Anda di halaman 1dari 7

METODOLOGI PENELITIAN

TOPIK : HUBUNGAN UMUR PERKAWINAN DENGAN KEKERASAN


DALAM RUMAH TANGGA

Di Susun Oleh :
Kelompok 8
Reynaldo Tahulending 17061118
Charismatew Dalawa 17061151
Martinus Ratuanak 17061011
Indra Putra 17061044
Daniel Miojo 17061028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkawinan di usia muda merupakan salah satu penyebab tingginya angka kejadian
KDR. Menurut (sari & umami 2020,) Selama ini ditemukan adanya pandangan bahwa tindak
kekerasan terhadap perempuan, istri, dan dipandang sebagai sesuatu yang wajar dan hal itu
disikapi sebagai konflik rumah tangga semata. Pernikahan dini atau anak kawin dibawah
umur 18 tahun rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.(oktoriny 2020). Dengan
demikian tingginya perkawinan usia dini menjadi salah satu factor meningkatnya angka
kejadian KDRT.
Menurut ( Mantiri dan Kristanto 2013) Adanya hubungan pernikahan dini dengan
tingkat kejadian kekerasan dalam rumah tangga juga di laporkan oleh WHO tahun 2002
mengenai “violence dan Health” menunjukan bahwa kualitas kesehatan perempuan menurun
drastis akibat kekerasan yang dialaminya. Kematian wanita mencapai antara 40-70% akibat
pembunuhan umumnya dilakukakan oleh pasangannya sendiri. Di Amerika Serikat data
statistik disana menunjukan bahwa setiap 9 menit perempuan menjadi korban kekerasan fisik,
dan 25% perempuan yang terbunuh oleh pasangan lelakinya. Disebutkan juga bahwa antara
1,5 hingga 3 juta anak menyaksikan KDRT dalam keluarganya. Konsensus di Inggris
menyatakan bahwa sebagian besar KDRT oleh pria terhadap wanita yang terlihat dalam
survei tindak kriminal, menunjukan bahwa 11,4% wanita dan 4,5% pria telah menjadi KDRT.
Praktek pernikahan usia dini paling banyak terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Di
Asia Tenggara di dapatkan data bahwa sekitar 10 juta anak usia dibawah 18 tahun telah
menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan 42% dari populasi anak, menikah sebelum
mereka berusia 18 tahun. India yang memiliki prevelensi perkawinan usia anak sebesar 58%,
atau lebih dari seper tiga jumlah perkawinan usia anak di seluruh dunia.(Lezi Yovita Sari,
Desi Aulia Umami 2020)
Sedangkan dalam laporan UNICEF Indonesia yang merujuk beberapa temuan
diantaranya; analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia dalam Survei Sosial dan
Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 menunjukkan
bahwa di antara perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun, 25 persen menikah sebelum usia
18 tahun.
Peran pemerintahdalam penanganan pernikahan usia dini, Diantaranya adalah melalui
pembatasan usia pernikahan. Untuk melangsungkan pernikahan telah diatur dalam Undang-
Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diizinkan bila laki-laki
berumur 19 tahun dan perempuan berumur 16 tahun. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No
10 Tahun 1992 yang yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya
penyelenggaraan Kelarga Bere ncana. Sedangkan menurut penilitian yang di lakukan oleh
(Zaman 2015) dalam studinya di Desa Krambil sawit kecamatan saptosari kabupaten Gunung
Kidul, tentang Upaya Pemerintah Desa Krambilsawit dalam Meminimalisir Nikah Dini
perspektif Islam:
a. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dengan menghadirkan tokoh religius
seperti kyai-kyai kondang baik dari dalam desa ataupun dari luar desa
Krambilsawit ataupun dari pakar kesehatan seperti dokter.
b. Mempersulit perizinan nikah dini baik dari padukuhan ataupun dari kelurahan.
c. Melarang masyarakatnya untuk melaksanakan nikah dini karna nikah dini
dinaggap sebagai penghambat terciptanya SDM yang berkualitas.

Jadi upaya-upaya telah dilakukan baik secara nasional maupun local


Walaupun upaya2 telah di lakukan baik secara nasonal maupun lokal angka kejadian KDRT
masih sering terjadi/tinggi,

1. Masalah Penelitian
Apakah ada Hubungan antara umur perkawinan dengan KDRT( Kekerasan Dalam
Rumah Tangga) .

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Apakah ada Hubungan antara umur perkawinan dengan KDRT
( Kekerasan Dalam Rumah Tangga)?

1.2. 2 Tujuan Khusus


Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik Demografi keluarga di Sulawesi


Utara
2. Untuk mengetahui gambaran Usia perkawinan keluarga di Sulawesi Utara
3. Untuk mengetahui gambaran kekerasan dalam rumah tangga di Sulawesi utara
4. Untuk mengetahui hubungan antara umur perkawinan dan kekerasan dalam
rumah tangga keluarga di Sulawesi Utara

1.3 Pertanyaan Penelitian


1.3.1 Bagaimana gambaran karakteristik Demografi keluarga di Sulawesi Utara ?
1.3.2 Bagaimana gambaran Usia perkawinan keluarga di Sulawesi Utara
1.3.3 Bagaimana gambaran kekerasan dalam rumah tangga keluarga di Sulawesi utara
1.3.4 Apakah ada hubungan antara umur perkawinan dan kekerasan dalam rumah tangga
keluarga di Sulawesi Utara?

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan khususnya dibidang ilmu keperawatan terutama dalam pengembangan
pengetahuan akan kejadian kekerasan dalam rumah tangga berhubungan dengan
umur perkawinan

1.4.2 Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
tambahan bagi masyarakat tentang pentingnya mengetahui hubungan umur
perkawinan dengan kejadian kekerasan dalam rumah tangga sehingga melalui
informasi ini masyarakat dapat menggunakan, mngaplikasikan informasi tersebut
sehingga dapat menurunkan angka kejadia kekerasan dalam rumah tangga
keluarga di Sulawesi utara

Bab 2

2.1 Konsep Kekerasan Dalam Rumah Tangga

2.1.1 Kekerasan
Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan
secara disengaja, ancaman atau tindakan, terhadap seseorang atau sekelompok orang
atau masyarakat yang menyebabkan atau kemungkinan besar menyebabkan luka,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.
Sedangkan kekerasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal yang
bersifat (berciri) keras atau perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain.

2.1.2 Rumah Tangga


Definisi rumah tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala
sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan dan berkenaan dengan keluarga.
Keluarga adalah bapak dan ibu beserta anak anaknya dan merupakan satuan
kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

2.1.3 Kekerasan Dalam Rumah Tangga


Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu dari berbagai macam
bentuk tindak pidana kekerasan yang telah teridentifikasi dalam masyarakat
internasional. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga didefinisikan sebagai
kekerasan yang terjadi dalam ranah pribadi, pada umumnya terjadi atara individu
yang dihubungkan melalui intimacy (hubungan intim, hubungan seksual, perzinahan),
hubungan darah maupun hubungan yang diatur oleh hukum/peran.

2.2 Umur Perkawinan


Usia Menikah Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan pasal 7 tentang
syaratsyarat perkawinan, telah disebutkan batasan usia menikah baik untuk calon
mempelai laki-laki maupun calon mempelai wanita. Adanya pembatasan usia
perkawinan ini bertujuan untuk menghindari perkawinan muda/ pernikahan dini di
tengah masyarakat.

2.2.1.Dampak Menikah Muda


Dampak dari pernikahan dini tidak akan terlepas dari persoalan negatif dalam
rumah tangga, seperti pertengkaran, percekcokan, dan bentrokan antara suami-istri.
Emosi yang belum stabil, memungkinkan banyaknya pertengkaran dalam kehidupan
berumah-tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melakukan
pernikahan usia muda akan berisiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
1. Dampak biologis Pada penikahan dini, pertumbuhan dan
perkembangan alat-alat reproduksi anak cendrung masih dalam
proses 14 kematangan sehingga apabila dipaksakan berhubungan
seks akan menimbulkan masalah kesehatan yang akan berbahaya
dikemudian hari.
2. Dampak psikologis Secara psikis anak juga belum siap dan
mengerti tentang hubungan seks sehingga akan menimbulkan
trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit
disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang
berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti atas
putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan
menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (wajib
belajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta
hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi/artic
le/download/884/822&ved=2ahUKEwiH-
q_blPzsAhVK7HMBHTMzBRMQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1rXnLO3gQJoIwY
-kCt_U2g

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Pedagogi/article/view/1965

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/61750/3/Fildzah_Ayu_Adiati_
F_22010114130130_BAB_II.pdf&ved=2ahUKEwid1rL2lv3sAhULeisKHQt2AYk4ChA
WMAV6BAgCEAE&usg=AOvVaw3U2I8s9bJRN65LMsYtnCiJ
http://jurnal.una.ac.id/index.php/semnasmudi/article/view/1664
http://www.ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/jpmd/article/view/506

Anda mungkin juga menyukai