Imroatul C. Juliana1*, Reini S. Ilmiaty1, Agus L.Yuono1,, Riani Muharomah1, dan Taufik Ari Gunawan1
1
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Sriwijaya, Palembang
Corresponding author: icjuliana76@gmail.com
ABSTRAK: Banjir adalah suatu kondisi fenomena bencana alam yang memiliki hubungan dengan jumlah kerusakan
dari sisi kehidupan dan material. Permasalahan banjir dan genangan di Kota Palembang yang hampir terjadi setiap
musim hujan menjadi permasalahan yang mengganggu masyarakat dan pemerintah kota. Pendidikan kesiapsiagaan
bencana banjir, terutama di Kota Palembang perlu dilakukan secara berulang-ulang dan reguler agar membudaya di
masyarakat. Pendidikan dan pemahaman tentang kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang harus diketahui untuk
mengantisipasi situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberikan
edukasi kepada warga masyarakat mengenai bencana banjir dan penanggulangannya dengan harapan dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan kesiapsiagaan dan penanggulangan
banjir secara menyeluruh sehinga masyarakat dapat menyusun suatu manajemen kesiapsiagaan banjir yang baik.
Khalayak sasaran kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah warga masyarakat yang tinggal di Rukun Tetangga
(RT) 13, 14, dan 15, Kelurahan Gandus Kota Palembang. Kegiatan diawali dengan identifikasi kondisi pada lokasi
studi. Setelah itu, Penyuluhan dilakukan kepada warga masyarakat setempat mengenai penyebab banjir, cara
pencegahan, sekaligus langkah-langkah yang perlu dilakukan jika banjir sudah terjadi melalui alat peraga seperti
video/animasi, leaflet, banner dan standard operational procedure (SOP) tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kemudian tim melakukan kegiatan pendampingan ke
warga masyarakat untuk menyusun manajemen bencana banjir yang sesuai pada lokasi studi sehingga masyarakat dapat
meningkatkan strategi kesiapsiagaan bencana yang tepat pada kawasan tersebut. Melalui penyuluhan dan sosialisasi,
diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang kesiapsiagaan banjir.
ABSTRACT: Flood is a condition of natural disaster phenomenon that has a relationship with the amount of damage in
terms of life and material. The problem of flooding and inundation in Palembang which almost happens every rainy
season becomes a problem that disturbs the community and city government. Flood disaster preparedness education,
especially in Palembang needs to be done repeatedly and regularly in order to be entrenched in the community.
Education and understanding of preparedness are a series of activities that must be known to anticipate disaster
situations quickly and efficiently. The main purpose of this activity is to provide education to citizens about floods and
their mitigation in the hope that they will increase public knowledge and awareness of the importance of knowledge of
flood preparedness and prevention as a whole so that the community can arrange a good flood preparedness
management. The target audience for community service activities is the community members who live in the 13, 14,
and 15 Neighborhood Association (RT), Gandus Village, Palembang City. The activity begins with the identification of
conditions at the study site. After that, counseling is carried out to local residents regarding the causes of floods, how to
prevent them, as well as the steps that need to be taken if floods have already occurred through props such as
video/animations, leaflets, banners and standard operational procedures (SOP) on flood disaster preparedness.
Counseling is done by lecture and question and answer method. Then the team conducts mentoring activities to the
community members to arrange appropriate flood disaster management at the study location so that the community can
improve the appropriate disaster preparedness strategy in the area. Through counseling and outreach, it is hoped that
the community will have a good understanding of flood preparedness.
935
Imroatul C.Juliana, et al
936
Penyuluhan dan Pendampingan Manajemen Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Warga Masyarakat Kelurahan Gandus Kota
Palembang
BANJIR
937
Imroatul C.Juliana, et al
938
Penyuluhan dan Pendampingan Manajemen Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Warga Masyarakat Kelurahan Gandus Kota
Palembang
dan diikuti tahap kegiatan pencegahan bencana, tanggap for Sustainable Development (ESD). Education for
darurat, dan rehabilitasi. disaster risk reduction merupakan proses interaktif dari
Tujuan pengelolaan bencana dalam paradigma saling belajar antara individu dan organisasi (United
pengurangan risiko bencana adalah meningkatkan Nations International Strategy for Disaster Reduction,
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan menekan 2017). Pendidikan risiko bencana tidak terbatas pada
risiko terjadinya bencana. Pendekatan ini memandang pendidikan formal di sekolah-sekolah dan universitas,
masyarakat sebagai subyek dan bukan obyek dari tetapi menyangkut juga rekognisi dan penggunaan
pengelolaan bencana dan proses pembangunan. pengetahuan dan kearifan lokal untuk melindungi dari
Manajemen bencana merupakan ilmu pengetahuan yang bahaya alam. Pendidikan disampaikan melalui
terkait dengan upaya untuk mengurangi risiko, yang pengalaman, pengaturan pembelajaran, teknologi
meliputi tindakan persiapan sebelum bencana terjadi, informasi, pelatihan staf, elektronik dan media cetak dan
dukungan, dan membangun kembali masyarakat saat cara lain yang memfasilitasi pertukaran informasi dan
bencana terjadi. Secara umum, pengeloaan bencana pengetahuan kepada masyarakat, professional, organisasi
merupakan proses menerus yang dilakukan oleh dan pengambil keputusan public, termasuk beragam
individu, kelompok, dan komunitas dalam mengelola stakeholder komunitas.
bahaya sebagai upaya untuk menghindari atau
mengurangi dampak akibat bencana. Tindakan yang Kesiapsiagaan Bencana Banjir
dilakukkan bergantung pada persepsi terhadap risiko
yang diihadapi. Efektifitas pengelolaan bencana Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan
bergantung pada keterpaduan seluruh elemen, baik merupakan faktor yang paling penting dan menjadi kunci
pemerintah maupun non-pemerintah. Aktivitas pada keselamatan. Menurut UndangUndang RI Nomor 24
setiap hirarki (individu, kelompok, masyarakat) Tahun 2007, kesiapsiagaan merupakan serangkaian
memberikan pengaruh pada tingkatan yang berbeda. kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tepat guna dan berdaya guna. International of Red Cross
and Red Cresscent Society (2016) kesiapsiagaan
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan merupakan suatu proses yang saling berkesinambungan
suatu kegiatan jangka panjang, sebagai bagian dari dan terarah yang dihasilkan untuk mengurangi risiko
pembangunan berkelanjutan, dengan cara menggunakan terjadinya korban jiwa.
pengetahuan, inovasi, dan pengetahuan untuk Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk menghadapi
membangun budaya selamat dan tangguh pada semua kondisi sesaat setelah bencana dan upaya pemulihan
satuan pendidikan, seperti yang dinyatakan dalam Hyogo kembali ke kondisi normal. Upaya-upaya yang dapat
Framework for Action (HFA) dan telah pula menjadi dilakukan pada tahap kesiapsiagaan ini diantaranya
komitmen bangsa Indonesia. PRB yang berkaitan dengan mempersiapkan diri untuk melakukan pertolongan
bidang pendidikan sesuai yang tercantum dalam HFA pertama setelah terjadi bencana, bagaimana melakukan
dan telah diusulkan dalam Framework for Disaster Risk koordinasi dalam kondisi tanggap darurat, serta
Reduction 2015-2030. bagaimana melakukan evakuasi dari daerah yang terkena
Komponen-komponen penting yang harus dipenuhi bencana ke daerah yang aman.
dalam pengurangan risiko bencana, antara lain interaksi Kesuksesan dalam penanganan dan evakuasi/
dengan sumber bencana, keterpaparan, kerentanan, dan pengungsian ketika banjir sangat bergantung dari
kapasitas (United Nations Secretariat for International kesiapsiagaan masyarakat dan perseorangan itu sendiri.
Strategy for Disaster Reduction, 2017). Kualitas terganggunya aspek kehidupan masyarakat
PRB merupakan sebuah proses pembelajaran sangatlah bergantung kepada besar kecilnya ancaman
bersama yang bersifat interaktif di tengah masyarakat (hazard) bencana tersebut, juga dipengaruhi oleh
dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan kapasitas (capacity) masyarakat yang ada serta
pengurangan risiko bencana lebih luas daripada kerentanan (vulnerability) (Daryono, 2010).
pendidikan formal di sekolah dan universitas. Termasuk Manajemen kesiapsiagaan masyarakat dalam
di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearifan Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 memfokuskan
tradisional dan pengetahuan lokal bagi perlindungan pada 5 aspek yaitu:
terhadap bencana alam. Selain itu, pendidikan PRB 1) Perencanaan, mengkaji bagaimana rencana tanggap
menjadi wahana yang sangat penting untuk mewujudkan darurat yang meliputi prosedur tetap dan pembagian
budaya siap dan siaga dalam menghadapi ancaman tugas masing-masing elemen sesaat setelah bencana
bencana, sekaligus sebagai perwujudan dari Education terjadi.
939
Imroatul C.Juliana, et al
940
Penyuluhan dan Pendampingan Manajemen Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Warga Masyarakat Kelurahan Gandus Kota
Palembang
941
Imroatul C.Juliana, et al
942
Penyuluhan dan Pendampingan Manajemen Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Warga Masyarakat Kelurahan Gandus Kota
Palembang
1. 55% dari total warga yang mengikuti penyuluhan Aryono, D.P. (2011). The Silent Disaster: Bencana dan
belum pernah mendengar atau memahami tentang Korban Massal, CV. Sagung Seto. Jakarta.
manajemen kesiapsiagaan bencana banjir. Astuti, S. I. dan Sudaryono, (2010): Peran Sekolah
2. 70% dari peserta penyuluhan tertarik untuk mulai dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana” dalam Jurnal
menerapkan manajemen kesiapsiagaan bencana Dialog Penanggulangan Bencana, vol. 1(1): 30-42.
banjir. Daryono. (2010). Mitigasi Bencana Banjir (Online).
3. 35% dari peserta penyuluhan sudah menerapkan http://www.sumeks.co.id.
manajemen kesiapsiagaan bencana banjir di rumah Djafar, I, M., Mantu, F, N., & Patellongi, I, J. (2013).
dan lingkungan. Pengaruh Penyuluhan Tentang Kesiapsiagaan
4. 90% peserta penyuluhan menyatakan bahwa Bencana Banjir Terhadap Pengetahuan dan Sikap
penyuluhan ini memberikan manfaat. kepala Keluarga di Desa Romang Tangaya
Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi akan dilanjutkan Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota
dengan kegiatan pendampingan untuk menindaklanjuti Makasar, Jurnal Psikologi Kepribadiandan Sosial.
penyusunan manajemen kesiapsiagaan bencana banjir Hidayati, Deny, dkk. (2006). Kajian Kesiapsiagaan
pada lokasi studi. Bencana Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
Gempa dan Tsunami. Jakarta: LIPI-UNESCO- ISDR.
Intan, A.P., dkk. (2018). Indonesian Cities Green
KESIMPULAN Development Index: A Prototype Measurement,
International Journal of Sciences: Basic and Applied
Dari penyuluhan dan sosialisasi yang telah Research, 31 (3): 290-308.
dilaksanakan oleh tim Pengabdian Pada Masyarakat Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia. (2011).
UNSRI, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kerangka Kerja Sekolah Siaga Bencana. Jakarta.
1. Materi penyuluhan yang diberikan oleh tim dapat http://gerashiaga.files.wordpress.com/2012/06/buku-
dipahami oleh warga yang mengikuti penyuluhan. kerangka-kerjasekolah-siaga-bencana.pdf.
2. Dari hasil penyuluhan dan sosialisasi, peserta Mustofa, B., dan Inung, S. (2010). Kamus Lengkap
pelatihan memahami akan manfaat manajemen Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka.
kesiapsiagaan bencana banjir. Nugroho, A.C. (2007). Kajian Kesiapsiagaan
3. Sebagian besar warga yang mengikuti pelatihan dan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana,
sosialisasi (70%) tertarik untuk menerapkan MPBIUNESCO, Jakarta.
manajemen kesiapsiagaan bencana banjir. Nurjanah, R., Sugiharto, Dede, K., Siswanto B.P.,
Adikoesoemo. (2011). Manajemen Bencana,
Bandung, Alfabeta.
SARAN Purwana. R., (2013). Manajemen Kedaruratan Kesehatan
Lingkungan dalam Kejadian Bencana, PT. Raja
Koordinasi dan komunikasi dengan pengurus dan Grafindo Persada. Jakarta.
warga perumahan perlu untuk terus dilakukan untuk Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
menjamin keberlanjutan manajemen kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana. (2007).
bencana banjir. Kegiatan pendampingan akan membantu
masyarakat dalam membentuk dan merencanakan
tindakan apa saja yang perlu dilakukan ketika banjir
(manajemen kesiapsiagaan).
DAFTAR PUSTAKA
943