Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

“ BENCANA GEMPA BUMI DI MALUKU ( PULAU BANDA)”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

NO. NAMA NPM


1. Priska.V.Tauran 12114201180008
2. Yunita Tuhalauruw 12114201180057
3. Hesti Somey 12114201180067
4. Gloria.M.V.Hitarihun 12114201180084
5. Florensia.R.Latue 12114201180113
6. Aaron Seipalla 12114201180135
7. Ditiwan Refialy 12114201180168
8. Lisa Kosaplawan 12114201180185
9. Vita Soumokil 12114201180188

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
kasihnya kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pembuatan makalah ini antara lain ialah memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana.

Tidak lupa kami mengucapkan terimah kasih yang pertama-tama kepada


Tuhan Yesus Kristus dan juga kepada Ibu Ns. V. Leutualy. S.Kep.,M.Kep. selaku
dosen pengampuh mata kuliah serta semua pihak yang turut membantu dalam
proses pembuatan makalah ini. semogga makalah ini dapat memberikan manfaat
serta dapat menambah pengetahuan bagi pembaca maupun mahasiswa
keperawatan.

Kami kelompok 1 selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan dan


hal-hal yang belum sempurna dalam makalah ini . Oleh karena itu kami selaku
penyusun makalah ini memohon maaf serta kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Ambon, 20 Maret 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi...........................................................................................................

Bab I Pendahuluan............................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

Bab II Pembahasan...........................................................................................

A. Sejarah Gempa Bumi Di Maluku.........................................................


B. Peta Zonasi Rawan Bencana Gempa Bumi Di Maluku........................
C. Daerah/ lokasi Rawan Bencana Gempa Bumi......................................
D. SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Gempa Bumi Negeri Liang.............
E. Materi Penyuluhan ...............................................................................

Bab III Penutup.................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

Referensi Lampiran Jurnal................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan
bisa terjadi kapan saja. Besar guncangan gempa bumi beragam mulai dari
yang sangat kecil sehingga sulit dirasakan sampai gempa bumi yang
sangat dahsyat yang mampu menimbulkan kerusakan bangunan dan
korban jiwa. Gempa bumi terjadi hampir di seluruh indonesia termasuk di
provinsi Maluku. Salah satunya negeri liang yang menyebabkan kerusakan
bagunan dan mengakibatakan kematian.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang petazonasi rawan bencana gempa
bumi di Maluku serta pemberian penyuluhan kepada daerah rawan
bencana gempa bumi yaitu Negeri Liang

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi lokasi rawan bencana gempa
bumi di maluku
2. Mahasiswa mampu melaukan penyuluhan kepada masyarakat yang
memiliki daerah rawan bencana gempa bumi

 
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH GEMPA BUMI DI MALUKU


Sejarah juga mencatat kejadian gempabumi dan tsunami di Ambon
pada 8 Oktober 1950. Dokumentasi kejadian bencana tersebut sangat
terbatas, karena situasi geopolitik terkait konflik TNI dengan RMS. Hanya
catatan kecil yang ada di beberapa surat kabar nasional dan internasional.
Selain berita, gempa dan tsunami juga tercatat di arsip United States
Geological Survey (USGS). Gempabumi Ambon 1950 terjadi pada hari
minggu, tanggal 8 Oktober 1950 pada jam 03.23.13 (UTC) atau pada
12.23.13 waktu setempat. Lokasi gempa di kordinat 4,199 LS dan 128.233
BT pada kedalaman 20 Km dengan magnitude 7,3. Dampak gempa dan
tsunami Ambon tahun 1950 dimuat di beberapa surat kabar nasional; di
antaranya Kedaulatan Rakyat menulis gempa bumi menghantam 2 kota di
Ambon serta merusak ratusan rumah warga (11/10/50). Kemudian Suara
Rakjat Republik Indonesia menulis berita tentang kejadian gempa bumi
disertai gelombang besar sejauh 200 meter pada minggu siang sekitar jam
12 dan Gempa dan tsunami merusak beberapa tempat di pesisir pantai.
Sedangkan Suara Merdeka mencatat bahwa tinggi gelombang tsunami
akibat gempa pada saat itu mencapai 40 meter. Selain surat kabar nasional,
surat kabar internasional yaitu The Canbera Times menulis gempa disertai
ombak besar dan menyebabkan kerusakan di pesisir Ambon (11/10/50).

Beberapa saksi hidup yang menceritakan keadaan pasca gempa dan


tsunami yang terjadi pada 8 Oktober 1950 [1]. Usia mereka berkisar 68
hingga 85 tahun saat wawancara diadakan pada medio Agustus 2015.
Sebagian besar menceritakan ketika 3 kali gempa dengan guncangan
disertai 3 kali suara gemuruh dan kemudian 3 gelombang tsunami yang
merusak perumahan warga di 3 desa di Ambon. Desa yang terdampak
yaitu Hutumuri, Hative Kecil dan Galala.

Menurut kesaksian warga, saat gelombang pertama datang tidak


dengan skala kecil, kemudian diikuti gelombang kedua dengan intensitas
sedikit lebih besar; dan gelombang ketiga terbesar dari dua gelombang
sebelumnya. Karena keadaan geopolitik Ambon terkait efek konflik TNI
dan RMS, warga lebih menetap di pegunungan dibanding di
pesisir/daratan; warga beraktivitas sebagai petani dan pedagang di
daratan/pesisir yang dilakukan pada siang hari. Pada waktu kejadian (hari
minggu) warga yang sedang beraktivitas di gereja langsung keluar
menyaksikan air naik turun dan kemudian lari ke gunung. Sebagian
berlindung di atas pohon-pohon.

Selain gempa dan tsunami banda tahun 1674 dan 1950, gempa dan
tsunami juga pernah terjadi pada tahun 1629 di Pulau Seram [2]. Catatan
sejarah gempa berdasarkan kekuatan skala Modified Mercalli Intensity
(MMI) yang pernah terjadi di Maluku antara lain pada 28 Maret 1830
(VII-VIII MMI), 1 November 1835 (VII-IX MMI), 16 Desember 1841
(VII-VIII MMI), 26 November 1852 (VIII-IX), 27 Februari, 4 Juni, 9
November 1858 (VI MMI), 15 September 1862 (VI MMI), 28 Mei 1876
(VII MMI), 23 November 1890 (VII MMI), 17 Januari 1898 (VII MMI),
14 Februari 1903 (V MMI), Mei 1920 (VI MMI), 2 Februari 1938 (M 8,5).

B. Peta Zonasi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Di Maluku

Sesuai peta terdapat daerah/lokasi rawan bencana gempa bumi yaitu negeri
liang

C. Satuan Acara Penyuluhan


Penangulangan dan Penanganan Gempa Bumi Di Liang

 Pengantar
Pokok bahasan : Penangulangan dan Penaganan Gempa Bumi
Sasaran : Masyarakat Negeri Liang
Hari, tanggal : Sabtu, 20 Maret 2021
Waktu : 30 Menit
Tempat : Baileo Liang
Penyuluh : Mahasiswa Kep Bencana / UKIM

 Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruktursional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanggulangan dan
penanganan gempa bumi masyarakat negeri liang diharapkan dapat
siap siaga bila terjadi gempa bumi.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan dan
penanganan bencana pada masyarakat negeri liang, diharapkan
masyarakat negeri liang untuk :
a. Megetahui pengertian gempa bumi
b. Mengetahui klasifikasi bencana gempa bumi
c. Mengetahui akibat dampak bencana gempa bumi
d. Mengetahui resiko penyakit dampak bencana gempa bumi
e. Mengetahui penanganan bencana gempa bumi
f. Mengetahui upaya mitigasi dan pengurangan bencana
g. Mendomenstrasikan tindakan evakuasi

 Sasaran
Seluruh Masyarakat Negeri Liang

 Materi Pengajaran
Materi penyuluhan meliputi :
a. Pengertian gempa bumi
b. Klasifikasi gempa bumi
c. Akibat dampak bencana gempa bumi
d. Resiko penyakit dampak bencana gempa bumi
e. Penanganan gempa bumi
f. Upaya metigasi dan pengurangan bencana
g. Tindakan evakuasi saat gempa bumi

 Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab dan diskusi ini dan metode ini maksudkan untuk
memotifasi dan meningkatkan peserta penyuluhan.

 Media
1. Microphone
2. Speaker
3. Infokus
4. Liflet

 Materi
Terlampir

 Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode & Waktu


. Media
1. Kegiatan pra penyuluhan 1. Menjawab salam Ceramah 5 menit
1. Persiapan materi pembuka dan penutup
2. Persiapan media 2. Menyimak informasi
pembelajaran yang disampaikan oleh
3. Persiapan penyuluh
tempat/lingkungan dan 3. Menjawab pertanyaan
sarana prasarana 4. Mengajukan
lainnya. pertanyaan
Pembukaan
a. Menyampaikan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menyampaikan kontrak
waktu
e. Apersepsi
2. Pelaksanaan : 1. Mendengarkan, Ceramah 15
1. Menjelaskan tentang memperhatikan menggunakan menit
pengertian gempa bumi 2. Menayakan hal-hal power point
2. Menjelaskan tentang yang belum jelas ditambah
klasifikasi gempa bumi dengan liflet
3. Menjelaskan tentang
akibat damapak
bencana gempa bumi
4. Menjelaskan tentang
resiko penyakit
damapak bencana
gempa bumi
5. Menjelaskan tentang
penanganaan gempa
bumi
6. Menjelaskan tentang
upaya metigasi dan
pengurangan bencana
7. Menjelaskan tentang
tindakan evakuasi saat
gempa bumi
3. Evaluasi 1. Menjawab pertanyaan Tanya jawab 10
1. Mengevaluasi menit
penerimaan informasi
2. Memberikan
pertanyaan lisan
4. Penutup 1. Aktif bersama dalam Mendengarka 5 menit
1. Menyimpulkan hasil menyimpulkan n
penyuluhan 2. Membalas salam dan menjawab
2. Mengucapkan salam
terimakasih atas
perhatian sasaran
3. Memberikan salam
Total waktu 30
menit

 Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator : Vita Soumokil
Penyuluh : Lisa Kosaplawan
Fasilitator : Yunita Tuhalauruw
Observer : Florensia Latue
2. Rincian tugas
a. Moderator
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan diberikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6. Menjadi penegah komunikasi antara peserta dan pemberi
materi
7. Mengatur waktu penyuluhan
b. Penyuluh
1. Mengenali pengetahuan masyarakat negeri liang tentang
penaggulanagan gempa bumi
2. Menjelaskan materi tentang penanggulangan gempa bumi
3. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Fasilitator
1. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
3. Memotivasi masyarakat negeri liang agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
4. Memotivasi masyarakat negeri liang untuk mengajukan
pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan bertanya
5. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
d. Observer
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
3. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi
hasil penyuluhan.

 Setting tempat

 Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
1. Microphone
2. Speaker
3. Infokus
4. Liflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan dibuatkan
power point dan liflet dengan menarik, dan mudah dimengerti oleh
sarana penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai Penaggulangan dan Penaganaan
Gempa Bumi telah dilakukan kontrak mengenai waktu, tempat
serta materi yang akan disampaikan pada sasaran 1 hari
sebelumnya yaitu pada tanggal 19 Maret 2021.

2. Evaluasi Proses
Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan
baik dan penuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung,
sasaran aktif menjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran
memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi dan mahasiswa pun
melakukan komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan
menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke sasaran, sehingga sasaran
tidak meninggalakan tempat diadakan penyuluhan saat acara akan
berlangsung dan tanya jawab berjalan dengan baik.

3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria para peserta mampu menjawab pertanyaan dalam
bentuk lisan yang diberikan oleh penyuluh. Evaluasi dilakukan secara
langsung (lisan) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka
sebagai berikut :
a. Bagaimana penertian gempa bumi?
b. Apa saja klasifikasi gempa bumi?
c. Apa saja akibat dari dampak bencana gempa bumi?
d. Apa saja resiko penyakit yang muncul akibat bencana gempa
bumi?
e. Bagaimana penanganaan gempa bumi
f. Bagaimana upaya mitigasi dan pengurangan bencana?
g. Apa tindakan evakuasi saat gempa bumi?

D. Materi Penyuluhan

a. Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa
bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya
bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang
ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi
gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa
bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer.

b. Klasifikasi Gempa Bumi


Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan
penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :

- Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh letusan gunung berapi.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena
pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone
penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang
cukup dahsyat.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan
sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan
wilayahnya sempit.

- Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
(pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan
bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada
umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah
permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan
bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang
besar.

c. Akibat Dampak Bencana Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :
Dampak fisik :
- Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
- Tanah longor akibat goncangan.
- Jatuhnya korban jiwa.
- Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
- Banjir karena rusaknya tanggul.
- Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.
Dampak sosial :

- Menimbulkan kemiskinan.
- Kelaparan.
- Menimbulkan penyakit.
- Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang
besar), bisa melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

d. Resiko Penyakit Dampak Bencana Gempa Bumi


Berikut adalah beberapa penyakit yang rentan terjadi setelah gempa
dan tsunami:
1. Diare
Bencana alam seperti gempa dan tsunami membuat warga yang
menjadi korban kesulitan untuk mencari sumber air bersih,
sehingga risiko diare menjadi sangat tinggi. Diare terjadi akibat
mengonsumsi makanan atau sumber air yang mengandung bakteri
maupun virus berbahaya seperti norovirus, salmonella, dan
rotavirus. Seseorang yang terkena penyakit ini akan mengalami
sakit perut, buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari, dan
demam. Jika terjadi secara berkelanjutan atau tidak segera diatasi
dengan tepat, diare bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan
cairan) hingga kematian.
2. Hepatitis A
Tidak tersedianya sumber air bersih di tempat pengungsian korban
gempa dan tsunami membuat risiko hepatitis A menjadi sangat
tinggi. Penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya
melalui sumber air yang tercemar feses. Orang yang mengalami
hepatitis A akan mengalami beragam gejala, misalnya merasa letih,
badan lemas, nyeri di bagian perut kanan atas, nyeri sendi dan otot,
demam ringan, hilang nafsu makan, mual, sakit kepala, sembelit
atau diare, juga kulit dan mata menjadi berwarna kuning.
3. Meningitis
Meningitis alias radang selaput otak terjadi akibat infeksi bakteri,
virus, jamur, maupun protozoa. Penyakit ini dapat menular melalui
kontak jarak dekat, batuk, bersin, atau lingkungan yang tidak
terjaga kebersihannya.
Meningitis memberikan gejala awal berupa demam tinggi, yang
kemudian diikuti dengan sakit kepala, terasa kaku pada leher,
muntah, penurunan kesadaran hingga kejang.
4. ISPA
ISPA alias infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit
yang terjadi akibat adanya infeksi virus maupun bakteri. Salah satu
jenis dari ISPA yang paling sering ditemui adalah common cold,
yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek. Korban gempa dan
tsunami yang berada di pengungsian berisiko tinggi mengalami
ISPA, karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau cairan
yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Meski terlihat
sepele, ISPA yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan berbagai
komplikasi hingga kematian.
5. Leptospirosis
Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan
bisa terjadi akibat adanya paparan langsung pada air kencing tikus.
Sumber air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut
juga bisa menjadi media penyebaran penyakit ini. Orang yang
terjangkit leptospirosis akan mengalami gejala, seperti demam
tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di daerah betis,
sakit tenggorok disertai batuk kering, mata merah dan kulit
menguning, mual, muntah-muntah, serta diare.

Mengingat adanya risiko penyakit tersebut, warga yang mengungsi


akibat gempa dan tsunami diwajibkan untuk selalu berhati-hati.
Jangan lupa untuk terus berupaya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, sambil menunggu bantuan dari pemerintah pusat.
Jangan biarkan bencana alam datang bersama wabah penyakit di
pengungsian.

e. Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi


Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 11 petunjuk
yang dapat dijadikan pengangan dimanapun anda berada.
1. Bila berada di dalam rumah :
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah
meja atau tempat tidur. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan
bantal atau benda lainnya. Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda
yang tergantung di dinding dan sebagainya.
2. Bila berada di luar ruangan :
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang
listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka. Jauhi rak-rak dan
kaca jendela.
3. Bila berada di dalam ruangan umum :
Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan
dipenuhi orang. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti
rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
Segera hentikan di tempat yang terbuka. Jangan berhenti di atas
jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
5. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai
dasar mall :
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
6. Bila sedang berada di dalam lift :
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran.
Lebih baik menggunakan tangga darurat. Jika anda merasakan
getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer
gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan.
8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari
tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan :
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
10. Evakuasi :
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah
daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat
gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan
kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
11. Dengarkan informasi :
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang
dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat
memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi,
atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak
jelas.
f. Upaya Mitigasi dan Pengurangan Bencana
Dalam Undang-Undang Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang
penanggulanagan bencana, Bab I Pasal I tentang ketentuan umum,
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan metigasi adalah serangkaian
upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembagunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapai
ancaman bencana.
Permendagri 33 tahun 2006 tentang pedoman umum metigasi bencana,
ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu : kebijakan, straktegi, dan
manajemen metigasi bencana.
1. Kebijakan
Berbagai kebijakan yang perlu ditempuh dalam metigasi bencana
antara lain :
a. Dalam setiap upaya metigasi bencana perlu membagun
presepsi yang sama bagi semua pihak baik jajaran aparat
pemerintah maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan
langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk
pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi
yang bersangkutan sesuai dengan bidang unit masing-masing.
b. Pelaksanaan metigasi bencana dilaksanakan secara terpadu
terkoordinir yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan
masyarakat.
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban
jiwa dapat diminimalkan
d. Penggalangan kekuatan melului kerjasama dengan semua
pihak, melalui pemberdayaan masyarakat serta kampanye.
2. Strategi
Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi
sebagai berikut :
a. Pemetaan
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan
pemetaan daerah rawan bencana. Pada saat ini berbagai sector
telah mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan
bencana tersebut sangat berguna bagi pengambil keputusan
terutama dalam antisipasi kejadian bencana alam. Meskipun
demikian sampai saat ini penggunaan peta ini belum
dioptimalkan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya adalah :
1. Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan
2. Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik.
3. Peta bencna belum terintegrasi
4. Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda
sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.
b. Pemantauan
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat
dilakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana
sehingga akan dengan mudah melakukan penyelamatan.
Pemantauan di daerah vital dan strtegi secara jasa dan ekonomi
dilakukan dibeberapa kawasan rawan bencana.
c. Penyebaran informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara poster
dan leaflet kepada pemerintah kabupaten Maluku tengah/kota
ambon dan propinsi maluku yang rawan bencana tentang tata
cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana
memberikan informasi kemedia cetak dan elektronik tentang
kebencanaan adalah salah satu cara penyebaran informasi
dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana
geologi di suatu kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah
daerah dalam hal penyebaran informasi diperlukan mengingat
Provinsi Maluku sangat luas.
d. Sosialisasi dan penyuluhan
Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencanaan
kepada SATKOR-LAK PB, SATLAK-PB, dan masyarakat
bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan
menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi. Hal penting
yang perlu diketahui masyarakat dan pemerintah daerah
Maluku ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah
bencana, apa yang perlu dilakukan dan dihindarkan di daerah
rawan bencana, dan mengetahui cara menyelamatkan jika
terjadi gempa.
e. Pelatihan atau Pendidikan
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan
penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih di
tekankan pada alur informasi dan petugas lapanagan, pejabat
teknis, SATKRLAK PB, SATLAK PB dan masyarakat sampai
ketingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana.
Dengan pelatihan ini terbentuk kesiagaan tinggi menghadapi
bencana akan terbentuk
f. Peringatan dini
Peringatan dini dimaksudkan untuk membritahukan tingkat
kegiatan hasil pengamatan secara kontinyu di suatu daerah
rawan dengan tujuan agar persiapan secara dini dapat dilakukan
guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada masyrakat
melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan
kesadaran masyarakat dalam mengindarkan diri dari bencana.
Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan bencana
berupa saran teknis dapat berupa antara lain pengalihan jalur.
3. Manajemen mitigasi
Berdasarkan mitigasi bencana yang diakibatkan oleh gempa bumi,
BAKORNAS PB (2007) memberikan beberapa upaya mitigasi dan
pengurangan bencana yang dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gema
khususnya di daerah rawan gempa.
b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas
bangunan
c. Pembangunan fasilitas umum mengikuti standar kualitas yang
tinggi
d. Perkuatan bangunan-bangunan viatal yang telah ada
e. Rencanakan penempatan untuk mengurangi tingkatan
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi
f. Zonasi daerah rawan gempa dan pengaturan penggunaan lahan.
g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tetang bahaya
gempa bumi dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa
bumi.
h. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatiahan
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
i. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan
oeralatan perlindungan masyarakat lainnya.
j. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota
keluarga dalm menghadapi gempa bumi.
k. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan
pelatiahan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
l.
g. Tindakan Evakuasi saat gempa Bumi
1. Saat terjadi gempa
a. Jika anda berada dalam bangunaan
1. Lindungi kepala dan badan dari reruntuhan
2. Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan
3. Belari keluar apabila masih dapat dilakukan
b. Jika berada diluar bagunan/ area sekitar
1. Menghindari dari bangunan sekitar
2. Perhatikan tempat anda berpijak dari retakan tanah
c. Jika sedang mengendarai mobil
1. Keluar, turun menjauhui dari mobil hindari tempat terjadinya
pergeseran dan kebakaran
2. Perhatikan tempat berpijak
d. Jika anda di pantai, jauhi pantai untuk menghindari terjadinya
tsunami
e. Jika anda di pegunungan hindari daerah rawan longsor
2. Sesaat setelah gempa bumi pertama berhenti
a. jika anda berada dalam bagunan :
1. jangan panic
2. keluar dari bagunan dengan tertib
3. jangan gunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga
biasa
4. perikasa apa yang terluka, lakukan P3K
5. minta pertolongan pada petugas aparat keamanan atau
petugas kesehatan.
b. Periksa lingkungan sekitar anda
c. Jangan masuk ke dalam bangunan yang sudah terjadi gempa,
karena kemungkinan masih terjadi reruntuhan.
d. Jangan berjalan disekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya
susulan masih ada.
e. Mendengarkan informasi gempa dari petugas gempa atau radio.
3. Sesudah terjadi gempa bumi
Beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan sesudah terjadi
bencana gempa bumi antara lain sebagai berikut
a. Bantuan darurat
Tindakan utama yang harus segera dilakukan setelah terjadi
bencana gempa bumi adalah pemberian bantuan darurat.
Setelah program tanggap darurat dilalui perlu memberikan
bantuan darurat untuk pemenuhan kebutuhan dasar berupa
pangan, sandang, tempat tinggal sementara, obat-obatan,
sanitasi, dan air bersih bagi korban bencana gempa bumi.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan program jangka pendek yang harus
segera dilakukan pasca gempa bumi. Rehabilitasi ini meliputi
kegiatan membersihkan dan memperbaiki rumah, fasilitas
umum, dan menghidupkan kembali roda perekonomian
masyarakat. Dalam rehabilitasi ini juga mencakup pemulihan
kesehatan fisik, kondsi psikolog, dan keamanan masyarakat.
Setelah tindakan rehabilitasi ini dilakukan diharapkan roda
pemerintahan dan pelayanan masyarakat seperti rumah sakit,
sekolah, dan peribadatan dapat berjalan kembali.
c. Rekonstruksi
Reskonstruksi merupakan program jangka menengah atau
jangka panjang. Rekonstruksi ini meliputi program perbaikan
sarana fisik, kondisi sosial, dan perekonomian masyarakat agar
berjalan seperti semula atau lebih baik lagi. Pembangunan
kembali dilakukan pada semua aspek baik sarana dan prasarana
mampu kelembagaan. Program rekronstruksi ini dilakukan baik
pada tingkat pemerintah maupun masyarakat. Sasaran utama
program dilakukan rekronstruksi ini adalah berjalan dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya
dalam masyarakat.
d. Pemulihan
Pemulihan merupakan proses pengembalian kondisi dan
fungsi-fungsi dalam masyarakat yang terkena bencana.
Programpemulihan ini dilakukan dengan cara mengfungsikan
kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula. Program
pemulihan ini misalnya perbaikan prasarana dan pelayanan
dasar seperti jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, pasar,
puskesmas dan lain-lain.
Disampung pemberian bantuan darurat dan perbaikan sarana
dan prasarana fisik, program yang tidak kala pentingnya adalah
pemulihan kondisi psikologis masyrakat terurtama anak-anak
yang terkena musibah. Langkah utama yang harus dilakukan
adalah mengusahakan agar keluarga tetap berkumpul.
Tenangkan anak-anak, biarkan anak-anak bercerita tentang
pengalaman dan perasaan mereka selama gempa, serta libatkan
mereka dalam kegiatan paskah gempa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini penulis memberikan kesimpulan bahwa sesuai dengan
peta zonasi kawasan rawan bencana gempa bumi terdapat lokasi terjadinya
gempa bumi yaitu negeri liang dimana banyak korban yang meninggal dan
mengalami luka-luka serta banyak bagunan-bagunan yang rusak akibat
bencana yang terjadi sehingga masyarakat terpaksa mengungsi sebagai
tindakan penyelamatan diri dari bencana yang terjadi. Dari bencana gempa
bumi yang terjadi di negeri liang maka masiswa menyelenggarakan
penyuluhan tentang penanggulanagan dan penanganan gempa bumi,
penyuluhan ini dilkukan bertujuan untuk menambah pengetahuan
masyarakat dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi.

B. Saran
Saran penulis ialah diaharpkan masyarakat negeri liang dapat melakukan
kesiapsigaan dalam mengahdapi bencana gempa bumi.
Masyarakat negeri liang diharuskan selalu hidup bersih dan sehat agar
terhinadar dari penyakit akibat dampak dari bencana gempa bumi sewaktu
di pengungsian.
REFERENSI

JUDUL JURNAL : PENERAPAN METODE PEMULIHAN TRAUMA


(TRAUMA HEALING) TERHADAP ANAK-ANAK KORBAN GEMPA
BUMI DI DESA LIANG KECAMATAN SALAHUTU KABUPATEN
MALUKU TENGAH

PENULIS : Karmila Latif

Anda mungkin juga menyukai