Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA


UTERINE, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB
DI PUSKESMAS PANAGUAN

DISUSUN OLEH:

NUR FAJRI EKA LUCKYTA

NPM. 721650090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

TA. 2021-2022
1
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA
UTERINE, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB
DI PUSKESMAS PANAGUAN

DI SUSUN OLEH :
NUR FAJRI EKA LUCKYTA NPM 721650090

Di setujui tanggal :

Disetujui oleh :

Pamekasan, 4 November 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr. Keb Sutarti, S.ST.


NIDN. 0726058501 NIP. 197208081992032009

2
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Askeb :

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA
UTERINE, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB
DI PUSKESMAS PANAGUAN

Nama : NUR FAJRI EKA LUCKYTA NPM 721650090

Telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik
Program Studi Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
Tahun 2022

Pamekasan, 4 November 2021 Pamekasan, Januari 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr. Keb Sutarti, S.ST.


NIDN. 0726058501 NIP. 197208081992032009

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatNYA sehingga ASKEB yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA UTERINE,
LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB DI PUSKESMAS
PANAGUAN dapat diselesaikan sesuai target yang ingin dicapai oleh penulis.
Pengkajian ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai
perbandingan pemberian asuhan kebidanan antenatal care antara teori di Institusi dengan
pelaksanaan di lapangan. Selain itu, pengkajian ini juga dibuat untuk menambah wawasan
bagi penulis.
Penulis menyadari tak mungkin penulisan pengkajian ini dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak.
Semoga usaha pembuatan ASKEB yang telah dikerahkan ini dapat membuahkan hasil
yang maksimal dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan pengkajian ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang inovatif dan kreatif dalam rangka perbaikan lebih lanjut.
Teriring doä dan harapan semoga Askeb ini dapat bermanfaat.Aamiin.

Mahasiswa

Nur Fajri Eka Luckyta

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... 2
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. 3
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 4
DAFTAR ISI.................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG....................................................................... 6
B. TUJUAN...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 23
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah,proteinuria dan oedema,yang kadang-kadang disertai dengan
komplikasi koma.Gejala dari preeklampsia tersebut .sering tidak diperhatikan sehingga tanpa
disadari dalam waktu singkat dapat timbul menjadi preeklampsi berat,bahkan eklampsia
(Prawiharjo S,2014:532)
Gambaran klinik preeklapsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang sukar
menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dahulu.Secara teoritik urutan gejala
yang timbul pada preeklampsia ialah,oedem,hipertensi,terahir proteinuria merupakan gejala
yang paling penting.Namun sayangnya,pasien sering tidak merasakan perubahan ini.Bila
pasien sudah mengeluh gangguan penglihatan,atau nyeri epigastrium,maka penyakit ini sudah
cukup lanjut (Sarwono 2014).
Pada umumnya kehamilan akan berlangsung normal dan sering kali kehamilan
berubah menjadi patologis.Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan
upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius terhadap keselamtan ibu hamil.
Deteksi dini didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan
kehamilan (ANC),Karena itu pemeriksaan kehamilan rutin mutlak dilakukan agar
preeklampsia dapat di deteksi lebih awal(Sarwono 2014)
Di indonesia AKI tergolong tinggi dan merupakan masalah besar bagi pembangunan
kesehatan indonesia.Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2012
sebesar 350/100.000 kelahiran hidup.Salah satu penyebab kematian ibu di indonesia adalah
perdarahan 39%,preeklampsi/eklampsia 24%,infeksi 7%,partus lama 5% abortus 5% dan
lainnya 33%(SDKI 2012).

B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan patologis
diharapkan mahasiswa mampu dan paham tentang Asuhan Kebidanan pada Ny.”M” Usia
40 tahun G3P2A0 UK 37-38 Minggu /T/H/ Letak kepala/Inpartu kala I fase aktif dengan
PEB
2.Tujuan Khusus
a.) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada pasien.
b.) Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa dengan tepat dan benar
c.) Mahasiswa dapat melakukan asuhan mandiri dan kolaborasi sesuai kebutuhan.
d.) Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan

6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Defenisi Persalinan normal


Persalinan adalah proses dimana bayi,placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
pada usia kehamilan 37 minggu tanpa penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus
berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks dan berahir dengan
lahirnya placenta

B. FASE-FASE DALAM PERSALINAN


1. Kala I
Dimulai sejak kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya)
Hingga serviks membuka lengkap.Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu:
a Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks.
Sampai 3 cm,berlangsung hingga 8 jam.
b Fase aktif
Dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm dimana frekuensi dan lama kontraksi uterus
ade
Kuat sampai 3x atau lebih dalam 10 menit.dengan kekuatan 40 detik atau lebih.
Kecepatan rata-rata pada primigravida 1cm perjam.dan 2cm perjam pada
multigravida
2. Kala II
Dimulai saat pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta dan selaput
ketuban.
4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya placenta dan selaput ketuban sampai 2 jam post partum.

C. Preeklampsia berat

7
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160 mmhg
dan
Tekanan diastolic > 110 mmhg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawihardjo
2014,
544) .Berikut diagnosis preeklampsia berat :
1.Tekanan darah > 160/110 mmhg pada kehamilan lebih dari 20 minggu
2.Tes celup urine menunjukkan proteinuria > 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil lebih dari 5 g/24 jam.
3 Atau keterlibatan organ lain :
a.Trombositopenia < 100.000 sel/uL,hemolisis mikroangiopati
b.Peningkatan SGOT/SGPT,nyeri abdomen kuadran kanan atas
c.Pertumbuhan janin terhambat,oligohidramnion.
d.Edema paru atau gagal jantung kongestif
e.Oliguria< 500 ml/24 jam,kreatin lebih dari 1,2 mg/dl
( Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
2013,111 )

D. Faktor resiko preeklampsia


1. Primigravida
Sebanyak 85% terjadi pada kehamilan pertama,Berdasar teori
immunologik,yaitu terjadinya blocking antibodies.,terhadap antigen yang tidak
sempurna.selain itu pada kehamilan pertama juga terjadi pembentukan Human
Leucocyte Antigen (HLA-G) yang berperan penting dalam modulasi respon imun
sehingga ibu menolak hasil konsepsi atau terjadi intoleransi ibu terhadap placenta
sehingga menyebabkan preeclampsia. (Norma Nita dan Mustika 2013,67)
2. Grande multigravida dan umur ibu diatas 35 tahun.
Pada multigravida dan ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun terjadi perubahan
pada alat-alat kandungan yang berkurang elastisitasnya termasuk pembuluh darah
sehingga mudah terjadi vasokontriksi,peningkatan cairan,timbul hipertensi yang
disertai oedema dan proteinuri.
(Norma Nita dan Mustika 2013,68)
3. Distensi rahim berlebih
Hidramnion,kehamilan kembar,mola hidatidosa.Akibat cairan berlebih dalam
rahim memudahkan vasokonstriksi dan peningkatan pada tekanan darah ibu.
(Norma Nita dan Mustika 2013,68)
4. Morbid obesitas
Kegemukan dan penyakit yang menyertai kehamilan seperti Diabetes
Mellitus.Kegemukan juga menyebabkan kolesterol berlebih sehingga kerja jantung
lebih berat.Semakin berat fungsi pemompaan jantung dapat menyebabkan

8
preeklampsia. Wanita DM lebih cenderung terjadi preeklampsia karena hormon
placenta mencegah kerja insulin sehingga terjadi resistensi insulin dengan akibat
kadar gula berlebih.
5. Ibu dengan hipertensi kronis atau penyakit ginjal
Insiden mencapai 25%karena ibu hamil dengan hipertensi kronis sebelum 20
minggu sudah terjadi vasokonstriksi sehingga tekanan darah ibu meningkat disertai
proteinuria juga meningkat..Gagal ginjal juga menyebabkan penurunan aliran darah
ke ginjal sehingga filtrasi glomerulus berkurang akibatnya terjadi proteinuria.

E. Patofisiologi Preeklampsia
1. Teori kelainan vaskularisasi placenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblast,secara
sempurna pada lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga
lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi.Akibatnya arteri spiralis relatif vasokonstriksi sehingga aliran darah
uteroplacenta menurun,terjadilah hipoksia dan iskemia placenta.
2. Teori iskemia placenta,radikal bebas dan disfungsi endotel
Terjadi kegagalan aliran pembuluh darah,sehingga placenta mengalami
iskemia, yang berlanjut pada hipoksia yang menghasilkan oksidan (radikal
bebas).Oksidan dan radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau
atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.salah satu oksidan
penting adalah radikal hidroksil yang sangat toksis.khususnya terhadap membran sel,
endotel pembuluh darah,membran sel dan,nukleus sehingga terjadi disfungsi endotel
yang berakibat ganngguan metabolisme prostaglandin (PGE2),agregasi sel trombosit
pada endotel yang rusak,serta peningkatan permeabilitas kapiler.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada hipertensi dalam kehamilan terjadi penurunan eksresi HLA-G didesidua
placenta,sehingga menghambat invasi trofoblas kedalam decidua.Akibatnya terjadi
immune maladaptation,dimana terjadi intoleransi ibu terhadap placenta dan terjadilah
preeklampsia.
4. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor menghilang,dan terjadi kepekaan
terhadap bahan vasopresor.Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen
tunggal .Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya preeklampsia dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
5. Teori defisiensi gizi
Dari penelitian defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan resiko
terjadinya peeklampsia.
6. Teori stimulus inflamasi

9
Fakta bahwa lepasnya debris trofoblas dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan
utama inflamasi.proses apoptis dan nekrotik trofoblas akibat reaksi stres oksidatif
yang meningkat.Akibatnya beban reaksi inflamasi mengaktivasi sel endotel,dan sel
granulosit yang besar sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan
gejala preeklampsia pada ibu.

F. Penatalaksanaan Preeklampsia Berat dan Eklampsia


Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama,kecuali bahwa persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.semua kasus
preeklampsia berat harus ditangani secara aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan
karena gejala dan tanda eklampsia seperti hiperrefleksia dan gangguan penglihatan sering
tidak sahih.
1. Penanganan umum
a. Jika tekanan diastolik tetap lebih dari 110 mmhg,berikan obat anti hipertensi
sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmhg.
b. Pasang infus dengan jarum besar (16 gauge atau yang lebih besar)
c. Ukur keseimbangan cairan,jangan sampai terjadi overload cairan.
d. Cateterisasi urine untuk mengukur produksi urine dan proteinuria.
e. Jika jumlah urine kurang dari 30 ml/jam :
1) Hentikan MgSO4 dan berikan cairan i.v.( NaCL 0,9% atau Ringer Laktat ) pada
kecepatan 1 liter per 8 jam.
2) Pantau kemungkinan edema paru
3) Jangan tinggalkan pasien sendirian.Karena kejang dengan aspirasi muntah,bisa
menyebabkan kematian.
4) Observasi tanda -tanda vital,reflek,dan DJJ setiap jam.
5) Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru.
6) Hentikan pemberian cairan I.V.dan berikan diuretik seperti furosemid 40
mgI.V.sekali Saja jika edema paru.
7) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana.jika pembekuan tidak
terjadi setelah 7 menit kemungkinan terjadi koagulopati.
2. Penanganan atau pencegahan kejang
a.Berikan obat anti konvulsan
MgSO4 adalah pilihan utama untuk mencegah dan mengatasi kejang
1) Dosis awal
- MgSO4 4gr I.V. sebagai larutan 20% selama 5 menit
- Lanjutkan dengan 10 gr MgSO4 50%,masing-masing 5 gr bokong kanan
dan
Kiri secara IM ditambah 1ml lignokain 2% pada semprit yang sama.pasien
akan merasa agak panas sewaktu pemberian MgSO4.

10
- Jika kejang berulang setelah 15 menit,berikan MgSO4 2 gr (50%) IV selama
5 menit.
2) Dosis pemeliharaan
- MgSO4 1-2 gr per jam per infus.
- Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan/kejang
berakhir.
3) Sebelum pemberian MgSO4,periksa :
- Frekuensi nafas minimal 16x /mt
- Reflek patella (+)
- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
4) Berhentikan pemberian MgSO4 jika:
- Frekuensi nafas < 16x/mt
- Reflek patela (-)
- Urin <30ml/jam dalam 4 jam terakhir.
5) Siapkan Antidotum:
- Jika terjadi henti nafas,lakukan ventilasi ( masker dan balon,ventilator) beri
Kalsium glukonat 1 gr ( 20 mldalam larutan 10%)IV pelan sampai
pernafasan
mulai lagi.
b Obat anti hipertensi
Jika tekanan darah diastolik 110 mmhg atau lebih berikan obat hipertensi,untuk
mempertahankan tekanan diastolik antara 90-100 mmhg dan mencegah perdarahan
serebral .Obat pilihan adalah hidralasin 5 mg iv pelan setiap 5 menit sampai
tekanan darah turun. Ulang setiap jam jika perlu,atau hidralasin 12,5 mg IM setiap
2 jam. Jika hidralasin tidak tersedia,berikan:
1) Labetolol 10 mg iv
Jika diastolik tetap >110 mmhg,berikan labetolol 20 mg iv.Naikkan dosis 40 mg
dan 80 mg jika respon tidak baik setelah 10 menit.
2) Atau nifedipin 5 mg sublingual.jika tidak baik setelah 10 menit,beri tambahan
sublingual 5mg
3) Metildopa 3x 250-500 mg/hari.
3.Persalinan
Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan stabil.Penundaan persalinan
meningkatkan.risiko untuk ibu dan janin.
a. Periksa serviks
b. Jika serviks matang,lakukan amniotomi,lalu induksi persalinan dengan oksitosin.
c. Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam ( pada
eklampsia)
dan 24 jam (pada preeklampsia) lakukan seksio sesaria.

11
d. Jika DJJ < 100/mt,atau > 180/mt. lakukan SC.
e. Jika serviks belum matang,janin hidup,lakukan SC
f. Jika anestesi tidak tersedia,janin mati atau terlalu kecil:
1) Usahakan lahir pervaginam
2) Matangkan serviks dengan misoprostol,prostaglandin,atau cateter foley.

G. Konsep dasar Asuhan Kebidanan pada kegawatdaruratan maternal dan neonatal


1.Tujuan utama Asuhan pada kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Yaitu untuk memberikan reaksi efektif,cepat dan tepat dengan jalan menegakkan
diagnosa,menangani,memantau ,kolaborasi dan rujukan.untuk keselamatan ibu dan janin
sebagai prioritas utama ,(Pusdiknakes 2001:2-3)
2.Standar Praktik Bidan pada kegawatdaruratan maternal neonatal
Ada 10 standar dalam kewatdaruratan maternal neonatal,yaitu sebagai berikut :
a. Penanganan perdarahan dalam kehamilan muda < 22 minggu.
b. Penanganan perdarahan dalam kehamilan > 22 minggu
c. Penatalaksanaan Preeklampsia dan eklampsia
d. Penanganan partus lama/macet.
e. Penanganan gawat janin
f. Penanganan retensio placenta.
g.Penanganan perdarahan post partum primer
h.Penanganan perdarahan post partum sekunder.
i. Penanganan sepsis puerperalis
j. Penanganan asfixia neonatorum.

H. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah

berurutan dimana disetiap langkah disempurnakan secara periodik, proses ini dimulai dari

pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Dengan adanya proses manajemen

asuhan kebidanan ini maka mudah kita dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah

selanjutnya, merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif.

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai
12
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.Langkah-langkah tersebut

membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi,

setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya

bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Berikut langkah-langkah dalam proses

penatalaksanaan menurut langkah vernay. Adapun tahapan manajemen asuhan kebidanan

menurut langkah vernay adalah sebagai berikut:

a) Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)

Adapun pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai yang menyangkut atau

keadaan klien, data ini termasuk riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium serta laporan keterangan tambahan lain hubungan dengan kondisi klien yang

didapatkan melalui wawancara pada klien ataupun keluarganya.

Dalam manajemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi yang perlu

dikonsultasikan pada dokter, bidan akan melakukan upaya konsultasi. Tahap ini merupakan

langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai

dengan kasus yang dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif,

objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang

sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap

dan akurat.

Pengkajian ibu hamil dengan preeklampsia berat, meliputi pertanyaan seputar

sejarah pribadi sebelum hamil, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan keluarga,

pekerjaan serta kebiasaan sosial lainnya. Selanjutnya, diperdalam lagi dengan menanyakan

riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, dan nifas, riwayat KB, riwayat kesehatan sekarang

dan yang lalu. Di samping itu diperlukan pula riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial

ekonomi, psikososial, dan spiritual, serta riwayat kebutuhan dasar ibu.

Selain itu, data objektif pun termasuk ke dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan preeklampsia berat terdiri dari pemeriksaan fisik lengkap yang di lakukan khususnya

terfokus pada penampilan umum (tanda- tanda dan gejala seperti pusing dan bengkak pada
13
wajah maupun bagian tungkai bawah) dan pemeriksaan tanda- tanda vital. Terakhir

pemeriksaan penunjang yaitui tes laboratorium. Dalam tes laboratortium adanya

preeklampsia berat umumnya ditentukan melalui pengukuran kadar proteinuria.

b) Langkah II (Identifikasi Diagnosia/Masalah Aktual)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan

interpensi yang benar atas data yang dikumpulkan.Diagnosa adalah hasil analisa dan

perumusan masalah yang diputuskan dalam menegakkan diagnosa bidan dengan

menggunakan pengetahuan professional sebagai dasar/arahan untuk mengambil tindakan.

Untuk mendiagnosa preeklampsia berat di dapatkan hasil yatu tekanan darah ≥160/110

mmHg pada usia kehamilan ≥20 minggu, tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2 + atau

pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil ≥5 g/24 jam atau disertai keterlibatan

organ lain yaitu trombositopenia (<100.00 sel/uL), hemolisis mikroangiopati, nyeri abdomen

kuadran kanan atas, sakit kepala, skotoma penglihatan, pertumbuhan janin terhambat dan

oligohidramnion, edema paru, gagal ginjal dan oliguria (<500ml/24 jam), dan kreatinin diatas

1,2 mg/dl (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

2013, 111).

c) Langkah III (Merumuskan Diagnosis/Masalah Potensial Yang Membutuhkan

Antisipasi Masalah Potensial)

Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dilakukan antisipasi atau

pencegahan bila memungkinkan serta waspada dan bersiap untuk segala sesuatu yang dapat

terjadi. Pada step ini sangat vital untuk perawatan yang aman. Pada kasus preeklampsia

berat, seorang Bidan atau tenaga kesehatan lain dapat mengantisipasi kelainan yang akan

terjadi pada saat rawat jalan atau rawat inap karena pada kasus preeklampsia kemungkinan

ibu akan mengalami syok atau kejang, dapat terjadi kematian ibu, kelahiran premature dan

resiko terjadi Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR).

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah potensial,

tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terajdi, tetapi juga merumuskan

tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat
14
antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada

preeklampsia berat adalah eklampsia.

Antisipasi terjadinya eklampsia dilihat dari beberapa faktor yang meningkatkan resiko

terjadinya preeklampsia dan elampsia diantaranya adalah sebagai berikut: resiko yang

berhubungan dengan partner laki-laki berupa primigravida (resiko primigravida 2 kali lebih

besar aripada multigravida), umur yang terlalu ekstrim terlalu muda atau terlalu tua untuk

kehamilan, partner laki- laki yang pernah menikahi wanita kemudian hamil dan mengalami

preeklampsia, inseminasi donor dan donor oocyte, resiko yang berhubungan dengan riwayat

penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga berupa riwayat penyakit preeklampsia,

hipertensi kronis, penyakit ginjal, obesitas, diabetes gestasional, dan resiko yang

berhubungan dengan kehamilan berupa mola hidatidosa, kehamilan multiple, dan hydrops

fetals (Yulia Fauziyah 2012, 18).

d) Langkah IV (Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah

ini, mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi,

manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi

juga selama wanita tersebut bersama-sama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu

wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin

mengidentifikasi situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera untuk kepentingan

keselamatan jiwa ibu atau anak. Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lain menunggu intervensi dari seseorang

dokter, misalanya prolaps tali pusat. Pada preeklampsia berat diperlukan adanya tindakan

segera agar tidak berlanjut menjadi eklampsia yaitu dengan pemberian MgSo4 sebagai obat
15
pemberian anti kejang.

Situasi lainnya bisa saja merupakan kegawatan pada preeklampsia berat sehingga

dilakukannya kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi obat-obatan dan

petugas kesehatan lainnya seperti petugas laboratorium untuk pemeriksaan proteinuria.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli

perawatan klinis bayi baru lahir.

Jika dalam keadaan tertentu terjadi komplikasi pada ibu dan membutuhkan sarana

dan prasarana yang memadai maka dilakukannya rujukan agar ibu dan bayi tetap dalam

keadaan sehat.

e) Langkah V (Penyusunan Rencana)

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah

sebelumya dan semua perencanaan yang dibuatkan harus berdasarkan pertimbangan yang

tepat meliputi pengetahuan, teori up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence based

care).Dalam menyusun rencana sebaiknya pasien dilibatkan karena pada akhirnya

pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus disetujui oleh

pasien. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini

informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari

kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang diperkirakan akan terjadi

berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila

ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau masalah psikologis.

Rencana asuhan pada ibu hamil dengan preeklampsia berat yaitu:

1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat

2. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vitalnya


16
3. Melakukan pemeriksaan DJJ

4. Melakukan pemasangan infus dengan cairan RL

5. Melakukan pemasangan kateter tetap

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi obat

7. Memberikan obat oral nifedipin 3x1 sehari @ 10 mg

8. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk mengecek protein


urinaria.
9. Memberikan dukungan moral kepada ibu dan keluarga untuk tetap berdoa dan
bertawakkal kepada Allah SWT untuk kesembuhan ibu

f) Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan)


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Implementasi merupakan

pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus ini

dimana bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam

manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan

bersama yang menyeluruh (Mangkuji dkk, 2012:6). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan preeklampsia berat sesuai dengan pelaksanaan yang dilaksanakan.

g) Langkah VII (Evaluasi Asuhan Kebidanan)

Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang

tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat

keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah ini meliputi evaluasi keefektifan asuhan

yang sudah diberikan. Rencana tersebut dapat diaggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya. Pada kasus preeklampsia berat pada ibu hamil evaluasi yang

diharapkan yaitu, Preeklampsia berat sudah teratasi sehingga tidak terjadi eklampsia, tanda-

tanda vital terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan kembali dalam batas
17
normal, pemeriksaan laboratorium berupa proteinuria kembali dalam batas normal serta

keadaan umum ibu sudah membaik dan kesadaran komposmentis.

BAB III
TINJAUAN KASUS

NO REGISTER : 01BF045

TANGGAL PENGKAJIAN : 22 Desember 2021

JAM : 11 .00 wib

TEMPAT : Puskesmas Panaguan

A.PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF


1.Biodata Pasien
Ibu Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn.U
Umur : 40 th Umur : 38 th
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PETANI
Suku bangsa : Madura Suku bangsa : Madura
Alamat : Desa Jambringin Alamat : Desa Jambringin
No HP : No HP :
2.Alasan Datang :
Ibu mengatakan terasa seperti akan melahirkan
.Keluhan utama :

18
Ibu mengatakan hamil 9 bulan,kenceng kenceng pada perut menjalar ke pinggang mulai
jam 23.00 tadi malam,keluar lendir disertai darah melalui vagina.
3.Tanda-tanda persalinan
Perut sakin semakin lama semakin sering, keluar lendir dan darah
4.Riwayat kesehatan
Sekarang :
Ibu mengatakan kondisinya saat ini tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC,hepatitis,HIV/AID’S,syphilis ,dan tidak memiliki penyakit menurun seperti DM,HT dan
astma
yang lalu ;
ibu mengatakan kondisi kesehatan yang lalu tidak memiliki riwayat penyakit menular
seperti TBC,hepatitis,HIV/AID’S,syphilis ,dan tidak memiliki penyakit menurun DM,HT dan
astma serta tidak memiliki penyakit kronis seperti jantung dan ginjal. Ibu tidak menderita
hipertensi sebelum kehamilan ini
Keluarga :
ibu mengatakan dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, tidak
memiliki riwayat penyakit menurun atau kronis,serta tidak memiliki riwayat kehamilan
kembar .

5.Riwayat Obstretri
a .Riwayat haid
menarche : ± 12 th Nyeri haid : tidak ada
siklus :± 28 hari Banyaknya :2-3 x/hari ganti pembalut
lama : 6-7 hari Warna darah : merah tua

b.Riwayat kehamilan sekarang


G 3 P2A0 Hamil 9 bulan. ANC : 1x di puskesmas,4x di
HPHT : 3-4-2021 posyandu,3x di polindes
Gerak janin : terasa aktif Pemberian Fe : 1x1 90 tablet
TT: T5 Tanda bahaya : usia > 35 thn
Minum jamu/obat : Fe ,kalk HPL : 10-01-2022
c.Riwayat kehamilan persalinan , anak, dan nifas yang lalu
Anak Umur abo Jenis Penolong Penyulit/ BB Kaadaan anak
ke kehamilan rtus partus komplikasi waktu hidup mati
lahir umur Jenis kelamin um jk
ur

19
1 9 bulan - normal Bidan Tidak 3300 15 th Perempuan
ada
2 9 bulan - normal Bidan Tidak 3200 10 perempuan
ada th
3 Hamil ini

6.Riwayat perkawinan :
Status menikah 1x,umur saat menikah : 30 tahun lama menikah : 16 th
7.Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang pernah di pakai yaitu suntik 3 bulanan,saat masih memakai alat
kontrasepsi ibu mengalami tidak pernah datang bulan,tapi ibu sudah paham kalau itu
adalah efek samping dari suntik 3 bulanan.
8.Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola Nutrisi :
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3 x/hari, porsi sedang menu nasi, ikan, sayur,
minum air putih 8-10 gelas perhari,tidak ada pantangan,tidak ada
alergi.
Selama hamil : ibu mengatakan saat hamil muda mual muntah,tapi saat ini sudah
tidak lagi.makan 3-4x porsi sedang menu nasi,ikan,sayur.kadang buah
dan susu.minum air putih 9-10 gelas perhari,tidak ada pantangan dan
tidak ada alergi makanan.
Pola Eliminasi :
Sebelum hamil : BAB 1 x/hari, BAK ± 4-5x/ Perhari warna kuning jernih.
Selama hamil : BAB 1 x/hari, BAK ± 5-6xPerhari warna kuning jernih.
Pola Aktivitas :
Sebelum hamil : menyapu , memasak ,mencuci,belanja dan mengurus anak -anaknya
Selama hamil : menyapu, memasak ,mencuci ,belanja dan mengurus anak-anaknya de
ngan dibantu oleh suami,saudara dan ibu kandungnya.
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur siang 2 jam/hari, malam 7- 8 jam/hari
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang 2 jam/hari, malam 7- 8 jam/hari
Pola Seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1- 2 x/minggu
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1- 2 x/minggu
Pola Hidup Sehat
Sebelum hamil : tidak merokok,tidak minum minuman keras dan narkoba
Selama hamil : tidak merokok ,tidak minum minuman keras dan narkoba
Psiko, Sosial, Spiritual

20
Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan,ibu,suami dan semua anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, respon keluarga pada
kehamilan ini baik,ibu dan keluarga rajin menjalankan ibadah sesuai syariaat islam.
Tingkat Pengetahuan Pasien
Ibu mengatakan paham dengan kehamilannya, ibu mengatakan ini kehamilannya yang
ke 3 dan sudah berpengalaman dalam perawatan kehamilan.

B.PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF

1.Pemeriksaan fisik
a Pemeriksaan umum
Keadaan umum: baik TD :180/100 mmHg
Kesadaram: compos mentis Nadi : 88 x/mt
BB: sebelum hamil : 58 kg Suhu : 36,7 0
C
Saat ini : 70 kg RR :20 x/mt
TB : 153 cm SPO2 : 98%

b Status Present
1) KEPALA : tidak ada benjolan, tidak ada ketombe ,rambut bergelombang ,warna hitam
2) MATA : simetris konjungtiva tidak anemis,palpebra tidak oedem,sklera tidak kuning
3) HIDUNG : simetris , tidak ada polip,tidak ada penumpukan sekret, simetris
4) MULUT : mukosa mulut lembab,tidak stomatitis tidak ada caries gigi
5) TELINGA : bentuk simetris,pendengaran baik ,tidak ada serumen.
6) LEHER : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar typhoid
7) KETIAK : tidak ada Pembesaran Kelenjar lymfe ,bersih
8) DADA : Simetris , tidak ada benjolan,tidak ada tarikan intercostae.
9) PERUT : tidak ada bekas sc /sikatrik,tidak ada hiperpigmentasi linia alba .
10) LIPAT PAHA : tidak ada benjolan,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
11) VULVA : tidak ada condyloma,tidak oedem,tidak ada varieses
12) EKSTREMITAS : Atas kanan & kiri tidak oedem, Bawah kanan & kiri tidak
oedem ,pergerakan normal.
13) PUNGGUNG : Lordose,tidak ada benjolan
14) ANUS : tidak ada benjolan,tidak ada hemorroid

c STATUS OBSTETRIK
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema , tidak pucat , cloasma gravidarum pada kedua pipi
Mamae : simetris, hyperpigmentasi areola dan papilla , putting susu menonjol,
Abdomen : pembesaran sesuai usia kehamilan,, linea nigra , striae lividae

21
Vulva : ada blood show.
2) Palpasi
Leopold I : Fundus teraba 3 jari bawah px,di fundus teraba bundar,tidak
melenting,dapat digoyangkan diperkirakan bokong.
Leopold II : Bagian kiri teraba bagian kecil diperkirakan tangan dan kaki
Janin, bagian kanan perut ibu teraba keras,datar,memanjang,diperkira
kan punggung janin.
Leopold III :Bagian terendah janin teraba bulat keras,melenting diperkirakan
kepala
janin.
Leopold IV : kepala janin sudah masuk PAP.
TFU : 34 cm
TBJ = (34 cm -12 )x 155 = 3410 gram
3) DJJ : 147 x/mt
4) Reflek patella : kanan ( + ), kiri ( + )
5) Pemeriksaan dalam ( tgl 22-12-2021 jam 11.30)
Vulva/vagina : Blood show (+),tidak oedem,tidak ada varices.
Serviks : Keadaan : Baik
Pembukaan : 6 cm
Efficement : 75%
Kulit ketuban : (+)
Presentasi : Kepala
POD (Point Of Direction) : Ubun-ubun Kecil kanan depan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl 22-12-2021
Proteinuria : ++
Swab Antigen negative (-)

D. DIAGNOSA KEBIDANAN
NY. “ M “ 40 tahun G3P2A0 Usia kehamilan 37-38 minggu/T/H/Letak kepala inpartu
kala I fase aktif dengan PEB

E .PENATALAKSANAAN
1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan,bahwa saat ini ibu mau
melahirkan tetapi mengalami gejala keracunan kehamilan.harus segera dilakukan
pengobatan dan rujukan ke RS SMART.
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti,dan bersedia mengikuti anjuran petugas
2) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan dan terapi
Evaluasi : Advis dokter :

22
: infus RL 20 tpm
: Pasang dower catether,pantau produksi Urine
: Oksigen 2lt/mt
; SM 40% 4gr iv bolus 5-8 mt
: Nifedipin tab 10mg sub lingual
: Rujuk
3) Memberikan KIE tentang tindakan sesuai advis dokter dan terapi SM serta rujukan ke
RS Smart & meminta informt consent kepada pasien dan keluarga.
Evaluasi : Keluarga sudah menandatangani inform consent. & menyiapkan
kelengkapan rujukan ( berkas-berkas,perlengkapan ibu dan bayi )
4) Melakukan kolaborasi dengan PONEK RS SMART untuk koordinasi rujukan
5) Melakukan penanganan awal PEB sesuai advis dokter dan memastikan kondisi ibu
sesuai untuk pemberian SM
Evaluasi :
RR : 24 x/mt, Reflek patela (+/+), Produksi urine : 350 cc
Infus RL terpasang 20 tpm
Dower catether terpasang
Oksigen : 2 lpm terpasang
SM 40% 4 gr iv bolus 8 menit sudah diberikan jam 11.40
Nifedipin 10 mg sub lingual sudah diberikan
6) Melaksanakan rujukan ke RS SMART .
Evaluasi : Pasien tiba di Ponek RS Smart jam 12.35
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. M, umur 40 tahun G3 P2A0 usia
kehamilan 37-38 minggu/T/H/Letak kepala inpartu kala I fase aktif dengan PEB ,melalui
tahap pengumpulan data dengan anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan umum, dan
pemeriksaan fisik antara asuhan yang ada di lahan praktik dengan tindakan kebidanan yang
ada di teori pada dasarnya sama, hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Kesenjangan
pengumpulan data objektif yang didapat antara asuhan kebidanan di lahan praktik dengan di
institusi yaitu:
1. Pada pemeriksaan fisik abdomen tidak dilakukan pengukuran lingkar perut.
2. Tidak dilakukan pemeriksaan panggul luar.
Secara teori dan praktek ada perbedaan sistematika,terutama pada standar III secara
teori bidan harus merencanakan asuhan kebidanan,tetapi dalam hal ini penulis tidak
melakukan perencanaan tapi langsung pada penatalaksanaan,penulis berpendapat ini lebih
efektif karena rencana dan penatalaksanaan adalah 2 hal yang berbeda tetapi maknanya sama..

23
Pada kasus Ny. M dalam pengkajian data subjektif dan objektif ditemukan adanya
komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai diagnosa. Hal ini dapat dipastikan melalui hasil
pemeriksaan fisik yaitu tensi maupun pemeriksaan penunjang yaitu proteinuria . Oleh sebab
itu, ibu dan keluarga membutuhkan konseling tentang kondisi ibu yang mengalami keracunan
kehamilan yang terjadi dalam kehamilan trimester III.
Dalam kasus ini ,secara teori memang terdapat faktor predisposisi pada ibu yaitu umur
lebih dari 35 tahun.Tetapi dari riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu tidak ada riwayat
keracunan kehamilan,serta dari riwayat anggota keluarga tidak ada yang mengalami
keracunan kehamilan,penyakit hipertensi dan jantung.Dalam kasus ini tanda PEB memang
langsung ditemukan saat ibu sudah inpartu,karena saat ibu ANC terahir kondisi ibu masih
normal dan tidak mengalami gejala gejala preeklampsia,seperti,bengkak,pusing,sakit kepala,
dan nyeri ulu hati.
Dalam penatalaksanaan yang mengacu pada kondisi kesehatan ibu dan janinnya
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lapangan. Pada
evaluasi juga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Dalam tindakan asuhan kebidanan pada kasus Ny. M tidak mendapatkan kendala
karena klien dan keluarga mau mengikuti apa yang dianjurkan serta kooperatif dalam setiap
tindakan dan proses rujukan.

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Praktik yang penulis dapatkan dilahan praktik yaitu di Puskesmas proppo dengan
teori yang diajarkan kepada penulis di lahan institusi pada dasarnya semua asuhan
kebidanan yang dilakukan sama, namun terdapat sedikit perbedaan. Dengan adanya
perbedaan ini, maka kita harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada pada
lahan praktik dimana kita berada.
Kehamilan dan persalinan adalah proses reproduksi dari seorang wanita yang
semula fisiologis tapi sewaktu-waktu dapat menjadi patologis Untuk itu seorang bidan
harus memiliki pengetahuan dan skill yang cukup mengenai asuhan antenatal dan
intranatal pada ibu hamil dan bersalin fisiologis maupun patologis. Manajemen asuhan
kebidanan yang baik dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).

24
B .Saran
1. Untuk institusi, metode pembelajaran yang diterapkan sudah baik, namun lebih di
tingkatkan pada Manajemen Asuhan kebidanan agar mahasiswi lebih terampil saat
melakukan tindakan dan melaksanakan prosedur dengan benar saat akan praktik di
lahan praktik.
2. Untuk Puskesmas, bimbingan yang diberikan pada mahasiswi sudah baik.
Diharapkan bidan-bidan di Puskesmas dapat meningkatkan bimbingan yang
diajarkan pada mahasiswi agar mahasiswi lebih percaya diri dalam menangani
klien.
3. Untuk Mahasiswi, diharapkan setelah melakukan praktik, mahasiswi dapat
memberikan asuhan intranatal dengan baik, lebih disiplin dan aktif dalam
mengikuti praktik di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Oxorn, Harry dan William Forte R. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi. Jakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: JNPKKR_POGI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
Saiffudin, Abdul Bani,2001. dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBSP.
Emi Nurjasmi, dkk .2016.Buku Acuan Midwifery Update ,Jakarta : PP IBI

25
26

Anda mungkin juga menyukai