DISUSUN OLEH:
NPM. 721650090
TA. 2021-2022
1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA
UTERINE, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB
DI PUSKESMAS PANAGUAN
DI SUSUN OLEH :
NUR FAJRI EKA LUCKYTA NPM 721650090
Di setujui tanggal :
Disetujui oleh :
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Askeb :
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA
UTERINE, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB
DI PUSKESMAS PANAGUAN
Telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik
Program Studi Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja
Tahun 2022
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatNYA sehingga ASKEB yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “M” USIA 40 TAHUN G3 P2A0 UK 37-38 mg,TUNGGAL,HIDUP, INTRA UTERINE,
LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN PEB DI PUSKESMAS
PANAGUAN dapat diselesaikan sesuai target yang ingin dicapai oleh penulis.
Pengkajian ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai
perbandingan pemberian asuhan kebidanan antenatal care antara teori di Institusi dengan
pelaksanaan di lapangan. Selain itu, pengkajian ini juga dibuat untuk menambah wawasan
bagi penulis.
Penulis menyadari tak mungkin penulisan pengkajian ini dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak.
Semoga usaha pembuatan ASKEB yang telah dikerahkan ini dapat membuahkan hasil
yang maksimal dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan pengkajian ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang inovatif dan kreatif dalam rangka perbaikan lebih lanjut.
Teriring doä dan harapan semoga Askeb ini dapat bermanfaat.Aamiin.
Mahasiswa
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... 2
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. 3
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 4
DAFTAR ISI.................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG....................................................................... 6
B. TUJUAN...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 23
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah,proteinuria dan oedema,yang kadang-kadang disertai dengan
komplikasi koma.Gejala dari preeklampsia tersebut .sering tidak diperhatikan sehingga tanpa
disadari dalam waktu singkat dapat timbul menjadi preeklampsi berat,bahkan eklampsia
(Prawiharjo S,2014:532)
Gambaran klinik preeklapsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang sukar
menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dahulu.Secara teoritik urutan gejala
yang timbul pada preeklampsia ialah,oedem,hipertensi,terahir proteinuria merupakan gejala
yang paling penting.Namun sayangnya,pasien sering tidak merasakan perubahan ini.Bila
pasien sudah mengeluh gangguan penglihatan,atau nyeri epigastrium,maka penyakit ini sudah
cukup lanjut (Sarwono 2014).
Pada umumnya kehamilan akan berlangsung normal dan sering kali kehamilan
berubah menjadi patologis.Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan
upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius terhadap keselamtan ibu hamil.
Deteksi dini didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan
kehamilan (ANC),Karena itu pemeriksaan kehamilan rutin mutlak dilakukan agar
preeklampsia dapat di deteksi lebih awal(Sarwono 2014)
Di indonesia AKI tergolong tinggi dan merupakan masalah besar bagi pembangunan
kesehatan indonesia.Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2012
sebesar 350/100.000 kelahiran hidup.Salah satu penyebab kematian ibu di indonesia adalah
perdarahan 39%,preeklampsi/eklampsia 24%,infeksi 7%,partus lama 5% abortus 5% dan
lainnya 33%(SDKI 2012).
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan patologis
diharapkan mahasiswa mampu dan paham tentang Asuhan Kebidanan pada Ny.”M” Usia
40 tahun G3P2A0 UK 37-38 Minggu /T/H/ Letak kepala/Inpartu kala I fase aktif dengan
PEB
2.Tujuan Khusus
a.) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada pasien.
b.) Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa dengan tepat dan benar
c.) Mahasiswa dapat melakukan asuhan mandiri dan kolaborasi sesuai kebutuhan.
d.) Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
C. Preeklampsia berat
7
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160 mmhg
dan
Tekanan diastolic > 110 mmhg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawihardjo
2014,
544) .Berikut diagnosis preeklampsia berat :
1.Tekanan darah > 160/110 mmhg pada kehamilan lebih dari 20 minggu
2.Tes celup urine menunjukkan proteinuria > 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil lebih dari 5 g/24 jam.
3 Atau keterlibatan organ lain :
a.Trombositopenia < 100.000 sel/uL,hemolisis mikroangiopati
b.Peningkatan SGOT/SGPT,nyeri abdomen kuadran kanan atas
c.Pertumbuhan janin terhambat,oligohidramnion.
d.Edema paru atau gagal jantung kongestif
e.Oliguria< 500 ml/24 jam,kreatin lebih dari 1,2 mg/dl
( Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
2013,111 )
8
preeklampsia. Wanita DM lebih cenderung terjadi preeklampsia karena hormon
placenta mencegah kerja insulin sehingga terjadi resistensi insulin dengan akibat
kadar gula berlebih.
5. Ibu dengan hipertensi kronis atau penyakit ginjal
Insiden mencapai 25%karena ibu hamil dengan hipertensi kronis sebelum 20
minggu sudah terjadi vasokonstriksi sehingga tekanan darah ibu meningkat disertai
proteinuria juga meningkat..Gagal ginjal juga menyebabkan penurunan aliran darah
ke ginjal sehingga filtrasi glomerulus berkurang akibatnya terjadi proteinuria.
E. Patofisiologi Preeklampsia
1. Teori kelainan vaskularisasi placenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblast,secara
sempurna pada lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga
lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi.Akibatnya arteri spiralis relatif vasokonstriksi sehingga aliran darah
uteroplacenta menurun,terjadilah hipoksia dan iskemia placenta.
2. Teori iskemia placenta,radikal bebas dan disfungsi endotel
Terjadi kegagalan aliran pembuluh darah,sehingga placenta mengalami
iskemia, yang berlanjut pada hipoksia yang menghasilkan oksidan (radikal
bebas).Oksidan dan radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau
atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.salah satu oksidan
penting adalah radikal hidroksil yang sangat toksis.khususnya terhadap membran sel,
endotel pembuluh darah,membran sel dan,nukleus sehingga terjadi disfungsi endotel
yang berakibat ganngguan metabolisme prostaglandin (PGE2),agregasi sel trombosit
pada endotel yang rusak,serta peningkatan permeabilitas kapiler.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada hipertensi dalam kehamilan terjadi penurunan eksresi HLA-G didesidua
placenta,sehingga menghambat invasi trofoblas kedalam decidua.Akibatnya terjadi
immune maladaptation,dimana terjadi intoleransi ibu terhadap placenta dan terjadilah
preeklampsia.
4. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor menghilang,dan terjadi kepekaan
terhadap bahan vasopresor.Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen
tunggal .Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya preeklampsia dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
5. Teori defisiensi gizi
Dari penelitian defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan resiko
terjadinya peeklampsia.
6. Teori stimulus inflamasi
9
Fakta bahwa lepasnya debris trofoblas dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan
utama inflamasi.proses apoptis dan nekrotik trofoblas akibat reaksi stres oksidatif
yang meningkat.Akibatnya beban reaksi inflamasi mengaktivasi sel endotel,dan sel
granulosit yang besar sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan
gejala preeklampsia pada ibu.
10
- Jika kejang berulang setelah 15 menit,berikan MgSO4 2 gr (50%) IV selama
5 menit.
2) Dosis pemeliharaan
- MgSO4 1-2 gr per jam per infus.
- Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan/kejang
berakhir.
3) Sebelum pemberian MgSO4,periksa :
- Frekuensi nafas minimal 16x /mt
- Reflek patella (+)
- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
4) Berhentikan pemberian MgSO4 jika:
- Frekuensi nafas < 16x/mt
- Reflek patela (-)
- Urin <30ml/jam dalam 4 jam terakhir.
5) Siapkan Antidotum:
- Jika terjadi henti nafas,lakukan ventilasi ( masker dan balon,ventilator) beri
Kalsium glukonat 1 gr ( 20 mldalam larutan 10%)IV pelan sampai
pernafasan
mulai lagi.
b Obat anti hipertensi
Jika tekanan darah diastolik 110 mmhg atau lebih berikan obat hipertensi,untuk
mempertahankan tekanan diastolik antara 90-100 mmhg dan mencegah perdarahan
serebral .Obat pilihan adalah hidralasin 5 mg iv pelan setiap 5 menit sampai
tekanan darah turun. Ulang setiap jam jika perlu,atau hidralasin 12,5 mg IM setiap
2 jam. Jika hidralasin tidak tersedia,berikan:
1) Labetolol 10 mg iv
Jika diastolik tetap >110 mmhg,berikan labetolol 20 mg iv.Naikkan dosis 40 mg
dan 80 mg jika respon tidak baik setelah 10 menit.
2) Atau nifedipin 5 mg sublingual.jika tidak baik setelah 10 menit,beri tambahan
sublingual 5mg
3) Metildopa 3x 250-500 mg/hari.
3.Persalinan
Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan stabil.Penundaan persalinan
meningkatkan.risiko untuk ibu dan janin.
a. Periksa serviks
b. Jika serviks matang,lakukan amniotomi,lalu induksi persalinan dengan oksitosin.
c. Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam ( pada
eklampsia)
dan 24 jam (pada preeklampsia) lakukan seksio sesaria.
11
d. Jika DJJ < 100/mt,atau > 180/mt. lakukan SC.
e. Jika serviks belum matang,janin hidup,lakukan SC
f. Jika anestesi tidak tersedia,janin mati atau terlalu kecil:
1) Usahakan lahir pervaginam
2) Matangkan serviks dengan misoprostol,prostaglandin,atau cateter foley.
Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah
berurutan dimana disetiap langkah disempurnakan secara periodik, proses ini dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Dengan adanya proses manajemen
asuhan kebidanan ini maka mudah kita dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah
selanjutnya, merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif.
Manajemen kebidanan terdiri dari dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai
12
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.Langkah-langkah tersebut
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi,
setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya
Adapun pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai yang menyangkut atau
keadaan klien, data ini termasuk riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium serta laporan keterangan tambahan lain hubungan dengan kondisi klien yang
dikonsultasikan pada dokter, bidan akan melakukan upaya konsultasi. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap
selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif,
objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang
sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap
dan akurat.
sejarah pribadi sebelum hamil, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan keluarga,
pekerjaan serta kebiasaan sosial lainnya. Selanjutnya, diperdalam lagi dengan menanyakan
riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, dan nifas, riwayat KB, riwayat kesehatan sekarang
dan yang lalu. Di samping itu diperlukan pula riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial
Selain itu, data objektif pun termasuk ke dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan preeklampsia berat terdiri dari pemeriksaan fisik lengkap yang di lakukan khususnya
terfokus pada penampilan umum (tanda- tanda dan gejala seperti pusing dan bengkak pada
13
wajah maupun bagian tungkai bawah) dan pemeriksaan tanda- tanda vital. Terakhir
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpensi yang benar atas data yang dikumpulkan.Diagnosa adalah hasil analisa dan
Untuk mendiagnosa preeklampsia berat di dapatkan hasil yatu tekanan darah ≥160/110
mmHg pada usia kehamilan ≥20 minggu, tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2 + atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil ≥5 g/24 jam atau disertai keterlibatan
organ lain yaitu trombositopenia (<100.00 sel/uL), hemolisis mikroangiopati, nyeri abdomen
kuadran kanan atas, sakit kepala, skotoma penglihatan, pertumbuhan janin terhambat dan
oligohidramnion, edema paru, gagal ginjal dan oliguria (<500ml/24 jam), dan kreatinin diatas
1,2 mg/dl (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
2013, 111).
Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dilakukan antisipasi atau
pencegahan bila memungkinkan serta waspada dan bersiap untuk segala sesuatu yang dapat
terjadi. Pada step ini sangat vital untuk perawatan yang aman. Pada kasus preeklampsia
berat, seorang Bidan atau tenaga kesehatan lain dapat mengantisipasi kelainan yang akan
terjadi pada saat rawat jalan atau rawat inap karena pada kasus preeklampsia kemungkinan
ibu akan mengalami syok atau kejang, dapat terjadi kematian ibu, kelahiran premature dan
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah potensial,
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terajdi, tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat
14
antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada
Antisipasi terjadinya eklampsia dilihat dari beberapa faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya preeklampsia dan elampsia diantaranya adalah sebagai berikut: resiko yang
berhubungan dengan partner laki-laki berupa primigravida (resiko primigravida 2 kali lebih
besar aripada multigravida), umur yang terlalu ekstrim terlalu muda atau terlalu tua untuk
kehamilan, partner laki- laki yang pernah menikahi wanita kemudian hamil dan mengalami
preeklampsia, inseminasi donor dan donor oocyte, resiko yang berhubungan dengan riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga berupa riwayat penyakit preeklampsia,
hipertensi kronis, penyakit ginjal, obesitas, diabetes gestasional, dan resiko yang
berhubungan dengan kehamilan berupa mola hidatidosa, kehamilan multiple, dan hydrops
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah
ini, mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama-sama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu atau anak. Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain menunggu intervensi dari seseorang
dokter, misalanya prolaps tali pusat. Pada preeklampsia berat diperlukan adanya tindakan
segera agar tidak berlanjut menjadi eklampsia yaitu dengan pemberian MgSo4 sebagai obat
15
pemberian anti kejang.
Situasi lainnya bisa saja merupakan kegawatan pada preeklampsia berat sehingga
dilakukannya kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi obat-obatan dan
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli
Jika dalam keadaan tertentu terjadi komplikasi pada ibu dan membutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai maka dilakukannya rujukan agar ibu dan bayi tetap dalam
keadaan sehat.
sebelumya dan semua perencanaan yang dibuatkan harus berdasarkan pertimbangan yang
tepat meliputi pengetahuan, teori up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence based
pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus disetujui oleh
pasien. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau masalah psikologis.
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Implementasi merupakan
pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus ini
dimana bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan
bersama yang menyeluruh (Mangkuji dkk, 2012:6). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat
keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah ini meliputi evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan. Rencana tersebut dapat diaggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya. Pada kasus preeklampsia berat pada ibu hamil evaluasi yang
diharapkan yaitu, Preeklampsia berat sudah teratasi sehingga tidak terjadi eklampsia, tanda-
tanda vital terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan kembali dalam batas
17
normal, pemeriksaan laboratorium berupa proteinuria kembali dalam batas normal serta
BAB III
TINJAUAN KASUS
NO REGISTER : 01BF045
18
Ibu mengatakan hamil 9 bulan,kenceng kenceng pada perut menjalar ke pinggang mulai
jam 23.00 tadi malam,keluar lendir disertai darah melalui vagina.
3.Tanda-tanda persalinan
Perut sakin semakin lama semakin sering, keluar lendir dan darah
4.Riwayat kesehatan
Sekarang :
Ibu mengatakan kondisinya saat ini tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC,hepatitis,HIV/AID’S,syphilis ,dan tidak memiliki penyakit menurun seperti DM,HT dan
astma
yang lalu ;
ibu mengatakan kondisi kesehatan yang lalu tidak memiliki riwayat penyakit menular
seperti TBC,hepatitis,HIV/AID’S,syphilis ,dan tidak memiliki penyakit menurun DM,HT dan
astma serta tidak memiliki penyakit kronis seperti jantung dan ginjal. Ibu tidak menderita
hipertensi sebelum kehamilan ini
Keluarga :
ibu mengatakan dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, tidak
memiliki riwayat penyakit menurun atau kronis,serta tidak memiliki riwayat kehamilan
kembar .
5.Riwayat Obstretri
a .Riwayat haid
menarche : ± 12 th Nyeri haid : tidak ada
siklus :± 28 hari Banyaknya :2-3 x/hari ganti pembalut
lama : 6-7 hari Warna darah : merah tua
19
1 9 bulan - normal Bidan Tidak 3300 15 th Perempuan
ada
2 9 bulan - normal Bidan Tidak 3200 10 perempuan
ada th
3 Hamil ini
6.Riwayat perkawinan :
Status menikah 1x,umur saat menikah : 30 tahun lama menikah : 16 th
7.Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang pernah di pakai yaitu suntik 3 bulanan,saat masih memakai alat
kontrasepsi ibu mengalami tidak pernah datang bulan,tapi ibu sudah paham kalau itu
adalah efek samping dari suntik 3 bulanan.
8.Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola Nutrisi :
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3 x/hari, porsi sedang menu nasi, ikan, sayur,
minum air putih 8-10 gelas perhari,tidak ada pantangan,tidak ada
alergi.
Selama hamil : ibu mengatakan saat hamil muda mual muntah,tapi saat ini sudah
tidak lagi.makan 3-4x porsi sedang menu nasi,ikan,sayur.kadang buah
dan susu.minum air putih 9-10 gelas perhari,tidak ada pantangan dan
tidak ada alergi makanan.
Pola Eliminasi :
Sebelum hamil : BAB 1 x/hari, BAK ± 4-5x/ Perhari warna kuning jernih.
Selama hamil : BAB 1 x/hari, BAK ± 5-6xPerhari warna kuning jernih.
Pola Aktivitas :
Sebelum hamil : menyapu , memasak ,mencuci,belanja dan mengurus anak -anaknya
Selama hamil : menyapu, memasak ,mencuci ,belanja dan mengurus anak-anaknya de
ngan dibantu oleh suami,saudara dan ibu kandungnya.
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur siang 2 jam/hari, malam 7- 8 jam/hari
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang 2 jam/hari, malam 7- 8 jam/hari
Pola Seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1- 2 x/minggu
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1- 2 x/minggu
Pola Hidup Sehat
Sebelum hamil : tidak merokok,tidak minum minuman keras dan narkoba
Selama hamil : tidak merokok ,tidak minum minuman keras dan narkoba
Psiko, Sosial, Spiritual
20
Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan,ibu,suami dan semua anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, respon keluarga pada
kehamilan ini baik,ibu dan keluarga rajin menjalankan ibadah sesuai syariaat islam.
Tingkat Pengetahuan Pasien
Ibu mengatakan paham dengan kehamilannya, ibu mengatakan ini kehamilannya yang
ke 3 dan sudah berpengalaman dalam perawatan kehamilan.
1.Pemeriksaan fisik
a Pemeriksaan umum
Keadaan umum: baik TD :180/100 mmHg
Kesadaram: compos mentis Nadi : 88 x/mt
BB: sebelum hamil : 58 kg Suhu : 36,7 0
C
Saat ini : 70 kg RR :20 x/mt
TB : 153 cm SPO2 : 98%
b Status Present
1) KEPALA : tidak ada benjolan, tidak ada ketombe ,rambut bergelombang ,warna hitam
2) MATA : simetris konjungtiva tidak anemis,palpebra tidak oedem,sklera tidak kuning
3) HIDUNG : simetris , tidak ada polip,tidak ada penumpukan sekret, simetris
4) MULUT : mukosa mulut lembab,tidak stomatitis tidak ada caries gigi
5) TELINGA : bentuk simetris,pendengaran baik ,tidak ada serumen.
6) LEHER : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar typhoid
7) KETIAK : tidak ada Pembesaran Kelenjar lymfe ,bersih
8) DADA : Simetris , tidak ada benjolan,tidak ada tarikan intercostae.
9) PERUT : tidak ada bekas sc /sikatrik,tidak ada hiperpigmentasi linia alba .
10) LIPAT PAHA : tidak ada benjolan,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
11) VULVA : tidak ada condyloma,tidak oedem,tidak ada varieses
12) EKSTREMITAS : Atas kanan & kiri tidak oedem, Bawah kanan & kiri tidak
oedem ,pergerakan normal.
13) PUNGGUNG : Lordose,tidak ada benjolan
14) ANUS : tidak ada benjolan,tidak ada hemorroid
c STATUS OBSTETRIK
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema , tidak pucat , cloasma gravidarum pada kedua pipi
Mamae : simetris, hyperpigmentasi areola dan papilla , putting susu menonjol,
Abdomen : pembesaran sesuai usia kehamilan,, linea nigra , striae lividae
21
Vulva : ada blood show.
2) Palpasi
Leopold I : Fundus teraba 3 jari bawah px,di fundus teraba bundar,tidak
melenting,dapat digoyangkan diperkirakan bokong.
Leopold II : Bagian kiri teraba bagian kecil diperkirakan tangan dan kaki
Janin, bagian kanan perut ibu teraba keras,datar,memanjang,diperkira
kan punggung janin.
Leopold III :Bagian terendah janin teraba bulat keras,melenting diperkirakan
kepala
janin.
Leopold IV : kepala janin sudah masuk PAP.
TFU : 34 cm
TBJ = (34 cm -12 )x 155 = 3410 gram
3) DJJ : 147 x/mt
4) Reflek patella : kanan ( + ), kiri ( + )
5) Pemeriksaan dalam ( tgl 22-12-2021 jam 11.30)
Vulva/vagina : Blood show (+),tidak oedem,tidak ada varices.
Serviks : Keadaan : Baik
Pembukaan : 6 cm
Efficement : 75%
Kulit ketuban : (+)
Presentasi : Kepala
POD (Point Of Direction) : Ubun-ubun Kecil kanan depan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl 22-12-2021
Proteinuria : ++
Swab Antigen negative (-)
D. DIAGNOSA KEBIDANAN
NY. “ M “ 40 tahun G3P2A0 Usia kehamilan 37-38 minggu/T/H/Letak kepala inpartu
kala I fase aktif dengan PEB
E .PENATALAKSANAAN
1) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan,bahwa saat ini ibu mau
melahirkan tetapi mengalami gejala keracunan kehamilan.harus segera dilakukan
pengobatan dan rujukan ke RS SMART.
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti,dan bersedia mengikuti anjuran petugas
2) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan dan terapi
Evaluasi : Advis dokter :
22
: infus RL 20 tpm
: Pasang dower catether,pantau produksi Urine
: Oksigen 2lt/mt
; SM 40% 4gr iv bolus 5-8 mt
: Nifedipin tab 10mg sub lingual
: Rujuk
3) Memberikan KIE tentang tindakan sesuai advis dokter dan terapi SM serta rujukan ke
RS Smart & meminta informt consent kepada pasien dan keluarga.
Evaluasi : Keluarga sudah menandatangani inform consent. & menyiapkan
kelengkapan rujukan ( berkas-berkas,perlengkapan ibu dan bayi )
4) Melakukan kolaborasi dengan PONEK RS SMART untuk koordinasi rujukan
5) Melakukan penanganan awal PEB sesuai advis dokter dan memastikan kondisi ibu
sesuai untuk pemberian SM
Evaluasi :
RR : 24 x/mt, Reflek patela (+/+), Produksi urine : 350 cc
Infus RL terpasang 20 tpm
Dower catether terpasang
Oksigen : 2 lpm terpasang
SM 40% 4 gr iv bolus 8 menit sudah diberikan jam 11.40
Nifedipin 10 mg sub lingual sudah diberikan
6) Melaksanakan rujukan ke RS SMART .
Evaluasi : Pasien tiba di Ponek RS Smart jam 12.35
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. M, umur 40 tahun G3 P2A0 usia
kehamilan 37-38 minggu/T/H/Letak kepala inpartu kala I fase aktif dengan PEB ,melalui
tahap pengumpulan data dengan anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan umum, dan
pemeriksaan fisik antara asuhan yang ada di lahan praktik dengan tindakan kebidanan yang
ada di teori pada dasarnya sama, hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Kesenjangan
pengumpulan data objektif yang didapat antara asuhan kebidanan di lahan praktik dengan di
institusi yaitu:
1. Pada pemeriksaan fisik abdomen tidak dilakukan pengukuran lingkar perut.
2. Tidak dilakukan pemeriksaan panggul luar.
Secara teori dan praktek ada perbedaan sistematika,terutama pada standar III secara
teori bidan harus merencanakan asuhan kebidanan,tetapi dalam hal ini penulis tidak
melakukan perencanaan tapi langsung pada penatalaksanaan,penulis berpendapat ini lebih
efektif karena rencana dan penatalaksanaan adalah 2 hal yang berbeda tetapi maknanya sama..
23
Pada kasus Ny. M dalam pengkajian data subjektif dan objektif ditemukan adanya
komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai diagnosa. Hal ini dapat dipastikan melalui hasil
pemeriksaan fisik yaitu tensi maupun pemeriksaan penunjang yaitu proteinuria . Oleh sebab
itu, ibu dan keluarga membutuhkan konseling tentang kondisi ibu yang mengalami keracunan
kehamilan yang terjadi dalam kehamilan trimester III.
Dalam kasus ini ,secara teori memang terdapat faktor predisposisi pada ibu yaitu umur
lebih dari 35 tahun.Tetapi dari riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu tidak ada riwayat
keracunan kehamilan,serta dari riwayat anggota keluarga tidak ada yang mengalami
keracunan kehamilan,penyakit hipertensi dan jantung.Dalam kasus ini tanda PEB memang
langsung ditemukan saat ibu sudah inpartu,karena saat ibu ANC terahir kondisi ibu masih
normal dan tidak mengalami gejala gejala preeklampsia,seperti,bengkak,pusing,sakit kepala,
dan nyeri ulu hati.
Dalam penatalaksanaan yang mengacu pada kondisi kesehatan ibu dan janinnya
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lapangan. Pada
evaluasi juga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Dalam tindakan asuhan kebidanan pada kasus Ny. M tidak mendapatkan kendala
karena klien dan keluarga mau mengikuti apa yang dianjurkan serta kooperatif dalam setiap
tindakan dan proses rujukan.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Praktik yang penulis dapatkan dilahan praktik yaitu di Puskesmas proppo dengan
teori yang diajarkan kepada penulis di lahan institusi pada dasarnya semua asuhan
kebidanan yang dilakukan sama, namun terdapat sedikit perbedaan. Dengan adanya
perbedaan ini, maka kita harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada pada
lahan praktik dimana kita berada.
Kehamilan dan persalinan adalah proses reproduksi dari seorang wanita yang
semula fisiologis tapi sewaktu-waktu dapat menjadi patologis Untuk itu seorang bidan
harus memiliki pengetahuan dan skill yang cukup mengenai asuhan antenatal dan
intranatal pada ibu hamil dan bersalin fisiologis maupun patologis. Manajemen asuhan
kebidanan yang baik dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
24
B .Saran
1. Untuk institusi, metode pembelajaran yang diterapkan sudah baik, namun lebih di
tingkatkan pada Manajemen Asuhan kebidanan agar mahasiswi lebih terampil saat
melakukan tindakan dan melaksanakan prosedur dengan benar saat akan praktik di
lahan praktik.
2. Untuk Puskesmas, bimbingan yang diberikan pada mahasiswi sudah baik.
Diharapkan bidan-bidan di Puskesmas dapat meningkatkan bimbingan yang
diajarkan pada mahasiswi agar mahasiswi lebih percaya diri dalam menangani
klien.
3. Untuk Mahasiswi, diharapkan setelah melakukan praktik, mahasiswi dapat
memberikan asuhan intranatal dengan baik, lebih disiplin dan aktif dalam
mengikuti praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Oxorn, Harry dan William Forte R. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi. Jakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: JNPKKR_POGI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
Saiffudin, Abdul Bani,2001. dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBSP.
Emi Nurjasmi, dkk .2016.Buku Acuan Midwifery Update ,Jakarta : PP IBI
25
26