(Irawati, Muliani, & Arsyad, 2019)

Kurniarum (2016, dalam Kriscanti 2021) mengatakan dalam

pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian

pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran


plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

ibu sendiri).

Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks

sehingga janin dapat turun ke jalan lahir serta merupakan prosedur

secara ilmiah lahirnya plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai

dengan terdapat kontraksi uterus yang menimbulkan terjadinya dilatasi

serviks atau pelebaran mulut rahim

2. Jenis – jenis persalinan

Menurut Kusumawardani (2019), jenis – jenis persalinan dibagi

menjadi tiga, diantaranya:

a. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan secara

langsung menggunakan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang berlangsung

dengan bantuan atau pertolongan dari luar, seperti: ekstraksi forceps

(vakum) atau dilakukan operasi section caesaerea (SC).

c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi sudah

cukup mampu bertahan hidup diluar rahim atau siap dilahirkan.

Tetapi, dapat muncul kesulitan dalam proses persalinan, sehingga

membutuhkan bantuan rangsangan dengan pemberian pitocin atau

prostaglandin
3. Tanda – tanda persalinan

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam pintu atas

paggul (PAP). Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan

hubungan normal antara power (his), passage (jalan lahir), passanger

(penumpang). Pada multipara gambarannya menjadi tidak jelas seperti

primigravida, karena masuknya kepala janin ke dalam panggul terjadi

bersamaan dengan proses persalinan (Sulistyawati, 2013).

Berikut adalah tanda-tanda dimulainya persalinan menurut

Jenny J.S Sondakh (2013) :

a. Terjadinya his persalinan. Saat terjadi his ini pinggang terasa sakit

dan menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval lebih pedek, dan

kekuatan makin besar, serta semakin beraktivitas (jalan) kekuatan

akan makin bertambah.

b. Pengeluaran lendir dengan darah. Terjadinya his persalinan

mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yang akan

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Hal tersebut

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas dan

pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan.

c. Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian

besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah

adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan

berlangsung kurang dari 24 jam.


d. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam yakni

pelunakan

serviks, pendataran seviks, dan pembukaan serviks.

Tabel 2.5
Karakteristik Persalinan Sesungguhnya dan Persalinan Semu
Persalinan Sesungguhnya Persalinan Semu
Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri dan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri
perlahan semakin pendek yang satu dengan yang lain
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan
bertambah kontraksi
Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
menyebar ke depan
Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP Kepala belum masuk PAP walau ada kontraksi
diantara kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yang efisien
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu
sesungguhnya
(Sumber : Sumarah, 2012)

4. Fase persalinan

a. Fase persalinan kala I

Menurut Girsang (2017)), beberapa jam terakhir dalam

kehamilan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan

penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan

lahir normal. Persalinan kala satu disebut juga sebagai proses

pembukaan yang dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan

lengkap (10cm) (Girsang, 2017).

Kala satu persalinan terdiri dari 2 fase, yaitu sebagai berikut.

1) Fase Laten
Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang

regular sampai terjadi dilatasi serviks yang mencapai ukuran

diameter 3 cm. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam.

Pada fase ini dapat terjadi perpanjangan apabila ada ibu yang

mendapatkan analgesic atau sedasi berat selama persalinan. Pada

fase ini terjadi akan terjadi ketidaknyamanan akibat nyeri yang

berlangsung secara terus- menerus.

2) Fase Aktif

Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi lebih

cepat, dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi

serviks dengan diameter kurang lebih 4 cm sampai dengan 10

cm. Pada kondisi ini merupakan kondisi dimana ibu merasakan

ketidaknyamanan yang berlebih disertai kecemasan dan

kegelisahan menuju proses melahirkan.

b. Fase persalinan kala II

Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir. Proses ini

berlangsung selama kurang 12 lebih 2 jam pada ibu primigravida dan

kurang lebih 1 jam pada ibu multigravida.

Adapun tanda dan gejala yang muncul pada kala dua adalah

sebagai berikut :

1) Kontraksi (his) semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dengan

durasi 50-100 detik


2) Menjelang akhir kala satu, ketuban akan pecah yang ditandai

dengan pengeluaran cairan secara mendadak dan tidak bisa

dikontrol

3) Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dengan

diikuti rasa ingin mengeja

4) Kontraksi dan mengejan akan membuat kepala bayi lebih

terdorong menuju jalan lahir, sehingga kepala mulai muncul

kepermukaan jalan lahir, sub occiput akan bertindak sebagai

hipomoklion, kemudian bayi lahir secara berurutan dari ubun-

ubun besar, dahi, hidung, muka, dan seluruhnya.

c. Fase persalinan kala III

Kala tiga disebut juga kala persalinan plasenta. Lahirnya

plasenta dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda

sebagai berikut :

1) Uterus menjadi bundar

2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

Rahim;

3) Tali pusat bertambah panjang;

4) Terjadi perdarahan (adanya semburan darah secara tiba-tiba

5) Biasanya plasenta akan lepas dalam waktu kurang lebih 6-15

menit setelah bayi lahir.

d. Fase persalinan kala IV


Kala empat adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah

bayi dan plasenta lahir yang bertujuan untuk mengobservasi

persalinan terutama mengamati keadaan ibu terhadap bahaya

perdarahan postpartum. Pada kondisi normal tidak terjadi perdarahan

pada daerah vagina atau organ setelah melahirkan plasenta.

5. Asuhan Persalinan Normal

a. Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Saifudin

(2007: 100, dalam Ayunda 2019).

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih

dan aman selama persalinan dan dan setelah bayi lahir, serta upaya

pencegahan komplikasi terutama pendarahan pasca persalinan,

hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus

utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini

merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan

menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin

terjadi. (Prawirohardjo, 2016)

b. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan dari asuhan persalinan yaitu untuk mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi


ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan

lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan

persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang optimal.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

Suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dapat berjalan dengan normal

(eutocia) apabila ketika faktor fisik 3 P yaitu power, passage, dan

passanger dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu terdapat 2 P

yang merupakan faktor lain secara tidak langsung dapat

mempengaruhi jalannyapersalinan, terdiri atas psikologi dan

penolong. Dengan mempengaruhi faktor-faktor persalinan maka jika

terjadi penyimpangan atau persalinan maka jika terjadi

penyimpangan atau persalianan yang dapat memperngaruhi jalannya

persalinan.

1) Power (tenaga/kekuatan)

Kekurangan yang mendorong janin dalam persalinan adalah

his, kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari

ligament. Kekuatan primer yang di perlukan dalam persalinan adalah

his, sedangkan sebagai kekutan sekundernya dalah tenaga meneran

ibu,. His adalah kontraksi otot otot rahim pada persalinan pada bulan
terakhir dari kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada

kontraksi rahim yang di sebut his.

2) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yaitu bagian tulang yang

padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh

karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum

persalinan di mulai. Jalan lahir di bagi atas:

1) Jalan lahir keras (tulang panggul)

Tulang panggul tersusun atas 4 tulang yakni 2 tulang koksa,

sacrum, dan koksigis yang dihubungkan oleh 3 sendi. Bagian

bagian os. Illium yang penting adalah krista iliaka, spina ischiadika

anterior superior. Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan

saluran ukuran panggul juga berbeda. Diameter bidang pintu atas,

panggul tengah, pintu bawah, dan sumbu jalan lahir menetukan

mungkin tidaknya persalinan pervagina berlangsung dan

bagaimana janin dapat menuruni jalan lahir.

a. Bidang panggul Bidang hodge adalah bidang semu sebagai

pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan, yaitu

seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam /

vagina toucher (VT). Bidang hodge terbagi menjadi 4 yaitu :

(1) Bidang hodge 1: bidang setinggi pintu atas panggul (PAP)

yang di bentuk oleh promontorium, artikulasio, sakro iliaka,


sayap sacrum, linea imominsta, ramus superior, os. Pubis,

tepi atas sympisis pubis.

(2) Bidang hodge II: bidang setinggi pinggir bawah simfisis

pubis, berhimnpit dengan PAP (hodge I).

(3) Bidang hodge III : bidang setinggi spina ischiadica

berhimpit dengan PAP (Hodge I).

(4) Bidang hodge IV : Bidang setinggi ujung koksigis

berhimpit dengan PAP (Hodge I).

b. Stations (hodge)

Adalah hubungan anatara bnagian terendah dari bagian

bawah janin dengan garis bayangan yang di tarik antara dua

spina ischiadika pada panggul perempuan.

c. Pintu atas panggul

(1) Pintu atas panggul Inlet di batasi dua linea terminalis (linea

innominata).

(2) Ruang tengah panggul Pada spina ischiadika, disebut mitle.

(3) Pintu bawah panggul Dibatasi simfisis dan arkus fubis

disebut autlet.

3) Passanger (Janin dan Plasenta)

Passenger ( janin dan plasentCara penumpang passenger atau

janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi

beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap


dan posisi janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga

dapat juga di angggap sebagai penumpang yang menyertai janin.

4) Psikologis

Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya

dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi

adaptasi/coping (Sukarni & Wahyu, 2013).

5) Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,

dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan

d. Mekanisme Persalinan

Selama persalinan, kontraksi uterus dimulai terutama di puncak

fundus uteri kemudian menyebar ke seluruh korpus uteri. Setiap

kontraksi uterus cenderung mendorong bayi ke arah serviks karena

kontraksi intensitasnya kuat pada puncak dan korpus uteri, namun lemah

di segmen bawah uterus kearah serviks. Saat awal persalinan, kontraksi

hanya terjadi sekali tiap 30 menit.


Seiring majunya persalinan kontraksi timbul sekali setiap 1

sampai 3 menit dan intensitasnya terus meningkat dengan periode

relaksasi yang singkat diantara kontraksi. Gabungan kontraksi antara

uterus dan otot-otot abdomen selama persalinan menyebabkan tekanan

kebawah sekitar 25 pon pada setiap kontraksi. Lebih dari 95 persen

persalinan, bagian pertama yang dikeluarkan dari bayi adalah kepala.

Kemudian bagian besar sisanya yang dikeluarkan pertama kali adalah

bokong.

Jika yang keluar pertama bagian bokong maka dinamakan

sungsang. Dimana kepala bertindak sebagai baji untuk membuka jalan

lahir ketika janin didorong ke bawah. Serviks uteri menjadi hambatan

utama ketika pengeluaran janin, namun menjelang akhir kehamilan

serviks menjadi lunak sehingga memungkinkan terjadi peregangan saat

uterus mengalami kontraksi (Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014).

Menurut Walyani (2015), berikut ini mekanisme asuhan

persalinan, yaitu sebagai berikut :

1) Fiksasi (engagement) merupakan tahap penurunan pada waktu

diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu.

2) Fleksi, sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar

bagian terkecil masuk panggul dan terus turun. Dengan majunya

kepala, fleksi bertambah hingga ubun-ubun besar. Keuntungan

dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil


melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito bregmatika (9,5

cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11,5 cm).

3) Putaran paksi dalam/rotasi internal, pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terrendah dari bagian depan

memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang

kepala bagian inilah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah

yang akan memutar kedepan kebawah simpisis. Putaran paksi

dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi

merupakan suatu suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala

dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan

pintu bawah panggul.

4) Rotasi internal dari kepala janin akan membuat diameter

enteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala akan

menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul.

5) Ekstensi setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar

panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini

terjadi pada saat lahir kepala, terjadi karena gaya tahanan dari

dasar panggul dimana gaya tersebut membentuk lengkungan

Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lubang vulva

sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

6) Rotasi eksternal/putaran paksi luar, terjadi bersamaan dengan

perputaran interior bahu. Setelah kepala lahir, maka kepala anak

memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan


torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

Gerakan ini disebut putaran restitusi. Restitusi adalah perputaran

45° baik kearah kiri atau kanan bergantung pada arah dimana ia

mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior. Selanjutnya

putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan

tuber ischidium.

7) Ekspulsi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah

sympisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu

belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya

seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan mengikuti

lengkung carrus (kurva jalan lahir (Walyani, 2015).

Gambar 2.3
Mekanisme Persalinan
(lestari,puji. 2020. https://www.informasibidan.com , diunduh pada tanggal 12
Oktober 2022.)
e. Tatalaksana Asuhan Persalinan Normal

i. Melihat Tanda dan Gejala Kala II

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum

dan/atau vaginanya

 Perineum menonjol.

 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

ii. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial

siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus

set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril)


dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat

tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).

iii. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Janin Baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika

mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran

ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan

tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah

9).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap.• Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas)


10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi

berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal

( 100 – 180 kali / menit ).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak

normal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan

dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta

asuhan lainnya pada partograf.

iv. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Membantu Proses Pimpinan

Meneran

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.

a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan

pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan

temuan-temuan.

b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana

mereka dapat mendukung dan memberi semangat

kepada ibu saat ibu mulai meneran.


12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk

meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran :

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu

mempunyai keinganan untuk meneran

b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu

untuk meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman

sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring

terlentang).

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara

kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan

memberi semangat pada ibu.

f) Menganjurkan asupan cairan per oral.

g) Menilai DJJ setiap lima menit.

h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum

akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam)

meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam)

untuk ibu multipara, merujuk segera.

v. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi


14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk

mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah

bokong ibu.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

vi. Menolong Kelahiran Bayi

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu

untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala

lahir.

• Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut

dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap

lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola

karet penghisap yang baru dan bersih.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih.


20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi :

a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar,

lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,

mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan

ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut

menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu

anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan

bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum

tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan


anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan

anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang

kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran

kaki.

vii. Penangganan Bayi Baru Lahir

25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas

perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di

tempat yang memungkinkan).

26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian pusat.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah

ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah

ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan

kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian


kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami

kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan

suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu. Penegangan tali

pusat terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat

35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat

di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang

(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah


terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40

detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu

hingga kontraksi berikut mulai.

viii. Mengeluarkan Plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang,

pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)

ix. Menilai Perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam

kantung plastik atau tempat khusus.


41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

x. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi

dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5 %.

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam

50. Mengajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus


51. Mengevaluasi kehilangan darah

52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan

setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

60. Melengkapi partografi (halaman depan dan belakang).


f. Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu merupakan asuhan yang aman berdasarkan

evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu.

Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan,

menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.

Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama

proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan

dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam

pengambilan keputusan. Berikut beberapa asuhan sayang ibu yang

bisa diterapkan dalam proses persalinan, yaitu :

1) Kala I

Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his

sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada

ibu adalah:

a) Memberikan dukungan emosional.

b) Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan

sampai kelahiran bayinya.

c) Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama

persalinan.

d) Melibatkan peran aktif anggota keluarga selama persalinan

e) Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.

f) Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – memberikan

kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena


dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang

efektif.

g) Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi

secara teratur dan spontan – Kandung kemih penuh

menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat

turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman;

meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan;

mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan

resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.

h) Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah

untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu

dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan

bayi baru lahir.

2) Kala II

Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap

serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada

ibu adalah :

a) Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran

bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.

b) Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan

antara lain membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan

rangsangan taktil, memberikan makanandan minuman, menjadi

teman bicara/pendengar yang baik, serta memberikan


dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran

bayinya.

c) Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan &

kelahiran – dengan: memberikan dukungan dan semangat

kepada ibu dan keluarga., menjelaskan tahapan dan kemajuan

persalinan, melakukan pendampingan selama proses persalinan

dan kelahiran.

d) Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan –

dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan

kepada ibu.

e) Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan

umtuk meneran – dengan cara memberikan kesempatan

istirahat sewaktu tidak ada his.

f) Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.

g) Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara mengurangi

perasaan tegang. (b) Membantu kelancaran proses persalinan

dan kelahiran bayi. (c) Memberikan penjelasan tentang cara

dan tujuan setiap tindakan penolong. (d) Menjawab pertanyaan

ibu. (e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya. (f)

Memberitahu hasil pemeriksaan.

h) Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva

dan perineum ibu.

i) Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.


3) Kala III

Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi

sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu

adalah :

a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya

dan menyusui segera.

b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.

c) Pencegahan infeksi pada kala III.

d) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).

e) Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.

f) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

g) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III

4) Kala IV

Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya

plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :

a) Memantau tanda – tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan

dalam keadaan normal.

b) Membantu ibu untuk berkemih.

c) Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai

kontraksi dan melakukan massase uterus.

d) Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.

e) Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post

partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina,


pusing, lemas, penyulit dalam menyusuibayinya dan terjadi

kontraksi hebat.

f) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

g) Pendampingan pada ibu selama kala IV.

h) Nutrisi dan dukungan emosional

2.3 Asuhan Kebidanan Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau post partum atau disebut juga masa puerperium

merupakan waktu yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ

reproduksinya seperti saat sebelum hamil atau disebut involusi terhitung

dari selesai persalinan hingga dalam jangka waktu kurang lebih 6

Minggu atau 42 hari (Maritalia, 2017)

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama

masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak

perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidak

nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan

untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik

(Yuliana & Hakim, 2020).

Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

masa nifas merupakan waktu yang diperlukan untuk memulihkan

kembali organ reproduksi setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika


alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama

6 minggu atau 42 hari.

Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan kelanjutan dari

asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin. Asuhan ini juga berkaitan

erat dengan asuhan pada bayi baru lahir, sehingga pada saat memberikan

asuhan, hendaknya seorang bidan mampu melihat kondisi yang dialami

ibu sekaligus bayi yang dimilikinya. Asuhan kebidanan pada masa nifas

sebaiknya tidak saja difokuskan pada pemeriksaan fisik untuk

mendeteksi kelainan fisik pada ibu, akan tetapi seyogyanya juga berfokus

pada psikologis yang ibu rasakan. Diharapkan asuhan yang diberikan

dapat menjangkau dari segala aspek bio,psiko,sosio dan kultural ibu

2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali

kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga

mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah masalah yang terjadi.

Tabel 2.6
Program dan Kebijakan

Kunjungan Waktu Tujuan


1. 6-8 jam setelah a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberi rujukan bila pendarahan berlanjut
c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah
perdarahan
2. Enam hari setelah a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, utrus
persalinan berkontraksi, fundus dibawah umbilicus tidak ada
pendarahan abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda tanda demam infeksi, atau
kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan
cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda tanda penyulit Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat,
dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat
3. Dua minggu Sama eperti diatas (yaitu enam hari setelah persalinan)
setelah persalinan
4. Enam minggu a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami
setelah persalinan atau bayinya.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
(Sumber : Wilujeng Hartati, 2018)

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a. Tanda – tanda vital

Satu hari (24 jam) pada postpartum suhu badan akan naik

sedikit akibat kerja keras saat melahirkan, kehilangan cairan, dan

kelelahan. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena

adanya pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak berwarna

merah karena banyaknya ASI.

Bila suhu tidak turun berarti menandakan kemungkinan

mengarah pada infeksi atau keadaan abnormal lainnya. Denyut nadi

normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Setelah melahirkan biasanya

denyut nadi akan lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak

berubah.Tekanan darah yang rendah kemungkinan karena ada

pendarahan, sedangkan tekanan darah tinggi 14 pada post partum

dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.Keadaan

pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu tubuh dan

denyut nadi (Dewi dan Sunarsih, 2013).

b. Sistem Reproduksi

Selama masa nifas, alat alat intrna maupun eksterna berangsur-

angsur kembali seperti keadaan sebelu hamil.perubahan keseluruhan


alat genetalia di sebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan

penting lainnya, perubahan perubahan yan terjadi antara lain sebagai

berikut :

1) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang

berkontraksi posisi pundus uteri berada kurang lebih pertengahan

antara umbilicus dan simfisis, atau sedikt lebih tinggii

Tabel 2.7
Tinggi Fundus Uteri dan
Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari 1.000 gr
bawah pusat
1 minggu Pertengahan pusat 750 gr
simfisis
2 minggu Tidak teraba di atas 500 gr
simfisis
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal tapi sebelum 30 gr
hamil
(Sumber : Kemenker RI,2017)

2) Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasaldari cavum uteri

dan vagina selama masa nifas. Locha terbagi menjadi empat jenis,

yaitu lochea rubra sanguinolenta, serosa dan lochea alba.

a) Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah

segar dan sisa sisa selaput ketuban keluarnya selama 2 hari

paca persalinan.

b) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir yang keluar pada hari ketiga–tujuh pasca persalinan.


c) Lochea serosa adalah lochea berikutnya yang keluar dari hari

ke 7 sampai ke hari 14 pasca persalinan.

d) Lochea alba adalah lochea yang terakhir di mulai dari hari ke

14 kemudian semakin lama semakin sedikit hingga sama sekali

berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya.

3) Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya thrombosis,

degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta

c. Sistem Pencernaan

Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah Ibu dapat

mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan, pengeluaran cairan berlebih, kurang makan,

haemoroid, dan laserasi jalan lahir.

d. Sistem perkemihan

Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitive dan

kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml perhari pada 2 5 hari

postpartum. Hal ini akan mengakibatkan kandung kencing penuh

Sekitar 40% wanita postpartum akan mempunyai proteinuria non

patologis sejak pasca salin hingga hari kedua postpartum mendapatkan

urin yang valid harus diperoleh dari urin kateterisasi yang tidak

terkontaminasi oleh lochea

e. Muskoloskeletal
Pada wanita beridiri di hari pertama melahirkan, abdomennya

akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih

hamil. Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita

itu akan rilek, diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen

kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali

elastisitasnya, tetapi sejumlah keci, striae menetap

f. Payudara

Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh

dan menyiapkan fungsi untuk menyediakan makanan bagi bayi baru

lahir. Setelah melahirkan, hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada

lagi ada untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan

prolaktin (hormon laktogenerik). Sampai hari ketiga setelah

melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa di rasakan.

g. Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan

pada sistem endokrin, terutama pada hormonhormon yang berperan

dalam proses tersebut.

h. Oksitosin

Oksitosin di sekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.

Selama tahap pertama persalinan, hormone oksitosin, berperan dalam

pelepasan, plasenta, dan mempertahankan kontraksi, sehingga


mencegah pendarahan, isapan bayi, dapat merangsang produksi asi

dan sekresi oksitosin

i. Prolaktin

Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangn ya

kelenjar pituitary bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin,

hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang

produksi susu.

4. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post

partum Menurut Sutanto (2019) :

a. Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke dua)

Fase taking in adalah periode ketergantungan dimana pada

saat tersebut, fokus perhatian ibu akan tertuju pada bayinya sendiri.

Rubin menetapkan periode selama beberapa hari ini sebagai fase

menerima dimana seorang ibu juga membutuhkan perlindungan serta

perawatan yang bisa menyebabkan gangguan mood dalam

psikologi.,Adapun fase talking in yang dialami ibu selama masa

nifas, yaitu :

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya

2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain.

3) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya.

4) Ibu akan mengulangi pengalaman pengalaman waktu melahirkan.


5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan

keadaan tubuh ke kondisi normal.

6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan

peningkatan nutrisi.

7) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian

kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

b. Fase Taking Hold (Hari ke-3 sampai 10)

Selama fase taking hold, ibu mulai tertarik merawat bayinya.

Pada fase ini ibu juga dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan bayi dan mempraktekkan dengan pengawasan, seperti

mendukung kepala bayi, menyusui dengan benar, atau

menyendawakan bayi. Adapun fase talking hold yang dialami ibu

selama masa nifas, yaitu sebagai berikut :

1) Ibu merasa merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi,

muncul perasaan sedih (baby blues).

2) Ibu memperhatikan kemampuan men jadi orang tua dan

meningkatkan teng gung jawab akan bayinya.

3) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,

BAK, BAB dan daya tahan tubuh.

4) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti

menggenndong, menyusui, memandikan, dan mengganti popok.

5) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan

pribadi.
6) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa

tidak mampu membesarkan bayinya.

7) Wanita pada masa ini sangat sensitif akan ketidakmampuannya,

cepat tersinggung, dan cenderung menganggap pemberi tahuan

bidan sebagai teguran. Dianjur kan untuk berhati-hati dalam berko

munikasi dengan wanita ini dan perlu memberi support.

c. Fase Letting Go (Hari ke-10sampai akhir masa nifas)

Pada fase ini ibu menerima anak tanpa membandingkan dengan

harapan terhadap anak pada saat menanti kelahiran. Ibu yang berhasil

melewati fase ini akan mudah melakukan peran barunya. Adapun fase

letting go yang ibu alami selama masa nifas, yaitu sebagai berikut :

1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah

ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta

perhatian keluarga.

2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan

memahami kebutuhan bayi.

5. Tanda dan Bahaya Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang normal bagi perempuan yang baru

saja melahirkan, namun adakalanya masa pemulihan tersebut tidak

berjalan semestinya. Pemulihan masa nifas yang tidak normal ini dapat

menimbulkan kesakitan bahkan kematian ibu nifas.


Pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya pada ibu nifas menjadi

penting, agar ibu dan keluarga bisa segera bertindak apabila mendapati

salah satu tanda bahaya pada ibu nifas.

Tanda bahaya nifas merupakan suatu keadaan gawat darurat

setelah proses persalinan yang membutuhkan penanganan secara khusus

oleh tenaga kesehatan. Karena jika tidak dilakukan tindakan segera, akan

mengakibatkan kerusakan jaringan sistem tubuh bahkan dapat

menimbulkan kematian. Adapun beberapa tanda dan bahaya nifas, yaitu

sebagai berikut :

a. Perdarahan pasca persalinan

1) Perdarah pasca persalinan (Early Postpartum Haemorrage)

Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam

setelah anak lahir, atau perdarahan dengan volume seberapapun

tetapi terjadi perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital

sudah menunjukan analisa adanya perdarahan. Penyebab utama

perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio

plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir Terbanyak dalam 2

jam pertama.

2) Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late Postpartum

Haemorrage)

Perdarahan dengan kosep pengertian yang sama seperti

perdarahan postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam

postpartum hingga masa nifas selesai. Biasanya terjadi pada hari


ke 5-15 postpartum, penyebab utama perdarahan pasca persalinan

sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau

membrane.

b. Infeksi masa nifas

Infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas

oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan

melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut

selama 2 hari. Gejala infeksi masa nifas yaitu tampak sakit atau

lemah, suhu meningkat lebih dari 38°C, tekanan darah meningkat atau

menunun lochea bernanah.

c. Keadaan abnormal payudara

Keadaan abnormal yang mungkin dapat terjadi adalah

bendungan ASI, mastitis, dan abses mamae.

d. Demam

Pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan atau

keluhan nyeri. Demam pada masa nifas menujukan adanya infeksi,

yang tersering infeksi kandungan dan saluran kemih ASI yang tidak

keluar terutama pada hari ke-4, terkadang menyebabkan demam

disertai payudara membengkak dan nyeri. Demam ASI ini umumnya

berakhir setelah 24 jam.

e. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat

mempengaru nafsu makan, sehingga ibu terkadang tidak ingin makan


sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu

minum air hangat, nusu, kopi atau the yang bergula untuk

menggantikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya

ringan, karena alat pencernaan perlu proses guna memulihkan

keadannya kembali pada masa postpartum.

f. Rasa Sakit Merah, Lunak Dan Pembengkakan Di Wajah Maupun

Ekstremitas

Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada

vena-vena di pelvis maupun tungkai yang mengalami dilatasi.

Keadaan ini secara klinis dapat menyebabkan peradangan pada vena-

vena pelvis maupun tungkai yang disebut trombofeblitia pelvika (peda

panggul) dan trombofeblitis femoralis (pada tungkai) pembengkakan

ini juga dapat terjadi karena keadaan oedema yang merupakan tanda

klinis adanya preeklamsi atau eklamsi

g. Demam, Muntah, Dan Rasa Sakit Waktu Berkemih

Pada masa nifas awal sensitivitas kandung kemnih terhadap

tegangan air kemih di dalam vesica sering menurun akibat trauma

persalinan seerta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan

kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman,

yang ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar laserasi, hematom

dinding vagina. (Febi Sukma, dkk. 2017).


6. Pemeriksaan Fisik Nifas

Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan terutama

berfokus pada masa nifas, yaitu :

a. Keadaan umum (kesadaran)

b. Tanda-tanda vital (tekanan darah, respirasi, nadi, suhu)

c. Payudara (pembesaran, putting susu, apakah ASI sudah

keluar,adakah pembengkakan, radang atau benjolan tidak normal)

d. Abdomen (TFU, kontraksi uterus)

e. Kandung kemih kosong atau penuh

f. Genetalia perineum (pengeluaran lochea, oedema, peradangan,

keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan,

kebersihan perineum dan haemoroid pada anus).

g. Ekstremitas (pergerakan, gumpalan darah pada otot kaki yang

menyebabkan nyeri, oedema, dan varices)

h. Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu

7. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Seorang ibu yang baru melahirkan memiliki kebutuhan khusus

yang berbeda dengan ibu hamil. Kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh

seorang bidan dalam memberikan asuhan pada ibu nifas meliputi :

a. Kebutuhan nutrisi dan cairan

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, dan minum

sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap

kali menyusui).
b. Kebutuhan ambulasi

Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai

dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri. Penelitian

menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera mungkin) bisa

mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa

menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep

Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.Jangan

melakukan moblisasi secara berlebihan karena bisa membebani

jantung.

c. Kebutuhan eliminasi

Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh penurunan

kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat

bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat

kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi

kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan

peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan

sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum.

d. Kebutuhan kebersihan diri

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah

infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat

penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan

cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali

habis BAK/BAB.
e. Kebutuhan istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur

yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1

jam pada siang hari.Kurang istirahat Akan mempengaruhi ibu

dalam beberapa hal: Mengurangi jumlah ASI yang di produksi,

Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan

perdarahan, dan Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan

untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

2.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Dewi (2010, dalam herman, 2020) mengatakan bahwa bayi baru

lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang

bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstrauterin.

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28

hari), dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di

dalam rahim menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir

pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan

golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi

dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa

penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes RI, 2020).


Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh pada masa

kehidupan (0–28 hari), serta harus bisa melakukan penyesuaian diri dari

kehidupan di dalam rahim menuju luar rahim.

2. Ciri – ciri Bayi Normal

Menurut Saleha (2012), berikut adalah ciri- ciri bayi lahir

normal adalah

a. Berat badan 2500 -4000 gram.

b. Panjang badan lahir 48-52 cm.

c. Lingkar dada 30-38.

d. Lingkar kepala 33-35.

e. Frekuensi jantung 180 denyut/menit,kemudian menurun sampai

120-140 denyut/menit.

f. Pernafasan pada beberapa menit pertama cepat, kira - kira 80

kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira - kira 40

kali/menit.

g. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).


k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan

m. Gerakan tangan seperti memeluk.

n. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama

3. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan

intrauterine kekehidupan ekstrauterin.Pertumbuhan dan perkembangan

normal masa neonatal adalah 28 hari (Sari, 2012). Neonatus dapat

diklasifikasikan menurut berat lahir dan masa gestasi. Klasifikasi

menurut berat lahir :

a. Bayi berat lahir rendah, bila berat lahir kurang dari 2500 gram.

b. Berat lahir cukup, bila berat lahir 2500 sampai 4000 gram.

c. Berat lahir lebih, bila berat lahir 4000 gram atau lebih.

Pembagian ini sesuai dengan angka kematian menurut golongan

berat lahir. Angka kematian rendah terdapat pada berat lahir

cukup.Klasifikasi menurut masa gestasi, yaitu periode sejak konsepsi

sampai bayi dilahirkan.Klasifikasi ini menunjukkan maturitas neonatus

pada saat dilahirkan (Wahyuni, 2012).

4. Perubahan Segera Setelah Bayi Lahir

a. Sistem kasdiovaskuler

Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok

setelah bayi lahir, foramen ovale, duktus arteiosus dan duktus


venoses menutup sedangkan arteri umbilikalis vena umbilikalis dan

arteri hepatica menjadi ligament.

Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata adalah 140x/menit

saat lahir dengan variasi berkisar antara120-160x/menit Tekanan

darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 mmHg dan diastolic ialah 42

mmHg Tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan

pertama kehidupannya Tekanan darah sistolik bayi sering menurun

(15 mmHg) selama 1 jam pertama setelah lahir, menangus dan

bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110ml/kg

selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat ada

akhir tahun pertama (Dewi 2012)

b. Tali pusat

Pemotongan tali pusat merupakan pemisahan antara ibu dan

bayi. Dengan diklemnya tali pusat, maka mengubah dinamika

sirkulasi darah bayi baru lahir, tindakam pengkleman yang

terlambat akan meningkatkan bolume darah dari tranfusi plasenta,

keadaan ini akan menyebabkan ukuran jantung, tekanan darah

sistolik dan kecepatan pernafasan akan bertambah. Talimpusat

biasanya lepas dalam 3 hari sampai 14 hati setelah bayi lahir (Dewi

2012).
c. Suhu tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan

yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan

dalam suhu kamar maka akan kehilangan panas. Evaporasi

sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang

dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan

penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat

suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan

O2 pun meningkat.

d. Sistem pernafasan

Tarikan nafas pertama terjadi bahwa dua factor yang

berperan pada rangsangan dan nafas pertama bayi, yaitu hipoksia

pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim

yang merangsang pusat pernafasan di otak dan tekanan terhadap

rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama

persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-

parusecara mekaniis.

e. Sistem neurologik

Bayi yang di lahirkan mempunyai sejumlah reflex. Hal ini

merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan

aktif, yaitu

1) Reflex Moro, yaitu reflek peluk atau reflek terkejut, anak

mengambangkan tangan kesamping lebar-lebar melebarkan jari


jari lalu mengembalikan dengan tarikan cepat seakan-akan

memeluk orang.

2) Reflex Tonick Neck, yaitu reflek otot leher anak akan

mengangkat leher dan menoleh ke kanan atau kiri jika

ditekankan posisi tengkurap.

3) Reflex Rooting, yaitu timbul karena stimulasi taktil pada pipi

dan daetah mulut anak mereaksi mmeutar kepala seakan-akan

mencari putting susu.

4) Reflex Sucking, yaitu menghisap dan menelan timbul bersama

sama dengan rangsangan pipi untuk menghisap putting susu dan

menelan ASI

5) Reflex Grasping, yaitu menggenggam bila jari diletakan pada

telapak tangan bayi, maka bayi akan menutup telapak tangan

tadi atau menggenggam

6) Reflex Babinsky, yaitu bila ada rangsangan pada telapak tangan

ibu, jari kaki bayi bergerak ke atas jari-jari lain membuka

7) Reflex Stapping, yaitu melangkah jika bayi dibuat posisi berdiri

maka aka nada gerakan spontan kaki melangkah ke depan

walaupun belum bisa berjalan.

5. Tanda – tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Adapun beberapa tanda bahaya yang bisa dialami oleh bayi baru

lahir, diantarannya yaitu :

a. Tidak bernafas/sulit bernafas


Penanganan umum yang bisa diberikan adalah

1) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan

pakaian hangat dan kering

2) Segera klem dan potong tali pusat

3) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat

4) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan

tindakan

5) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan nafas

setelah bayi lahir

6) Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi

b. Sianosis/kebiruan dan sukar bernafas

Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan), sukar bernafas

(frekuensi < 30 atau > 60x/menit), ada tarikan dinding dada ke

dalam atau merintih, maka lakukan hal berikut :

1) Isap mulut dan hidung bayi untuk memastikan jalan nafas tidak

tersumbat

2) Berikan oksigen 0,5 liter/menit

3) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men-support

kondisi bayi

4) Tetap menjaga kehangatan bayi

c. Letargi Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat

mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian,

maka segera rujuk.


d. Hipotermi (suhu < 36°C)

Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila < 35°C.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :

1) Gunakan alat yang ada inkubator, radian heater, kamar hangat,

atau tempat tidur hangat

2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki NICU

3) Jika bayi sianosis, sukar bernafas atau ada tarikan dinding dada

dan merintih segera berikan oksigen.

e. Diare

Bayi dikatakan diare jika terjadi pengeluaran feses yang

tidak normal, baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih

dari normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah

lebih dari 3 kali buar aing besar. Sedangkan neonatus dikatakan

diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.

f. Obstipasi

Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya

penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna atau bisa

didefinisikan sebagi tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari

atau lebih.

g. Infeksi

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang

terjadipada masa antenatal, intranatal dan postnatal. (Rusmita,

2016).
6. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar BBL

akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan.

Setelah lahir BBL harus dipindahkan dari keadaan sangat bergantung

menjadi fisiologis. Saat ini bayi harus mendapatkan pernapasannya

sendiri lewat sirkulasi baru mendapatkan nutrisi oral untuk

mempertahankan kadar gula yang cukup. Menurut (Indrayani, 2016),

asuhan bayi baru lahir sebagai berikut :

a. Penilaian segera setelah lahir

Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air

ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi

menangis atau bernafas/tidak megap-megap, apakah tonus otot bayi

baik / bayi bergerak aktif.

b. Pencegahan kehilangan panas

BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui

proses konduksi, konveksi, dan radiasi dan evaporasi. Segera

setelah bayi lahir upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari

tubuh bayi, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan

tubuh bayi, letakkan bayi di dada ibu,selimuti bayi terutama bagian

kepala dengan kain yang kering, tunggu minimal hingga 6 jam

setelah bayi lahir untuk memandikan bayi, jangan mandikan bayi


sebelum suhu tubuhnya stabil (suhu aksila 36,5 36) tempatkan bayi

dilingkungan yang hangat

Gambar 2.4
Meksanisme Kehilangan Panas pada Bayi
(Yulianti, Dian. 2017, https://faste.id/gangguan-termoregulasi-
pada-neonatus/, diunduh pada tanggal 12 Oktober 2022).

c. Perawatan Tali Pusat

Mengikat tali pusat dengan terlebih dahulu mencelupkan

tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%, untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainya.

Bilas tangan dengan air 8 matang/ desinfeksi tingkat tinggi

dan keringkan tangan tersebut dengan handuk / kain bersih dan

kering. Ikat puntung tali pusat sektiar 1 cm dari pusat bayi dengan

menggunakan benang desinfeksi tingkat tinggi / klem plastik tali

pusat.
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di

sekeliling puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan

simpul kunci dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan.

Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan

klorin 0,5%. Setelah selesai selimuti ulang bayi dengan kain bersih

dan kering. Pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan

baik. Perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Tali pusat dicuci setiap hari dan apabila terlihat kotor

2) Tidak memberi ramuan apapun pada tali pusat

3) Tidak mengompres tali pusat dengan alcohol dan betadine

4) Tali pusat hanya ditutup dengan kasa yang bersih dan kering

d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya

segera setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus

menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD. f.

Pemberian ASI Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam

waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk

memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah

tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk

menyusukan bayinya. Keuntungan pemberian ASI :

1) Merangsang produksi air susu ibu

2) Memperkuat reflek menghisap bayi


3) Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui

colostrum

4) Merangsang kontraksi uterus

e. Pencegahan infeksi mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata

diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Salep mata

atau tetes mata tersebut mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika

lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efekyif jika diberikan

> 1 jam setelah kelahiran.

f. Pemberian vitamin K1

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi

vitamin K pada bayi baru lahir lakukan hal-hal seperti semua bayi

baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral

1mg/hari, bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan

dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.

g. Pemberian imunisasi

Imunisasi hepatitis B bermafaat untuk mencegah infeksi

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu

kepada bayi. Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah pemberian

vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam.

h. Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak kulit ke

kulit.
7. Jenis Imunisasi Pada Bayi

Imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara pasif.

Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak bayi terpajan pada antigen

yang serupa tidak terjadi sakit. Tujuan imunisasi adalah mencegah

terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit

tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi). Beberapa jenis imunisasi

dasar yang diberikan untuk bayi 0-9 bulan, yaitu:

a. Hepatitis B yaitu untuk mencegah Hepatitis B (kerusakan hati).

b. BCG yaitu untuk mencegah penyakit TB/Tuberkulosis (sakit paru -

paru) sebaiknya di berikan sebelum usia 2 bulan.

c. Polio/IPV yaitu untuk mencegah penyakit polio (lumpuh layuh pada

tungkai kaki dan lengan tangan).

d. DPT-Hb-Hib yaitu untuk mencagah penyakit Difteri/Pertusis

(penyumbatan jalan nafas), batuk rejan (batuk 100 hari), dan Tetanus.

e. Campak yaitu mencegah campak (radang paru,radang otak, dan

kebutaan)

Tabel 2.8 Jadwal Imunisasi Pada Bayi


Jenis Usia Jumlah Dosis Interval
Imunisasi Pemberian Pemberian Minimal
Hepatitis B 0 – 7 hari 1 0,5 ml -
BCG 1 bulan 1 0,05 ml -
Polio/IPV 1,2,3,4 bulan 4 2 tetes 4 minggu
DPT-Hb-Hib 2,3,4 bulan 3 0,5 ml 4 minggu
Campak 9 bulan 1 0,5 ml -
(Sumber: Dian, dkk, 2014)
2.5 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Pendokumentasian

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk

buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan

serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Dokumentasi kebidanan adalah kegiatan pencatatan,

pemeliharaan, dan proses komunikasi terhadap informasi yang

berkaitan dengan pengelolaan pasien guna mempertahankan sejumlah

fakta dari suatu kejadian dalam suatu waktu. (Aning, Subiyatin 2017)

Dokumentasi kebidanan harus dikerjakan oleh bidan sebagai

bentuk tanggung jawab dan gugat dalam memberikan asuhan

kebidanan. Kerena bidan menggunakan proses penatalaksanaan

kebidanan dalam membuat keputusan klinik, maka ia harus mencatat

temuan dan keputusannya. Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa

jika temuan tidak dilaporkan, maka seolah-olah ia tidak melakukan

tindakan. Dokumentasi memberikan catatan permanen mengenai

manajemen pasien dan dapat dijadikan sebagai pertukaran informasi

dengan petugas lain.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendokumentasi kebidanan merupakan suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,


dokumen, serta sebagai kegiatan pencatatan, pemeliharaan, dan proses

komunikasi terhadap informasi yang berkaitan dengan pengelolaan

pasien guna mempertahankan sejumlah fakta dari suatu kejadian dalam

suatu waktu.

2. Metode Pendokumentasin

a. Metode Varney

Proses penatalaksanaan kebidanan yang telah

dirumuskan oleh Varney adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data

Pengkajian data meliputi data subjektif dan data

objektif. Data subjektif berisi identitas, keluhan yang dirasakan

dari hasil anamnesa langsung. Data objektif merupakan

pencatatan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus

kebidanan, data penunjang, hasil laboratorium seperti

pemeriksaan protein urin, glukosa darah, VDRL ataupun hasil

USG.

2) Rumusan diagnosa dan masalah

Keduanya digunakan karena masalah tidak dapat

didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang

sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai hasil

pengkajian. Masalah sering juga menyertai diagnosa.

3) Mengidentifikasi diagnose atau Masalah Potensial


Pada langkah ketiga ini bidan melakukan identifikasi

dan masalah potensial berdasarkan diagnosa/ masalah yang

sudah diidentifikasi. Langkah ketiga ini merupakan antisipasi

bidan, guna mendapatkan asuhan yang aman. Pada tahap ini

bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap untuk mencegah

diagnosa/potensial terjadi.

4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain

berdasarkan kondisi pasien.

Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi dan

menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera berdasarkan

diagnosa/ masalah yang sudah ditegakkan. Kegiatan bidan pada

langkah ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan

rujukan.

5) Menyusun rencana asuhan yang menyuluruh.

Setelah diagnose dan masalah ditetapkan maka

langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan secara

menyeluruh. Rencana menyeluruh ini meliputi apa-apa yang

sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masala

yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi

terhadap klien apa yang akan terjadi apakah dibutuhkan

penyuluhan, konseling, dan rujukan. Bidan dalam melakukan

perumusan perencanaan harus bersama klien dan membuat


kesepakatan bersama sebelum melakukan tindakan. Asuhan

yang diberikan bidan harus sesuai teori yang up date.

6) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pada langkah ini semua perencanaan asuhan

dilaksanakan oleh bidan baik secara mandiri ataupun

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

7) Mengevaluasi.

Merupakan langkah terakhir dalam manajemen

kebidanan. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan. Rencana tersebut dapat dianggap

efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Jika

dalam pelaksanaanya tidak efektif maka perlu dilakukan

pengkajian mengapa proses asuhan tersebut tidak efektif, dan

melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut

(Subiyatin, 2020)..

c. Metode SOAPIE

1) S : Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut

pandang pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. Pada pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi

kode “0” atau “X”.


2) O : Objektif

Data objektif merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang

termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan diagnostik

lainnya.

3) A : Assesment

Assesment adalah pendokumentasian dari hasil analisa

data subjektif dan data obejktif. Analisa yang cepat dan akurat

sangat diperlukan guna pengambilan keputusan/tindakan yang

tepat.

4) P : Planning

Planning (perencanaan) adalah rencana yang dibuat

berdasarkan hasil analisa. Rencana asuhan ini meliputi rencana

saat ini dan akan datang.

5) I : Implementation

Implentation (pelaksanaan) merupakan tindakan yang harus

dilakukan sesuai perencanaan. Dalam melakukan tindakan harus

disetujui oleh pasien kecuali tidak dilaksanakan.

6) E : Evaluation

Evaluation merupakan hal penting untuk menilai

ketepatan tindakan dan keefektifan asuhan yang telah diberikan

bidan. Jika tujuan tindakan tidak tercapai maka proses evaluasi


digunakan sebagai dasar tindakan alternatif lain guna mencapai

tujuan.

d. Metode SOAP

a. S : Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut

pandang pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari

pasien. Pada pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi

kode “0” atau “X”.

b. O : Objektif

Data objektif merupakan data yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan/observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang

termasuk dalam data objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan diagnostik

lainnya.

c. A : Assesment

Assesment adalah pendokumentasian dari hasil analisa

data subjektif dan data obejktif. Analisa yang cepat dan akurat

sangat diperlukan guna pengambilan keputusan/tindakan yang

tepat.

d. P : Planning

Planning (perencanaan) adalah rencana yang dibuat

berdasarkan hasil analisa. Rencana asuhan ini meliputi rencana

saat ini dan akan datang.


BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

Study kasus ini dilakukan di PMB Bdn. Ermiyati S. Tr. Keb

A. Gambaran tempat pengambilan kasus


1. Profil Bidan Praktek Mandiri Bidan (PMB)
a. Biodata

Nama : Bidan Ermiyati, S. Tr. Keb

Agama : Islam

Suku/Bangsa: Sunda/Indonesia

Alamat : Jalan Jinjing No.71 RT 005 RW 002 Pasir

Putih

SIPB : 448.2/ 14231/ SDK/ SIPBm : XI /2017

b. Pelayanan

1. Persalinan 24 jam

2. Pemeriksaan kehamilan

3. Keluarga berencana ( suntik, pil, iud, kondom, implan).

4. Prenatal yoga.

5. Pijat bayi dan Cukur rambut bayi.

6. Imunisasi dll.

c. Alamat

Jalan Jinjing, RT.005/RW.002, Kelurahan Pasirputih, Sawangan

(Bidan Ermiyati), KOTA DEPOK, SAWANGAN, JAWA BARAT, ID,

16519.
B. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
1. ANC I dengan Manajemen Varney
I. PENGKAJIAN

Hari : Selasa
Tanggal : 6 Februari 2023
Jam : 08.30
Tempat : BPM Ermiyati S. Tr. Keb

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Uum Nama Suami : Tn. Rasno

Umur : 40 tahun Umur : 47 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Kantor : - Alamat Kantor :-

Alamat Rumah : Gg. Delman RT 003/008

Telepon : 081514743011

B. ANAMNESA
1. Alasan kunjungan saat ini : Sakit perut bagian bawah
2. Riwayat kehamilan ini
a) Riwayat menstruasi
HPHT : 20 Mei 2022
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut dalam sehari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Konsistensi : Cair
Tafsiran persalinan : 27 Februari 2023
b) Tanda-tanda kehamilan
Tanggal dilakukan test : 1 Juni 2022
Hasil test : Positif
Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : 15 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 6 – 8 kali
Ibu merasakan sakit pada saat janin bergerak : Ya
Keluhan yang dirasakan : Nyeri perut
c) Diet/makan : Tidak diet
Makanan sehari – hari : Nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah,

susu

Frekuensi :3x1

Perubahan makan yang dialami : Nafsu makan bertambah

Pola minum : 5 – 7 gelas dalam sehari

d) Pola eliminasi
BAB : 1 – 2 kali dalam sehari
BAK : 5 – 8 kali dalam sehari
e) Aktifitas sehari-hari : Melakukan pekerjaan
rumah tangga
f) Pola istirahat dan tidur
Siang : 1 – 2 jam / hari
Malam : 7 – 8 jam / hari
g) Seksualitas : 1 kali dalam seminggu
Imunisasi TT : TT1 : 31 – 11 – 2022

TT2 : 02 – 03 – 2023

h) Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB Suntik 3 bulan


( 7 tahun)
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Penolon Penyulit JK PB &

g
Partus Partus Kehamilan partus BB

1. 2002 Paraji Aterm Normal Paraji - Pr 1600&45

2. 2011 PMB Aterm Normal Bidan - Lk 3000&48

3. 2012 PMB Aterm Normal Bidan - Pr 3000&48

4 Hamil

ini

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang sedang diderita
Jantung : Tidak ada
Tekanan darah tinggi : Tidak ada
Hepar : Tidak ada
Diabetes melitus : Tidak ada
Anemia berat : Tidak ada
Penyakit hubungan seksual : Tidak ada
Campak, rubella : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
Tuberculosis : Tidak ada
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi, seksio caesaria : Tidak ada
b. Lain-lain/Riwayat Keturanan : Tidak ada
c. Perilaku Kesehatan
Pengguna alkohol : Tidak
Obat-obatan/jamu yang sering digunakan : Tidak
Merokok, makan sirih : Tidak
Iritasi vagina : Tidak
Ganti pakaian dalam : Tidak

5. Riwayat Psikososial
a. Apakah kehamilan ini direncakan/diinginkan : Ya
b. Jenis kehamilan apa yang diharapkan : Apa
saja
c. Status perkawinan :1
Menikah 23 tahun
d. Ibu pantang makan tertentu : Tidak
e. Suami sebagai pengambil keputusan utama : Ya
f. Ibu memiliki kepercayaan tertentu : Ya
g. Ibu & keluarga sangat menginginkan anak ini : Ya
h. Tempat bersalin yang diinginkan : PMB

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36,5ᵒC
3. Tinggi badan : 162 cm
4. Berat badan : 62 kg
Sebelum hamil : 51 kg
Kenaikan BB : 11 kg
Indeks Masa Tubuh : 23,8
Lingkar Lengan Atas : 24 CM
b. Pemeriksaan Sistematis
1. Kepala
Rambut : Berwarna hitam, bersih, tidak rontok
Muka : Tidak bengkak
Kelopak mata : Tidak bengkak
Konjungtiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak kuning
Mulut dan gigi : Bersih, tidak caries
2. Leher
Kel. Thyroid : Tidak ada pembengkakan
Kel. Getah bening : Tidak ada pembengkakan
3. Dada dan axilla
Mammae
Membesar : Ya
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : Tidak ada
Areolla : Hyperpigmentasi
Pengeluaran : Belum ada
Axilla : pembesaran : Tidak ada
Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Nyeri pinggang : Tidak
5. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris & Lengkap
Bawah : Simetris, tidak ada oedema dan varises
Tanda homan : Tidak ada
Refleks Patella : Kanan & Kiri Positif
D. PEMERIKSAAN OBSTETRIK
1. Abdomen
a. Inspeksi
Pembesaran : Ya
Memanjang/melintang : Memanjang
Linea alba : Ya
Bekas luka operasi/sectio caesaria : Tidak ada
Gerakan janin : Aktif
b. Palpasi
Kontraksi : Tidak ada
Leopold I : TFU : 30 cm
Teraba : Satu bagian besar, agak bulat,
lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II
Kanan : Teraba satu bagian keras,
memanjang, ada tahanan (punggung)
Kiri : Teraba bagian terkecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : Bagian bawah teraba satu
bagian bagian kecil, bulat keras, dan tidak melenting
(kepala)
Leopold IV : Sudah masuk PAP (Divergen)
Taksiran berat janin (TBJ) : (30 cm – 11) x 155 =
2945 gram
c. Auskultasi
DJJ
Punctum Maximum (PM) : 1 tempat
Tempat : Kuadran kanan bawah
pusat
Frekuensi : 137 x / menit
Teratur/tidak : Teratur
2. Ano Genital
a. Inspeksi
Perineum luka perut : Tidak ada
Vulva/vagina
Warna : Kemerahan

Fistula : Tidak ada


Varisesa : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Kelenjar bartholini
Pembengkakan : Tidak ada
Nyeri/tidak : Tidak
Anus : Tidak ada hemoroid
b. Pemeriksaan dalam (jika ada indikasi)
Serviks dan vagina : Tidak dilakukan
Dinding vagina : Tidak dilakukan
Ukuran serviks : Tidak dilakukan
Konsistensi : Tidak dilakukan
Mobilitas : Tidak dilakukan
c. Pelvimetri klinis : Tidak dilakukan

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal pemeriksaan : 8 – 12 - 2022
1. Darah
Hb : 11, 2 gr%
Golongan darah : A+
2. Urine
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
3. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak ada

2. INTERPRETASI DATA
Diagnosa Ibu : Ny. U, 40 tahun, G4P3A0, hamil 37 minggu.
Dasar
Subjektif
G4 : Ibu mengatakan ini kehamilan kempat
P3 : Ibu mengatakan pernah melahirkan tiga kali
A0 : Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
Objektif
HPHT : 20 Mei 2022
TP : 27 Februari 2023
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, presentasi kepala
Dasar
Subjektif
Ibu mengatakan janin bergerak aktif dan tidak merasa sakit
saat janin bergerak
Objektif
Tunggal :
Leopold I teraba satu bagian besar, agak bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold III teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting
dan keras, melenting dan masih bisa digoyangkan.

II. DIAGNOSA MASALAH POTENSIA

TIDAK ADA

III. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

TIDAK ADA

IV. PERENCANAAN ASUHAN


1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Informasikan kepada ibu tentang ketidak nyamanan pada
Trimester III
3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III
4. Anjurkan ibu untuk senam hamil
5. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan pola gizi
seimbang
7. Anjurkan ibu meminum tablet Fe 1x1, Asam Folat 1x1 dan
Kalsium 1x1
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu yang
akan datang.

V. PELAKSANAAN ASUHAN

1. Beritahu hasil pemeriksaan

2. Beritahu ibu bahwa sudah ada pembukaan

3. Beritahu ibu tanda – tanda persalinan

4. Beritahu ibu persiapan persalinan

5. Beritahu ibu pola makanan

6. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang

7. Lakukan pendokumentasian

VI. PELAKSANAAN ASUHAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan baik yaitu TD : 100/80 mmHg, N : 81x/menit, Rr :

21x/menit, S : 36°C, serta DJJ : 137x/menit.


2. Memberitahu ibu bahwa sudah ada pembukaan yaitu pembukaan 1 cm (1

jari sempit) dan menganjurkan ibu untuk melakukan beberapa gerakan

yang bisa mempercepat pembukaan jalan lahir seperti berdiri tegak

dengan mengangkat satu kaki ke atas satu kursi

3. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan, yaitu :

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (blood slime) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Beritahu apabila sudah merasakan tanda – tanda persalinan untuk segara

mendatangi fasilitas kesehatan terdekat

4. Menjelaskan tentang persiapan persalinan, seperti pakaian ibu dan bayi,

asuransi kesehatan, kendaraan pribadi, biaya persalinan, pendamping

persalinan, persiapan pendonor darah, penolong, serta tempat bersalin.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi,

dengan cara perbanyak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

mengandung zat besi

6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan jika mulas nya sudah mulai

terasa sering

7. Melakukan pendokumentasian

VII. EVALUASI

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang


2. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan akan melakukan beberapa

gerakan untuk mempercepat pembukaan jalan lahir

3. Ibu mengetahui dan mengerti, serta akan mendatangi fasilitas

kesehatan terdekat apabila sudah merasakan adanya tanda – tanda

pesalinan.

4. Ibu mengetahui dan sudah mulai mempersiapkan persalinannya

5. Ibu mengetahui anjuran mengenai pola makanan yang bergizi

6. Ibu mengerti dengan penjelasan dan akan datang jika mulas nya sering

7. Pendokumentasian sudah dilakukan.

1. ANC 2 dengan SOAP


Tanggal : 6 Februari 2023
Pukul : 19.30 WIB
Tempat : PMB Bidan Ermiyati S. Tr. Keb

Subyektif :
Ibu mengatakan mengeluh mulas-mulas sejak pukul 18.30 WIB

Objektif :
A. Pemeriksan Fisik
Keadaaan Umum : Baik
Kesadasaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5ᵒC
Mata : Tidak pucat
Ekstremitas atas : Tidak bengkak
Ektremitas bawah : Tidak bengkak
B. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, arah
memanjang, linea alba, tidak ada bekas luka operasi/sectio
caesaria.
2. Palpasi
Kontraksi : Tidak ada
Gerakan janin : Ada
TFU : 30 cm
Leopold I : Pertengahan pusat dan PX. Teraba satu
bagian besar, agak bulat, lunak, dan tidak melenting
(bokong)
Leopold II
Kanan : Teraba satu bagian keras, memanjang, ada
tahanan
(punggung)
Kiri : Teraba satu bagian terkecil janin (ekstremitas)
Leolpold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras,
melenting, dan tidak bisa digoyangkan
Leopold IV : Divergen
Taksiran Berat Janin : (30 – 11) x 155 = 2.945 gram
3. Auskultasi
Punctum maximum : 1 tempat
Tempat : Kuadran kanan bawah pusat
Teratur/tidak : Teratur
Intensitas : Kuat
DJJ : 135 x/menit

Assasment
Diagnosa ibu : Ny. U, 40 tahun, G4P3A0 hamil 37 minggu
Diagnosa janin : Janin Tunggal, Hidup, Presentasi Kepala

Planning
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu,usia kehamilan
ibu 37 minggu, keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan dari pemeriksaan
yang telah di lakukan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III yaitu adanya pengeluaran pervaginam (darah atau
cairan), bengkak di kaki, tangan dan wajah, bayi dalam
kandungan gerakannya berkurang dari biasanya atau malah
tidak bergerak sama sekali.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.
3. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan klinik yang akan
dijadikan tempat bersalin, kendaraan yang akan digunakan saat
persalinan untuk ke klinik, dana untuk persalinan, pendonor
darah bagi ibu, perlengkapan bayi (seperti bedongan, baju bayi,
popok dan lain-lain) dan perlengkapan ibu (seperti baju, kain
panjang, celana dalam) dan memasukkan kedalam tas untuk
persiapan persalinan nantinya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami dan akan
mempersiapkan perlengkapan persalinan dari sekarang.
4. Menjelaskan tanda-tanda persalinan yaitu adanya mulas
semakin sering, adanya lendir bercampur darah, dan
pembukaan serviks.
Evaluasi : Ibu mengerti bisa mengulangi tanda-tanda persalinan.
5. Menganjurkan ibu melakukan senam hamil untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi
perubahan titik berat tubuh. Ibu akan mencoba melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dengan
mandi minimal 2 kali sehari, menyikat gigi secara benar dan
teratur, ganti pakaian dalam setiap hari, membersihkan
payudara dan daerah kemaluan. Ibu akan tetap menjaga
kebersihan diri.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk rutin meminum tablet Fe
dengan dosis 60 gram (14 tablet) sebanyak 1x1/hari karena
dapat mencegah terjadinya pendarahan pasca persalinan,
sebaiknya diminum dimalam hari menjelang tidur dengan air
putih, kalsium dengan dosis 500 gram (14 tablet) sebanyak
1x1/hari bagus untuk pertumbuhan tulang janin ibu, sebaiknya
diminum dipagi hari dengan air putih dan asam folat 500 gram
1x1/hari untuk mencegah cacat otak dan syaraf janin saat lahir.
Evaluasi : Ibu akan meminum tablet fe dan kalsiumnya dengan
rutin.
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang. kecuali jika terdapat
tanda-tanda bahaya atau tanda - tanda persalinan segera
datang ke bidan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan ulang.
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
1. Varney Kala 1 Fase Aktif
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2023
Pukul : 21.00 WIB
Tempat : PMB Bidan Ermiyati S. Tr. Keb
KALA I FASE AKTIF

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Uum Nama Suami : Tn. Rasno

Umur : 40 tahun Umur : 47 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-

Alamat Rumah : Gg. Delman RT 003/008

Telepon : 081514743011

B. ANAMESA

1. Riwayat Kehamilan Ini

Riwayat Menstruasi

HPHT : 23 – 05 – 2022

Lamanya : 7 – 8 hari

Banyaknya : 2 – 3 x ganti pembalut


Siklus : 28 hari, teratur

Konsistensi : Hari pertama gumpalan, hari selanjutnya lancar

TP : 01 – 03 – 2023

Pola Eliminasi : BAB 1 kali sehari

: BAK 5 kali sehari

Akrifitas sehari – hari : Mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Pola Istirahat dan Tidur : Tidur siang 1 – 2 jam

: Tidur malam 7 – 8 jam

Seksualitas : 1 kali dalam seminggu

Imunisasi TT : TT1 : 31 – 11 – 2022

: TT2 : 08 – 12 – 2022

Kontasepsi yang pernah digunakan : Suntik KB 3 bulan (1 tahun)

2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit JK PB &

Partus Partus Kehamilan partus BB

1. 2002 Paraji Aterm Normal Paraji Pr 1600&45


2. 2011 PMB Aterm Normal Bidan Lk 3000&48
3. 2012 PMB Aterm Normal Bidan Pr 3000&48
Hamil ini
3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Jantung : Tidak ada

Tekanan darah tinggi : Tidak ada

Hepar : Tidak ada


Diabetes melitus : Tidak ada

Anemia berat : Tidak ada

Penyakit hubungan seksual : Tidak ada

Campak, rubella : Tidak ada

Malaria : Tidak ada

Tuberculosis : Tidak ada

Gangguan mental : Tidak ada

Operasi, seksio caesaria : Tidak ada

b. Lain – lain/ Riwayat keturunan : Tidak ada

c. Perilaku kesehatan

Pengguna alcohol : Tidak ada

Obat/jamu yang sering digunakan : Tidak ada

Meroko, makan sirih : Tidak ada

Iritasi vagina/ganti pakaian dalam : Tidak ada

4. Riwayat Psikososial

a. Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya

b. Jenis kelamin yang diharapkan : Laki – laki

c. Status perkawinannya : 1 ( satu )

d. Ibu pantang makanan tertentu : Tidak

e. Suami sebagai pengambil keputusan : Ya

f. Ibu memiliki kepercayaan tertentu : Tidak

g. Ibu dan keluarga sangat menginginkan anak ini : Ya

i. Tempat bersalin yang di inginkan : Bidan


C. OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda – Tanda Vital

TD : 120/80 mmHg Rr : 21 kali/menit

Nadi : 82 kali/menit S : 36,50C

3. Muka

Kelopak mata : Tidak bengkak

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak kuning

4. Mulut dan Gigi

Lidah/geraham : Tidak ada caries, lidah bersih, bibir tidak

pucat

Gigi : Tidak ada caries

5. Leher

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan

6. Payudara

Bentuk : Simetris

Benjolan : Tidak ada benjolan

Pembesaran : Ya
Puting Susu : Menonjol

Pengeluaran : Kolostrum

7. Abdomen

a. Inspeksi

Pembesaran : ya

Memanjang/melintang : memanjang

Linea alba/nigra : Alba

Striae albicans/livide : Striaealbicans

Bekas luka operasi/section caesaria : Tidak ada

b. Palpasi

Gerakan janin : Baik

Kontraksi : Baik

TFU : 29 cm

Leopold I : Bulat, lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II : Kanan : Panjang datar seperti tekanan

: Kiri : Bagian kecil janin

Leopold III : Bagian bawah teraba bulatm keras melenting

Leopold IV : Divergent 3/5

TBBJ : (30 – 11) x 155 = 2.945 gram

HIS : 4x10’40’’

c. Aukultasi

DJJ : Puntum maksimum (PM) : satu tempat

Tempat : Kuadran kanan bawah pusat


Frekuensi : 140x/menit

Teratur/tidak : teratur

Instensitas : sedang

8. Eksremitas

Oedema : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Reflek patella : Positif

9. Genetalia

Oedema : Tidak ada

Lesi : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Keputihan : Tidak ada

Luka : Tidak ada

Pengeluaran : Lendir darah

10. Pemeriksaan Dalam

Dinding vagina : Tidak ada kelainan

Portio : Tipis lunak

Pembukaan : 6 cm

Ketuban : Utuh

Presentasi : Kepala

Posisi : UUK depan


Penurunan : hodge III

Penyusupan : Tidak ada

D. DATA PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa Ibu : Ny. U usia 40 tahun G4P3A0 hamil 37 minggu

inpartu kala I fase aktif

Dasar :

1. Ibu mengatakan ini kehamilan keempat dan tidak pernah

keguguran

2. Ibu mengatakan sudah mulas sejak sore jam 18.30

3. Posisi janin normal

4. Pembukaan 6 cm

Diagnosa Janin : Tunggal hidup intrauterint letak kepala

Dasar : Adanya gerakan janin dan pemeriksaan leopold

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIA

TIDAK ADA

IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

TIDAK ADA

V. PERENCANAAN ASUHAN

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Beritahu ibu bahwa pembukaan 6 cm

3. Beritahu ibu teknik rileksasi


4. Beritahu ibu untuk miring kiri

5. Berikan ibu asuhan saying ibu

6. Pemantauan kemajuan persalinan

7. Persiapkan alat

8. Lakukan dokumentasi

VI. PELAKSANAAN ASUHAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dan

janin dalam keadaan baik yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit,

R : 21x/menit, S : 36,5°C, serta DJJ : 140x/menit

2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah ada memasuki

pembukaan 6 cm

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat

kontrasksi dengan cara ibu menarik nafas panjang melalu hidung dan

dikeluarkan melalui mulut

4. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar suplai oksigen ke janin

menjadi lancar

5. Memberikan asuhan sayang ibu

a. Membiarkan ibu untuk ditemani oleh suami atau keluarganya

b. Membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi agar ibu

mempunyai tenaga untuk mengedan

c. Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK karena dapat

menghambat penurunan kepala


d. Memberikan dukungan dan sugesti kepada ibu bahwa persalinan

merupakan proses alamiah dan ibu jangan merasa cemas

e. Sesekali melakukan pemijatan dibagian punggung ibu (pijat

oksitosin) agar merangsang hormone oksitosin secara alamiah

6. Melakukan observasi untuk mengecek DJJ, nadi, serta HIS setiap 30

menit sekali. Lalu, melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali

7. Menyiapkan alat partus set, mempersiapkan peralatan dan

perlengkapan untuk menolong persalinan, hecting set, pakaian ibu dan

bayi. Lalu memakai sarung tangan sebelah untuk memasukkan 10 IU

oksitosin, lidokain, beserta Vit K yang telah dibuka ke dalam spuit

dan dimasukkan kembali ke dalam partus set.

8. Melakukan pendokumentasian

VII. EVALUASI

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang dengan

kondisinya

2. Ibu dan keluarga mengetahui bahwa ibu sudah memasuki pembukaan

6 cm

3. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan

teknik relaksasi

4. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia miring kiri

5. Ibu sudah diberikan asuhan sayang ibu

6. Sudah dilakukan observasi pemantauan kemajuan persalinan

7. Partus set sudah disiapkan


8. Pendokumentasian sudah dilakukan

KALA II

Pukul : 01.00

Subjektif :

Ibu mengeluh mules yang semakin sering dan lama, keluar lendir darah yang

semakin banyak dan mengatakan ingin meneran seperti ingin BAB sejak

pukul 00.30

Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan Emosi : Stabil

Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg Rr : 20 kali/menit

N : 80 kali/menit S : 36 °C

HIS : 5 x 10’50”

DJJ : 148 x/menit

Tanda Kala II : Adanya dorongan ingin meneran, tampak adanya tekanan pada

anus, perineum menonjol, dan vulva membuka.

Pemeriksaan Dalam

Dinding vagina : Tidak ada massa

Portio : Tidak teraba

Pembukaan : 10 cm ( sudah lengkap)


Ketuban : sudah pecah pukul 00.40 WIB, warna jernih

Presentasi : Kepala

Posisi : UUK depan

Penurunan : hodge IV

Penyusupan : Tidak ada

Analisa

Diagnosa Ibu : inpartu kala II

Dasar : Ibu mengatakan mulasnya semakin kencang seperti adanya dorongan

Diagnosa Janin : Tunggal hidup intrauterint letak kepala

Dasar : Adanya gerakan janin dan pemeriksaan leopold

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

pembukaan sudah lengkap, memberikan dukungan dan ketenangan kepada ibu

bawha ibu bisa melewati proses persalinan yang aman dan lancar, mengatur

posisi ibu saat mengedan yaitu setengan duduk dengan kaki ditarik ke arah dada

Evaluasi : Ibu siap untuk dipimpin mengedan dan sudah dalam keadaan

setengah duduk

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat – obatan , esensial untuk

menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir

Evaluasi :

a. Untuk asfiksia sudah disiapkan tempat datar dan keras, dua kain dan satu

handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari

tubuh bayi
b. Kain sudah digelar diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu

bayi

c. Oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai dalam partus set

d. Mendekatkan partus set dan meminta salah satu keluarga untuk

mendampingi ibu dalam menghadapi proses persalinan

Evaluasi : Alat sudah didekatkan dan ibu didampingi oleh suami

3. Mengajarkan ibu teknik mengedan dengan cara mengangkat kepala, mata dibuka

dan melihat ke perut, kedua tangan menarik paha dan ibu dianjurkan untuk

mengedan seperti buang air besar jika terasa mules, saat mengedan jangan

ditahan dileher

Evaluasi : Ibu mengedan sesuai yang dianjurkan yaitu mengangkat kepala, mata

dibuka dan melihat ke perut, kedua tangan menarik paha

4. Memasang handuk diatas perut ibu, untuk mengeringkan bayi

Evaluasi : handuk sudah terpasang di atas perut ibu

5. Membuka alat partus set, memakai sarung tangan kanan

Evalusi : Partus set sudah dibuka dan memakai sarung tangan bagian kanan

6. Memasukkan oksitosin 10 unit, kemudian disimpan kembali dalam keadaan

steril

Evaluasi : Oksitosin sudah disiapkan

7. Memimpin ibu untuk mengedan, menganjurkan ibu untuk mengedan disaat

puncak kontraksi dan beristirahat jika tidak ada kontraksi. Memantau DJJ disaat

tidak ada kontraksi.


Evaluasi : Ibu mengedan saat ada kontraksi dan tetap memantau DJJ disaat tidak

ada kontraksi

8. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm, membuka vula,

meletakkan satu handuk bersih di perut ibu dan satu kain bersih yang dilipat 1/3

dibawah bokong ibu

Evaluasi : Handuk dan kain sudah diletakkan

9. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Evaluasi : Sarung tangan DTT sudah digunakan

10. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, tangan yang lain

menahan kepala bayi untuk meneran perlahan, setelah kepala bayi lahir

memeriksa apakah ada lilitan tali pusat.

Evaluasi : Kepala bayi sudah berhasil lahir tanpa adanya lilitan tali pusat

11. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan, setelah

kepala melakukan putaran paksi luar, memegang perlahan dengan lembut

gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul kemudian

arah atas untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir menyangga

dan menyusuri badan bayi.

Evalusi : Bayi lahir spontan pervaginam pukul 01.15 WIB langsung menangis,

warna kulit bayi kemerahan gerak aktif, jenis kelamin perempuan. Bayi

dikeringkan kemudian kain diganti kembali dengan yang baru supaya bayi tidak

kedinginan.

12. Mengecek apakah adanya bayi kedua

Evaluasi : Sudah dilakukan dan tidak ada bayi kedua


KALA III

Pukul : 01.15

Subjektif

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan merasa perutnya masih terasa

mulas.

Objektif

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Tanda ruptur uteri : Tidak ada
Janin ke dua : Tidak Ada

Tanda Kala III :

1. Tampak tali pusat memanjang didepan vulva

2. Adanya semburan darah secara tiba tiba

3. Uterus teraba globuler

Assasment

Diagnosa ibu : P4A0 partus kala III

Planning
1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksiosin 10 IU dalam waktu 1 menit

setelah Bayi lahir di paha kanan bagia luar secara intramuskuler agar rahimnya

berkontraksi dengan baik

Evaluasi : Ibu sudah disuntik oksitosin 10 IU secara IM

2. Menjepit tali pusat dengan klem lalu melakukan pemotongan dan pengikatan

tali pusat dengan jarak 2-3 cm dari perut bayi

Evaluasi : Tali pusat sudah diikat dan dibungkus kassa kering

3. Memberikan bayi kepada ibu untuk memproses inisiasi menyusui dini (IMD)

Evaluasi : IMD dilakukan dan berhasil di 30 menit pertama

4. Memasang pernel pada bayi dengan menggunakan kain bersih dan hanga

Evaluasi : ibu dan bayi sudah terasa nyaman dan hangat

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan merupakan hal yang

biasa yang berguna untuk pelepasan dan kelahiran plasenta

Evaluasi : Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan

6. Melaksanakan manajemen aktif kala III meliputi :

a. Melakukan peregangan tali pusat terkendali setelah adanya tanda-tanda

pelepasan plasenta, memindahkan klem ketika tali pusat memanjang 5-10

cm, melakukan peregangan tali pusat terkenadli kembali dan

mengeluarkan plasenta dengan hati-hati secara dorso cranial

Evaluasi : Jam 01.35 Plasenta lahir secara lengkap dan spontan

b. Segera melakukan massae uterus segera setelah plasenta lahir selama 15

detik
Evaluasi : Masase fundus uteri dilakukan selama 15 detik kontraksi uterus

baik, TFU sepusat

c. Mengecek kelengkapan plasenta

Evaluasi : Plasenta dan selaputnya lahir lengkap yaitu kotiledon utuh tidak

ada yang tertinggal. Pendarahan kurang lebih 150 cc

d. Melihat adanya laserasi perineum atau tidak

Evaluasi : Tidak terdapat laserasi

7. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan ibu cukup makan dan

minum yang ibu inginkan

Evaluasi : Keluarga mengerti serta ibu minum teh manis 1 gelas habis

8. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi : Pendokumentasian sudah dilakukan

KALA IV

Pukul : 01.40 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan masih merasa sedikit mules

Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

TD : 100/70 mmHg Rr : 21 x/menit

N : 80 x/menit S : 36 °C

TFU : Sepusat
Kontraksi Uterus : Baik

Perdarahan : Kurang lebih 100 cc

Kandung Kemih : kosong

Assasment

Diagnosa ibu : P4A0 partus kala IV

Planning

1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan genetalia ibu bahwa tidak

terjadi robekan jalan lahir

Evaluasi : ibu tampak senang dan mengetahui hasil pemeriksaan

2. Membersihkan perineum dan tubuh ibu, kemudia membersihkan tempat

tidur, dan mengenakan pakaian ibu yang bersih dan kering serta memasang

pembalut. Membiarkan ibu istirahat dan membantu ibu pada posisi yang

nyaman

Evaluasi : Ibu sudah dibersihkan serta merasa nyaman dan lega

3. Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus sampai teraba

keras dengan mengusap – usap perut ibu searah dengan jarum jam, agar

berkontraksi dengan baik dan mencegah terjadinya perdarahan

Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti serta bersedia melakukan masase

uterus
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan miinum agar ibu tidak merasa lelah dan

tenaga ibu bisa pulih kembali, ibu dianjurkan meneruskan memberikan ASI

kepada bayinya

Evaluasi : Ibu makan nasi dan lauk serta memenuhi kebutuhan energi, ibu

juga segera menyusui bayinya.

5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil agar tidak terjadi

infkesi saluran air kemih dan menganjurkan ibu untuk membersihkan bagian

genetalianya agar terjaga kebersihannya

Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia tidak

menahan BAK serta menjaga kebersihan genetalia

6. Setelah satu jam bayi lahir melakukan penimbangan berat badan dan

mengukur panjang badan bayi serta memberikan imunisasi vit K 0,5 mg

setelah bayi lahir, lalu memberikan salep mata

Evaluasi : Sudah dilakukan

7. Memfasilitasi rooming in dengan segera memberikan bayi ke ibu untuk

segera disusui

Evaluasi : Ibu terlihat senang dan kembali menyusui bayinya

8. Melakukan pemantauan kala IV selama setiap 15 menit pada jam pertama

dan setiap 30 menit sekali pada jam kedua

Evaluasi : Observasi dilakukan dan ditulis dalam partgoraf

LAPORAN PERSALINAN
Pada tanggal 7 Februari 2023 ibu datang pukul 21.00 WIB
dengan keluhan mules-mules sejak pukul 20.45 WIB, dari hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil, TD : 120/80 mmHg, N : 81 kali/menit,
Rr : 20 kali/menit, S : 36,5°C, pemeriksaan fisik normal, His :
4x10’35”, TFU : 30 cm, leopold I teraba bagian besar lunak dan
tidak melenting, leopold II kanan teraba keras memanjang dan kiri
teraba bagian terkecil janin, leopold III teraba keras bulat dan tidak
melenting, leopold IV divergen 3/5, DJJ :137 kali/menit,
pemeriksaan dalam vagina tidak ada kelainan, portio tipis, ketuban
utuh, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, posisi ubun-ubun kecil,
penurunan Hodge II dan tidak ada penyusupan.
Pukul 00.30 ibu mengatakan sudah ingin BAB dan dilakukan
pemeriksan dalam vagina tidak ada kelainan, portio tipis, ketuban
utuh, pembukaan 10 cm presentasi kepala, posisi ubun-ubun kecil
penurunan Hodge III dan tidak ada penyusupan. Sudah ditemukan
tanda dan gejala kala II yaitu dorongan ingin meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Ketuban pecah
spontan pukul 01.40 WIB. Ibu dipimpin meneran pada saat ada
his, kepala maju pesat mulai nampak di vulva, setelah kepala 5-6
cm di depan vulva, maka perineum ditahan dengan tangan kanan
dialasi duk steril dan tangan kiri menahan klitoris agar tidak terjadi
defleksi maksimal saat kepala bayi lahir. Kemudian lahirlah
berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, muka, dagu, dan kepala bayi
lahir sepenuhnya.
Kemudian tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar,
kepala bayi dipegang secara biparietal, kemudian dengan lembut
mengarahkan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan
mengarahkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian
tangan kanan menyangga dan tangan kiri menyusuri dada bayi
dengan ibu jari di dada bayi sehingga lahirlah seluruh badan bayi.
Pada pukul 01.15 WIB bayi lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala,
bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan, berat badan 2,900 gram, panjang 48 cm, LL 13 cm, LK
32, LD 33, tidak ada kelainan kongenital, anus ada, cacat tidak ada.
Kemudian bayi secara menyeluruh keringkan bayi kecuali
telapak tangan, bersihkan pernafasannya, tali pusat diklem dan
dipotong kemudian dipasang pengikat tali pusat, tali pusat
dibungkus kassa steril, kemudian meletakkan bayi didada ibu serta
dipasangkan selimut yang kering dan pastikan kepala bayi ditutup.
Kemudian melakukan IMD. Bayi dibungkus dan bounding
attachment agar bayi terhindar dari hilangnya panas.

D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


1. Varney PNC I (2 jam postpartum)
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2023
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : PMB Bd.Emiyati S.Tr.Keb

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS

Nama : Ny. Uum Nama Suami : Tn. Rasno

Umur : 40 tahun Umur : 47 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-

Alamat Rumah : Gg. Delman RT 003/008

Telepon : 081514743011
B. ANAMESA

a. Data kesehatan

Keluhan utama : Tidak ada keluhan

Keluhan tambahan : Tidak ada

Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada

Penyakit yang sedang diderita : Tidak ada

Penyakit keturunan : Tidak ada

Penyakit menular : Tidak ada

b. Riwayat kehamilan dan persalinan

No Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit JK PB &

Partus Partus Kehamilan Partus BB

1. 2002 Paraji Aterm Normal Paraji Pr 1600&45


2. 2011 PMB Aterm Normal Bidan Lk 3000&48
3. 2012 PMB Aterm Normal Bidan Pr 3000&48
4. 2023 PMB Aterm Normal Bidan Pr 2900&48

Masa gestasi

Keluhan selama kehamilan : Pusing, kadang mual dan muntah

Tanggal persalinan : 07 Februari 2023

Jenis persalinan : Normal

Proses persalinan

Kala I : 4 jam

Kala II : 35 menit

Kala III` : 15 menit


Kala IV : 45 menit

Kelainan saat persalinan : Tidak ada

Anak hidup/mati : hodup

JK : Perempuan

BB : 2.900 gram PB : 48 cm

Kelainan bawaan : tidak ada

Rawat gabung : tidak dilakukan

Alasan : tidak ada indikasi

c. Status perkawinan

Umur perkawinan : 17 tahun

Berapa kali kawin : satu kali kawin

Lama perkawinan : 23 tahun

d. Pola Nutrisi : Nafsu makan baik, sehari 3x

Pola Eliminasi : BAB 1 kali sehari

: BAK 5 kali sehari

Akrifitas sehari – hari : Mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Pola Istirahat dan Tidur : Tidur siang 1 – 2 jam

: Tidur malam 7 – 8 jam

Seksualitas : 1 kali dalam seminggu

e. Data psikososial

Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya : senang dan lega

Rencana Ibu menyusui bayinya : Asi eksklusif 0-6 bulan

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg Rr : 21 kali/menit

N : 82 kali/menit S : 36 ° C

3. Pemeriksaan Sistematis

Muka : Simetris

Kelopak mata : Tidak bengkak

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak kuning

4. Mulut dan gigi : Bersih

Kelenjer tyroid : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

5. Payudara

Pembesaran : Normal

Puting susu : Menonjol

Simetris : Simetris

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : Colostrum

Rasa nyeri : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

6. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus : Baik

7. Ekstermitas atas dan bawah

Oedema : Tidak ada

Kekakuan sendi : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Reflek patella : Positif

8. Pengeluaran pervaginam

Lochea : Rubra

Warna : Merah

Baunya : Khas

Banyaknya : Kurang lebih 15 cc

9. Perinium dan anus

10. Luka : Tidak ada

Keadaan luka : Tidak ada

Tanda-tanda infeksi : Tidak ada

Keadaan vulva : Baik

11. Anus : Normal

II. INTREPRETASI DATA

Diagnosa ibu : P4A0 Postpartum 6 jam

Dasar Subjektif

P1 : Ibu mengatakan ini melahirkan keempat


A0 : Ibu mengatakan belum pernah abortus

PP 6 jam : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 7 Februari

2023, pukul 01.25 WIB bayi lahir spontan.

Dasar Objektif

TFU : 2 Jari dibawah pusat

Lochea : Rubra

Pendarahan : + 15 cc

III.DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Beritahu tanda bahaya postpartum

3. Beritahu teknik menyusui

4. Beritahu pola kebersihan

5. Beritahu pola nutrisi

6. Beritahu ibu ASI eksklusif

7. Beritahu ibu jadawal kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN ASUHAN


1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan Memberitahu ibu

dan keluarga hasil pemeriksaan yang di dapatkan keadaan umum ibu

secara keseluruhan baik.

2. Memberitahukan dan menjelaskan tanda-tanda bahaya post partum

seperti demam tinggi, perdarahan yang banyak, sakit kepala yang

hebat, bendungan pada ASU/bengkak pada payudara, bila ibu

menemukan salah sayu tanda da gejala yang sudah disebutkan, ibu

dan suami harus segera memberitahu dan menguhubungi petugas

kesehatan

3. Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar kepada ibu,

yaitu:

a) Keluarkan ASI sedikit, oleskan pada putting susu untuk

melembabkan putting agar tidak lecet

b) Kemudian tempelkan putting susu pada pipi bayi, biarkan bayi

mencari putting dan masukan seluruh putting sampai di daerah

hitam/areola di sekitar putting.

c) Apabila sudah merasa kenyang bayl akan melepaskannya sendiri

4. Menganjurkan ibu untuk merawat dan menjaga kebersihan perineum

dan vulva yaitu dengan cara membasuh daerah kemaluan dari arah

depan ke belakang dibilas dengan air dingin dan keringkan setelah

selesai BAB/BAK

5. Memberitahu ibu tentang makanan yang harus dikonsumsi, hal ini

penting untuk pemulihan ibu. Seperti sayuran, ikan, buah-buahan.


6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif yaitu ASI yang

diberikan pada bayi berusia 0-6 bulan dan tidak diberikan makanan

apapun selain ASI

7. Menjadwalkan pemeriksaan ulang ibu dan bayi. Pada tanggal 14

Februari 2023

VII. EVALUASI

1. Ibu dan keluarga menerima informasi dan penjelasan dari bidan

mengenal hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan

2. Ibu dan suami mengerti dan bersedia jika salah satu tanda tersebut

terjadi pada ibu akan segera memberitahu dan menghubungi

petugas kesehatan

3. Ibu mengerti dan mampu melaksanakan menyusul yang telah

dijelaskan.

4. Ibu mengerti dan akan kebersihan perineum dan vulva.

5. Ibu mengerti dan mengatakan tidak ada pantangan makanan bagi

dirinya

6. Ibu mengetahui dan mengerti serta akan berusaha memberikan ASI

ekskulsif selama 6 bulan bagi bayinya

7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 14 Februari

2023

2. Soap PNC II (7 hari postpartum)


Hari/Tanggal : Selasa, 14 Februari 2023
Pukul : 17.00 WIB
Tempat : PMB Bd. Emiyati S.Tr.Keb

SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan kedaannya baik dan sehat setelah 7 hari dari melahirkan dan

ibu merasa tidak ada keluhan.

2. Ibu mengatakan bahwa ASI nya sudah banyak

3. Ibu mengatakan saat ini sudah dapat melakukan perawatan sendiri pada

bayinya seperti memandikan bayi, merawat tali pusat bayi, serta mengganti

pakaian bayi yang basah dan kotor ibu dapat melakukannya

4. Ibu mengatakan bahwa kegiatan saat ini hanya merawat bayinya dan

mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan-ringan saja

OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda vital

TD : 138/88mmHg Rr : 21 kali/menit

N : 80 kali/menit S : 36 ° C

3. Pemeriksaan Sistematis

Muka : Simetris

Kelopak mata : Tidak bengkak

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak kuning

4. Mulut dan gigi : Bersih


Kelenjer tyroid : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

5. Payudara

Pembesaran : Normal

Puting susu : Menonjol

Simetris : Simetris

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : ASI

Rasa nyeri : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

6. Abdomen

TFU : Pertengahan sympisis

Kontraksi uterus : Baik

7. Ekstermitas atas dan bawah

Oedema : Tidak ada

Kekakuan sendi : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Reflek patella : Positif

8. Pengeluaran pervaginam

Lochea : Sanguinolenta

Warna : Merah kekuningan

Baunya : Khas
Banyaknya : Normal

9. Perinium dan anus

10. Luka : Tidak ada

Keadaan luka : Tidak ada

Tanda-tanda infeksi : Tidak ada

Keadaan vulva : Baik

11. Anus : Normal

ANALISA

Diagnosa ibu : P4A0 Postpartum 7 hari

Ds : Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang ia rasakan

DO : TFU : Pertengahan sympisis

: Lochea : Rubra

: Perdarahan : kurang lebih 10 cc

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling Ibu Nifas

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa secara keseluruhan keadaan

ibu baik

Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang

2. Memberikan konseling tentang istirahat yang cukup karena kurang istirahat

bisa mempengaruhi produksi ASI da kondisi kesehatan ibu. Tidur ketika

bayi sedang tidur. Istirahat yang cukup bisa mempercepat pemulihan

kondisi kesehatan ibu dan memperlancar produksi ASI


Evaluasi : Ibu mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan

3. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak mengkonsumsi sayur-sayuran

seperti sayur katuk dan sayur bayam untuk memperlancar dan

memperbanyak pengeluaran ASI

Evaluasi : Ibu mengerti serta ibu akan selalu mengkonsumsi sayur-sayuran

tersebut.

4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tidak berhenti mengkonsumsi

tablet penambah darah setiap hari, serta memberitahukan kembali cara

meminumnya yaitu dimnum 1x//hari menjelang tidur dengan menggunakan

air putih dan tidak boleh menggunakan teh atau kopi karena akan

mengganggu penyerapan obat tersebut.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan oleh bidam dan

ibu berjanji akan selallu mengkonsumsi obat tersebut.

5. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya nifas

Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

6. Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang

kerumah pada tanggal 22 Februari 2023

Evaluasi : ibu mengerti serta bersedia akan dilakukan kunjungan ulang ke

rumah pada tanggal 22 Februari

3. Soap PNC III (2 minggu postpartum)


Hari/Tanggal : Rabu, 22 Februari 2023
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : PMB Bd. Emiyati S.Tr.Keb

Subjektif 
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Objektif 
Keadaan umum : Baik 
Kesadaran : Composmentis 
Keadaan Emosional : Stabil 
Tanda - tanda Vital 
Tekanan Darah : 122/78 mmHg 
Nadi : 83x/menit
Suhu tubuh : 36,6˚C
Pernafasan : 20 x/menit
Muka : Tidak bengkak
Kelopak mata : Tidak bengkak
Konjungtiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak kuning 
Mamae : Simetris, tidak ada benjolan,
tidak adarasa
nyeri, tidak kemerahan, tidak
bengkak,
adanya hyperpigmentasi aerola,
puting
menonjol, pengeluran ASI.
TFU : Pertengahan antara pusat dan
sympisis 
Kontraksi uterus : Baik 
Kandung kemih : Kosong
Vagina : Bersih
Pengeluaran pervaginam : Lochea sanguinolenta jumlah ±
10 cc,
berwarna kecoklatan, bau khas,
konsistensi kental dan luka
jahitan perineum baik dan tidak
ada tanda infeksi
Ekstremitas : Tidak oedema, tidak
kemerahan, reflek Patela kanan (positif)/kiri (positif).
Assesment

Planning
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa ibu
dalam keadaan baik. 
Evaluasi: Ibu dapat mengerti dan memahami hasil
pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan
yang bergizi, terutama yang mengandung zat besi. Hal ini
dilakukan agar kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi dan ibu
tidak anemia.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
3. Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup, agar tidak
kelelahan, sebaiknya ibu istirahat saat bayi sedang tidur.
Evaluasi: Ibu dapat mengerti dan akan istirahat yang cukup. 
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dalam sehari, serta tidak memberi makanan
pendamping ASI. 
Evaluasi: Ibu dapat mengerti dan akan melakukannya.
5. Menganjurkan ibu memakai pakaian yang agak longgar
terutama pada daerah payudara agar payudara tidak
tertekan dan memudahkan ibu saat akan menyusui
bayinya. 
Evaluasi: Ibu mengerti dan melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk sering berinteraksi dan
berkomunikasi dengan bayinya. 
Evaluasi: Ibu dapat mengerti dan akan melakukannya. 
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas guna
membantu proses involusi dan pemulihan fungsi alat
kandungan. 
Evaluasi: Ibu mengerti dan dapat melakukan senam nifas
dengan baik.
8. Menganjurkan ibu untuk terus rutin melanjutkan tablet fe 60
mg 1x1 / hari yang sudah diberikan sesudah persalinan 1
jam. 
Evalusi: ibu mengerti dan rutin meminumnya di rumah.

E. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1. Neonatus I (1 jam varney)
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2023
Pukul : 08.10 WIB
Tempat : PMB Bidan Emiyati S.Tr.Keb

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS

1. Bayi

Nama Bayi : Bayi Ny. U

Tanggal dan Jam lahir : 07 Februari 2023 dan 01.15 WIB

Jenis kelamin : Perempuan

No Status Reg :
2. Orang tua

Nama : Ny. Uum Nama Suami : Tn. Rasno

Umur : 40 tahun Umur : 47 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-

Alamat Rumah : Gg. Delman RT 003/008

Telepon : 081514743011

B. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang sekarang

a. Pemeriksaan kehamilan

1. Trimester I : 3 kali periksa

2. Tempat periksa : PMB

3. Keluhan : Mual, pusing

4. Trimester II : 1 kali periksa

Tempat periksa : PMB

Keluhan :Tidak ada keluhan

5. Trimester III : 3 kali periksa

Tempat periksa : PMB

Keluhan : Semakin sering buang air kecil

b. Imunisasi TT : TT1 : 31 – 11 – 2022

: TT2 : 08 – 12 – 2022
c. Penyakit yang diderita selama kehamilan

1. Perdarahan : Tidak ada

2. Pre eklamsia : Tidak ada

3. Eklamsia : Tidak ada

4. Penyakit kelamin : Tidak ada

5. Lain – lain : Tidak ada

d. Kebiasaan waktu hamil

Makan pantang : Tidak

Minum jamu-jamuan : Tidak

Merokok : Tidak

Lain-lain : Tidak

e. Riwayat persalinan sekarang

1. Ditolong oleh : Bidan

2. Jenis persalinan : Normal

3. Lama Persalinan

Kala I : 4 jam

Kala II : 35 menit

Kala III` : 15 menit

Kala IV : 45 menit

f. Masalah selama persalinan : Tidak ada

g. Keadaan air ketuban : Jernih

h. Riwayat nifas

Masalah setelah persalinan : tidak ada


C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Nilai APGAR

No Aspek yg di Nilai 0 1 2 Waktu

1’ 5’

1 Frekuensi denyut Tidak ada <100 >100 2 2

jantung

2 Usaha bernafas Tidak ada Lambat teratur Menangis kuat 2 2

3 Tonus otot Tidak ada Ekstremtas fleksi Gerakan aktif 2 2

sedikit

4 Reaksi terhadap Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 2 2

rangsangan

5 Warna kulit Biru/pucat Tubuh Seluruh tubuh 1 2

kemerahan. kemerahan

Ekstremitas biru

2. Antropomerti

a. Berat badan : 2.900 gram

Panjang Badan : 48 cm

Suhu : 36,50C
DJB : 143x/menit

RR : 52x/menit

b. Lingkar Kepala :

Fronto occipitalis : 32 cm

Sub occipito bregmatika : 31 cm

Sub mento bregmatika : 30 cm

c. Lingkar dada : 29 cm

3. Reflek

a. Moro : Positif

b. Tonic neck : Positif

c. Palmar graps : Positif

d. Walking : Positif

e. Rooting : Positif

f. Sucking : Positif

g. Plantar : Positif

h. Babinski : Positif

4. Menangis : Ya menangis kuat

5. Kepala

a. Simetris : Ya

b. UUB : Berdenyut, belum menutup

c. UUK : Normal

d. Caput Cuccedanum : Tidak ada

e. Chepal Hematom : Tidak ada


f. Sutura : Tidak ada

g. Luka di kepala : Tidak ada

h. Kelainan yang dijumpai : Tidak ada

6. Mata

a. Posisi : Simetris

b. Kotoran : Tidak ada

c. Perdahan : Tidak ada

d. Sclera : Tidak ikterik

e. Bulu Mata : Ada, Normal

7. Hidung

a. Lubang hidung : Ada. Normal

b. Cuping Hidung : Ada, Normal

c. Pengeluaran : Tidak ada

8. Mulut

a. Simetris : Ya

b. Palatum molle : Normal

c. Palatum dunum : Normal

d. Saliva : Normal

e. Bibir : Normal

f. Gusi : Normal

g. Lidah bintik putih : Tidak ada

9. Telinga
a. Simetris : Ya

b. Daun Telinga : Ada, Normal

c. Lubang Telinga : Ada, Normal

d. Pengeluaran : Tidak ada

10. Leher

a. Kelainan : Tidak ada

b. Pergerakan : Aktif

11. Dada

a. Bentuk : Simetris

b. Bising usu s : Ada

c. Kelainan : Tidak ada

12. Tali pusat

a. Pembuluh darah : terdapat 1 vena 2 arteri

b. Perdarahan : Tidak ada

c. Kelainan tali pusat : Tidak ada

13. Kulit

a. Warna : Kemerahan

b. Turgor : Elastis

c. Elastisitas : Baik

d. Lanugo : Ada

e. Verniks caseosa : Ada

f. Kelainan : Tidak ada


14. Punggung

a. Bentuk : Simetris

b. Kelainan : Tidak ada

15. Eksremitas

a. Tangan : Simetris

b. Kaki : Simetris

c. Gerakan : Aktif

d. Kuku : Lunak

e. Bentuk kaki : Simetris

f. Bentuk tangan : Simetris

g. Kelainan : Tidak ada

16. Genetalia

a. Labia : Ya

b. Peneluaran : Tidak ada

c. Kelainan : Tidak ada

II. INTERPETASI DATA

Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam

DS : Ibu mengatakan melahirkan bayinya tanggal 07 februari

2023 jam 01.15 WIB

DO : BB : 2.900 gram

: PB ; 48 cm

: LK : 32 cm

III.MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN

1. Beritahu ibu keadaan bayi

2. Beritahu ibu tentang imunisasi

3. Beritahu tentang kehangatan bayi

4. Beritahu ibu perawatan tali pusat

5. Beritahu ibu mengenai ASI eksklusif

6. Beritahu ibu pola kebersihan pada bayi

7. Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi

8. Beritahu ibu menyusui bayi

9. Beritahu ibu cara menjemur bayi

10. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

11. Lakukan pendokumentasian

VI. PELAKSANAAN ASUHAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa bayinya

dalam keadaan sehat

2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan di imunisasi HBO,

imunisasi ini bermanfaat untuk agar tidak terjadinya penyakit hepatitis. atau

kerusakan hati dan memberikan suntikan imunisasi dipaha sebelah kanan.

3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan

menyelimuti bayinya dengan kain hangat dan juga selimut.


4. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat, yaitu denga cara :

a. Tali pusat dicuci setiap hari dan apabila terlihat kotor

b. Tidak memberi ramuan apapun pada tali pusat

c. Tidak mengompres tali pusat dengan alcohol dan betadine

d. Tali pusat hanya ditutup dengan kasa yang bersih dan kering

5. Memberitahu ibu supaya hanya memberian ASI untuk bayinya sampai

dengan usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan baru ibu boleh memberikan

MPASI atau makanan pendamping ASI untuk buah hatinya hingga usia 2

tahun. Evaluasi Ibu mengerti dan akan memberikan hanya ASI saja kepada

bayinya

6. Memberitahu ibu jika bayinya BAK/BAB segera ganti popok bayi dengan

popok yang kering dan bersih, agar tidak terjadi iritasi pada kulit bayinya

yang masih sensitive dan tetap jaga kehangatan pada bayinya dengan segera

mengganti popoknya.

7. Membetahu ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada bayi. Apabila

bayi demam, kejang, tidak mau menetek dan warna kilit bayi menjadi

kuning maka ibu atau keluarga harus segera membawa bayi ke fasilitas

kesehatan.

8. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali dan bangunkan

setiap 2 jam sekali.

9. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari kurang lebih 15

menit bagian depan dan 15 menit bagian belakang. Memberitahu

manfaatnya yaitu untuk mencegah bayi kuning


10. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 14 Februari 2023

11. Melalukan pendokumentasian

VII. EVALUASI

1. Ibu dan keluarga mengetahuinya dan merasa senang

2. Ibu mengerti dan HBO sudah disuntikan dipaha kanan.

3. Ibu mengerti dan bayi dipakaikan oleh kain hangat diselimuti

4. Ibu mengetahui bagaimana cara perawatan tali pusat yang prinsipna bersih

dan kering

5. Ibu mengerti dan hanya akan memberikan ASI saja kepada bayi nya

6. ibu mengerti dan akan segera mengganti popok bayinya jika bayinya

BAK/BAB

7. ibu mengetahui tanda bahaya pada bayinya dan akan segera mungkin

membawa bayinya ke fasilitas kesehatan jika salah satu tanda bahaya itu

terjadi

8. ibu mengerti bahwa bayinya harus sering menyusu, minimal jam sekali

untuk mencegah bayi tidak kuning

9. Ibu mengetahui dan akan melakukannya agar bayinya terhindar dari

kuning

10. Ibu mengetahui dan akan melakukan kunjungan ulang

11. Pendokumentasian sudah dilakukan

II. Neonatus II (6 hari Soap)


Hari/Tanggal : Rabu, 17 Februari 2023
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : PMB Bd. E Emiyati S.Tr.Keb
SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan bayinya sangat aktif, bayinya disusui setiap 2 jam sekali.

BAK kurang lebih 4 kali sehari, dan BAB 2 kali sehari.

2. Ibu mengatakan memandikan bayinya 1 kali setiap hari, kemudian

menjemurnya setiap pagi selama 10-15 menit

3. Ibu mengatakan bayinya telah puput kemarin

OBJEKTIF

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda – Tanda Vital

Pernafasan : 52x/menit

Nadi : Normal

Suhu : 36,50C

BB : 3.000 gram

PB : 48 cm

Menangis : Kuat

Reflek Menghisap : Baik

Pergerakan : Aktif

Warna Kulit : Kemerahan

Tali pusat : Tidak ada perdarahan

ANALISA

Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari


Ds : Ibu mengatakan tali pusat sudah puput di hari keenam

DO : Bayi menangis kuat

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Kebutuhan dasar bayi baru lahir

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemerisakaan kepada ibu bahwa bayinya dalam

keadaan sehat dan menjelaskan kepada ibu bahwa penurunan berat BB pada

hari ke 6 itu hal yang wajar karena bayi dalam masa penyesuaian pada

lingkungannya.

Evaluasi : Ibu mengerti dan merasas senang karenabayinya dalam keadaan

sehat

2. Menganjurkan kepada ibu untuk mengimunisasi bayinya yaitu Imunisasi

BCG, hepatitis B dan Polio 1. Imunisasi BCG bermanfaat untuk mencegah

penyakit TBC, diberikan pada umur 0-2 bulan, diberikan dengan cara disuntik

di lengan atas. Imunisasi hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit

hepatitis B, diberikan segera setelah bayi lahir, serta umur 2-4 bulan, dan

imunisasi polio untuk mencegah penyakit polio, diberikan pada umur bayi 1-

4 bulan

Evaluasi : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan dan ibu

akan mengimunisasi bayinya dengan lengkap

3. Menganjurkan kepada ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari sekitar

pukul 08.00 - 09.00 WIB selama 10-15 menit agar bayinya tidak kuning,

tetapi bagian mata dan alat kelaminnya ditutup.


Evaluasi : Ibu mengerti serta akan selalu menjemur bayinya setiap pagi.

4. Menganjurkan pada ibu untuk segera membawa bayinya bila sakit ke tenaga

kesehatan dan menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi seperti

bayi kuning, demam, dan diare.

Evaluasi : Ibu mampu mengulang tanda-tanda bahaya pada bayi dan akan

membawanya ke petugas kesehatan

5. Memberitahu jadwal kunjungan ulang dirumah ibu pada tanggal 22 Februari

2023

Evaluasi : Ibu mengerti serta bersedia akan dilakukan kunjungan ulang

kerumah pada tanggal 22 Februari 2023

2. Neonatus III (2 minggu Soap)

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Februari 2023


Pukul : 16.00 WIB
Tempat : PMB Bd.E Emiyati S.Tr.Keb

Subjektif :
Bayi sudah menyusu dengan kuat, gerakan bayi aktif dan berat
badan bertambah.
Objektif :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV bayi : Pernafasan : 50 x/menit
Nadi :146 x/menit
Suhu : 36,7˚C
BB : 3100 gram
PB : 47 cm
Refleks menghisap : Baik
Pergerakan : Aktif
Warna kulit : Kemerahan
Tali pusat : Sudah puput

Assesment :
Neonatus usia 14 hari
Planning :
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya
bahwa bayi dalam keadaan baik dengan hasil Pernafasan 50
x/menit, Nadi 146 x/menit, Suhu 36,7˚C, BB 3100 gram, PB
47 cm
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari sekitar
15 menit, hal ini dilakukan untuk mencegah kuning pada tubuh
bayi (ikterus neonatorum). Evaluasi : Ibu melakukan apa yang
telah dianjurkan.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali atau
pada saat bayi ingin menyusu.
Evaluasi : Ibu akan melakukan apa yang telah dianjurkan.
4. Mengajurkan ibu untuk memberikan ASI tanpa makanan
tambahan pada bayinya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk membersihkan payudara terlebih
dahulu sebelum menyusui bayinya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan membersihkannya terlebih
dahulu sebelum menyusui.
BAB IV

PEMBAHASAN

Selama penulisan melakukan asuhan kompreshensif kepada Ny.U yang dilakukan

sejak tanggal 06 Februari 2023 sampai dengan 14 Februari 2023 yang dimulai dari

pemeriksaan kehamilan trimester III, kemudian dilanjutkan dengan persalinan,

masa nifas sampai bayi baru lahir, kemudian dapat dilakukan pembahasan sebagai

berikut :

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN

Ny.U diperiksa kehamilannya pada tanggal 06 Februari 2023, ibu

mengatakan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan menunjukkan usia

kehamilan 37 minggu, Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan

masalah pada ibu dan tidak ada tanda bahaya, namun ibu sudah ada

pembukaan yaitu pembukaan 1 cm. Ibu diberikan informasi dan konseling

mengenai ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III, tanda – tanda

bahaya kehamilan trimester III, serta memberitahu ibu tentang persiapan

persalinan. Pada kunjungan selanjutnya yaitu pada tanggal 06 Februari 2023

jam 21.00 WIB, di lakukan anamnesa dan hasil pemeriksaan usia kehamilan

37 minggu Ibu mengatakan sudah ada mulas sejak tadi sore, Ibu diberikan
asuhan mengenai anjuran melakukan gerakan guna mempercepat proses

pembukaan dan mempelebar jalan lahir,

Pada pemeriksaan kehamilan Ny. U mendapatkan pelayanan asuhan

standar minimal 10 T menurut KemenKes RI (2020) yaitu Pelayanan

pemeriksaan kehamilan harus memenuhi standar pelayanan antenatal yaitu

10T yang terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur

tekanan darah, nilai status gizi (ukur LILA), ukur TFU, tentukan presentasi

janin dan DJJ, skrining status imunisasi tetanus dan berikan Imunisasi TT bila

diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan,

test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, temu wicara

(konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan. (Kemenkes RI,2020)

Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny. U tidak ditemukan masalah,

karena asuhan yang diberikan sesuai dengan standar dan kebutuhan ibu.

Penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan

yang telah diberikan pada Ny.U

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN

Pada tanggal 06 Februari 2023 jam 21.00 WIB, ibu datang dengan keluhan

mules – mules yang sering. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ibu sudah

memasuki pembukaan 6 cm, kemudian dilakukan observasi untuk memantau

proses persalinan ibu, yaitu sebagai berikut :

1. Kala I
Ibu mengeluh mules kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dan

pembukaan sudah 6 cm. kemudian dilakukan observasi sampai

pembukaan lengkap pada jam 00.35 Wib. Menurut Siwi Walyani(2020),

Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks

mulai pembukaan dan mendatar. Kala I persalinan di mulai sejak

terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai

pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I di bagi menjadi dua fase,

yaitu fase laten dan fase aktif. (Siwi Walyani,2020)

Asuhan yang diberikan terhadap Ny. U pada kala I adalah

memberikan asuhan mengingatkan ibu untuk tidur miring kiri atau jalan-

jalan untuk mempercepat penurunan kepala, tarik nafas panjang apabila

mules, dan istirahat apabila tidak ada mules, mengingatkan kembali pada

ibu untuk menjaga stamina nya menjelang persalinan dan memberikan

dukungan serta motivasi pada ibu. Melakukan observasi pada ibu sampai

pembukaan lengkap, kemudian memantau kemajuan persalinan, dan

mencatatnya di patograf.

2. Kala II

Ibu mengatakan merasa ingin meneran bersamaan terjadinya

kontraksi, hasil pemeriksaan adanya peningkatan tekanan pada rectum

atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfinger ani

membuka dan peningkatan pengeluaran lendir darah. Setelah itu

dilakukan proses persalinan normal, kala II berlangsung selama 40 menit.

Pukul 01.15 WIB bayi lahir spontan, JK perempuan, menangis kuat, kulit
kemerahan, tonus otot baik. Persalinan di mulai ketika pembukaan

serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II

pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

Asuhan yang diberikan kepada ibu saat memasuki kala II yaitu

memberikan asupan nutrisi disela sela kontraksi, mengajarkan teknik

mengedan, menganjurkan ibu untuk mengedan disaat puncak kontraksi

dan beristirahat jika tidak ada kontraksi, memantau DJJ disaat tidak ada

kontraksi, serta melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan Asuhan

Persalinan Normal (APN)

3. Kala III

Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, namun perutnya

masih terasa mules dan lelah. Lalu dilakukan Kala III yaitu proses

pengeluaran plasenta, pengeluaran plasenta berlangsung selama 5 menit

dan plasenta lahir lengkap. Jam 01.35 Plasenta lahir secara lengkap dan

spontan.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. U adalah

penatalaksanaan manajemen aktif kala III dalam memantau

perkembangan Ny. U seperti menyuntikkan oksitosin 10 1U dipaha atas

secara İM., memotong tali pusat., melakukan penegangan tali pusat

terkendali dan dorso kranial. massase fundus uteri, memeriksa adanya

laserasi jalan lahir, setelah dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta

lahir 5 menit kemudian.

4. Kala IV
Ibu mengatakan senang karena bayi dan plasenta sudah lahir lengkap,

namun ibu merasa sedikit lelah. Setelah dilakukan pemeriksaan, keadaan

umum ibu baik Kemudian, ibu diberikan asuhan untuk pemenuhan

nutrisi. Tidak ada masalah pada 2 jam pertama setelah melahirkan.

Asuhan yang diberikan terhadap Ny. U selama proses persalinan

diberikan beberapa asuhan diantaranya yaitu asuhan persalinan normal.

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman

selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan

komplikasi terutama pendarahan pasca persalinan, hipotermia, dan

asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah

terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma

dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah

komplikasi yang mungkin terjadi. (Prawirohardjo, 2016)

Kemudian, Ny U juga diberikan asuhan pasca persalinan bayi yaitu saat

pengeluaran plasenta. Ny U diberikan asuhan manajemen aktif kala III,

Setelah itu, tidak lupa Ny U diberikan asuhan untuk memantau atau

mengobservasi pasca persalinan di kala IV.

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS

Berdasarkan kebijakan program asuhan kebidanan, pada masa nifas minimal

dilakukan 4 kali kunjungan yaitu kunjungan nifas 6 jam, kunjungan nifas hari

ke 6, kunjungan nifas 2 minggu, dan kunjungan nifas 6 minggu. Pada kasus

ini karena keterbatasan waktu maka kunjungan hanya dapat dilakukan pada

saat 6 jam postpartum, 6 hari, dan 2 minggu. Sehingga kunjungan nifas ini
sesuai dengan kebijakan teknis standar asuhan kebidanan pada masa nifas.

Oleh karena itu tidak terdapat kesenjangan antara teori menurut Saleha (2013)

dengan praktek.

Pada kunjungan 6 jam postpartum pada tanggal 07 Februari 2023, keadaan

Ny. U baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 2 jari dibawah pusat,

tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea rubra, ASI sudah keluar, dan luka

jahitan baik. Tidak terdapat kesenjangan antara praktek dan teori mengenai

perubahan fisiologis sistem reproduksi selama masa nifas yaitu involusi

uterus pada 6 jam postpartum adalah 2 jari di bawah pusat dan pengeluaran

pervaginam berupa lochea rubra yang terjadi selama 1-2 hari pasca persalinan

menurut (Saleha, 2013).

Pada kunjungan 7 hari postpartum pada tanggal 14 Februari 2023, hasil

pemeriksaan objektif keadaan Ny. U baik, tanda-tanda vital dalam batas

normal, involusi uterus berjalan dengan baik, Tinggi Fundus Uteri

pertengahan pusat dan simpisis, lochea sanguinolenta, dan luka jahitan baik

tidak ada tanda-tanda infeksi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada 6 hari

postpartum Tinggi Fundus Uteri berada pada pertengahan pusat simpisis serta

pengeluaran pervaginam berupa lochea sanguinolenta yang muncul pada hari

ke 3-7 pasca persalinan menurut (Saleha, 2013).

Pada masa nifas Ny. U diberikan beberapa asuhan mengenai tanda bahaya

yang bisa dialami ibu selama masa nifas, yaitu diantarannya demam tinggi,

perdarahan yang banyak, sakit kepala yang hebat, bendungan pada

ASU/bengkak pada payudara, bila Ny.U menemukan salah satu tanda dan
gejala yang sudah disebutkan, ibu dan suami harus segera memberitahu dan

menguhubungi petugas kesehatan.

Ibu juga diberikan asuhan mengenai pola nutrisi mengonsumsi sayur sayuran

dan buah, lalu mengingatkan untuk menjaga pola istirahat yang cukup pada

malam hari dan boleh tidur siang hari, serta memperhatikan pola kebersihan

untuk bertujuan mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan

mempercepat penyembuhan, membersihkan daerah genetalia dengan air dan

sabun sehabis BAK/BAB

Asuhan yang diberikan pada Ny. U masih berlangsung sampai masa nifas

Asuhan yang diberikan selama 6 jam, 7 hari minggu tidak ada komplikasi

yang terjadi pada ibu setelah dilakukannya anamnesa dan kolaborasi dengan

bidan Ny. U tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan

pada Ny. U

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Pada kunjungan 6 jam bayoi baru lahir ibu mengatakan bayi Ny. U

usia 6 jam tidak terdapat masalah pada bayinya sudah diberikan imunisasi

HB0 sebelumnya sudah mendapatkan suntikan Vit K dan salep mata. Setelah

dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan masalah pada bayi. Ibu diberi

informasi dan koseling mengenai pemberian ASI, kehangatan untuk bayi,

tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan tali pusat.

Pada tanggal 14 Februari 2023 dilakukan kunjungan ulang bayi Ny. U

usia 6 hari. Ibu mengatakan tali pusat sudah puput dan tidak ada masalah
pada bayinya. Lalu Ibu diberikan konseling mengenai pemberian ASI ekslusif

dan tanda bahaya bayi baru lahir.

Asuhan yang diberikan kepada Ny. U adalah memberitahu ibu untuk

menjaga bayi agar tetap hangat agar tidak terjadi hipotermi dengan menjaga

suhu ruangan, mengganti kain dengan kain bersih dan kering jika popok atau

pakaian bayi basah, memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup karena

kurang istirahat dapat mempengaruhi produksi ASI dan kondisi kesehatan

ibu.

memberikan konseling kepada ibu mengingat pentingnya ASI ekslusif

dari usia 0-6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan tambahan lain,

karena dengan pemberian ASI Ekslusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh

bayi, lebih meningkatkan kontak batin bayi dengan ibu, menganjurkan ibu

untuk selalu memberikan ASI kepada bayinya sesering mungkin,

menganjurkan ibu untuk menyendwakan bayinya setelah menyusui agar bayi

tidak gumoh/muntah.

Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi yaitu bayi tidak

mau menyusu, bayi kejang, mengantuk atau tidak sadar, frekuensi nafas <20

kali/menit atau apneu, frekuensi nafas <60 kali/menit, merintih, pusar

kemerahan, demam atau tubuh merasa dingin, tarikan dada kebawah yang

kuat, dan kulit terlihat kuning, menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya

pada pagi hari selama 10-15 menit agar bayinya tidak kuning, memberikan

konseling kepada keluarga mengenai imunisasi pada bayi Ny. U


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny

U mulai dari pemeriksaan kehamilan trimester III, persalinan, nifas

hingga bayi baru lahir yang di laksanakan di PMB Ny E penulis tidak

menemukan kesulitan karena ibu dan keluarga mengerti dan

melakukan anjuran mengenai asuhan yang diberikan. Dapat

disimpulkan bahwa pada masa kehamilan trimester III, masalah

yang dialami oleh ibu adalah ketidaknyamanan pada kehamilan

trimester III dan diberikan asuhan mengenai ketidaknyamanan.

Sedangkan selama persalinan, tidak ada masalah dan diberikan

asuhan yang sesuai dengan fase yang dialami ibu dimulai dari fase

laten sampai fase aktif.

Kemudian pada asuhan selama masa nifas 6 jam , 7 hari, 2

minggu tidak terdapat masalah, masa nifas ibu berjalan dengan

normal. Ibu lebih difokuskan pemberian asuhan pada dirinya dan


perawatan bayi. Dan yang terakhir yaitu Pada asuhan bayi baru lahir

kunjungan 6 jam, 7 hari, 2 minggu tidak mengalami masalah. Ny U

diberikan konseling mengenai perawatan yang terhadap bayinya

sesuai dengan teori. Maka dari itu, semua asuhan komfrehensif pada

Ny U dimulai dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru

lahir tidak terfapat kesenjangan antaran asuhan yang diberikan

dengan teori

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan referensi

bagi angkatan selanjutnya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Pelita Ilmu Depok

2. Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dapat mempertahankan kualitas pelayanan

kesehatan dan pelayanan asuhan kebidanan yang selama ini

telah diterapkan dengan baik.

3. Bagi Ibu/Klien

Diharapkan dapat membuat acuan bagi klien pada masa

kehamilan bisa rutin dan memeriksa kandungannya agar klien

dapat mengetahui apa saja tanda bahaya pada ibu hamil dan
ketidaknyaman pada trimester III atau menjelang kelahiran

bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

Asgalina Prabawani, (2021) KARAKTERISTIK IBU HAMIL DAN

KEPATUHAN ANC SELAMA PANDEMI COVID-19 DI

PUSKESMAS MINGGIR SLEMAN TAHUN 2021. skripsi thesis,

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Ayunda, Aldina. (2019). ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN.

Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, (2020), Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah 2020, diunduh

https://bkd.jabarprov.go.id/page/102. , 13 September 2022.

Dewi, & Sunarsih. (2012). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba

Medika.

Dewi, V. N. L. dan Tri Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Jakarta: Salemba Medika. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

2016

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pentingnya Pemeriksaan

Kehamilan (ANC) di Fasilitas Kesehatan, diunduh

https://promkes.kemkes.go.id/. , 12 Oktober 2022.

dr. I Gede Sastra Winata, M.Biomed., Sp. OG(K), I Gede Sastra Winata

(2019) PEMERIKSAAN LEOPOLD. In: UNSPECIFIED


Girsang, V. (2017). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap

Intensitas Nyeri Persalinan Pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif.

Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.

Jakarta : EGC.

Herman. (2020). THE RELATIONSHIP OF FAMILY ROLES AND

ATTITUDES IN CHILD CARE WITH CASES OF CAPUT

SUCCEDENEUM IN RSUD LABUANG BAJI, MAKASSAR CITY IN

2018. Vol.1 No.2 Juli 2020. Jurnal Inovasi Penelitian.

Indrayani, dan Djami, M. (2016). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Jakarta: CV. Trans Info Media.

Irawati, I., Muliani, M., & Arsyad, G. (2019). Pengaruh Pemberian

Kompres Hangat terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu

Kala Satu Fase Aktif. Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(3), (hlm 157).

Jenny J. S. Sondakh (2013), Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru

Lahir. Jakarta: Erlangga.

Kementrian Kesehatan RI, (2018), diunduh

http://www.depkes.go.id/resources/. , 13 September 2022.

Kriscanti, Ayu Putu Retno (2021). GAMBARAN TINGKAT

PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG TEKNIK

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN NON FARMAKOLOGI DI


PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TAHUN 2021. Diploma

thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2021.

Kurniasari D, Sari VY. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan

Kehamilan Di Puskesmas Kesumadadi Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2016. Jurnal Kebidanan 2016;Vol 2, No 4, Oktober

2016 : 159-168.

Lestari. (2021). Perubahan Psikologis Ibu Hamil. Dalam Mochtar (2011),

(hlm. 13-24).

Lili, Dwiyan. (2016). Tinggi Fundus Uteri Sesuai Kehamilan. Diunduh

https://www.alodokter.com. , 12 Oktober 2022.

LUDMILA, IFSILANTI ALWAN. (2018). ASUHAN KEBIDANAN

CONTINUITY OF CARE PADA NY M MASA HAMIL SAMPAI

DENGAN KELUARGA BERENCANA DI BPM MURYATI SST.Keb

SUKOREJO PONOROGO. Tugas Akhir (D3) thesis, Universitas

Muhammadiyah Ponorogo.

Mandang, Jenni. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: In Media.

Manggiasih & Jaya. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,

Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Trans Info Media

Maritalia, Dewi. (2017). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Prawirohardjo, Sarwono. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.
Saleha S. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Medika.

Subiyatin, Aning. BUKU AJAR DOKUMENTASI KEBIDANAN. Jakarta:

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

Sukma, Febi dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiah

Jakarta.

Sulistyawati, A. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.

Jakarta : Salemba Medika. Helen, Varney. 2017. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.

Sutanto, Andina Vito. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Syaiful, Y., L. (2019). Asuhan keperawatan kehamilan . Surabaya: CV.

Jakad

Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam

menyelenggarakan Praktik Kebidanan sesuai standar Asuhan

Kebidanan.

Walyani, E.S. & Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Persalinan &

Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T (2017). Praktik Terbaik Asuhan

Kehamilan. Yogyakarta: Trans Medika.


Wilujeng RD, Hartati A. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.

Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.

Yuliana Wahida, & Hakim, B. N. (2020). Emodemo Dalam Asuhan

Kebidanan Masa Nifas. Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia

Indonesia.

Yulianti, Dian. (2017). GANGGUAN TERMOGULASI PADA NEONATUS.

Diunduh, https://faste.id/gangguan-termoregulasi-pada-neonatus/.

12 Oktober 2022).

Anda mungkin juga menyukai