Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA 1 FASE LATEN


PADA NY.R USIA 32 TAHUN G1P0A0 UK 40 MINGGU DI KLINIK
PRATAMA AFIYAH KOTA PEKANBARU

Disusun Oleh :
Duma Sari (21101059)

PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul ―Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Kala 1 Fase
Laten pada Ny.R Usia 32 Tahn G1P0A0 Di Klinik Pratama Afiyah Kota Pekanbaru‖ tepat pada waktu
nya. Dalam pembuatan Asuhan ini penulis banyak mendapatkan masukan, pengarahan, bantuan dan
bimbingan dari banyak pihak, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Syafrani, M.Si, selaku Rektor Universitas Hang Tuah Pekanbaru
2. Ns. Lita, M.Kep, selaku Wakil Rektor I Universitas Hang Tuah Pekanbaru
3. Dr. Aldiga Rienarti Abidin, MKM, selaku Wakil Rektor II Universitas Hang Tuah Pekanbaru
4. Yesica Devis, S.I. Kom, M.Kes, selaku Wakil Rektor III Universitas Hang Tuah Pekanbaru
5. Ns. Abdurahman Hamid, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
6. Juli Selvi Yanti, SST, Bd, M.Kes selaku Ketua Program Studi S1 dan Profesi Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru
7. Bd. Foni Aria, STr.Keb, SKM selaku Perceptor Klinik
8. Nelly Karlinah, SST, Bd, M.Keb selaku Preceptor Akademik
9. Dosen-dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan mendidik penulis selama
mengikuti perkuliahan di Universitas Hang Tuah Pekanbaru.
10. Teman-teman seperjuangan Prodi S1 Kebidanan Hang Tuah Pekanbaru serta seluruh pihak yang
terkait yang turut membantu dalam pembuatan laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan kasus ini, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun guna
perbaikan agar kedepannya laporan kasus ini lebih sempurna, bermanfaat bagi semua pihak, amiin.

Pekanbaru, 31 Desember 2023

Penulis

ii
HALAMAN
PERSETUJUAN LAPORAN
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA 1 FASE LATEN PADA NY.R
USIA 32 TAHUN G1P0A0 UK 40 MINGGU DI KLINIK PRATAMA AFIYAH
KOTA PEKANBARU

Disusun Oleh :

Duma Sari [ 21101059 ]

Pekanbaru, 31 Desember 2023

Menyetujui
, Preceptor

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Bd. Foni Aria, STr.Keb, SKM ) (Nelly Karlinah, SST, Bd,


M.Keb)

iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA 1 FASE LATEN PADA NY.R
USIA 32 TAHUN G1P0A0 UK 40 MINGGU DI KLINIK PRATAMA AFIYAH
KOTA PEKANBARU

Disusun Oleh :

Duma Sari [ 21101059 ]

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Bd. Foni Aria, STr.Keb, SKM ) (Nelly Karlinah, SST, Bd, M.Keb)

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................................5
A. Konsep Dasar Persalinan.........................................................................................................5
B. Perubahan Fisiologis pada saat Persalinan..............................................................................9
C. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin...............................................................................21
D. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin..............................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................30
1. Deskripsi...............................................................................................................................31
2. Emosi.....................................................................................................................................32
3. Evaluasi.................................................................................................................................32
4. Analisis..................................................................................................................................32
5. Kesimpulan...........................................................................................................................32
6. Tindak lanjut.........................................................................................................................32
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................34
A. Kesimpulan..........................................................................................................................34
B. Saran.....................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................35

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membrane


dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan
yang teratur ( Rohani, 2017).
Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah proses yang normal
serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang
mengancam nyawa juga akan selalu mengintai, sehingga bidan harus mengamati
dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang kelahiran. Fokus utamanya
adalah mencegah terjadinya komplikasi, Hal tersebut dapat menurunkan angka
kematian ibu (sumarah,2019).
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori-teori yang
komplek, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan
biofisika telah nampak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya persalinan,
antaralain, penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Seperti di ketahui
progesteron adalah penegang bagin otot-otot uterus. Menurunnya kadarkedua
hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum persalinan di mulai. Kadar
prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat,lebih-
lebih sewaktu persalinan. Seperti telah di kemukakan, placenta menjadi tua,
dengan tuanya kehamilan.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia pada otot-otot uterus.hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu
sirkulasi utero plasenta sehingga placenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi
pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segeradi keluarkan. Uraian di atas

1
adalah hanya sebagian dari banyak faktor-faktor komplek sehingga his dapat di
bangkitkan. (Asri, 2020 :1).
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan professional tahun 2013 sebanyak 90,53% (dari
total ibu bersalin 13.266 jumlah persalinan), turun dibanding tahun 2012
sebanyak 95% (dari total ibu bersalin 13.311 jumlah persalinan), tahun 2011
sebanyak 92,2 % (dari total 14.287 jumlah persalinan). Tahun 2010 sebanyak
91,51 % (13.871), tahun 2009 sebanyak 79,56% (13.521). Tahun 2008 sebanyak
97,29 % (13.372).
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.Jumlah AKI di Asia
Tenggara 16.000 jiwa.Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup.(WHO, 2019).
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi.Berdasarkan SDKI
tahun 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan
AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. (SDKI, 2018)
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2015sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan
dibandingkanjumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus.
Dengandemikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami
penurunandari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi
111,16 per100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (SDKI, 2019)
Jumlah kasus kematian ibu tahun 2013 sebanyak 9 kasus yang tersebar di
wilayah puskesmas Jatiyoso 1 orang, Jumantono 2 orang, Karangpandan 2 orang,
Jaten I 1 orang, Kebakkramat II 2 orang dan Mojogedang II 1 orang.
Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain, terlalu muda atau terlalu
tua saat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan
banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non profesional (Koblinsky et al,
2006). Hal ini sejalan dengan penelitian Misar (2020) yang menyatakan bahwa
kejadian komplikasi persalinan ibu melahirkan dengan kualitas pelayanan

2
kesehatan yang tidak baik beresiko lebih besar untuk mengalami komplikasi
dibanding ibu yang mendapatkan kualitas pelayanan yang baik.
Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal
antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang
baik ketika persalinan (Reeves, 2020). Faktor lain yang dapat mengurangi angka
kematian maternal yaitu akses ke tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan
fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye, 2019).
Persalinan merupakan kondisi yang fisiologis yang akan dialami setiap orang.
Akan tetapi, kondisi yang fisiologis tersebut dapat menjadi patologis apabila
seorang ibu tidak mengetahui kondisi yang fisiologis dan seorang penolong atau
tenaga kesehatan tidak memahami bagaimana suatu persalinan dikatakan
fisiologis dan seorang penolong atau tenaga kesehatan tidak memahami
bagaimana suatu persalinan dikatakan fisiologis dan bagaimana
penatalaksanaannya. Melalui upaya pelayanan kesehatan ibu bersalin
yang berkualitas, menyeluruh dan terpadu diharapkan dapat meningkatkan
cakupan pelayanan yang pada akhirnya akan dapat menurunkan AKI dan AKB.
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan salah satu kompetensi utama
bidan, oleh karena itu bidan di harapkan dapat melaksanakan tugasnya secara
professional dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan, tanggap terhadap masalah, mampu memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin pada kala 1?

C. Tujuan
Tujuan Umum:
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal pada kala
1 dengan menggunakan 7 langkah Varney dan melakukan pendokumentasian
menggunakan SOAP.

3
Tujuan Khusus:
1. Mampu melaksanaan pengkajian data secara subjektif dan objektif pada
ibu bersalin..
2. Mampu menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada ibu
bersalinpada ibu bersalin.
3. Mampu menyusun perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan masalah
dan kebutuhan pada ibu bersalin.
4. Mampu melakukan asuhan kebidanan berdasarkan perencanaan asuhan
pada ibu bersalin
5. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu bersalin.

D. Manfaat

1. Bagi Klinik Pratama Afiyah :


a. Diharapkan dapat memberikan pelayanan asuhan kepada ibu bersalin
dan BBL secara tepat dan dapat menurunkan AKI dan AKB.
b. Memberikan motivasi untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.

2. Bagi Institusi :
Menambah pengetahuan, pengalaman institusi pendidikan dalam menerapkan
asuhan kebidanan, dan menambah sumber kepustakaan.
3. Bagi Pasien :
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan perawatan
kehamilan khususnya untuk klien dan masyarakat pada umumnya, serta dapat
mengenali tanda tanda bahaya dan resiko terhadap kehamilan.

4
BAB II
TINJAUAN
TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian
a. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu (Depkes, 2018).
b. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
ke jalan lahir (Sumarah, 2019).
c. Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi,
durasi, dan kekuatan yang teratur ( Rohani, 2021).
d. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil1 konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain.

2. Tahap Mulainya Persalinan


Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadnya kekuatan his
sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan, walaupun hingga
kin belum dapat diketahui dengan pasti penyebab teradinya persalinan.
a. Tahap Penurunan Progesteron
Kadar hormone progesterone akan mulai menurun pada kira—kira 1-2
minggu sebelum persalinan dimulai. (Prawiroharjo 2020: 181). Terjadinya
kojtraksi otot polos uterus pada persallinan akan menyebabkan rasa nyeri
yang hebat yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi terdapat
beberapa kemungkinan, yaitu :
1) Hipoksia pada myometrium yang sedang berkontraaksi.
2) Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah otot-
otot yang salling bertautan.
3) Peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran servikks, yaitu
pemendekan saliran sreviks dari panjang sekitar 2cm menjadi hanya
berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis ertas.
4) Oeritoneum yang berada di aytas fundus mengaami peregangan.

5
b. Tahap keregangan

6
Ukuran uterus yang makin membesar dan mngalami penegangan akan
mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat
menadi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenra yang pada
akhrnya membuat plasenta menglami degenerasi. Ketika uterus berkontraksi
dan menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrosatik kantong
amnion akan melebarkan saluran serviks.
c. Teori oksitosin interna
Hipofisis posterior menghasilkan hormone oksitosin. Adanya perubahan
keseimbangan antara estrogen dan progesterone dapat mengubah tingkat
sensitivitas otot Rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus
yang disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progesterone karena usia
kehamilan yang sduah tua akan mengakibatkan aktivitas oksitosin
meningkat.
Beberapa tanda-tanda dimulainya proses persalinan adalah sebagai berikut.
a. Terjadinya His Persalinan
Sifat his persalinan adalah :
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek,, dan kekuatan makin besar.
3) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin bertambah.
b. Pengeluaran Lendir dengan Darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks
yang akan menimbulkan
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas.
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus persalinan akan erjadi pecah ektuban. Sebagian besar,
keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah adanya pacah
ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.
d. Hasil-hasil yang Didapatkan pada Pemeriksaan Dalam

7
1) Perlunakan seviks
2) Pendataran serviks.
3) Pembukaan serviks..
3. Faktor yang Dapat Memengaruhi Jalannya Proses Persalinan
Menurut Manuaba (2020) menyatakan bahwa, persalinan ditentukan oleh 5
faktor ―P‖ utama yaitu:
a. Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim), kontraksi
otot dinding perut atau kekuatan meneran, ketegangan kontraksi
ligamentum rotundum.
b. Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran / berat janin,
ada/tidak kelainan), dan plasenta.
c. Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras tulang
panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot jaringan, dan ligament-ligament.
d. Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalinan dimana psikis
sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu dalam proses persalinan.
e. Penolong, yaitu penolong mempengaruhi proses persalinan dimana
persalinan yang ditolong oleh dokter / bidan yang profesional.

4. Tahapan Persalinan
Menurut Winknjosastro (2020), persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
a. Kala I
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukan 10 cm, disebut
juga kala pembukaan. Secara klinis partus dimulai bila timbul his dan
wanita tersebut mengeluarkan lender yang bersemu darah ( bloody show).
Lendir ini dari kanalis servikalis.Sedangkan darahnya berasal dari
pembuluh pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis
pecah karena pergeseran ketika servik membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm
his masih lemah dengan frekuensi jarang, pembukaan terjadi sangat
lambat.

8
2) Fase aktif dibagi menjadi 3:
(a) Fase akselerasi lamanya 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm.
(b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 menjadi 9 cm.
(c) Fase diselerasi, pembukaan menjadi lambat. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm. His tiap 3-4 menit selama
45 detik , fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida punterjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase
aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Pada primigravida
ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga servik
akan mendatar dan menipis. Pada multigravida ostium uteri
internum sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan dan
pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah ketika pembukaan hampir lengkap atau telah
lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira kira 13 jam,
sedangkan multipara kira kira 7 jam.
b. Kala II
Kala pengeluaran, kala atau fase yang dimulai dari pembukaan lengkap
(10 cm) sampai dengan pengeluaran bayi. Setelah servik membuka
lengkap janin akan segera keluar. His 2-3 kali / menit lamanya 60-90
detik.Pada kala ini biasanya kepala janin telah masuk ke dalam panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.Juga dirasakan
tekanan pada rectum, dan hendak buang air besar.Kemudian perineum
menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin akan tampak dalam
vulva pada waktu his.
Pada primigravida kala II berlangsungrata- rata 1,5jam dan pada
multigravida 30 menit.
c. Kala III

9
Kala uri ( kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri diatas pusat.Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus.
d. Kala IV
Kala empat persalinan adalah kala pengawasan selama 2 jam
setelah lahirnya plasenta untuk mengamati keadaan ibu, terutama
terhadap bahaya perdarahan post partum.
Pada kala ini perlu dilakukan pemantauan perdarahan dan observasi
secara cermat pada tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi otot rahim,
kandungkemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada 1 jamkedua.

B. Perubahan Fisiologis pada saat Persalinan


1. Perubahan Fisiologis Kala I
a. Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari myometrium berkontraksi dan
berelaksasi seperti otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi, ia tidak akan
kembali ke ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih pendek secara
progresif. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 1.Perubahan otot uterus saat persalinan.


Dengan perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi,
dan retraksi maka cavum uteri lama kelamaan akan menjadi semakin

1
mengecil. Proses ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin
turun ke pelvic. Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar
sampai ke bawah abdomen dengan dominasi tarikan ke arah fundus (fundal
dominan).Kontraksi uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dansangat
kuat pada fundus.Dan berikut adalah perubahan kapasitas uterussaat
persalinan.

Gambar 2. Perubahan Kapasitas Uterus


Pada tiap kontraksi, sumbu panjang Rahim bertambah panjang
sedangkan ukuran melintang berkurang. Hal ini mengakibatkan :
1) Tulang punggung janin menjadi lebih lurus sehingga bagian atas janin
tertekan pada fundus dan bagian bawah anin masuk Pintu Atas Panggul
(PAP) .
2) Otot-otot memanjang diregang dan menarik Segmen Bawah Rahim
(SBR) serviks.
b. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan
berubah menjadi lembut.Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis
dan membuka.
1) Penipisan Serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan
serviks.Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks
mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis.Hal ini disebabkan oleh
kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga seolah-olah
serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis.Batas antara
segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti arah tarikan ke

1
atas sehingga seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas.Panjangnya
serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa mm 3
cm).dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara
teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sampai tipis ini disebut dengan ―menipis penuh‖. Gambar penipisan
serviks pada saat proses persalinan dapatdilihat sebagai berikut.

Gambar 3. Proses penipisan seviks (effacement)

2) Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks
dalam kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah
pembukaan.Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas
secara terus-menerus saat uterus berkontraksi.Dilatasi dan diameter
serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan intravaginal. Berdasarkan
diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu :
a) Fase laten
Berlangsung selama kurang lebih 8 jam.Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai diameter 3 cm.
b) Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase.
 Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini
menjadi 4cm
 Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselarasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10cm). Pembukaan lengkap

1
berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter lubang
seviks adalah 10cm.
Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida
tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala
I selesai apabila pembukaan serviks telah lengkap.Pada primigravida
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7
jam.Mekanisme membukanya seviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka
lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudia
ostium uteri eksternum membuka. Namun pada multigravida, ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks
terjadi dalam waktu yang sama. Adapun gambar proses dilatasi serviks
adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Proses dilatasi serivks


Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan memberan dari daerah
ostium uteri interna dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan lendir
bebas dari sumbatan.Pengeluaran lendir dan darah ini disebut sebagai
―bloody show‖ yang mengindikasikan telah dimulainya proses
persalinan.

Gambar 5. Bloody Show

1
c. Ketuban

Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau


sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan
sudah lengkap.Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan 5cm, disebut
Ketuban Pecah Dini (KPD).
d. Tekanan Darah
1) Tekanan darah akan meningkat selama kontrkasi, disertai peningkatan
sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10 mmHg.
2) Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke
tingkat sebelum persalinan. Untuk memastikan tekanan darah yang
sebenarnya, pastikan untuk melakukan cek tekanan darah selama interval
kontraksi.
3) Dengan mengubah posisi pasien dari telenteang ke posisi miring,
perubahan tekanan darah selama persalinan dapat dihindari.
4) Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan
darah.
5) Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan
kemungkinan bahwa rasa takutnya menyebabkan peningkatan tekanan
darah.
e. Metabolisme
1) Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob
meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama diakibatkan
oleh kecemasan dan aktivitas otot rangka.
2) Peningkatan aktivitas metabolic dari peningkatan suhu tubuh, denyut
nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
f. Suhu Tubuh
1) Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera
setelah melahirkan.
2) Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-10C dianggap normal,
nilai tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme persalinan.
3) Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah normal dalam persalinan, namun
bila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu tubuh dapat

1
mengindikasikan dehidrasi, sehingga parameter lain harus di cek. Begitu
pula pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhudapat
mengindikasikan infeksi dan tidak dapat dianggap normal dalam keadaan
ini.
g. Detak jantung
1) Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama
fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang
lebih rendah daripada frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan
selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara
kontraksi.
2) Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi
jika wanita berada pada posisi miring bukan telentang.
3) Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding
selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi selama persalinan.
4) Sedikit peningkatan denyut jantung dianggap normal, makadiperlukan
pengecekan parameter lain untuk menyingkirkan kemungkinan proses
infeksi.
h. Pernapasan
1) Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama
persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme.
Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang akurat mengenai
frekuensi pernapasan, karena snagat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri,
rasa takut, dan pengggunan teknik pernapasan.
2) Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat
menyebabkan alkalosis. Amati pernapasan pasien dan bantu ia
mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi berkelanjutan, yang
ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.
i. Perubahan Renal (berkaitan dengan ginjal)
1) Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan
karena peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan

1
kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal. Poliuri menjadi kurang jelas pada kondisi telentang karena posisi
ini membuat aliran urin berkurang selama kehamilan.
2) Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mengetahui
adanya distensi, juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi
persalinan akibat kandung kemih yang penuh. Yang akan mencegah
penurunan bagian presentasi janin, dan trauma pada kandung kemih
akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkanhipotonia kandung
kemih dan retensi urin selama periode pascapersalinan.
3) Sedikit proteinuria (+1) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah
jumlah ibu bersalin. Lebih sering terjadi pada primipara, pasien yang
mengalami anemia, atau yang persalinannya lama.
4) Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih adalah data yang abnormal. Hal
ini mengindikasikan pre eklampsi.
j. Hematologi
1) Haemoglobin meningkat rata-rata 1,2 mg% selama persalinan dan
kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapersalinan
jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.
2) Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak anemia. Tes darah
yang menunjukkan kadar darah berada dalam batas normal membuat kita
terkecoh sehingga mengabaikan peningkatan resikopada pasien anemia
selama masa persalinan.
3) Selama persalinan, waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut. Perubahan ini menurunkan
resiko perdarahan pascapersalinan pada pasien normal.
4) Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I sebesar
kurang lebih 5 ribu/ul hinggaa jumlah rata-rata 15ribu/ul pada saat
pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan lebih lanjut setelahini.
Peningkatan hitung sel darah putih tidak selalu mengindikasikan proses
infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh di atas nilai ini,
cek parameter lain untuk mengetahui adanya proses infeksi.

1
5) Gula darah menurun selama proses persalinan, dan menurun drastic pada
persalinan yang alami dan sulit. Hal tersebut kemungknan besar terjadi
akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka. Penggunaan uji
laboratorium untuk menapis seorang pasien terhadap kemungkinan
diabetes selama masa persalinan akan menghasilkan data yang tidak
akurat dan tidak dapat dipercaya. ( Sulistiyowati, 2019)

2. Perubahan Fisiologis Kala II


Menurut Damayanti et al (2019) Perubahan fisiologis pada kala II adalah
sebagai berikut.
a. Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi pembersaran ostium eksternum
yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa millimeter mejadi
lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm. Pada pembukaan lengkap
tidak teraba bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah
merupakan satu saluran.
b. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan,
yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim
keatas sehinga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin
ke bawah secara alami.
c. Vagina
Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan-perubahan sedemikian
rupa, sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan,
terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-
dinding yang tipis oleh bagian depan anak. Waktu kepala sampai di vulva,
lubang vulva menghadap ke depan atas.
d. Pergeseran organ dasar panggul

1
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan
pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perenium yang menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama
kemudiaan kepala janin tampak pada vulva saat ada his.
e. Ekspulsi janin
Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu
melewati perenium.Setelah istirhatat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi.Pada primigravida, kala II
berlangsung kira-kira satu setengah jam sedangkan pada multigravida
setengah jam.
f. Sistem Cardiovaskuler
1) Kontraksi menurunkan aliran darah meuju uterus sehingga
jumlah darah dalam sirkulasi ibu meningkat.
2) Resistensi perifer meningkat sehingga tekanan darah meningkat
3) Saat mengejan, cardiac output meningkat 40-50%
4) Tekanan darah sistolik meningkat rata-rata 15mmHg saat kontraksi.
Upaya meneran juga akan memengaruhi tekanan darah, dapat meningkatkan
dan kemudian menurun kemudian akhirnya kembali lagi sedikit di atas
normal. Rata-rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II
adalah 10 mmHg.
5) Janin normalnya dapat beradaptasi tanpa masalah
6) Oksigen yang menurun selama kontraksi menyebabkan hipoksiatetapi
dengan kadar yang masih adekuat tidak menimbulkan masalahserius.
g. Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan.Upaya
meneran pasien menambah aktivita otot-otot rangka sehingga meningkatkan
metabolisme.
h. Denyut nadi

1
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran.Secara
keseluruhan frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai takikardiyang
nyata ketika mencapai puncak menjelang kelahiran bayi.

3. Perubahan Fisiologi kala III


Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Setelah bayi lahir uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.Biasanya plasenta
lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri.Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran
darah.
Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat pengosongan
kavum uteri dan kontraksi lanjutan sehingga plasenta dilepaskan dari
perlekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero-plasenter akan
mendorong plasenta keluar. Otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding rahim,
setelah lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau kedalam vagina(Rukiah
AT, dkk, 2009)
Menurut Sondakh J S (2013) menjelaskan bahwa ada tiga perubahan utama
yang terjadi pada saat proses persalinan kala III, yaitu :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibwah
pusat.Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segetiga atau berbentuk menyerupai buah pir atau alpukat, dan
fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld).

1
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah
akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

4. Perubahan fisiologi kala IV


Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis bagi
pasien dan bayinya. Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa setelah
kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi
melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya di luar
uterus.Kematian ibu terbanyak terjadi pada kala ini, oleh karena itu bidan tidak
boleh meninggalkan pasien dan bayi sendirian.
a. Tanda Vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan akan berangusr kembali normal. Suhu pasien biasanya akan
mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 380C, hal ini
disebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake cairan baik,
maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam.
b. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pasca persalinan mengalami gemetar, hal ini
normal sepanjang suhu kurang dari 38oC dan tidak dijumpai tanda-tanda
infeksi lain. Gemetar terjadi karena hilangnya ketegangan dan sejumlah
energi selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis terhadap
penurunan volume intrabdominal serta pergeseran hematologik.
c. Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat
mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum ke saluran pernapasan dengan
setengah duduk atau duduk di tempat tidur. Perasaan haus pasti dirasakan

2
pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
d. Sistem Renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaan
hipotonik akibat adanya alostaksis, sehingga sering dijumpai kandung
kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini
disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra selama
persalinan.Kondisi ini dapat minimalisir dengan selalu
mengusahakankandung kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah
uterus berubah posisi dan terjadi atoni.Uterus yang berkontraksi dengan
buruk meningkatkan perdarahan dan nyeri.
e. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh
darah uterus.Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi
secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi
normal.Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.Pada
persalinan per vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml.
f. Serviks
Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk serviks
agak menganga seperti corong.Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterus
yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk
semacam cincin.Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan
pembuluh darah.Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau
perlukaan kecil. Karena robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka
serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10cm sewaktu persalinan akan
menututp secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa
masuk ke dalam rongga rahim, setelah dua jam hanya dapat dimasuki dua
atau tiga jari

2
g. Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena
sebelunyateregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
h. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamildan rugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, seperti labia
menjadi lebih menonjol.
i. Penegeluaran ASI
Dengan menurunnya hormon estrogen, progesterone, dan Human
Placenta Lacctogen Hormon setelah plasenta lahir prolactin dapat berfungsi
mebentuk ASI dan mengeluarkannya ke dalam alveoli bahkan sampai
ductus kelenjar ASI. Isapan langsung pada puting susu ibu menyebabkan
reflex yang dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis sehingga mioepitel
yang terdapat di sekitar alveoli dan ductus kelenjar ASI berkontraksi dan
mngelluarkan ASI ke dalam sinus yang disebut “letdown reflex”.

C. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin


Seorangwanita yang sedang dalam masa persalinan mengalami perubahan-
perubahan fisiologis dan psikologis yang bermacam-macam, bidan perlu
mengetahui perubahan emosi dan psikososial wanita selama persalinan agar
dapatmemberikan asuhan yang tepat kepada ibu bersalin, sehingga akan
mempermudah dan memperlancar proses persalinan tersebut.

1. Perubahan Psikologis pada Persalinan Kala I


a. Kala I Fase Laten
Pada fase ini, biasanya ibu merasa lega dan bahagia karena masa
Kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan, wanita
biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir berhubungan dengan rasa

2
tidak nyaman karena kontraksi.Biasanya ingin berbicara, perlu ditemani,
tidak tidur, ingin berjalan-jalan, dan menciptakan kontak mata. Pada wanita
yang dapat menyadari bahwa ini merupakan proses wajar dan alami, maka
ia akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
b. Kala I Fase Aktif
Penurunan stamina dan sudah tidak mampu lagi untuk turun dari tempat
tidur, terutama pada primipara. Pada fase ini pasien sangat tidak suka jika
diajak bicara atau diberi nasehat menganai apa yang seharusnya ia
lakukan. Ia lebih fokuss untuk berjuang mengendalikan rasa sakit dan
keinginan untuk meneran. Jika ia tidak dapat mengendalikan rasa sakit
dengan pengaturan nafas dengan benar. Maka ia akan mulai menangis atau
bahkan berteriak-teriak dan mungkin akan meluapkan kemarahan pada
suami atau orang terdekatnya. Perhatian terhadap orang-orang disekitarnya
akan sangat sedikit berpengaruh, sehingga jika ada keluarga atau teman
yang datang untuk memberikan dukungan mental, sama sekali tidak akan
bermanfaat dan mungkin justru akan sangat mengganggunya. Kondisi
ruangan yang tenang dan tidak banyak orang akan sedikit mengurangi
perasaan kesalnya. Hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah
membiarkan pasien mengatasi keadaannya sendiri namun tidak
meninggalkannya. Pada beberapa kasus akan sangat membantu jika suami
berada di sisinya sambil membisikkan doa di telinganya.

2. Perubahan Psikologi Persalinan Kala II


Menurut Sondakh (2013) mengungkapkan bahwa perubahan emosional atau
psikologi dari ibu bersalin pada kala II ini semakin terlihat, diantaranya yaitu.
c. Emotional distress
d. Nyeri menurunkan kemampuan mengendalikan emosi, dan cepat marah
e. Lemah
f. Takut
g. Kultur (respon terhadap nyeri, posisi, pilihan kerabat yang
mendampingi, perbedaan kultur juga harus diperhatikan)

3. Perubahan psikologi kala III dan IV

2
Sesaat setelah bayi lahir hingga 2 jam persalinan, perubahan – perubahan
psikologis ibu juga masih sangat terlihat karena kehadiran buah hati baru.
dalam hidupnya. Adapun perubahan psikologis ibu bersalin yang tampak pada
kala III dan IV ini adalah sebagai berikut.
h. Bahagia
Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu
kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi
wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikanan anak untuk suami
dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat
anaknya.
i. Cemas dan Takut
Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan
karenapersalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan mati
1) Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.
2) Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya

D. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


Kebutuhan dasar ibu bersalin di kala I, II, III, IV berbeda-beda dan sebagai
tenaga kesehatan maka harus dapat memberikan asuhan secara tepat agar
kebutuhan-kebutuhan ibu dapat terpenuhi (Eka, 2014).

1. Kala I
Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi di kala I antara lain:
a. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
Disaat memulai persalinan sambil menunggu pembukaan lengkap, ibu
masih diperbolehkan melakukan aktivitas dan harus sesuai dengan
kesanggupan yang dihadapi ibu agar tidak terasa jenuh dan rasa kecemasan
dapat berkurang. Ibu dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman selama
persalinan dan kelahiran (Eka,2019).
b. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his

2
His sifatnya menimbulkan rasa sakit maka ibu disarankan menarik nafas
panjang dan kemudian anjurkan ibu untuk menahan nafas sebentar,
kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his (Eka,2019).
c. Menjaga kebersihan ibu
Saat persalinan anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih secara rutin.
Ibu harus berkemih setiap 2 jam atau lebih atau jika ibu terasa ingin
berkemih. Tenaga kesehatan perlu memeriksa kendung kemih pada saat
memeriksa DJJ (saat palpasi dilakukan) (Eka,2019).
d. Pemberian cairan dan nutrisi
Bidan harus memastikan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan
minum air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Bidan menganjurkan
anggota keluarga untuk menawarkan ibu minum sesering mungkin dan
makan ringan selama persalinan, karena nutrisi yang cukup akan memberi
lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Bila terjadi dehidrasi maka
akan memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak tertaur (Eka,2019).
e. Kontak fisik
Partnernya hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan dengannya,
menggosok punggungya, menyeka wajahnya dengan spons atau hanya
mendekapnya.Mereka yang menginginkan kelahiran yang aktif bisa
mencoba stimulasi puting dan klitoris untuk mendorong pelepasan oksitosin
dari kelenjar pituitary dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus
secara alamiah. Hal ini juga akan menrangsang produksi endogenous
opiates, yang memberikan sedikit analgesia alamiah (Eka,2019).
f. Pijatan
Wanita yang menderita sakit punggung atau nyeri selama persalinan
mungkin akan merasakan pijatan yang membentu mengurangi sakit atau
nyeri. Sebagian wanita mungkin akan meraskaan pijatan pada abdominal
menyenangkan, elusan ringan di atas seluruh perut , dengan menggunakan
kedua tangan dan melakukan ujung jari menyentuh daerah symphisis pubis,
melintas di atas fundus uterus dan kemudian turun ke kedua sisi perut
(Eka,2019).

2
2. Kala II
Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi di kala II antara lain:
g. Menjaga kandung kemih tetap kosong
Bidan menganjurkan ibu untuk berkemih sesring mungkin setiap 2 jam atau
bila ibu merasa kandung kemih sudah penuh. Kandung kemih dapat
menghalangi penurunan kepala janin ke dalam rongga panggul. Jika ibu
tidak dapat berjalan ke kamar mandi, bantu ibu agar dapat berkemih dengan
wadah penampung urine. Bidan tdiak dianjurkan melakukan kateterisasi
urine karena mengakibatkan risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada
saluran kemih ibu (Eka,2019).
h. Menjaga kebersihan ibu
Ibu harus tetap menjaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi. Apabila
ada lendir darah atau cairan ketuban segera dibersihkan untuk menjaga alat
genetalia ibu (Eka,2019).
i. Pemberian cairan dan nutrisi
Menganjurkan ibu untuk minum selama kala II, karena ibu mudah
mengalami dehidrasi.Jika cairan tidak terpenuhi ibu mengalami kelelahan
otot dan kelaparan. Jika glukosa tidak tersedia, cadangan lemak digunakan
sehingga menyebabkan ketosis dan akhirnya terjadi ketonuria, aktivitas
uterus menurun akibat akumulasi benda keton (Eka,2012).
j. Mengatur posisi ibu
Bantu ibu memperoleh posisi yang nyaman, ibu dapat berganti posisi secara
teratur karena perpindahan posisi yang sering dapat mempercepat kemajuan
persalinan. Ada 4 posisi yang sering digunakan dalam persalinan, antara
lain:
1) Posisi berbaring atau litotomi
2) Posisi miring atau lateral
3) Posisi jongkok

2
4) Posisi setengah duduk (Eka,2019).
Cara-cara meneran yang baik bagi ibu, antara lain:
1) Menganjurkan ibu untuk meneran seusai dorongan alamiah
selama kontraksi
2) Jangan anjurkan ibu untuk menahan nafas pada saat meneran
3) Menganjurkan ibu berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk mungkin ibu merasa lebih
mudah untuk meneran. Jika ia menarik lutut ke arah dada dan
menempelkan dagu ke dada.
5) Menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat pantat saat meneran.
6) Bidan tidak dinajurkan untuk melakukan dorongan pada fundus untuk
membantu kelahiran bayi karena dapat meningkatkan distosia bahu dan
rupture uteri (Eka, 2019).

3. Kala III
Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi di kala III, antara lain:
k. Menjaga kebersihan
Ibu harus tetap menjaga kebersihan pada daerah vulva untuk menghindari
infeksi dan bersarangnya bakteri pada daerah vulva dan perineum
(Eka,2019).
l. Pemberian cairan dan nutrisi
Memberikan asupan nutrisi setelah persaliann, karena ibu mengeluarkan
tenaga selama kelahiran bayi (Eka,2019).
m. Kebutuhan istirahat
Setelah bayi dan palsenta lahir ibu kemudian sudah dibersihkan ibu
dianjurkan untuk israhat, karena pola istirahat membantu mengembalikan
alat-alat reproduksi dna meminimalisasikan trauma pada saat persalinan
(Eka, 2019).

4. Kala IV
Kebutuhan-kebutuhan kala IV, antara lain:
n. Hidrasi dan nutrisi
o. Bimbingan spiritual

2
p. Ibu tetap didampingi setelah bayi lahir
q. Kebersihan tetap dijaga untuk emncegah infeksi
r. Pengawasan kala IV
s. Istirahat
t. Memulai menyusui
u. Membantu ibu ke kamar mandi
v. Membiarkan bayi berada dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayi untuk mempercepat pemberian asi/kolostrum
w. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kala IV
(Eka, 2019).

2
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN KALA 1 PADA NY.R USIA 32
TAHUN G1P0A0 UK 40 MINGGU DI KLINIK PRATAMA AFIYAH
KOTA PEKANBARU

KALA 1 FASE LATEN

1. Anamnesa Biodata

a. Nama ibu : Ny. R Nama suami : Tn. R

b. Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun

c. Agama : Islam Agama : Islam

e. Pendidikan : S1 Pendidikan : S2

f. Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Dosen

1. Data Subjektif
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar sampai kepinggang
dan keluar lendir bercampur darah sejak 2 hari yang lalu
- Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan HPHT 17-03-2023

2. Data Objektif

a. TTV
- TD : 110/80 mmHg R : 22 x/menit
- N : 98 x/menit S : 36 oC
b. Palpasi
- Leopold I
Dua jari dibawah px
- Leopold II

2
Perut bagian kiri teraba bagian keras, tahanan memanjang(punggung) dan
perut bagian kanan teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas)
- Leopold III
Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting, tidak
bisa digoyangkan ( kepala).
- Leopold IV
Penurunan
4/5

c. DJJ : 132 x/menit


d. Kontraksi (HIS)
2 kali dalam 10 menit lamanya 25 detik ( 2x 10’47‖) intensitas kuat
e. TBJ = (33-13) x 155 = 3100 gram
f. Pemeriksaan dalam
Vagina normal, portio agak lunak, pembukaan 1 cm, ketuban belum pecah,
preskep, ketuban positif, penurunan kepala Hodge 1.

3. ASSASMENT
Ny. R G1P0A0 , UK 40 minggu dengan inpartu kala I fase laten.
k/u ibu baik, janin hidup tunggal intrauterin, k/u janin baik.

4. PLANNING

- Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami


- Memantau TTV, Djj, His dan pengeluaran pervaginam
- Memberikan asuhan sayang ibu

3
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin normal pada


Ny.R G1P0A0 Umur Kehamilan 40 minggu di ruang VK Klinik Pratama Afiyah
Kota Pekanbaru.Kesenjangan-kesenjangan tersebut dicari dengan cara
membandingkan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan.Pembahasan
ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah
dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.Menurut
teori Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
persalinan, misalnya kapan mulai terasa kencang kencang, bagaimana
intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran lendir darah, serta
pergerakan janin untuk menentukan kesejahteraannya. (Kepmenkes,RI,2007).
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. I telah sesuai teori. Sehingga pada data
subjektif, gejala tentang tanda tanda persalinan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. Pada kala 1 asuhan yang diberikan yaitu memberikan
dukungan kepada ibu serta memberikan informasi tentang kemajuan
persalinan. Ajarkan ibu tentang teknik bernafas, yaitu ibu diminta menarik
nafas panjang, menahan nafasnya sebentyar kemudian di lepaskan dengan cara
meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi. Untuk memenuhi kebutuhan
energi dan mencegah dehidrasi, berikan pada ibu minum yang cukup.
(Syaifudin, 2012).Berdasarkan kasus diatas dan dikaitkan dengan teori,
didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktek di lapangan

3
1. Deskripsi
Sebagai mahasiswa sarjana kebidanan yang ditugaskan di Klinik
Pratama Afiyah Jl. Fajar IV No. 1 Saya menjalani
minggu kedua saya tepatnya hari Jumat tanggal 29 Desember 2023. Pada saat
jadwal masuk malam
datang seorang pasien ibu hamil bersama suami dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah menjalar sampai ke pinggang dan keluar
lendir bercampur darah sejak 2 hari yang lalu. Awalnya pasien datang Pukul
07.15 WIB. Lalu dilakukan anamnesa Ny.R berusia 32 tahun G1P0A0H0,
beralamat di Jl. Palapa No.13 A ,pendidikan terakhir ibu SMA. Setelah itu ibu
dibawa keruang Vk , berbaring di tempat tidur untuk dilakukan pemeriksaan
seperti TTV, Palpasi, Djj, His dan VT. Didapatkan hasil pemeriksaan TD : 110/80
mmHg, S: 36,0 C, N: 99x /i, P : 22x/i . Palpasi : L1 2 jari dibawah px , L2 Puki ,
L3 kepala , L4 4/5 . DJJ : 144 x/i his 2x10’x47‖ ,
pembukaan serviks 1 cm. Namun pada pukul 11. 00 WIB pasien disarankan untuk
pulang dulu kerumah karena frekensi kontraksinya belum begitu sering dan masih
pembukaan 1 cm. Kemudian saat pada pukul 22.15 WIB pasien kembali datang ke
klinik dan mengatakan sakitnya semakin kuat. Pada saat itu saya jadwal masuk
malam juga. Setelah itu bidan melakukan Pemeriksaan seperti TTV, Djj, His dan
VT. Didapatkan hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmHg, S: 36,8 C, N: 80x /i, P :
22xi , DJJ : 155 x/i his 2x10’x40‖ ,pembukaan serviks 3 cm. Kemudian Bidan
mempersiapkan peralatan partus
set dan obat-obatan yang akan digunakan saat proses persalinan,
selanjutnya dilakukan pemantauan TTV setiap 4 jam sekali,DJJ setiap 30
menit sekali,VT setiap 4 jam sekali, lalu memberikan asuhan sayang ibu,
menganjurkan suami untuk mendampingi ibu lalu memberikan
makan dan minum pada ibu saat tidak kontraksi, menganjurkan ibu untuk
relaksasi saat kontraksi dengan menarik nafas dalam, mengatur posisi ibu yang
nyaman
seperti ibu bisa miring ke kiri dan memberikan massage pada bagian
punggung ibu untuk mengurangi rasa nyeri, menganjurkan ibu untuk relaksasi
menggunakan gym ball untuk mengurangi nyeri kontraksi serta memberitahukan
kepada
ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Kemudian pada pukul 02.15 WIB dilakukan lagi pemeriksaan seperti TTV, Djj,
His. Didapatkan hasil pemeriksaan TD : 110/70 mmHg, S: 37,0 C, N: 88x /i, P :
22xi , DJJ : 150x/i his 2x10’x50‖ ,dan tidak dilakukan VT karena frukuensi
kontraksinya masih belum sering. Pada pukul 04.15 WIB dilakukan pemasangan
infus oleh bidan.

3
2. Emosi
Sebagai seorang calon bidan, saya merasa termotivasi dan senang
ketika melihat bagaimana cara bidan melakukan tindakan terhadap pasien
sehingga bisa menjadi contoh untuk saya. Namun saya akan berusaha belajar
dan berlatih menjadi seorang calon bidan yang professional.

3. Evaluasi
a. Sisi Positif : secara umum , saya senang dapat melakukan pemeriksaan seperti
TTV, Djj, His secara mandiri dan melakukan pemantauan dengan waktu yang
telah dutentukan serta memberikan asuhan sayang ibu pada saat ibu merasakan
kontraksi.
b. Sisi Negatif : hal yang dirasa kurang optimal karena saya cuma bisa melihat
dan melakukan manajemen aktif kala 1 . Saya tidak bisa melihat pada saat
manajemen aktif kala 2, 3 dan 4 karena sudah jadwal pergantian shift dengan
teman saya.

4. Analisis
Tindakan manajemen aktif kala 1 yang dilakukan sudah sesuai .

Melakukan asuhan kebidanan persalinan kala I, meliputi: pemeriksaan fisik pada


ibu bersalin, pemeriksaan dalam/ vaginal toucher; dan persiapan alat, bahan dan
obat-obatan untuk asuhan persalinan, nifas dan bayi baru lahir (Lusa
Rochmawati,2020). Melakukan asuhan sayang ibu untuk mengurangi kecemasan
dan rasa nyeri pada saat kontraksi (komalasari,2019).

5. Kesimpulan
Dari kejadian kasus tersebut dapat di simpulkan bahwa komunikasi yang baik
diperlukan dalam membina hubungan antara bidan dan klien. Tindakan yang
dilakukan bidan sudah sesuai dengan wewenang bidan sehingga penanganan tepat
dan efesien. Dengan kejadian pada kasus tersebut diambil kesimpulan bahwa
kecemasan dalam persalinan pada primigravida merupakan respon terhadap situasi
tertentu yang mengancam, sering kali kecemasan dapat ditandai dengan perasaan
mudah marah, cemas, gugup, kewaspadaan yang berlebihan,dan perasaan tegang
saat menghadapi proses persalinan. Memberikan asuhan sayang ibu merupakan
langkah yang tepat untuk mengurangi kecemasan dan nyeri yang dirasakan saat
proses persalinan.

6. Tindak lanjut

- memberitahu ibu hasil pemeriksaan


- memantau TTV, Djj , His dan pengeluaran pervaginam
- memberikan asuhan sayang ibu

3
BAB IV
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu bersalin normal maka tenaga
kesehatan dapat0 meningkatkan derajat kesehatan.
Dari data subjektif dan objektif pada ibu bersalin normal pada Ny. N umur
20 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 39 minggu, didapatkan hasil yaitu
keadaan umum ibu baik, tidak ada kelainan fisik, secara keseluruhan ibu
dalam keadaan normal.
Analisis data telah dilakukan dengan ibu bersalin normal pada Ny.R
G1P0A0 Umur Kehamilan 39 minggu, janin tunggal hidup, preskep, intrauiteri,
bagian terendah sudah masuk PAP, dalam kala I fase aktif, tidak muncul
masalah. Asuhan sudah dilakukan sesuai teori.
Asuhan pada Ny. R telah dilakukan sesuai dengan teori, sehingga
menghasilkan asuhan kebidanan yang efektif dan memberikan hasil yang
optimal, sehingga secara garis besar tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik yang fatal.

B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.

2. Bagi instansi pendidikan

Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala


kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.

3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu
bersalin secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama
perkuliahan berlangsung untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin yang bersih dan aman sesuai dengan standar yang ada.

3
DAFTAR PUSTAKA

Cuningham, 2020. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2020. Buku Acuan Persalinan Normal.Jakarta: Departemen Kesehatan


RI.

Fraser, Diane M, 2019. Buku Ajar Bidan.Jakarta: EGC.

Rohani, dkk, 2018.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba


Medika.

Sari, Eka Puspita, 2019.Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Trans Info Media.
Saifudin, Abdul Bari, 2018. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta:
Tridasa Printer.
Sondakh, Jenny J.S, 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta: Pustaka Barupress.

Sumarah. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.

Prawirohardjo, Sarwono, 2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai