Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Px Ny “M”

GIP0A0P0I0A0H0 42-43 MINGGU POSTTERM/TUNGGAL/HIDUP/INTRAUTERI


DENGAN KEHAMILAN POST DATE
DI RUANG VK – IRD RSU HAJI
SURABAYA

OLEH:
MARIA S. A. GUSTI
010810088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Telah di periksa, dievaluasi, dan disetujui oleh Pembimbing Praktek

VK – IRD RSU HAJI Surabaya

Surabaya, 9 Agustus 2010

Maria Suci Abdining Gusti

NIM:010810088

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Kepala Ruangan VK-IRD

Shajabibi Indriani S.Kep. M. Kes Zaenah Amd. Keb

NIP:194704211986032001 NIP:19660241985112001

Ketua Program Studi Pendidikan Bidan

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

dr. Sunjoto, Sp.OG (K)

NIP : 194811201977031001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah
mendampingi saya dalam proses pembuatan laporan praktek dalam rangka memenuhi
prosedur tugas dan ketentuan praktek dengan pokok indikasi adalah Asuhan Kebidanan pada
Ibu bersalin.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak terkait,
maka pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:

1. Yth Direktur RSU HAJI Surabaya yang telah mengijinkan kami untuk dapat
melaksanakan praktek Asuhan Kebidanan secara langsung di RSU HAJI
Surabaya.
2. Yth Ketua Program Study Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Univesitas
Airlangga yang telah memfasilitasi kami dengan resmi sehingga kami dapat
diterima secara institusi oleh RSU HAJI Surabaya.
3. Yth Kepala ruangan VK-IRD RSU HAJI Surabaya beserta staf ruangan yang
telah menerima kami untuk dapat melaksanakan praktek di ruangan VK dan
membimbing kami dengan baik.
4. Yth Pembimbing ruangan serta Staf Keperawatan yang telah membimbing
kami sejak awal masuk hingga sekarang. Tanpa hal ini semua, kami pasti tidak
akan mendapat ilmu apa-apa selama melaksanakan praktek.
5. Yth Dosen kami di S1 Pend. Bidan yang telah mencurahkan perhatian dan
waktu demi memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada kami
untuk terus maju dan pantang menyerah dalam belajar.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan laporan ini.

Surabaya, 9 Agustus 2010

Maria Suci Abdining Gusti

NIM : 010810088
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
TUJUAN
BAB II TINJAUAN TEORI 6
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN 13
BAB III ASUHAN KEBIDANAN DENGAN POST DATE 23
BAB IV PEMBAHASAN 33
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 34
DAFTAR PUSTAKA 35
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan post date atau kehamilan lebih waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih
dari 42 minggu (Hanifa, 2002). Diagnosanya didapatkan dari perhitungan seperti rumus
neagle atau dengan tinggi fundus uteri. (Mansjoer, 2001)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di
antara negara-negara ASEAN. Angka kematian maternal masih sekitar 390 per 100.000
kelahiran hidup. Ini berarti bahwa setiap tahun tidak kurang dari 15.700 wanita yang hamil
dan melahirkan meninggal dunia. Dengan demikian, tidak salah jika kesehatan ibu hamil pun
sangat diperhatikan. Termasuk komplikasi yang terjadi selama hamil maupun selama proses
kelahiran. Salah satu komplikasi yang terjadi dan sering dianggap sepele adalah kehamilan
lebih minggu atau “Post Date”. Angka kejadian Post Date kira – kira 10%. Data stastistik
menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan ini lebih tinggi daripada kehamilan cukup
bulan yaitu sebesar 5-7%. Karena itu, kehamilan lebih bulan sangat beresiko bila di biarkan
begitu saja.

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga
penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin sehingga tidak
ada kontraksi. Ada beberapa teori yang diajukan sebagai penyebab kehamilan postdate, salah
satunya adalah teori progesterone yang tetap tinggi sehingga memperlama waktu kehamilan.
Post Date sering kali mempegaruhi pada angka morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun
bayi. Hal ini dapat menyebabkan beberapa kondisi yang tidak diinginkan pada ibu maupun
bayi. Salah satunya adalah berkurangnya cairan ketuban yang dapat menyebabkan bayi
mempunyai tanda – tanda lewat waktu seperti turgor kulit yang buruk, ketuban minimal dan
mekonial.

Penanganan pada kehamilan Post Date atau kehamilan Postterm adalah dengan
terminasi kehamilan menggunakan drip oksitosin. Merupakan saat yang cukup rentan saat
seorang ibu hamil post date menerima terapi untuk mengakhiri kehamilannya karena itu,
planning yang menyertai terapi ini adalah observasi intensif akan HIS dan pemantauan
intensif terhadap tanda-tanda vital janin (DJJ) sebab dikhawatirkan akan menyebabkan
distress janin. Bila terapi ini tidak kunjung berhasil maka sangat dapat disarankan untuk
mengakhiri kehamilan dengan seksio sesaria.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengerti dan memahami secara garis besar tentang patofisiologi
serta penanganan dari kasus Post Date dengan alur pikir varney dan
pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan langkah-langkah alur piker varney


sebagai berikut:
a. Melakukan anamnesis secara tepat dan akurat.
b. Mengumpulkan data subyektif dan obyektif dengan benar.
c. Menganalisa data yang ada untuk menentukan diagnosis aktual dan
diagnosis potensial yang mungkin timbul.
d. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh berdasarkan kasus.
e. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana.
f. Melakukan evaluasi terhadap Asuhan yang dilaksanakan.
g. Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan dengan benar.
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Definisi

Kehamilan Post Date atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan


yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. (Mansjoer, 2001)
Kehamilan Post Date atau Postterm disebut juga kehamilan serotinus
yaitu kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih dihitung dari
hari pertama haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus rata-rata 28
hari (WHO 1977, FIGO 1986)

II. Etiologi

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita
ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti,
kelainan pada janin sehingga tidak ada kontraksi. Ada beberapa teori yang
diajukan sebagai penyebab kehamilan postdate, antara lain sebagai berikut:

 Pengaruh Progesteron

Penurunan hormone progesterone dalam kehamilan dipercaya


merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memecu
proses biomolekular pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas
pada uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa sumber menduga
bahwa terjadinya kehamilan post term adalah karena masih
berlangsungnya pengaruh progesterone

 Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin pada induksi persalinan pada kehamilan postterm


memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan
pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada
usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu factor penyebab
hekamilan post date.

 Teori Kostisol/ACTH janin


Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba
kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi
plasenta sehingga produksi progesterone akan berkurang dan
memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh pada
meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti
anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar
hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi
dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

 Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan


membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek,
dan bagian bawah janin masih tinggi, kesemuanya diduga sebagai
penyebab dari kehamilan post date ini.

 Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami


kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan
lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Morgen (1999) seperti dikutip
chunningham, mengatakan bahwa bilamana seorang ibumengalami
kehamilan postterm pada saat melahirkan anak perempuan, maka besar
kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan posterm
juga.

III. Resiko

Kehamilan posterm mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm,


terutama terhadap kematian perinatal (antepartum, antrapartum, dan
postpeartum) yang berkaitan dengan MAS (meconeum aspiration syndrome)
dan asfiksia.

1) Perubahan Plasenta

Fungsi plasenta mencapai puncak pada kehamilan usia 38 minggu dan


turun terutama setelah usia kehamilan ke 42 minggu. Penurunan funsi
plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta
laktogen.
Perubahan yang terjadi pada plasenta adalah:
 Penimbunan kalsium. Hal ini dapat menyebabkan gawat janin
bahkan kematian intra uterine 2-4 kali lipat.

 Selaput Vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya


berkurang. Keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transport
plasenta.

 Terjadi proses degenerasi plasenta seperti edema, timbunan


fibrinoid, fibrosis, thrombosis intervili, dan infark vili.

2) Pengaruh pada Janin

Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan gawat janin


dengan resiko 3 kali lipat. Akibat penuaan plasenta, pemasokan
makanan dan oksigen berkurang disamping adanya spasme arteri
spiralis. Sirkulasi uteroplasenter akan berkurang dengan 50% menjadi
hanya 250 ml/menit.
Beberapa pengaruh ke janin adalah sebagai berikut:

 Berat Janin. Bila terjadi perubahan anatomik pada plasenta


maka terjadi penurunan berat badan janin. Namun ada beberapa
kasus, berat badan janin justru bertambah hingga menyebabkan
makrosomi.

 Sindroma Postmaturitas. Dapat dikenali pada neonates dengan


tanta gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput
(hilangnya lemak subkutan) kuku panjang, tulang terkorak
lebih keras, maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan
genetalia luar, warna coklat kehijauan atau kekuningan pada
kulit dan tali pusat, wajah tampak menderita, rambut kepala
banyak.

Berdasarkan derajat insufisiansi plasenta, tanda – tanda


postmatur dibagi menjadi tiga, yaitu:
Stadium I : Kulit menunjukkan kehilangan verniks
kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh
dan mudah mengelupas.
Stadium II : Gejala diatas dan ditambah pewarnaan
meconium (kehijauan) pada kulit
Stadium III : Disertai pewarnaan kekuningan pada kuku
kulit dan tali pusat

 Gawat Janin/Kematian Perinatal. Umumnya disebabkan oleh


- Makrosomi yang dapat menyebabkan terjadinya
distosia bahu pada persalinan, fraktur klavikula,
sampai kematian janin

- Insufisiensi plasenta yang berakibat:

x) Pertumbuhan terhambat,
x) Oligohidramnion yang menyebabkan kompresi
talipusat; keluar mekonium yang kental;
perubahan abnormal jantung janin
x) Hipoksia janin
x) Aspirasi mekonium.

- Cacat bawaan : terutama akibat hipoplasia adrenal dan


anensefalus.

3) Pengaruh pada ibu

 Morbiditas/Mortalitas Ibu.

Akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih


keras menyebabkan distosia persalinan, incoordinate uterine
action, partus lama, meningkatkan tindakan obstetric dan
persalinan trauma, His/perdarahan postpartum akibat bayi besar.

 Aspek Emosi.

Pada ibu dapat menyebabkan trauma dan kecemasan yang tinggi


atas jalannya persalinan yang dihadapi. Pada keluarga, terjadi
kecemasan juga bilamana kehamilan terus berlanjut maka akan ada
pertanyaan dari masyarakat seperti kata, “kapan lahir?” yang
sepele namun dapat berpengaruh besar. Hal tersebut dapat pula
meningkatkan kemungkinan depresi pada ibu.

IV. Diagnosa

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus


Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada
keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter
akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis
yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin
yang jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis
kehamilan lewat waktu, antara lain:

1. Riwayat Haid

Untuk riwayat haid yang dapat dipercaya, diperlukan beberapa criteria,


antara lain: x) Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya
x) Siklus teratur 28 hari
x) Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir.

2. Riwayat Pemeriksaan Antenatal

 Tes Kehamilan. Bila pasien melakukan tes imunologik sesudah


terlambat 2 minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan memang
telah berlangsung 6 minggu.

 Gerakan Janin. Umumnya dirasakan pada 18-20 minggu pada


primigravida, sedangkan pada multigravida dirasakan pertama kali
pada minggu ke 16. Petunjuk umum untuk menentukan persalinan
adalah quickening ditambah 22 minggu pada primi dan ditambah 24
minggu pada multi.

 Denyut Jantung Janin. Dengan doopler dapat terdengar pertama


pada usia kehamilan 10-12 minggu.

Kehamilan dinyatakan post date bila terdapat tiga criteria , yaitu:

a) Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif

b) Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan


doopler

c) Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin pertama


kali

3. Tinggi Fundus Uteri

Lebih dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur


kehamilan secara kasar.

4. Pemeriksaan USG

Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil pemeriksaan


Ultrasonografi pada trimester pertama. Umur kehamilan yang sudah
ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau sama
dengan 20 minggu.

5. Pemeriksaan Laboratorium

Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.

 Aktifitas Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA)

Pada umur kehamilan 41-42 minggu ATCA berkisar antara 45-65


detik, pada umur lebih dari 42 minggu ATCA kurang dari 45
detik. Bila didapat ATCH antara 42-46 detik maka menunjukkan
kehamilan post date.

 Sitologi Cairan Amnion

Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel lemak dalam


cairan amnion. Bila jumlah sel yang mengandung lemak

 Sitologi Vagina

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks Kariopiknotik > 20%)


mempunyai sensitifitas 75%. Perlu diingat bahwa kematangan
serviks tidak dapat dipakai dalam menentukan usia gestasi.

V. Penatalaksanaan

Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan


pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil
pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1.Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
2.Induksi dengan oksitosin.
3.Bedah seksio sesaria.

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus


memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his,
ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi
kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai
membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
Bila PS <5, dapat dilakukan pematangan servik terlebih dahulu,
kemudian lakukan pengukuran PS lagi. Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah
induksi dengan oksitosin 5 IU. Sebelum dilakukan induksi, pasien dinilai
terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat NST, serta diukur skor
pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi
persalinan dapat dilakukan.

Induksi persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus


Dextrose 5%. Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap
15 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang adekuat. Selama
pemberian infus, kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan
dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus
dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his
adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU ulangan. Jika
his adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat dipertimbangkan terminasi
dengan seksio sesaria.

VI. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan


kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada
trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara
13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu).
Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan
sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan
seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter
mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan
serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter
kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat. Untuk itu perlu diketahui
dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu.
Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu
dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu).
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

Pada Persalinan Post Date

No Register :
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
(untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit yang timbul berhubungan dengan umur)
Suku /bangsa : Suku /bangsa :
(untuk mengetahui secara garis besar budaya yang dipakai)
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Penghasilan : Penghasilan :
(untuk mengetahui kemampuan pemahaman keadaan dan kemampuan ekonomi dalam
menentukan tindakan yang akan direncanakan)
Alamat : Alamat :
No Telp : No Telp :
(untuk memperjelas identitas dan mempermudah pihak Rumah Sakit/Klinik dalam
menentukan kejelasan klien)

B. ANAMNESA
Tanggal : pukul : Oleh :
(Untuk mengetahui tanggal dan waktu saat pengkajian dimulai, serta untuk
mengetahui siapa yg melakukan anamnesa)
Tanggal MRS :
Keluhan utama :
Persalinan belum terjadi meskipun sudah melewati tanggal taksiran persalinan.
(untuk mengetahui waktu pertama kali datang ke Rumah sakit dan alasan utama
kedatangan. Diisi proses urutan perjalanan sampai tiba di RS, rujukan/datang sendiri)
1. Riwayat Menstruasi :
(untuk mengetahui kondisi alat reproduksi dan gangguan – gangguan yang terjadi)
Menarche : normal =10-16 th (±12,5 th)
Siklus : normal =25–28 hr (±28 hr)
Banyak : normal =33,2 cc ±16 cc
Lama : normal =3 – 7 hr
Warna : normal =encer, merah hitam
Dismenorrhea : normal = tidak ada
Flour albus : sedikit/sedang/banyak,
tidak gatal,
tidak bau,
warna (putih bening),
kekentalan (encer)
HPHT : (untuk mengetahui umur kehamilan)
Taksiran Persalinan : (untuk mengetahui tanggal taksiran persalinan agar dapat
menentukan criteria kehamilan, apakah aterm, preterm, atau postterm)
2. Riwayat Obstetri:
(Untuk mengetahui riwayat obsteri terdahulu sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan untuk kehamilan yang sekarang serta memprediksi penyulit yang mungkin
terjadi)
Kehamilan Persalinan Anak Nifas ket
Suami Hamil Penyulit Penolong U Jenis Penyu Tmpt ♂ B H/ Lm Penyulit KB
ke ke K Persal lit Brsalin / B M meneteki
♀ L

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang:


(Untuk mengetahui keadaan kehamilan sekarang agar dapat memperkirakan tindakan
asuhan yang tepat sesuai kebutuhan)
a. Keluhan
(Untuk mengetahui keluhan selama kehamilan berlangsung dan disesuaikan dengan
alas an masuk Rumah Sakit)
ANC : (berapa kali, dimana)
b. Pergerakan anak pertama kali dan terakhir dirasa : (dapat digunakan sebagai salah
satu indikasi menentukan usia kehamilan dan deteksi dini kehamilan postterm)
c. Penyuluhan yang sudah di dapat :

d. Imunisasi TT selama hamil : (berapa kali dan kapan)


e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Pola Nutrisi
(Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi terakhir (makan dan minum terakhir)
 Pola Eliminasi
(Untuk mengetahui BAK dan BAB terakhir. Kandung kemih yang penuh dapat
menghalangi proses kelahiran)
 Pola Istirahat
(Untuk mengetahui secara garis besar pemenuhan kebutuhan istirahat sebagai
persiapan proses melahirkan)
 Pola Aktifitas
(Untuk mengetahui apakah keadaan inpartu saat ini disebabkan oleh persalinan yang
sesungguhnya / hanya karena kecapaian)
 Aktifitas Seksual
(Untuk mengetahui kapan melakukan hubungan seksual terahir kali)
 Pola Kebiasaan
(Untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan berkenaan dengan lingkungan social
tempat tinggal yang dapat berpengaruh pada kondisi kehamilan, persalinan maupun
kondisi neonatus)
Merokok : dapat menyebabkan bayi dengan BBLR atau kurang normal
Alkohol : bayi menderita fetal alkohol syndrom
Narkoba : bayi lahir dengan withdrawl syndrom
Obat-obatan : bayi cacat lahir
Jamu-jamuan : bayi lahir cacat
Binatang peliharaan : infeksi toxoplasma

4. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Sistemik Yang Sedang di Derita


(Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu hamil yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan akan tindakan medis yang akan dilakukan) misalnya kasus ibu
dengan riwayat diabetus melitus yang dapat menyebabkan janin makrosomi ditunjang
dengan kehamilan post date sehingga dokter maupun bidan dapat waspada adanya
distosia persalinan.

5. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga


(Untuk mengetahui riwayat penyakit keturunan yang mungkin dapat membahayakan
ataupun dapat berpengaruh langsung terhadap kondisi umum ibu bersalin)

6. Bio Psiko Sosio Kultural


Pernikahan : (berapa kali, lamanya)
Riwayat KB : (jenis, keluhan)
Kehamilan ini :
 Direncanakan  Tidak direncanakan
(Untuk mengantisipasi sikap klien. Kooperatif atau tidak)

Status Emosional :
(Untuk mengetahui secara tepat bagaimana perasaan ibu bersalin dan bagaimana
tanggapan ibu bersalin atas kondisinya yang sekarang. Sebab rasa nyaman dan percaya
sangat diperlukan demi membina hubungan baik antara klien dan penolong persalinan)

Kebiasaan sehari-hari
Religius : (Untuk pegangan bagi penolong dalam memberikan dukungan moril
kepada klien)
Tradisi : (Untuk mengetahui tradisi persalinan yang ada dalam pola pikir
klien sehingga penolong dapat mengetahui cara memberi penyuluhan dan dukungan
saat proses persalinan)
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
(Untuk mengetahui kondisi umum ibu hamil serta janin sebelum menentukan tindakan
selanjutnya)
 Kesadaran : GCS : normal: E4V6M5 = 15 (sangat baik)
 Keadaan emosional : Baik
 Tekanan Darah : normal : 100/70 - 120/80 mmHg
 Denyut Nadi : normal : 84-88 kali/menit
 Pernapasan : normal : 12-20 kali/menit
 Suhu : normal : 36,5-37,5 C
 BB sbl hamil :
 Berat Badan : BB naik  1-2 kg (Sarwono,1999:99)
 Tinggi Badan : > 145 cm (< 145cm tidak ada CPD)
 Lila : > 23,5 cm

2. PEMERIKSAAN FISIK
(Untuk mengetahui kondisi fisik ibu secara obyektif guna mengetahui komplikasi atau
kelainan yang ada)

INSPEKSI
 Muka : ada/tidak chloasma gravidarum, konjungtiva merah muda/tidak (untuk
mengetahui gejala anemi), sklera putih/tidak (untuk mengetahui gejala ikhterus), oedema
ada/tidak (untuk mengetahui gejala pre eklamsi),
 Mulut : mulut bersih/tidak, lidah bersih/tidak (untuk mengetahui adanya infeksi cavum
oris), tidak/ada luka pada sudut mulut, tidak/ada caries gigi (untuk mengetahui kondisi
kalsium, bila ada caries kemungkinan ibu kakurangan kalsium)
 Leher : tidak/ada bendungan vena jugularis, tidak/ada pembesaran kelenjar lymfe,
tidak/ada pembesaran kelenjar tiroid
 Dada : bentuk payudara simetris/tidak, areola menghitam/tidak, putting menonjol/tidak,
kolostrum sudah keluar/belum, tidak/ada massa diseputar payudara. (Untuk mengetahui
tanda-tanda keganasan)
 Abdomen : ada/tidak ada bekas SC dan operasi (untuk antisipasi tindakan SC untuk
kedua kalinya), pembesaran uterus sesuai UK/tidak, terdapat strial gravidarum dan linea
nigra/tidak, bagaimana gerakan anak (untuk kewaspadaan akan gawat janin bila
gerakan anak berkurang atau meningkat drastic).
 Genetalia : vulva dan vagina kebiruan/tidak, kebersihan baik/tidak, tidak/ada odem dan
varises, tidak/ada condiloma lata dan condiloma akuminata, sekret tidak/ada, terdapat
tanda-tanda persalinan/belum (untuk waspada akan masuknya kondisi inpartu kala II)
 Anus dan perineum : tidak/ada hemorroid dan luka bekas epis terdahulu (untuk waspada
akan kemungkinan rupture perineum yang meluas)
 Ekstrimitas
atas, kanan-kiri : ada/tidaknya oedema
bawah, kanan-kiri : ada/tidaknya oedema / varises
(Untuk waspada gejala pre eklamsi dan eklamsi. Ditunjang dengan pemeriksaan kadar
proteinuria)
reflek patella kanan/kiri : positif/negatif

PALPASI

i. Leher
Teraba benjolan Ya/Tidak (untuk mengetahui adanya bendungan vena
jugularis, pembesaran kelenjar lymfe, pembesaran kelenjar tiroid)

ii. Dada
Benjolan di payudara Ya/Tidak (Untuk mengetahui tanda-tanda keganasan)
iii. Abdomen:
Nyeri tekan Ya/Tidak (untuk mengantisipasi adanya pendarahan
tersembunyi)
Tegang Ya/Tidak (untuk mengetahui adanya his atau tidak)
Turgor kulit : (untuk mengetahui kondisi akan dehidrasi atau tidak)
Leopold :
 Leopold I : Bulat/tidak, Melenting/tidak, Keras/tidak, Berapa tinggi fundus
uteri
(untuk mengetahui bagian yang terdapat di fundus, letak janin serta
mengetahui TFU dan TBJ)
 Leopold II : Punggung kanan/punggung kiri, Melintang atau membujur
(menentukan punggung janin. Dengan demikian mempermudah pencarian
pungtum maksimum untuk melakukan penghitungan DJJ)
 Leopold III : Bulat/tidak, Melenting/tidak, Keras/tidak, sudah masuk
PAP/belum
(menentukan bagian janin yang terbawah dan apakah sudah masuk PAP /
belum)
 Leopold IV : Divergen/konvergen, berapa bagian bayi yang sudah masuk PAP
– 2/5 (Palpasi WHO (perlimaan))
(menentukan seberapa jauh bagian bawah janin yang telah masuk ke rongga
panggul)

AUSKULTASI
DJJ : n = 120 – 160 x/m dipunctum maksimum
(Untuk mengetahui keadaan umum janin, normal atau fetal distress)

3. PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

 Distansia Spinarum : normal 23-26 cm


 Distansia Cristarum : normal 26-28 cm
 Conjugata Externa : normal 18-20 cm
 Lingkar Panggul : normal 80-92 cm
(Untuk mengetahui kondisi jalan lahir secara kasar dengan perhitungan nilai normal
pemeriksaan panggul luar. Apakah ada kemungkinan CPD atau tidak)

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Darah
1. Hb : normal: 11 gr% - 12,5 gr%

(waspada adanya anemi guna mencegah kejadian perdarahan intraparpum


maupun postpartum)
2. Golongan darah : A / B / AB / O

(antisipasi terhadap penanganan perdarahan dengan penentuan golongan darah


untuk transfusi)

 Urin
1. Reduksi urin : normal : negative

2. Hbs Ag : normal : negative

3. Albumin : normal : negative

(waspada adanya proteinuri sebagai tanda pre eklamsi dan eklamsi)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG : (dapat mendeteksi jumlah cairan amnion (AFI) dan kemungkinan


panggul sempit)
 NST : (untuk mengetahui kesejateraan janin)

6. PEMERIKSAAN DALAM
(untuk mengetahui kemajuan persalinan)
Jam : (untuk mengetahui waktu pemeriksaan dalam terakhir
Bukaan :....cm (untuk mengetahui fase persalinan)
Efficement : % (untuk mengetahui derajat penipisan porsio)
Ketuban : (+/-) warna: (untuk mengetahui kondisi ketuban)
Presetasi : (untuk mengetahui presentasi bawah janin guna
menentukan persiapan tindakan persalinan)
Denominator : (untuk mengetahui posisi bagian bawah janin)
Molase : (+/-) (untuk mengantisipasi kondisi tengkorak janin dan
penatalaksanaannya)
Hodge : (untuk mengetahui kedudukan janin dalam rongga
panggul guna mengetahui jalannya janin dan antisipasi terhadap partus macet)
II. ASSESSMENT / DIAGNOSA / DIAGNOSA POTENSIAL / MASALAH
(hasil pengolahan data dan pengambilan diagnosa)
Diagnosa Aktual
G… P … A … P… I… A… H…
Preterm/Aterm/Postterm - Tunggal/Ganda - Hidup/Mati – Intrauteri/Ekstrauteri
Presentasi …
Jalan lahir…
Usia Kehamilan…
Inpartu Kala … fase…. dengan POSTDATE
K/U ibu : K/U janin:
Masalah :
Kebutuhan :
Masalah Potensial:
Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
1. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan keputusan terminasi kehamilan.
2. Pemantauan kesejahteraan dan TTV janin (pergerakan janin, DJJ, NST)
3. Pemantauan kondisi HIS dan TTV ibu

III. PLANING DAN RASIONAL


Tujuan : merencanakan tindakan selanjutnya sehubung dengan kasus yang diderita
Planing :
1. Menjelaskan keadaan ibu setelah pemeriksaan
R/ Menjalin hubungan baik dan komunikasi dua arah akan sangat membantu
bidan melakukan pemantauan kondisi ibu dengan lebih jujur karena melibatkan
pengetahuan ibu secara langsung.
2. Memantau keadaan ibu dan janin (kontraksi uterus, DJJ)
R/ Kehamilan post date sangat rentan terhadap masalah yang diderita janin oleh
sebab itu dilakukan pemantauan kesejahteraan janin agar bidan dan dokter dapat
menentukan terminasi kehamilan (menjadi salah satu denominator dalam terminasi
kehamilan)
3. Memberikan support pada ibu, dampingi selama proses terminasi persalinan.
R/ Rasa cemas yang berlebihan atau depresi pada ibu preinpartu dan inpartu
dapat menyebabkan distres janin oleh sebab itu memberikan dukungan moril
adalah salah satu upaya efektif dalam pencegahan rasa cemas selama proses
terminasi kehamilan.
4. Melakukan kolaborasi dengan SpOG dalam pemberian terapi yang tepat.
R/ Penatalaksanaan dalam terminasi kehamilan secara drip oksitosin maupun
seksio sesaria merupakan kewenangan dari dokter spesialis Obstetri Gynekologi
oleh sebab itu bidan sangat perlu melakukan kolaborasi.

IV. IMPLEMENTASI
(Mengarahkan dan melaksanakan rencana secara langsung, efisien dan aman terhadap
klien sesuai rencana asuhan yang telah tersusun berdasarkan diagnosa yang telah
ditegakkan)

V. EVALUASI

(Dilakukan evaluasi ke-efektifan dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan


kebutuhan akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah,
apakah telah sesuai dengan peceranaannya atau tidak dan mengapa)
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Pada Persalinan Post Date

No Register : 545469
VI. PENGKAJIAN
C. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS
Nama Ibu : Ny ”M” Nama Suami : Tn ”H”
Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Suku /bangsa : Madura Suku /bangsa : Madura
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat : Bulak Banteng Wetan XIV / 40
No Telp : -

D. ANAMNESA
Tanggal : 05 – 08 - 2010 pukul : 23.15 Oleh : Maria S
Tanggal MRS : 05 Agustus 2010
Keluhan utama :
Ibu mengatakan mulai kenceng – kenceng dari tanggal 4 Agustus 2010 dan sudah
keluar lendir. Kehamilan sudah lewat tanggal taksiran melahirkan. Kehamilan ini
merupakan yang pertama dan berusia 9 bulan lebih 9 hari.

1. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 30 cc
Lama : 5-6 hari
Warna : encer, merah kehitaman
Dismenorrhea : tidak ada
Flour albus : ada, sedikit dan tidak gatal warna putih bening
HPHT : 22 Oktober 2009 Taksiran Persalinan : 29 Juli 2010

2. Riwayat Obstetri:
Kehamilan Persalinan Anak Nifas ket
Suami Hamil Penyulit Penolong U Jenis Penyu Tmpt ♂ B H/ Lm Penyulit KB
ke ke K Persal lit Brsalin / B M meneteki
♀ L
Hamil ini

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang:


a. Keluhan
Sakit bagian bawah perut saat perut kencang
ANC : 1 x di Rumah Sakit RSU HAJI tgl: 5 Agustus 2010
b. Pergerakan anak pertama kali dan terakhir dirasa : tidak dijawab karena lupa
c. Penyuluhan yang sudah di dapat : Persalinan yang aman
Waktu persalinan
Tanda bahaya persalinan

d. Imunisasi TT selama hamil : tidak mendapatkan karena tidak pernah control dan
sekalinya control, telah lewat bulan.
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Pola Nutrisi : Makan terakhir jam 19.00
 Pola Eliminasi : BAK jam 00.20 BAB jam 00.05
 Pola Istirahat : Istirahat cukup tapi mendekati persalinan tidak dapat
istirahat
 Pola Aktifitas : Ibu tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga biasa
 Aktifitas Seksual : Tidak melakukan selama hamil
 Pola Kebiasaan
Merokok : Tidak
Alkohol : Tidak
Narkoba : Tidak
Obat-obatan : Tidak
Jamu-jamuan : Jamu ibu hamil khas madura
Binatang peliharaan : Tidak

7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Sistemik Yang Sedang di Derita.


Tidak ada

8. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga


Tidak ada

9. Bio Psiko Sosio Kultural


Pernikahan : 1x selama satu tahun
Riwayat KB :-
Kehamilan ini :
 Direncanakan  Tidak direncanakan

Status Emosional :
Merasa senang dengan kehamilan ini dan menantikan kelahiran anak pertamanya namun
sedikit merasa tidak percaya terhadap tenaga medis sebab lebih percaya terhadap dukun
bayi.

Kebiasaan sehari-hari
Religius : Cukup religius
Tradisi : Keluarga biasa melahirkan di dukun bayi dan terbiasa memiliki
banyak anak. Namun ada mitos dikeluarga bahwa jika melahirkan di rumah sakit dan di
jahit atau di operasi maka tidak akan bisa memiliki banyak anak.

DATA OBYEKTIF
3. PEMERIKSAAN UMUM
 Kesadaran : Compos mentis GCS : E4V6M5 = 15 (sangat baik)
 Keadaan emosional: Baik
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Denyut Nadi : 88 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,8
 BB sbl hamil : Tidak ditimbang
 Berat Badan : 65 kg
 Tinggi Badan : 152 cm
 Lila : Tidak diukur

4. PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI
 Muka : tidak chloasma gravidarum, konjungtiva merah muda, sklera putih, oedema tidak
 Mulut : mulut bersih, lidah bersih, ada caries gigi sejak sebelum hamil.
 Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
 Dada : bentuk payudara simetris, areola menghitam, putting menonjol, kolostrum sudah
keluar, tidak ada massa diseputar payudara.
 Abdomen : tidak ada bekas SC, pembesaran uterus sesuai UK, terdapat strie gravidarum
dan linea nigra
 Genetalia : kebersihan baik, tidak ada odem/varises, tidak ada condiloma lata /
akuminata, terdapat tanda-tanda persalinan
 Anus dan perineum : tidak ada hemorroid dan luka bekas epis terdahulu
 Ekstrimitas
atas, kanan-kiri : tidak ada odem
bawah, kanan-kiri : tidak ada odem / varises
reflek patella kanan/kiri :

PALPASI
i. Leher : tidak ada benjolan atau pembengkakan vena
ii. Dada : tidak ada benjolan di seputar payudara
iii. Abdomen:
Nyeri tekan Tidak
Tegang :Ya dan sering
Turgor kulit : sedikit berkerut
iv. Leopold :
 Leopold I : Bokong TFU : 31 cm
 Leopold II : punggung kanan, dan membujur
 Leopold III : kepala, sudah masuk PAP
 Leopold IV : Divergen, 3/5 (Palpasi WHO (perlimaan))

AUSKULTASI
DJJ : n = 136 x/m dipunctum maksimum

3. PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

 Distansia Spinarum : Tidak dilakukan


 Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
 Conjugata Externa : Tidak dilakukan
 Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
Tidak dilakukan karena ibu telah masuk kala I fase aktif

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Darah
1. Hb : Tidak dilakukan
2. Golongan darah : Tidak dilakukan
 Urin
1. Reduksi urin : Tidak dilakukan
2. Hbs Ag : Tidak dilakukan
3. Albumin : Tidak dilakukan

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG : Tidak dilakukan


 NST : Reaktif

6. PEMERIKSAAN DALAM
Jam : 23.30
Bukaan : 7cm
Efficement : 75 %
Ketuban : (+)
Presetasi : letak kepala
Denominator : UUK posterior
Molase : (+)
Hodge :I

VII. ASSESSMENT / DIAGNOSA / DIAGNOSA POTENSIAL / MASALAH


Diagnosa Aktual
G1 P0 A0 P0 I0 A0 H0
Postterm/ Tunggal/ Hidup/ Intrauteri
Presetasi letak kepala
Kesan jalan lahir normal
Usia Kehamilan 42-43 minggu
K/U ibu : baik K/U janin: baik
Inpartu Kala I fase aktif dengan POSTDATE

Masalah : Pasien sebenarnya tidak ingin melahirkan di tenaga medis karena


terbiasa ada tradisi melahirkan di dukun bayi. Namun suami pasien menginginkan
istrinya melahirkan dengan lebih aman di tenaga medis

Kebutuhan : Pendampingan persalinan dan kepercayaan kepada tenaga medis

Masalah Potensial: Janin asfiksia dan Infeksi akibat menelan cairan meconium

Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera


1. Kolaborasi dengan dokter
2. Pemantauan kesejahteraan janin (pergerakan janin, NST)
3. Rehidrasi.
4. Terminasi kehamilan

VIII. PLANING DAN RASIONAL


Tujuan : merencanakan tindakan selanjutnya sehubung dengan kasus yang diderita
Planing :
1. Menjelaskan keadaan ibu setelah pemeriksaan
R/ Menjalin hubungan baik dan komunikasi dua arah akan sangat membantu
bidan melakukan pemantauan kondisi ibu dengan lebih jujur karena melibatkan
pengetahuan ibu secara langsung.
E/ ibu mengetahui bahwa keadaannya sehat dan memiliki kepercayaan terhadap
tenaga medis.
2. Memantau keadaan ibu dan janin (kontraksi uterus, DJJ)
R/ Kehamilan post date sangat rentan terhadap masalah yang diderita janin oleh
sebab itu dilakukan pemantauan kesejahteraan janin agar bidan dan dokter dapat
menentukan terminasi kehamilan (menjadi salah satu denominator dalam terminasi
kehamilan)
E/ keadaan ibu dan janin termonitor sehingga kemunduran kondisi umum dapat
diketahui secara dini.
3. Memberikan support pada ibu, dampingi selama proses terminasi persalinan.
R/ Rasa cemas yang berlebihan atau depresi pada ibu preinpartu dan inpartu
dapat menyebabkan distres janin oleh sebab itu memberikan dukungan moril
adalah salah satu upaya efektif dalam pencegahan rasa cemas selama proses
terminasi kehamilan.
E/ ibu merasa lebih tenang dan menjalani proses persalinan dengan kooperatif.
4. Melakukan kolaborasi dengan SpOG dalam pemberian terapi yang tepat.
R/ Penatalaksanaan dalam terminasi kehamilan secara drip oksitosin maupun
seksio sesaria merupakan kewenangan dari dokter spesialis Obstetri Gynekologi
oleh sebab itu bidan sangat perlu melakukan kolaborasi.
E/ Rehidrasi RL I flash dan terminasi kehamilan dengan RL + Drip piton
IX. IMPLEMENTASI
Kala Tgl Jam Tindakan Paraf
Kala I 5 Agt 23.15 Observasi dan anamnesa. Ibu mengatakan
fase 2010 kenceng sejak tgl 4/agt/2010, keluar lendir
aktif darah, HPHT 22-10-2010
TD:120/80 mmHg. Nadi:88. Suhu:36,8
Palpasi TFU 31cm. Tinggi badan: 152cm.
Djj (+): 136x/menit
Palpasi Leopold I: Bokong
Palpasi Leopold II:Punggung kaanan dan
membujur
Palpasi Leopolt III:Kepala, sudah masuk
PAP
Palpasi Leopold IV: Divergen, 3/5
23.30 VT:Bukaan : 7cm
Efficement : 75 %
Ketuban : (+)
Presetasi : letak kepala
Denominator : UUK posterior
Molase : (+)
Hodge :I
GiPooooo 42 minggu Inpartu kala I fase
aktif dengan post date.
6 Agt 00.30 Nadi: 90x/menit. DJJ(+): 136x/menit
2010 01.00 Ketuban pecah dengan jumlah yang sedikit
(+ 50 cc) warna hijau kekuningan
(meconial)
Djj(+): 120x/menit. HIS sudah sangat
sering.
VT: Bukaan : 10cm
Efficement : 100 %
Ketuban : (-) warna: meconial
Presetasi : letak kepala
Denominator : UUK posterior
(caput)
Molase : (+)
Hodge : II
G1Pooooo 42 minggu Inpartu kala II
dengan post date.
Bagian terbawah janin masih tinggi
O2 terpasang 4 liter.
Rehidrasi RL 1 flash 500cc dilanjutkan drip
oksitosin 5 UI dalam RL 500cc
Kala 01.15 Crowning
II Siap tolong.
01.40 Episiotomi
01.45 Bayi lahir spontan B. AS:3-5. Bayi tidak
menangis,dilakukan resusitasi.
Pasang O2 2lt
Slem sucsion dan penyedotan lendir dengan
mucus ekstraksion.
01.50 Bayi menangis tidak kuat.
Inj vit neo K dan tetes mata genta.
Kala Masase fundus uteri dan PTT
III Plasenta lahir spontan lengkap dengan
penolong dr.Dian PPDS ObGyn
Kontraksi uterus baik.
Kala 02.00 Perdarahan + 100 cc.
IV Luka epis perineum, medio lateral.
Dilakukan hecting perineum oleh dr.Dian
PPDS ObGyn
TD: 120/80 Nadi:80x/menit Suhu:36,5
02.15 Hecting selesai
TD: 120/75 Nadi:90x/menit Suhu:36
Kontraksi uterus baik
02.30 TD: 110/80 Nadi:85x/menit Suhu:36,8
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik
02.45 TD: 110/80 Nadi:88x/menit Suhu:36,8
TFU 2 jari diatas pusat
Kandung kencing penuh, pasien ingin
kencing.
Pasien kencing di pispot
Perdarahan 20cc
Luka jahitan perineum baik
03.15 TD: 110/80 Nadi:88x/menit Suhu:37
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik
03.45 2 jam post partum
TD: 110/80 Nadi:88x/menit Suhu:37
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik
Pendarahan 20cc
Luka hecting perineum baik, tidak ada
oedema atau hematoma.
Cek darah lengkap
04.00 Membersihkan ibu dan membantu
merapikan diri
X. EVALUASI

Tanggal 6 Agustus 2010 jam 03.45

S : Ibu mengatakan keadaaannya baik dan hanya merasa sakit pada luka bekas jahitan
perineum.

O :TD = 110/80 Nadi = 85 Suhu:37

TFU setinggi pusat. Kontraksi uterus baik. Pendarahan 20cc

Luka hecting perineum baik, tidak ada oedema atau hematoma.

A : P1 A0 P0 I0 A0 H1

Postterm – Tunggal – Hidup. Jalan lahir baik


K/U ibu : baik
K/U bayi : cukup baik tapi tetap perlu pasang O2
2 jam Post partum
P :

 Memindahkan ibu ke ruang nifas

E/ibu dapat melaksanakan rawat gabung dengan bayi sekalipun bayi berada dalam
inkubator

 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ibu

E/ ibu mengetahui kondisi perkembangan proses persalinannya dan kondisinya


setelah 2 jam post partum

 KIE perawatan luka perineum

E/ibu dapat menjaga luka perineum untuk tetap bersih dan tidak takut akan rasa
sakitnya sewaktu kencing, sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

 Menyusui dengan ASI eksklusif

E/ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif dan tidak khawatir akan kurangnya
asupan gizi bagi bayi serta ibu dapat mengerti tentang manfaat dari ASI dan
menyusui secara eksklusif itu sendiri.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny “M” inpartu dengan Post Date
didapatkan :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan baik karena adanya kepercayaan yang
terbangun antara ibu dengan petugas. Pengkajian dilakukan berdasarkan data-data yang
fokus untuk menegakkan diagnosa dan masalah pada ibu.
Pada data obyektif tidak ada perbedaan antara kenyataan dengan teori yang ada.
Data yang didapat dari anamnesa semua sesuai dengan teori yang ada.
2. Asessment
Berdasarkan hasil pengkajian data, dilakukan interpretasi data. Dalam hal ini tidak
didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan terbukti dalam kusus inpartu
dengn Post Date
Masalah yang muncul adalah nyeri pada luka jahitan, oleh karena itu dalam
intervensi penting diberikan KIE tentang teknik relaksasi, perawatan luka perineum/
vulva hygiene, serta menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK berkaitan
dengan takut nyeri.
Karena keadaan ibu dalam keadaan baik, maka tidak terdapat diagnosa potensial,
sehingga pada asuhan kasus tidak perlu dicantumkan.
3. Planning
Adapun rencana asuhan yang diberikan sebagai asuhan kebidanan sudah disesuaikan
dengan diagnose dan masalah yang ada. Pada evaluasi terlihat bahwa semua planning
telah dilakukan dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

1.1 KESIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari uraian asuhan kebidanan pada ibu inpartu dengan post
date di atas bahwa dari hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif, mahasiswa mampu
membuat diagnosa, masalah maupun kebutuhan, serta memberikan intervensi yang tepat. Jika
intervensi dapat dilakukan dengan baik maka akan didapatkan hasil sesuai dengan yang
diinginkan.

1.2 SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan


Dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki dan diharapkan juga dapat menambah
kajian baru serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penyusunan laporan yang akan
datang.
2. Bagi Mahasiswa lain
Dapat dijadikan pertimbangan dasar atau bahan data untuk penyusunan laporan
selanjutnya dengan keluhan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Coad, Jane dan Dunstall M. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC.
Muchtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
FK UNPAD, Bag ObsGyn. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Ellstar Offset
JNPK-KR. 2007.Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR/POGI

Anda mungkin juga menyukai