Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY.A.N UMUR 26 TAHUN G2P10001 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU 5


HARI, TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERI, KESAN JALAN LAHIR NORMAL,
KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DENGAN INPARTU FISIOLOGIS.

DISUSUN OLEH:
NAMA : AINIYAH ULFAS, S.ST.
NPM : 719650002

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TAHUN 2019 -2020
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PADA NY. A.N UMUR 26 TAHUN G2P10001 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU 5
HARI, TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERI, KESAN JALAN LAHIR NORMAL,
KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DENGAN INPARTU FISIOLOGIS.

()

Mengetahui Menyetujui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( Ahmaniyah, S.ST.,M.Tr.Keb ) ( Hj. Siti Hatijah, S.ST )


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan asuhan kebidanan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY. A.N umur 26 TAHUN G2P10001 USIA KEHAMILAN 39 Minggu 5 HARI,
TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERI, KESAN JALAN LAHIR NORMAL, KEADAAN
IBI DAN JANIN BAIK DENGAN INPARTU FISIOLOGIS” dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penyusunan asuhan kebidanan ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
tugas.Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak.
Penulis menyadari dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan asuhan
kebidanan ini selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Sumenep, 17 Desember 2019


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan ...................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori ..........................................................................................
2.2 Managemen Asuhan Kebidanan ..............................................
BAB 3 TINJAUAN KASUS
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………..
5.2 Saran…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan
dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi
menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap
tahap tersebut.
Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit
pinggang dan perut, merasa kurang enak, capat, lesu, tidak nyaman badan, tidak bisa
tidur enak, sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan
psikis yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau terjadi
bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya
mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu. Ketakutan karena anggapanya sendiri
bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan.
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian
besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan post partum, eklamsia,
sepsis dan komplikasi dari keguguran.Penyebab kematian ini sebagian besar dapat
dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian ibu yang rendah penyebab
kematian ini tidak didapatkan lagi.
Mengingat ibu merupakan satu kesatuan dari Bio Psiko sosial spiritual perlu
mendapatkan perhatian khusus dari perawat dalam menyiapkan fisik dan mental guna
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus
“Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. A.N G2P10001 Usia Kehamilan 39 Minggu
5 hari, tunggal, hidup, intra uteri, kesan jalan normal, keadaan ibu dan janin baik
Dengan Inpartu Fisiologis”.

1.2 Rumusan Masalah.


Bagaimana cara penerapan dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
7 langkah varney?
1.3 Tujuan.
a. Tujuan Umum.
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. A.N dengan
Persalinan normal secara komprehensif dengan menggunakan 7 langkah Varney.
b. Tujuan Khusus.
1. Dapat melakukan pengkajian dan interprestasikan data dengan baik pada
Ny. A.N dengan persalinan normal.
2. Dapat menentukan diagnosa potensial dan merencanakan tindakan segera
untuk mengatasi masalah yang terjadi.
3. Dapat melaksanakan perencanaan tindakan serta mengevaluasi hasil.
4. Dapat mengetahui adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
5. Dapat melakukan dokumentasi asuhan kebidanan dengan tujuh langkah
Varney.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori persalinan fisiologis.


a) Pengertian.
Persalinan adalah proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan dengan diakhri dengan pelepasan plasenta.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. ( Wiknjosastro, 2008 , 37)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
b) Tanda dan Gejala Menjelang Pesalinan.
1) Penipisan dan pembukaan serviks.
2) Kontrasi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit).
3) Cairan lendir bercampur darah (”Blood show”) melalui vagina.
c) Kala Satu Dalam Persalinan.
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap ( 10 cm ).
Kala satu persalinan terdiri dari atas 2 fase laten dan fase aktif.
1. Fase Laten pada kala satu persalinan.
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir 8 jam.
2. Fase Aktif pada kala satu persalinan.
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau multigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
c. Terjadi penurunana bagian terbawah janin
d) Pemeriksaan Abdomen
1. Menentukan tinggi findus uteri.
Pastikan pengukuran dilakukan pada saat uterus tidak sedang kontraksi degan
menggunakan pita penggukur. Ibu dengan posisi setengah duduk dan tempelkan
ujung pita mulai dri tepi atas simfisis pubis.
2. Memantau kontraksi uterus.
Letakkan tangan penolong di atas uterus dan palpasi jumlah kontreaksi yang terjadi
dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang
terjadi. Pada fase aktif, miniml terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama
kontraksi 40 detik atau lebih. Diantra dua kontraks akan terjadi relaksasi dinding
uterus.
3. Memantau denyut jantuung janin.
Nilai DJJ sealma dan segera setelah kontraksi uterus. Mulai penilaian sebelum atau
selama puncak kontraksi. Dengarkan DJJselama minimal 60 detik, dengarkan
sampai sedikitnya 30 detik setelah kontraksi berakhir . kegawatan janin ditunjukan
dari DJJ yang kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali permenit.
4. Menentukan presentasi.
Untuk menentukan apakah presentasinya adalah kepala atau bokong maka
perhatikan dan pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut.
Bagian berbentuk bulat, teraba keras, berbatas tegas dan mudah digerakkan (belum
masuk rongga panggul) biasanya adalah kepala. Jika berbentuk kutrang tegas,
teraba kenyal, relative lebih besar, dan sulit terpegang secara mantap biasanya
dalah bokong.
Jika bagian terbawah janin belum masuk panggul maka bagian tersebut dapat
digerakkan, jika telah memasuki rongga poanggul maka bagian terbawah janin sulit
atau tidak dapat digerakkan lagi
Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan (hati-hat dan mantap) pegang
bagian terbawah janin yang mengisi bagian bawh abdomen ( diatas simfisis pubis)
ibu. Bagian yang teraba diantara ibu jari dan jari tengah penolong adalah penunjuk
presentasi bayi.
Menentukan penurunan bagian terbawh janin penurunan bagian terbawah
dengan metode lima jari(perlimaan adalah:
1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis.
2) 4/5 jika bagian (1/5)bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
3) 3/5 jika bagian (2/5) bagin terbawah janin telah memasuki rongga panggul.
4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas
simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul.
5) 1/5 jika hanya 1 dan 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang
berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk kedalam rongga panggul.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar
dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul.
e) Kala Dua Persalinan.
Persalinan pada kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala in juga sering disebut sebagai kala
pengeluaran bayi.
1. Gejala dan Tanda Kala Dua Persalinan.
a. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vagina.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
2. Tanda pasti kala dua persalinan.
a. Pembukaan serviks telah lengkap.
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introtus vagina.
f) Kala Tiga Persalinan.
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
palsenta dan selaput ketuban. Pada kala tiga persalinan, otot uterus berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran
ini menyebebkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal kemudain lepas dari dinding uterus.
1. Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu:
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
b. Tali pusat memanjang.
c. Semburan darah mendadak dan singkat
2. Menajemen aktf kala tiga terdiri dari tiga langkah.
a. pemberian suntikan oksitosin dalam 1menit pertama setelah bayi lahir.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
c. Massase fundus uteri.
3. Keuntungan-keuntungan menajemen aktif kala tiga :
a. Persalinan kala tiga yang lebih singkat.
b. Mengurangi jumlah kehilangan darah.
c. Mengurangi kejadian retensio plasenta.
g) Kala Empat Persalinan.
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah persalinan . dua jam pertam setelah persalinan merupakan wktu yang kritis
bagi ibu dan bayi, keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa.
1. Penanganan.
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua.
b. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam pertam dan setiap 30 menit selama jam kedua.
c. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dihidrasi.
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
e. Biarkan ibu istirahat setelah bekerja keras melahirkan bayinya.
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
g. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
h. Ajari ibu dan anggota keluarga tentang:
a) Bagaiman memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

2.2. Manajemen Asuhan Kebidanan.


Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :
1. Langkah 1 : Tahap Pengumpulan Data Dasar.
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
a. Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual,
serta pengetahuan klien.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
meliputi :
1) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi ).
2) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru
serta catatan sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.
Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif
dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang
sebenarnya dan valid.Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat.
2. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.Rumusan diagnosis dan masalah
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis
tetapi tetap membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki ciri khas kebidanan.
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi.Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi.
Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional atau logis.Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang
diidentifikasi sudah tepat.
4. Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan
panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja
sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini
bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan
kebidanan.Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
5. Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap
wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu
oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6. Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.Kaji ulang
apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
7. Langkah 7 : Evaluasi.
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan
penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak
mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A.N UMUR 26 TAHUN G2P10001USIA


KEHAMILAN 39 MINGGU 5 HARI, TUNGGAL, HIDUP,INTRA UTERI, KESAN
JALAN LAHIR NORMAL, KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK DENGAN
INPARTU FISIOLOGIS.

Tanggal Pengkajian : 13-12-2019 Jam : 00.30 wib


No. Reegister : 214886
Tempat : VK Bersalin Puskesmas Saronggi.
I. PENGKAJIAN DATA.
A. Data Subyektif.
1. Biodata/ Identitas.
Ibu Suami
- Nama : Ny. A. N - Nama : Tn. R
- Umur : 26 tahun - Umur : 30 tahun
- Agama : Islam - Agama : Islam
- Suku/ Bangsa : Madura/Indonesia - Suku/ Bangsa : Madura/Indonesia
- Pendidikan : SMA - Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga - Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Bunot, Juluk, - Alamat : Saronggi.
Saronggi.
2. Alasan datang : sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah yang dirasa
sesekali ingin mengedan disertai keluar air ketuban banyak jam 00.05 WIB.
3. Keluhan Utama.
Ibu mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 9 bulan, ibu merasa mules-
mules tanggal 12-12-2019 jam 23.00 wib dan keluar lendir bercampur darah.
4. Riwayat kesehatan ibu.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (Diabetes,
Hipertensi, jantung dll) dan penyakit menular (Hepatitis, TBC, HIV dll) serta
tidak memiliki riwayat alergi.
5. Riwayat kesehatan keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
(Diabetes, Hipertensi, Jantung dll) dan penyakit menular (Hepatitis, TBC,
HIV dll).
6. Riwayat Menstruasi.
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7-8 hari
Fluor Albus : Tidak
Disminorhoe : Tidak
Bentuk haid : Cair
Bau haid : Anyir
7. Riwayat Kehamilan Sekarang.
HPHT : 08-03-2019.
HPL : 15-12-2019.
Usia kehamilan : 9 bulan
Gerakan janin : ada sejak kehamilan 4 bulan
Tanda-tanda bahaya : Tidak ada
Melakukan pemeriksaan kehamilan ke : Bidan
Berapa kali memeriksakan kehamilannya : 5 kali
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
Riwayat kahamilan Riwayat anak Riwayat
persalinan nifas
Perkawinan ke -
Kehamilan ke -

Umur sekarang
Jenis kelamin

Riwayat KB
Komplikasi
Premature

Menyusui
Tindakan

Penolong

BB / TB
Spontan
Abortus

Imatur

Aterm

1. 1 - - Ya ya - bid per 3 5 2 - KB suntik 3


an em kg/ th th bulan selama 4
pu 50 tahun
n cm
2. ya
Ha
mil
ini
9. Riwayat perkawinan.
Status perkawinan : kawin.
Lama perkawinan : 7 tahun
Usia pertama kawin : 19 tahun.
10. Riwayat KB.
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4 tahun
11. Riwayat psikososial spiritual.
Komunikasi : Lancar
Keadaan emosi : Kooperatif
Hubungan dengan keluarga : Akrab
Hubungan dengan orang lain : Akrab
Ibadah / spiritual : Selalu tepat 5 waktu
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga bahagia atas
kehamilannya karena merupakan kehamilan yang pertama.
Dukungan keluarga : Keluarga memberi dukungan positif terhadap
kehamilannya.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami.
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : Ibu mengatakan ingin
bersalin di Puskesmas Saronggi.
12. Pola aktifitas sehari- hari.
a. Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang,
dan minum ± 8 gelas sehari baik selama hamil
maupun saat ini.
b. Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam, dan tidur
malam ± 8 jam selama hamil, saat ini sesekali
terbangun karena kenceng-kenceng .
c. Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, dan BAK ± 4
kali sehari selama hamil, saat ini kencing lebih
sering.
d. Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 3 kali sehari, keramas 2
kali seminggu, mengganti pakaian 2 kali sehari
dan mengganti celana dalam 2 kali sehari selama
hamil, saat ini mandi/gosok gigi/ganti baju hanya
sekali dan tidak menggunakan celana dalam.
e. Aktifitas : Ibu mengatakan setiap hari mengurus rumah
tangga.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaanfisik.
a. Pemeriksaan umum.
K/U : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD: 110/70 mmhg, N: 80 x/‟, RR: 20
x/‟, S = 36 ºC.
Antropometri : BB sebelum hamil : 64 kg
BB saat hamil : 72 kg
TB : 152 cm.
IMT : 31,16
b. Pemeriksaank husus.
1. Inspeks isecara head to toe.
a. Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe.
b. Wajah : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
c. Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih.
d. Mulut : Tidak tampak stomatitis, tidak ada perdarahan pada
gusi, gigi tidak karies, lidah bersih.
e. Telinga : bersih, tidak ada secret dan perdarahan.
f. Dada : simetris.
g. Mamae : Simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol,
colostrum keluar.
h. Ektremitas Atas : tidak ada edema, tidak ada varises.
Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises.
2. Palpasi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe dan vena jugularis.
Abdomen : Tidak ada linea dan striae, tidak ada bekas SC.
TFU : 3 jari dibawah PX
TFU McDonal : 35 cm
TBJ : (35-11) x 155 = 3720 gram.
Leopod I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopod II : teraba keras memanjang pada perut kanan ibu (puka),
bagian kiri perut ibu teraba bagian ekstremitas.
Leopod III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala), bagian
terendah janin sudah masuk PAP.
Leopod IV : kepala janin masuk 3/5.
3. Auskultasi.
DJJ : 148x/‟.
4. Perkusi
Reflek Patela : Positif kanan kiri.
5. Pemeriksaan penunjang.
Laboratorium : tgl 1/10/2019.
Hb : 11,3 g/dl.
Leokosit : 10.400.
Tromb : 358.000.
HCT/PCV : 32,1.
Eritr : 4.130.000.
Gol. D : B.
BT/CT : 1„, 42” / 12„,05”.
HbsAg/HIV : ( - ) / ( -.)
Protein : +1
Pemeriksaan panggul luar.
Lingkar Panggul : 91 cm.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DX : Ny.A.N umur 26 th G2P10001 usia kehamilan 39 minggu 5 hari, tunggal,
hidup, intra uteri, kesan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik dengan
inpartu kala 1 fase aktif.
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan keduanya.
- Ibu mengatakan kehamilannya berumur 9 bulan.
- Ibu mengatakan mules-mules dan keluar ketuban banyak bercampur darah
jam 00.05 WIB.
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD: 110/70 mmhg, N: 80 kali/menit, RR: 20 kali/menit, S:36 ºC.
TFU Mc Donald : 35 cm
TBJ : 3720 gram
Leopod I : TFU 3 jari dibawah PX, teraba bokong
Leopod II : puka
Leopod III : kepala
Leopod IV : Divergen 3/5
DJJ : 148 x/menit
VT : Dinding vagina tipis, pembukaan 10 cm, effacement 100 %, ketuban (-),
presentasi kepala, uuk jam 12, penurunan H III, penyusupasan 0.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Tidak ada.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada.

V. PENGEMBANGAN RENCANA.
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Beritahu ibu dan keluarga bahwa persalinan akan segera tiba.
3. Anjurkan ibu untuk miring kiri.
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum.
5. Observasi CHPB sampai bayi lahir.
6. Kolaborasi dengan DPJP untuk terapi dan tidakan selanjutnya.
VI. IMPLEMENTASI.
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan:
TD : 110/70 mmhg.
RR : 20 x/menit.
N : 80 xi/menit
S : 36 ºC.
VT : Dinding vagina tipis, pembukaan 10 cm, effacement 100 %, ketuban(-),
presentasi kepala, uuk jam 12, penurunan H III, penyusupan 0.
2. Memberitahu keluarga untuk siaga karena ibu akan segera melahirkan.
3. Menganjurkan ibu miring kiri agar aliran darah yang membawa oksigen ke seluruh
tubuh bisa dialirkan ke janin.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dan minuman.
5. Melakukan observasi CHPB sampai bayi lahir.
6. Melakukan asuhan persalinan normal sesuai advice dokter.

VII. EVALUASI
Ibu dan keluarga mengerti atas pemberitahuan bidan dan bersedia melakukan anjuran
bidan.
PERKEMBANGAN
KALA II

A. DATA SUBJEKTIF.
Tanggal :13-12-2019. jam : 01.00 wib
Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan merasa ingin BAB.
B. DATA OBJEKTIF.
a. TTV.
TD : 110/70 mmhg
RR : 20 x/‟, N: 80 x/‟, S: 36 ºC.
b. Inspeksi.
Tampak dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
dan spingther ani membuka.
c. Auskultasi.
DJJ : 148 x/‟, teratur
d. Palpasi.
His : 5 x/10‟ - 40”, sifatnya kuat dan teratur.
Pemeriksaan dalam : Dinding vagina tipis, pembukaan 10 cm, effacement 100 %,
ketuban (-), presentasi kepala, UUK jam 12, penurunan di Hodge IV, penyusupan
0.
C. ASESSMENT.
DX : Ny.A.N, umur 26 th, G2P10000 usia kehamilan 39 minggu 5 hari,tunggal,
hidup, intra uteri, kesan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik dengan inpartu
kala II.
DS : ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan merasa ingin BAB.
DO : TTV= TD: 110/70 mmhg, RR: 20 x / „, N: 80x/ „, S: 36 ºC
Inspeksi: Tampak dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva dan spingther ani membuka.
Auskultasi: DJJ : 148 x/menit, teratur.
Palpasi: His : 5 x/10‟ - 40 x/ “, sifatnya kuat dan teratur.
Pemeriksaan dalam : Dinding vagina tipis, pembukaan 10 cm, effacement
100 %, ketuban(-), presentasi kepala, UUK jam 12.00, penurunan di
Hodge IV, penyusupan 0.
D. PENATALAKSANAAN.
1. Mendengar dan melihat tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka). “ada
tanda gejala kala II”.
2. Menyiapkan kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan. “alat siap”.
3. Memakai APD.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 7 langkah, mengeringkan.
Mematahkan ampul oksitosin.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan.
6. Memasukkan oksitosin ke dalam speed.
7. Memakai sarung tangan kiri, membersihkan vulva dan perineum (vulva hygiene).
8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap dan lakukan
amniotomi jika selaput ketuban utuh. “ pembukaan lengkap dan ketuban negatif”.
9. Mencelupkan sarung tangan dalam larutan clorin 0,5 % dan melepaskan secara
terbalik. Mencuci tangan.
10. Memeriksa DJJ. “DJJ normal”
11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap.
12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran, misalnya Posisi
setengah duduk.
13. Melaksanakan bimbingan meneran karena timbul kontraksi yang kuat.
- Membimbing ibu meneran dengan benar dan efektif.
- Mendukung dan member semangat saat meneran.
- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman.
- Menganjurkan ibu istirahat diantara kontraksi.
- Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
- Memberi asupan cairan per-oral. “ibu minum susu”
14. Tidak dilakukan.
(persiapan pertolongan kelahiran bayi)
15. Meletakkan handuk di atas perut ibu.
16. Meletakkan alas bokong / underpad.
17. Membuka tutup partus set.
18. Memakai sarung tangan steril.
Lahirnya Kepala
19. Melindungi perineum dan tangan lain menahan belakang kepala bayi agar tidak
ekstensi, serta menganjurkan ibu meneran secara efektif.
20. Memeriksa lilitan tali pusat. “tidak ada lilitan tali pusat”
21. Menunggu kepala bayi putar paksi luar.
Lahirnya Bahu
22. Memegang kepala bayi secara biparietal, menggerakkan kea rah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di arkus pubis, dan menggerakkan ke arah atas dan
distal hingga bahu belakang lahir.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Menyangga kepala dan bahu dengan tangan bawah.
24. Menelusuri pungung, bokong, tungkai dan kaki dengan tangan atas memegang
kedua mata kaki.
(Penanganan Bayi Baru Lahir)
25. Melakukan penilaian sepintas. “Bayi cukup bulan, warna kulit kemerahan,
menangis kuat dan bergerak aktif”.
26. Mengeringkan tubuh bayi, mengganti handuk, memposisikan bayi di perut ibu.
27. Memeriksa uterus terdapat bayi kedua atau tidak. “tidak ada bayi kedua”.
28. Memberitahu ibu untuk disuntik oksitosin supaya uterus berkontraksi baik. “Ibu
bersedia”.
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 distal lateral paha 1 menit setelah
bayi lahir.
30. Mengeklem tali pusat 3 cm dari pusar bayi dan mengurut isi tali pusat ke arah ibu
dan mengeklem 2 cm dari klem pertama.
31. - Memegang tali pusat yang telah diklem dan memotong tali pusat diantara 2 klem.
- Mengikat tali pusat dengan benang DTT dengan simpul kunci.
- Melepas klem dan menaruh pada bengkok.
32. Meletakkan bayi tengkurap didada ibu dan membiarkan selama 1 jam, memasang
topi di kepala bayi.
PERKEMBANGAN
KALA III

A. DATA SUBJEKTIF.
Tanggal : 14-12-2019. jam : 01.10 WIB.
Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir dan merasa perutnya masih mules.
B. DATA OBJEKTIF.
Terlihat adanya pelepasan plasenta (semburan darah tiba-tiba, tali pusat bertambah
panjang, uterus globuler), TFU setinggi pusat.
C. ASSESMENT.
DX : Ny.A.N P20002 dengan inpartu kala III.
DS : Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir dan merasa perutnya
masih mules.
DO : Terlihat adanya pelepasan plasenta (semburan darah tiba-tiba, tali pusat
bertambah panjang, uterus globuler), TFU setinggi pusat.
D. PENATALAKSANAAN.
1. Memberitahu ibu akan dilakukan pengeluaran plasenta. Ibu mengatakan paham.
2. Melakukan manajemen aktif kala III (MAK III)
33. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.
34. Meletakkan satu tangan diatas simphysis untuk mendeteksi kontraksi dan
tangan lain memegang klem untuk menengangkan tali pusat.
35. Menegangkan tali pusat kea rah bawah saat uterus berkontraksi dan tangan
lain mendorong uterus dengan dorso cranial.
(mengeluarkan plasenta)
36. Melanjutkan dorongan ke arah cranial saat terdapat penekanan bagian bawah
dinding depan uterus kea rah dorsal dan diikuti pergeseran tali pusat, hingg
plasenta lahir dan memindahkan klem karena tali pusat bertambah panjang
sekitar 5-10 cm dari vulva.
37. – melahirkan plasenta dengan kedua tangan secara memutar plasenta sampai
selaput ketuban terpilin dan plasenta lahir.
- Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan eksplorasi sisa selaput yang
tertinggal karena selaput ketuban robek.
38. Melakukan masase uterus dengan gerakan melingkar sampai uterus
berkontraksi. Fundus teraba keras.
39. Memeriksa kedua sisi plasenta maternal (kotiledon lengkap, tebal 2,5 cm,
selaput menutup) fetal (pembuluh darah tidak robek, insersi sentralis, panjang
tali pusat 55 cm) dengan kassa. Dan memasukkan plasenta ke wadah yang
tersedia.
40. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum dengan kassa.
“tidak terdapat laserasi”.
PERKEMBANGAN
KALA IV

A. DATA SUBJEKTIF.
Tanggal :14-12-2019 Jam: 01.20 WIB.
Ibu mengatakan perutnya merasa mules sesudah plasenta lahir.
B. DATA OBJEKTIF.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, perdarahan ± 10 cc
TTV : TD : 110/70 mmHg, S : 36,2º C, N : 82 x/‟, RR: 18 x/‟.
TFU : 2 Jari bawah pusat, C/U baik.
Pervag darah : kurang lebih 15 cc.
C. ASSESMENT.
DX : Ny.A.N umur 26 th P20002 dengan kala IV
DS : Ibu mengatakan perutnya terkadang merasa mules sesudah plasenta lahir.
DO : K/U baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, perdarahan ± 15 cc
TTV = TD : 100/60 mmHg
S : 37º C
N : 82 x/menit
RR: 18 x/menit
D. PENATALAKSANAAN.
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan. “UC
baik, tidak perdarahan”.
42. Melepas sarung tangan dalam larutan clorin dan mencuci tangan.
43. Memastikan kandung kemih kosong.
44. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus.
45. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah. ± 200 cc
46. Memeriksa nadi ibu dan keadaan umum ibu. “nadi 82 x/menit, KU baik”.
47. Memantau keadaan bayi dan pernafasan. “ keadaan bayi baik, pernafasan 52 x/‟ ”.
48. Memakai sarung tangan dan menempatkan semua alat dalam larutan clorin 0.5 %
selama 10 menit, mencuci alat dan bilas.
49. Membuang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah.
50. Membersihkan ibu dari darah dan cairan tubuh dengan air DTT dan membersihkan
ranjang ibu. Membantu memakai pakaian ibu yang bersih dan kering.
51. Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan ASI dan
menganjurkan keluarga memberi makan dan minum ibu.
52. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %.
53. Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan clorin.
54. Mencuci tangan.
55. Memakai sarung tangan untuk pemeriksaan fisik bayi dan memasukkan vit K
dalam speed.
56. Memberi salep mata dan vit K 1 mg secara IM dipaha kiri bayi, Melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan dan suhu bayi.
57. Menyuntikkan imunisasi Hb 0 dipaha kanan bawah lateral setelah 1 jam dari
pemberian vit K. Memberikan bayi pada ibu agar dapat disusui ( IMD ).
58. Melepas sarung tangan.
59. Mencuci tangan.
60. Melengkapi partograf.
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan persalinan kepada Ny.W dengan persalinan normal di


Puskesmas, Pada tanggal 29 April 2018, maka ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan
mengenai penanganan pertolongan persalinan ini, pengkajian, analisa, dan planning yang
telah penulis lakukan dapat dikemukakan bahwa :
1. Pengkajian.
Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan umum klien sehingga kebutuhan penulis akan data klien lengkap sehingga
mendukung dalam penetapan diagnosa.
Pada proses persalinannya berlangsung melalui 4 kala dengan lama :
Kala I : 10 jam 15 menit
Kala II : 20 menit
Kala III: 10 menit
Lama persalinan : 10 Jam 25 menit
Berdasarkan teori bahwa lama persalinan bagi ibu primipara yaitu : ± 12 jam
tetapi pada klien berlangsung 10 jam 45 menit. Hal ini terjadi karena kontraksi / his ibu
baik sehingga kala I dan II berlangsung lebih singkat
2. Analisa.
Penulis menegakkan diagnosa berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan.
3. Planning.
Pada penanganan persalinan pada Ny.W ini asuhan kebidanan yang dilakukan
adalah metode asuhan persalinan normal (APN) dengan 60 langkah. Selain itu dalam
penanganannya tidak lupa berprinsip pada asuhan sayang ibu yaitu dengan
memperhatikan kondisi psikologi ibu bersalin yaitu dengan mengikutsertakan keluarga
(suami, orangtua) selama persalinan agar ibu mendapat support dalam persalinan dan
menganjurkan ibu memilih posisi ibu yang dianggap ibu nyaman sehingga persalinan
berlangsung aman dan nyaman baik bagi klien maupun pengkaji (penolong).
Dalam memberikan asuhan kebidanan, penulis tidak mendapatkan hambatan apapun,
karena adanya kooperatif ibu selama persalinan, sehingga mempermudah penolong untuk
melakukan asuhan kebidanan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Dalam menegakkan diagnosa yang tepat maka haruslah dilakukan pengkajian
pada ibu yang akan bersalin secara menyeluruh yang meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses bersalin penolong (bidan)
harus memahami kondisi psikologi ibu dan langkah pada memberikan pertolongan
dengan harapan persalinan berlangsung aman, nyaman, dan bersih tanpa adanya
komplikasi yang mungkin terjadi.
Psikoogi ibu dalam bersalin juga perlu diperhatikan yaitu dengan
mengikutsertakan orang terdekat sehingga ibu mendapat support selama persalinan,
karena dengan psikologi ibu yang baik juga berpegaruh baik dengan proses persalinan
5.2 Saran.
1. Untuk Bidan.
Dalam menolong persalinan agar berpedoman pada 60 langkah asuhan
persalinan normal serta tidak mengabaikan aseptik dan antiseptik dalam
penanganannya lebih memperhatikan kebutuhan klien baik fisik dan mental yaitu
dengan melakukan pengkajian menyeluruh sehinga dapat memberikan asuhan
kebidanan yang komprehensif.
2. Untuk Mahasiswa
- Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu
yang bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
- Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
3. Untuk Keluarga.
Hendaknya selalu memberikan dorongan dan semangat kepada ibu, dan
selalu membantu ibu dalam proses persalianan dan memenuhi kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mayyasari, Octarini. 2013. Contoh Askeb Bersalin Normal. (online)


http://octarinimayyasari.blogspot.com/2013/05/contoh-askeb-bersalin-
normal.html (26-04-2018)
Qomariyah. 2012. ASKEB II (PERSALINAN). (online)
http://qomariyahmidwifery.blogspot.com/2012/06/askeb-ii-persalinan.html
(11-05-2018)

Anda mungkin juga menyukai