Disusun Oleh :
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Anggota:
Yogyakarta,………………………………………
Mengetahui,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial ini dengan tepat waktu.
Tugas ini merupakan salah satu syarat guna memenuhi kelulusan dalam Praktik Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Program Studi Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta. Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
BAB II DENTIFIKASI KASUS.................................................................. 1
BAB III HASIL PEMBELAJARAN TUTORIAL.................................... 11
BAB III HASIL PEMBELAJARAN MANDIRI....................................... 19
A. Definisi Bayi Baru Lahir dan Ikterus.................................................. 19
B. Tujuan Asuhan Neonatus.................................................................... 19
C. Tahapan Neonatus............................................................................... 20
D. Perubahan Neonatus............................................................................ 20
E. Adaptasi Psikologis............................................................................. 24
F. Peran dan Tanggungjawab Bidan........................................................ 26
G. Kebutuhan Dasar Neonatus................................................................. 27
H. Pathway Neonatus............................................................................... 34
I. Tanda Bahaya Pada Neonatus............................................................. 34
J. Kebijakan Program Nasional............................................................... 35
K. Kewenangan Bidan.............................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 38
LAMPIRAN.................................................................................................. 41
DAFTAR TABEL
Tabel 1....................................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
IDENTIFIKASI KASUS
STASE : BD.7008
IDENTIFIKASI KASUS :
IDENTIFIKASI KASUS:
STASE : BD.7006
IDENTIFIKASI KASUS :
STASE : BD.7006
IDENTIFIKASI KASUS:
BAB II
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
Apgar lebih dari 7 dan tanpa cacat bawaan (Yulianti dan Rukiyah, 2013). Bayi
baru lahir adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dengan usia
beberapa referensi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan aterm dengan berat badan 2500-4000
6)Gerakan aktif
8)Bunyi jantung pada menit pertama kurang lebih 180x/menit menurun sampai
120-160x/menit.
11) Untuk laki-laki testis sudah turun dan untuk perempuan genitalia labia
12) Eliminasi, urine dan mekoniu makan keluar 24 jam, pertama meconium
Menurut Fauziah dan Sudarti (2012), komplikasi bayi baru lahir yaitu :
1)Asfiksia
2)BBLR
3)Ikterus Neonatorum
4)Tetanus Neonatorum
2. Ikterus Neonatorum
a. Pengertian
dari pada kemampuan hati bayi yang baru lahir (neonatus) untuk dapat
neonatus yang mengacu pada warna kuning didaerah kulit dan sklera yang
Ikterus neonatorum adalah warna kuning yang nampak pada sklera, selaput
lender, kulit atau organ lain pada nenonatus akibat kadar bilirubin dalam darah
Ikterus neonatorum adalah suatu kondisi dimana kadar bilirubin dalam darah
lebih dari 10 mg/dl yang ditandai dengan warna kuning pada sclera, kulit atau
b. Etiologi
Menurut Kusuma dan Anik, dkk (2013), ikterus pada bayi baru lahir yang
paling sering muncul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk
mengeluarkan bilirubin dari aliran darah. Ikterus juga bias terjadi karena
mengakibatkan :
proses persalinan.
terkonjugasi.
penguraian dalam sel darah merah (SDM). SDM yang sudah tua, dan imatur
limpa, dan makrofag). Hemoglobin dipecah menjadi produk sisa heme, dan
tubuh untuk membuat protein. Heme akan beikatan dengan oksigen (hem
ambilan yaitu bilirubin dilepaskan dari albumin dan dengan bantuan enzim
yang mudah larut dalam air dan siap untuk ekskresi). Bilirubin terkonjugasi
diserap kembali oleh usus menuju vena porta, kemudian ada yang
diereksikan kembali dalam empedu dan juga ada yang mencapai ginjal
bilirubin. Hanya saja proses terjadinya icterus ketika hati masih belum
berfungsi dengan baik, dan jumlah bakteri dalam saluran intestinal tidak
maka akan membuat bilirubin yang ada didalam tubuh menjadi menumpuk
disimpan dibawah lapisan kulit sehingga kulit bayi menjadi kuning (Hartina,
2017).
10
e. Klasifikasi Ikterus
1) Ikterus Fisiologis
a) Warna kuning akan timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan
terlihat jelas pada hari ke 5-6 dan menghilang pada hari ke-
10.
c) Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari
2) Ikterus Patologis
hari.
c) Warna kuning pada kulit dan sclera akan menetap lebih dari
10 hari
f. Jenis-jenisi kterus
1) Ikterus Hemolitik
12
eritrosit kongenital
2) Ikterus Obstruktif
tidak langsung.
g. Manifestasi Klinis
h. Faktor Resiko
actor resiko
yang
13
bisa
inkompatibilitas
gologan darah
ABO.RHESUS
i. Komplikasi Ikterus
Komplikasi dari icterus yaitu Kern Ikterus yang terjadi karena bilirubin
otak sehingga dapat menyebabkan kejang dan kematian bayi (Anik, dkk.
2013).
j. Penilaian Ikterus
Menurut Mahtindas (2014), icterus dapat ada pada saat lahir atau muncul
pada setiap saat selama masa neonatus, bergantung pada keadaan yang
menyebabkannya. Ikterus biasanya mulai dari muka dan ketika kadar serum
bertambah, maka turun ke abdomen kemudian kaki. Bayi baru lahir akan
tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 5 mg/dl. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL
k. Pemeriksaan laboratorium :
MenurutNoviyanti (2018),
15
Pada
icterus
pemeriksaan
mengetahui :
pemeriksaan tambahan
l. Penanganan Ikterus
jalan dengan nasehat untuk kembali jika icterus berlangsung lebih dari 2
minggu.
2) Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan
3) Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa naso gastrik atau
pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi selalu tetap
16
hangat.
serum total, pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis oleh karena itu
6) Fototerapi :
yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. Ketika
bias dieksreksikan melalui empedu. Hanya produk fotoksi dan saja yang
a) Jenis lampu
bayi, maka yang lebih disukai adalah lampu flouresen cahaya normal
penuh terhadap sumber cahaya dengan jumlah yang adekuat. Bila kadar
menempatkan bayi langsung di bawah sumber sinar dan kulit bayi yang
b) Jarak
Dosis dan kemanjuran dari fototerapi biasanya dipengaruhi oleh jarak antara
permukaan kulit yang terkena cahaya, karena itu dibutuhkan sumber cahaya
di bawah bayi pada fototerapi. Jarak antara kulit bayi dan sumber cahaya
dengan lampu neon, jarak harus tidak lebih besar dari 50 cm(20 in). Jarak
c) Berat badan
Untuk usia bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram, memulai fototerafi
Ikterus yang timbul pada usia 25-48 jam pasca kelahiran, fototerapi dianjurkan
dilaksanakan bila kadar bilirubin serum total > 15mg/dl (260mmol/L). Bila
fototerapi
2x24 jam gagal menurunkan kadar bilirubin serum total < 20mg/dl (340
tindakan tranfus tukar. Bila kadar bilirubin serum total > 15 mg/dl (>260
19
tukar. Bila kadar bilirubin serum total >18 mg.dl (>310mmol/L) maka
bilirubin serum total > 25 mg/dl(>430 mmol/L) pada 49-72 jam pasca
penyakit hemolisis. Selanjutnya pada usia >72 jam pasca kelahiran, fototerapi
serum total < 20 untuk dilakukan tranfusi tukar. Jika kadar bilirubin serum total
mempersiapkan tindakan tranfusi tukar. Bila kadar bilirubin serum total > 25
mg/dl (> 430 mmol/L) pada usia>72 jam pasca kelahiran, masih dianjurkan
Efek samping ringan yang harus diwaspadai perawat meliputi feses encer
7) TransfusiTukar
Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama
darah neonatus. Hal tersebut akan mencegah terjadinya hemolisis lebih lanjut
m. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari ikterus fiisologis adalah dengan memberi
bayi cukup minum, lebih baik lagi jika diberi ASI. Menurut Surasmi, dkk
1) Pencegahan primer
hari pertama dan tidak memberikan cairan tambahan air pada bayi yang
mendapat ASI.
2) Pencegahan sekunder
a) Semua wanita hamil harus di periksa golongan darah ABO dan rhesus serta
b) Semua bayi harus dimonitor secara rutin terhadap timbulnya ikterus dan
B. CLINICAL PATHWAY
Pencernaa Otak
n
Pengeluaran cairan Perlekatan bulirubin
empedu ke organ
Kern ikterus
Peristaltik usus
MK : Resiko cidera
Kejang
MK: Defisit volume saraf
Diare
cairan
Anoreksia
Indikasi : Ikterus
Fisiologis Jika :kadar bilirubin tidak
turun dalam 2x24 jam
fototerapi
Gambar 2.3 Pathway Ikterus
23
DAFTAR PUSTAKA
27. Sari Td. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Produksi Air Susu Ibu
(Asi) Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus
Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2018. Published Online 2018.
28. Mashanafi Ta, Suparman E, Tendean Hm. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Manfaat Pemberian Asi Eksklusif. 2015;3:2-6.
29. Sari W, Tampubolon P. Hubungan Teknik Menyusui Dengan Kejadian
Regurgitasi Pada Bayi 0 - 3 Bulan Di Klinik Dina Medan Denai Tahun
2018. Published Online 2018.
30. Syifa S. Peningkatan Pengetahuan Tentang Nutrisi Ibu Nifas Menggunakan
Media Aplikasi “ Sinnia .” 2019;2(1).
31. Arlinda. Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Personal Hygiene Di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017. Published Online 2017.
32. Maryani D. Vitamin A Supplementation For Post Partum Mother And
Baby. 2019;Vi(1):9-15.
33. Kementerian Kesehatan Ri. Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di
Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). In: Kementerian Kesehatan Ri;
2020:1-66.
27
LAPORAN
TUTORIAL
KLINIK
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA
1. 1. 1. 1.
29
LAPORAN
TUTORIAL
KLINIK
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA
LAPORAN
TUTORIAL
KLINIK
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
secara runtut
6. Mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara
rasional
secara runtut
6. Mengembangkan
kemampuan
memecahkan
masalah secara
rasional
7. Mendorong
mahasiswa agar
memiliki
kemampuan
menangani kasus
secara
komprehensif
berdasarkan bukti
ilmiah.
35