Anda di halaman 1dari 41

Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

dan pelibatan laki-laki

Training Pelibatan Laki-laki untuk Menurunkan


Angka Kematian Ibu & Bayi, Serta Penghapusan
Kekerasan Berbasis Gender Bagi
Bidan Koordinator
DEFINISI SEX

• SEKS berhubungan dengan organ biologis, ditentukan


sejak lahir, biasanya ada dua jenis yaitu laki-laki dan
perempuan. Namun dalam realitasnya ada juga yang
terlahir interseks (memiliki dua jenis kelamin).
• SEKS mengacu pada perbedaan kromosom dan alat
reproduksi. Fisiknya dapat diubah tetapi fungsinya
tidak.
• Selain berkaitan dengan biologis, seks juga berkaitan
dengan gender dan perilaku.
DEFINISI SEKSUALITAS (WHO)

SEKSUALITAS memiliki makna yang sangat luas. Seksualitas


adalah aspek kehidupan yang menyeluruh mencakup seks,
gender, orientasi seksual, erotisme, kesenangan
(pleasure), keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami
dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat,
kepercayaan/ nilai-nilai, tingkah laku, kebiasaan, peran
dan hubungan. Walaupun seksualitas mencakup
keseluruhan dimensi yang disebutkan, tidak semuanya
selalu dialami atau diekspresikan. Seksualitas dipengaruhi
oleh interaksi faktor-faktor biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, politik, sejarah, agama dan spiritual.
Gambaran umum penunjang sehat
Seksual dan Reproduksi

• Bahagia
• Cukup makan
• Rumah
• Pakaian
• Bayi dan Anak
• Pekerjaan/ Penghasilan
• Cinta /seks
• Kasih (keluarga,teman-
teman)
• Peran penting di masyarakat
• Kebebasan

4
SRHR
4
komponen

Hak
Seksual Reproduksi
Kesehatan

SRHR: Sexual and Reproductive Health & Rights


HKSR: Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Peran
Laki-laki ???
Kesehatan
seksual
dan
reproduksi
Pengalaman
yang tidak
menyenangkan
KTD dan Ganti
Aborsi tidak pasangan
aman (kawin cerai)

Risiko seksual
dan
reproduksi
Kanker leher Masalah
rahim persalinan
(Ca cervix) dan
kehamilan

Pelacuran,
Perkosaan IMS – HIV
dan bahkan AIDS
Kekerasan
seksual
Hak kesehatan seksual dan reproduksi
IPPF Charter on SRHR

1. Hak untuk hidup


2. Hak atas kesetaraan dan bebas dari
segala bentuk diskriminasi
3. Hak atas kerahasiaan pribadi
4. Hak untuk menikah atau tidak menikah
serta membentuk dan merencanakan
keluarga
5. Hak atas pelayanan dan perlindungan
kesehatan
6. Hak atas kebebasan berkumpul dan
berpartisipasi dalam politik
Hak kesehatan seksual dan reproduksi
IPPF Charter on SRHR

7. Hak atas kemerdekaan dan keamanan


8. Hak mendapat informasi dan pendidikan
9. Hak atas kebebasan berfikir
10. Hak untuk memutuskan mempunyai anak
atau tidak dan memutuskan kapan
mempunyai anak
11. Hak untuk mendapatkan manfaat dari
kemajuan ilmu pengetahuan

12. Hak untuk bebas dari penganiyaan dan


perlakuan buruk
Undang-Undang
Perkawinan:
•Perempuan 16 tahun
•Laki-Laki 19 tahun

Penyelesaian Urusan
Seksual ???

Kelompok Remaja???
Judicial Revew di MA
Sensualitas

Seksualisasi Keintiman
Lingkaran
Seksualitas

Kesehatan Identitas
Seksual & Seksual
Reproduksi
bagaimana kita mencakup tingkat
menggunakan kesadaran, penerimaan,
seksualitas kita, Sensualitas
dambaan kenikmatan terhadap
memanipulasi/ tubuhnya sendiri dan
sentuhan/skin
mengendalikan orang tubuh orang lain.
hunger,
lain. rangsangan
visual/audio,
siklus respon
seksual, citra Keintiman
Seksualisasi tubuh/body menyayangi,
menggoda, image, fantasi. adalah level
berbagi,mencintai
pesan/gambar
/menyukai, dimana kita
media, merayu,
menerima resiko,
withholding sex, mengekspresika
kerentanan,
pelecehan seksual,
Lingkaran kepercayaan diri, n dan memiliki
incest , perkosaan
Seksualitas rasa percaya
kebutuhan
untuk
Kesehatan
Seksual & Identitas berdekatan
Reproduksi Seksual dengan orang
Perilaku seksual Jenis kelamin-
terkait dengan Anatomi & lain.
adalah bagaimana
biologis
sikap/perilaku fisiologi
Identitas/peran persepsi kita
terhadap Sistem mengenai kita
seksual/reproduksi
Gender
kesehatan diri Orientasi Seksual sebagai makhluk
Kontrasepsi/Aborsi
dan konsekuensi IMS seksual
kegiatan seksual.
Angka Kematian Ibu di Indonesia
(bahkan) Belum Capai Setengah
Target MDGs 2015
• Menurut data SDKI, kecendrungan AKI meningkat
dari 228/100.000 kelahiran hidup (KH)
menjadi359/100.000 (ada variasi metode dan data)

• Target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah


sebesar 102 per 100.000 KH

• Angka Kematian Ibu Di Indonesia Tertinggi


Di ASEAN, dibawah: Singapore, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Timor Leste, Cambodia dan Myanmar
CAPAIAN PENURUNAN AKI

World
Capaian
Acuan Health Target
INDIKATOR Terakhir*
Dasar Stat 2014 (2015)
(2012) (2012)

5.1. Angka Kematian 390 359 190 102


Ibu (AKI) per (1991)
100,000 kelahiran
hidup : 

5.2. Pertolongan 40.70% 83,1% 83% 90%


Persalinan oleh
sumber : SDKI 2012 (1992)
Batasan kematian ibu

Menurut International Statistical Classification of


Disease, Injuries, and Causes of Death, Edition X
(ICD-X)  kematian ibu adalah :

•  Kematian seorang perempuan yang terjadi selama


kehamilan sampai dengan 42 hari pasca persalinan,
• tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya
kehamilan,
• disebabkan atau dipicu oleh kehamilannya atau
penanganan kehamilannya,
• bukan karena kecelakaan
       Kematian ibu dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Direct Obstetric deaths  
kematian ibu yang langsung disebabkan oleh
komplikasi obstetric pada masa hamil, bersalin
dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh
suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi
akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan
selama hamil, bersalin atau nifas.
2.   Indirect Obstetric deaths 
kematian ibu yang disebabkan oleh suatu
penyakit, yang bukan komplikasi obstetric,
dimana penyakit itu berkembang atau bertambah
berat akibat kehamilan atau persalinan.
penyebab langsung kematian ibu

Persen

3T perdarahan eklamsi
11
8 28 infeksi partus lama
3
abortus emboli
5
4T kompl nifas lain2
5
11 24
Delapan Kelompok Penyebab Kematian (SP 2010)
Sumber: Analisis lanjut kematian kesehatan ibu SP 2010, Balitbangkes 2013.
Wilayah/Region
Kode
Indonesia
ICD 10 Underlying Cause of Maternal Death Jawa Indonesia
Sumatera Kalimantan Sulawesi
WHO Bali Timur

000-008 Pregnancy with abortive outcome 3,7 4,2 2,7 5,6 4,2 4,1
Oedema, proteinuria, and
010-016 33,3 33,1 34,9 32,6 25,8 32,4
hypertensive disorder (HDK)
Placenta previa, premature separation of
044-046 4,4 2,7 4,3 2,3 3,6 3,3
placenta, ante partum haemorrhage
030-043 Other maternal care related to fetus,
3,0 1,7 0,0 0,8 0,1 1,6
047-048 amniotic cavity,possible delivery problems
064-066 Obstructed labour 0,5 1,1 0,0 0,6 1,0 0,8
072 Postpartum haemorrhage (PPP) 16,4 16,8 28,1 26,3 29,8 20,3
020-029
060-063
Other complications of
067-071 11,1 6,0 2,9 7,9 5,9 7,2
073-075
pregnancy and delivery
081-084
Complication predominantly related
085-099 27,6 34,3 27,1 23,9 29,7 30,2
puerpurium and other conditions
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Total
(N=1737) (N=3334) (N=587) (N=979) (N=887) (N=7524)
Angka Kematian Ibu dan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
1994 - 2012
450

400 390
350 359 Angka Kematian
334
Ibu
300 307
MMR/100.000LH

250
228
200

150
75.4 82.2
100 66.9
40.7
50
Kecenderungan
0 Persalinan oleh
1989- 1993- 1998- 2003- 2008-
Tenaga
1994 1997 2002 2007 2012 Kesehatan
Periode Referensi
50.0 Umur Perkawinan Pertama (Tahun) Proporsi “4 terlalu” ibu hamil tahun 2013
45.0 41.9
40.0
33.7
35.0 33.6 35
30.0 30
25.0
Persen

25
20.0

15.0
11.5 20
10.0 12.1
4.8 5.7 15
5.0 1.9 8.4 7.1
0.6
0.0 10
10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35 + Tdk men-
jwb 5

Sumber: Riskesdas 2010. 0


Terlalu muda Terlalu tua Terlalu dekat Terlalu
<20 tahun >35 tahun <2 tahun banyak >4
anak
Angka Kelahiran Lima Tahun Terakhir - Tahun 2010 Sumber: Riskesdas 2013

Kelompok Umur Per 1.000 Perempuan


10 – 14 tahun 0,3
15 – 19 tahun 53,9
20 – 24 tahun 373,5
25 – 29 tahun 514,5
30 – 34 tahun 481,9
35 – 39 tahun 344,7
40 – 44 tahun 159,5
45– 49 tahun 48,3
CAPAIAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI
& BALITA
World
Capaian
Acuan Health Target
terakhir
Indikator Dasar Stat MDGs
(SDKI
(1991) 2014 2015
2012)
(2012)
4.1. Angka
Kematian Balita 97 40 31 32
per 1000 KH
4.2. Angka Kematian
Bayi (AKB) per 68 32 26 23
1000 KH
4.2.a. Angka
Kematian
32 19 15 14
Neonatal per
1000 KH
Penyebab Utama Kematian Balita Tahun 2012

Usia Penyebab Utama Kematian Balita %


1. Intra Uterin Fetal Death (IUFD) 29,5
0—6 Hari + IUFD 2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 11,2
3. Asfiksia Lahir 9,1
1. Pneumonia 34,5
7-28 hari 2. Prematur 13,7
3. Sepsis Neonatorum 10,2
1. Pnemonia 29,5
29-11 bulan 2. Dhiarrea 11,2
3. Remainder of Diseases of the nervous system 9,1
1. Pnemonia 12,3
1-4,9 tahun 2. Remainder of Diseases of the nervous system 9,9
3. Dhiarrea 8,7

Sumber: Badan Litbangkes, Laporan Studi COD, 2013


Safe motherhood:
• merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita
agar kehamilan dan persalinannya dapat dinilai
dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi
yang sehat.

Tujuan:
• menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
hamil, bersalin, nifas,
• menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
baru lahir
Empat Pilar Upaya Safe Motherhood

1. Keluarga Berencana
2. ANC
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obstetri Esential

Pelayanan Kebidanan Dasar (2,3)

Pelayanan Kesehatan Primer (1,2,3,4)


Pemberdayaan Wanita (sebagai dasar upaya)
Tantangan dan kendala selama
proses penurunan AKI di Indonesia.
1. Akses masyarakat terhadap fasilitas layanan kesehatan yang
berkualitas terbatas penduduk miskin di daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
2. Ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah, kualitas
dan persebarannya terbatas, terutama bidan.
3. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu, masih rendah.
4. Status gizi dan kesehatan ibu hamil. Masih rendah
5. Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan
tingginya unmet need.
6. Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan
penyebab kematian ibu masih belum adekuat
Program yang sudah diupayakan:

• Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan


hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
• Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K):
• Stiker untuk memantau perencanaan persalinan dan
komplikasi di tempel di dindidng rumah yang tertulis
tentang nama bumil, taksiran partus, golongan darah ibu,
calon donor darah, calon pengantar/fasilitas kendaraan
•  Buku KIA sebagai informasi dan pencatatan keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
ibu,bayi, dan balita
• telah terbukti mampumeningkatkan
 secara signifikan cakupan pertolongan persalinan oleh
nakes
• Ayah siaga dan desa siaga
“Catatan”
• Persalinan oleh Nakes meningkat dari 66,7% - 2002 menjadi
77,34 % - 2009 (Susenas), 82,3% pada 2010 (Riskesdas,
2010). Disparitas pertolongan persalinan oleh tenaga
terlatih antar wilayah masih merupakan masalah.
Data Susenas 2009 capaian tertinggi 98,14% di DKI
Jakarta sedangkan terendah 42,48% di Maluku 
(Presentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
2009).
• ANC untuk menjamin ibu bersalin di fasilitas kesehatan. 
93% bumil dilayani ANC oleh Nakes profesional
81,5% ibu hamil melakukan 4X kunjungan pemeriksaan
selama masa kehamilan, namun baru 65,5% yang melakukan
empat kali kunjungan sesuai jadwal yang dianjurkan.
(K1 dan K4 di Indonesia tahun 1991 – 2007).
“Catatan”
• CPR nasional naik dalam 5 tahun terakhir, 49,7% tahun 1991 
61,4% tahun 2007. CPR modern meningkat dari 47,1% tahun 1991
menjadi 57,4 % tahun 2007 (SDKI)  KB suntik paling banyak
digunakan (32%), pil KB 13% (SDKI, 2007). 
• Unmet need bervariasi antarprovinsi, antardaerah dan
antarstatus sosial-ekonomi. 
Unmet need terendah di Bangka Belitung (3,2%) dan tertinggi di Maluku
(22,4%). Unmet need di perdesaan 9,2% lebih tinggi dibandingkan di perkotaan
8,7%. 
Tingkat pendidikan tinggi  rendah (11% 8%).
Tingginya unmet need karena ketakutan terhadap efek samping
dan ketidak nyamanan dalam penggunaan kontrasepsi.
12,3% perempuan (15-19) tahun tidak ingin menggunakan
alat/obat kontrasepsi karena takut efek samping, 10,1 % karena
masalah kesehatan dan 3,1 % karena dilarang oleh suami.(Unmet
need Menurut Tujuan Penggunaan per Provinsi tahun 2007).
• TIDAK BERFUNGSINYA PLKB/KADER
URUTAN PEMILIHAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL

FASE FASE FASE


MENCEGAH KEHAMILAN MENJARANGKAN TIDAK HAMIL LAGI
KEHAMILAN

3 – 5 TH

• pil • IUD • IUD • kontrasepsi


• suntikan • suntikan mantap
• IUD
• minipil • minipil • IUD
• sederhana
• implant
• suntikan • pil • pil
• suntikan
• implant • implant • implant
• sederhana • sederhana • sederhana
35 • pil
20 • kontrasepsi
mantap
Kekerasan seksual?

Segala bentuk tindakan pemaksaan yang dilakukan


oleh seseorang terhadap orang lain (tanpa memandang
hubungan mereka dengan korban), tindakan itu dapat
berupa komentar atau tindakan seksual, dilakukan
dalam lingkungan apapun, tidak terbatas hanya di
rumah dan lingkungan kerja (WHO)

Menurut KUHP:
1. Perkosaan
2. Pencabulan
3. Pelecehan
15 jenis bentuk kekerasan seksual
(Komnas Perempuan)

1. Perkosaan – vagina, 11.Pemaksaan kontrasepsi


mulut, anus dan sterilisasi
2. Intimidasi seksual 12.Penyiksaan seksual
termasuk ancaman atau 13.Penghukuman tidak
percobaan perkosaan manusiawi dan
3. Pelecehan seksual bernuansa seksual
4. Eksploitasi seksual 14.Praktik tradisi bernuansa
5. Perdagangan perempuan seksual yang
6. Prostitusi paksa membahayakan atau
mendiskriminasi
7. Perbudakan seksual
perempuan – sunat
8. Pemaksaan perkawinan perempuan
9. Pemaksaan kehamilan 15.Kontrol seksual
10.Pemaksaan aborsi
Upaya peningkatan kesehatan ibu terkait
dengan penurunan AKI, Prioritas:

• Perluasan pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan


obstetrik komprehensif, pelayanan KB dan
penyebarluasan KIE
• Penyediaan fasilitas layanan obstetrik neonatal
emergensi komprehensif (PONEK), pelayanan
obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED),
posyandu dan unit transfusi darah
• Optimalisasi Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas
dan ke RS.
• Strategi mengatasi kendala geografis/transportasi &
faktor budaya.
Upaya peningkatan kesehatan ibu terkait
dengan penurunan AKI, Prioritas:

• Memperbaiki sistem pencatatan terkait upaya


penurunan AKI data menggambarkan kondisi riil
kesehatan perempuan Indonesia
• AKI termasuk satu indikator pembangunan Negara
kebijakan anggaran untuk meningkatkan kesehatan
perempuan (difable/dengan HIV/AIDS/yang tinggal di
Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan /DTPK)
 indikator target, indikator input dan proses
penetapan anggaran kes- perempuan, pemerataan
jumlah tenaga kesehatan, serta pendidikan kes-repro
untuk perempuan dan REMAJA
Terobosan terkini:

 Jampersal
 BPJS
 UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
 PP no 61 tahun 2014 tentang Kespro
 Peraturan Menteri Kesehatan RI no 97 tahun 2014 tentang
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan
pelayanan kontrasepsi serta pelayanan kesehatan seksual tdd:
Pasal 1-56 (hal 1 – 28)
Tambahan tatalaksana layanan (hal 29-119)
 Pelibatan laki dalam KIA dan sosial (MenCare+)
Peraturan Pemerintah no 61 tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi

• Isi PP ini mencakup pelayanan kesehatan


reproduksi remaja, kesehatan ibu,
pelayanan keluarga berencana, kesehatan
seksual, infertilitas, aborsi, dan kekerasan
seksual, Pencegahan IMS dan HIV - AIDS.

• BAB 1, BAB 2 dan Bab 3, (bab 3 pasal 10 ayat 2


 menjelaskan tentang keterlibatan ayah pada
kesehatan reproduksi ibu dan kesehatan anak)
Peraturan Pemerintah no 61 tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi

• Pasal 10:
(1) Dalam rangka menjamin kesehatan ibu, pasangan yang
sah mempunyai peran untuk meningkatkan kesehatan ibu
(2) Peran pasangan yang sah pada ayat (1) meliputi:
a. mendukung ibu dalam merencanakan keluarga;
b. aktif dalam penggunaan kontrasepsi;
c. memperhatikan kesehatan ibu hamil;
d. memastikan persalinan yang aman oleh Na Kes di
fasilitas kes
e. membantu ibu setelah bayi lahir;
f. mengasuh dan mendidik anak secara aktif;
g. tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga; dan
h. mencegah infeksi menular seksual termasuk HIV dan
AIDS
Konkrit Layanan KIA langsung
• Pendekatan individu dan berkelompok mengikuti
Panduan yang dibuat dibuat agar nakes dapat
mengikuti langkah-langkah melibatkan laki-laki
dalam layanannya.
• Pengembangan Buku Panduan memberikan
pemahaman untuk mendorong pengembangan
fasilitas kesehatan yang “Male friendly” agar
program pelibatan laki-laki dalam layanan dapat
dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai