Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KELUARGA Ny. S.

T DI DESA
KOLONGAN TETEMPANGAN JAGA VII, KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN
MINAHASA UTARA

Disusun oleh: Kelompok 3


INDRA PUTRA 17061044

CINDI NOLANDY TAKUMANSANG 17061034

MEISI HELENA MONDIGIR 17061037

YULITA FITRIYANTI RUMSORY 17061039

THERESA FERSIANI DATU 17061042

VINA MARTHA JULANI LAMPOW 17061047

WINDY FETRIENCE KRISTIANTO 17061050

ANIKE MARARU 17061055

DESTRIA NAFTALI RATULANGKOW 17061081

GEORGINA APRILIA KOLANUS 17061051

DEBORA KEMBUAN 17061041

IRMA REGINA LINTJEWAS 17061001

DAVID ANDREW LEOPOLD ALOW 17061126

Clinical Teacher : Syenshie .V. Wetik, S.Kep,Ns., M.Kep., Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020
PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
UNIKA DE LA SALLE MANADO

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 12-11-2020
1. IDENTITAS KLIEN
a. Nama : Ny. S.T (P)
b. Umur : 64 Tahun
c. Status Perkawinan : Kawin
d. Agama : Kristen Protestan
e. Suku Bangsa : Sanger
f. Pendidikan : SMA
g. Alamat : Desa Kolongan Tetempangan Jaga VII

2. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Klien Tidak Pernah mengalami Gangguan Jiwa di masa lalu
b. Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan Jiwa
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan tidak ada
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

3. PEMERIKSAAN KESEHATAN
a. Tanda Vital :
TD : 160/100 mmHg
S : 360c
N : 80x/menit
P : 20x/menit
BB : 70 kg
b. Keluhan Fisik : ada
Klien mengatakan sangat cemas dengan kesehatannya dan takut penyakitnya bertambah
parah .
4. PSIKOSOSIAL :
a. genogram :

Keterangan :
= klien
= klien
= Laki-laki
= Perempuan
= meninggal
= Tinggal serumah

b. Penjelasan : Bulatan yang diarsir adalah klien , garis putus-putus menandakan untuk keluarga
yang tinggal serumah , wanita ditandai dengan bulatan sedangkan pria ditandai dengan kotak

b. Konsep diri
1) Gambaran diri : Cara pasien memandang dirinya baik, hanya klien merasa khawatir
dengan penyakitnya yang bisa menimbulkan komplikasilebuh lanjut.

2) Identitas : Klien Nampak baik dengan identitas dirinya


3) Peran : Klien mengatakan merasa perannya berubah seiring waktu waktu karena
tenaganya tidak sanggup mengurus rumah sehingga semua dilakukan oleh suami

4) Ideal diri :
Klien mengatakan memiliki harapan yang besar dan harapan
terlebih untuk anak-anakmya
5) Harga diri :
Klien mengatakan khawatir dengan dirinya dan penyakitnya, klien
takut apabila suatu saat nanti akan lebih parah
Masalah Keperawatan : Ansietas

c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berharga adalah suami, anak-anak
dan sanak saudaranya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
Aktif, akan tetapi saat sakit tidak dapat pergi kemana-mana
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah Keperawatan :

d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan :
Klien memiliki keyakinan yang kuat sehingga rajin membaca
alkitab dan mendengar khotbah
2) Kegiatan ibadah :
Sering mengikuti live streaming ibadah tapi tidak dapat ke gereja
karena keadaannya yang tidak bisa berjalan jauh

5. Status Mental
a. Penampilan: Sangat rapih
b. Pembicaraan: Cepat, pembicaraan klien sangat cepat dan mudah dipahami
c. Aktivitas Motorik: Lesu dan Gelisah, klien terlihat gelisah dan lesu
d, Alam Perasaan: Khawatir, Ketakutan, Putus asa, terlihat klien tampak cemas, gelisa, sering
bingung dan sulit berkonsentrasi
e, Afek: Labil, mood dari klien sering berubah-ubah
f. Kondisi Sela,a Wawancara: Mudah Tersinggung, klien merasa tersinggung bila bertanya
tentang penyakitnya dengan berlebihan
g. Persepsi: Tidak ada halusinasi
h. Proses Pikir: Tidak dikaji
i. Isi Pikir: Curiga dan control piker, klien terlihat agak curiga dan sering mengontrol untuk
berbicara
j. Tingkat kesadaran klien: kesadaran klien baik
k. Memori: tidak ada gangguan daya ingat
l. Tingkat konssentrasi dan berhitung: tidak mampu berkonsentrasi, kurang konsentrasi dari klien
m. Kemampuan penilaian: gangguan ringan, klien tampak terbawa dengan kekhawatiran yang
berlebihan
n. Daya tilik diri: klien cemas dengan penyakitnya bila akan lebih parah
Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Istirahat dan tidur
1. Tidur siang lama 1-2 jam
2. Tidur malam lama 5-6 jam
3. Kegiatan sebelum dan sesudah tidur
Menonton filem atau hanya sekedar bercerita dengan suami
b. Penggunaan obat: bantuan total. Klien menkonsumsi obat hipertensi berupa amblodipin 10 mg
c. Pemeliharaan kesehatan: dilakukan oleh keluatrga dan memiliki buku kronis
d. Kegiatan di dalam rumah: tidak mempersiapkan makanan, tidak menjaga kerapihan rumah,
pengaturan keuangan, klien hanya mengatur keuangan rumah.
e. kegiatan diluar rumah: tidak berbelanja, tidak naik transportasi, karena penyakit klien sehingga
klien tidak melakukan aktivitas diluar rumah
Mekannisme Koping
Mekanisme Koping
Mekanisme koping dari klien masih baik
Masalah Psikososial Dan Lingkungan
- Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : tidak ada masalah
- Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : tidak ada masalah
- Masalah dengan pendidikan, spesifik : tidak ada masalah
- Masalah dengan pekerjaan, spesifik : tidak bekerja
- Masalah dengan perumahan, spesifik : tidak dapat menjalankan peran dengan baik
- Masalah ekonomi, spesifik : tidak ada masalah
- Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : tidak ada masalah
- Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : tidak ada masalah.

6. STATUS MENTAL
Klien terlihat Rapi saat pengkajian

12. ANALISA DATA


Initial Nama :

No DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


1. DS :
- Klien mengatakan sangat cemas dengan
kesehatannya dan takut bila penyakitnya Ansietas
bertambah parah

- Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas


dengan keadaannya dan perannya digantikan oleh
suami sebagai ibu rumah tangga

- Klien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun


pada malam hari karena perasaan khawatir
dengan penyakit

DO :
- Klien tampak cemas
- Klien terlihat gelisah
- Klien Nampak sering bingung
- Klien tampak sulit berkonsentrasi
- TD klien: 160/100 mmHg
13. POHON MASALAH

Harga Diri Rendah

Ansietas

Koping individu tidak efektif


Perubahan fisik/stressor fisik

C. Rencana Tindakan Keperawatan

NO Hari/Tanggal Dianosa Perencanaan


. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Sabtu, Ansietas Setelah dilakukan 1. Bina Hubungan Agar tercipta
12/12/2020 berhubungan tindakan saling percaya. hubungan saling
dengan ancaman keperawatan percaya.
terhadap konsep kepada Ny. 2. Bantu klien
diri ditandai Selama 15 menit x menjelaskan Agar dapat
dengan : 3 hari diharapkan situasi dan mengetahui hal
klien dapat : interaksi yang yang dapat
dapat segera memicu ansietas
1. Verbalisasi menimbulkan pada klien.
khawatir akibat ansietas.
kondisi yang
dihadapi cukup 3. gali cara klien Sebagai koping
menurun. mengurangi klien saat
ansietas. mengalami
2. Perilaku gelisah kecemasan.
menurun. 4. Berikan
pendidikan Untuk
3. Verbalisasi kesehatan memberikan
kebingungan mengenai ansietas. pemahaman dan
menurun. informasi tentang
ansietas pada
4. Penilain diri 5. Libatkan orang klien.
positif meningkat. terdekat sebagai
sumber dukungan.
5. perasaan Karena orang
bersalah menurun. terdekat
6. ajarkan klien merupakan
6. perasaan tidak teknik relaksasi sumber dukungan
mampu melakukan tarik napas dalam, terbaik.
apapun menurun teknik distraksi
dan teknik Teknik relaksasi
hipnosis 5 jari. napas dalam,
distraksi dan
hipnosis 5 jari
merupakan teknik
yang sangat
berpengaruh besar
terhadap pasien
ansietas.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/ Diagnosa Keperawatan Implementasi evaluasi Nama


. Tanggal &
paraf
1 Ansietas berhubungan dengan 1. Membina hubungan saling percaya. Hari: sabtu 12 desember 2020
ancaman terhadap konsep diri Hasil : Klien merespon dengan baik. Jam : 09.00-09.15
ditandai dengan : S : klien mengatakan sudah
2. Membantu klien menjelaskan situasi dan lebih tenang, namun masih ada
interaksi yang dapat segera menimbulkan sedikit rasa cemas
ansietas. Hasil :
- klien mengatakan merasa kawatir dengan O : klien tampak masih bingung
penyakitnya dan cemas denagn perannya
yang digantikan suami A : masalah ansietas belum
teratasi.
3. menggali cara klien mengurangi ansietas.
Hasil : P : intervensi dilanjutkan
- Klien mengatasi kecemasannya
dapat berkurang sedikit apa bila
membaca alkitab dan bercerita
dengan suaminya

2. Hari : Minggu, 13 Desember


4. memberikan pendidikan kesehatan 2020
tentang ansietas. Jam 14.30-14.45
Hasil :
- Klien tampak memahami dan rileks S:
Kien mengatakan sudah muali
5. melibatkan orang terdekat sebagai rileks tapi masih binggung
sumber dukungan. dengan teknik distraksi dan
Hasil : hipnosis lima jari.
- Keluarga dan klien saling
mendukung satu sama lain.
O: klien tampak mulai rileks
6. mengajarkan klien teknik relaksasi napas dan sudah mulai terbuka
dalam dan teknik distraksi dan hipnosis
lima jari. Hasil : A: masalah ansietas belum
- keluarga mengatakan sudah sedikit teratasi.
mengerti
P: lanjutkan intervensi 6

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

No Dx/DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Ansietas berhubungan dengan 6. mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, teknik Hari/tgl : Senin 15 desember
ancaman terhadap konsep diri distraksi dan hipnosis 5 jari Jam : 09.30 – 09. 45
Hasil :
- Klien mengatakan merasa lebih rileks dan rasa S:
khawatir berkurang - Klien mengatakan merasa
- Terlihat klien dapat mengikuti perintah dengan baik lebih rileks
- Klien mengatakan
kekhawatiran berkurang
- Klien mengatakan akan
melakukan teknik-teknik
tersebut apabila merasa
cemas dan khawatir
berlebih

O:
- Terlihat klien lebih rileks
- Terlihat klien tidak
berprilaki gelisah
- Perasaan positif terlihat
dirasakan klien

A:
Masalah ansietas teratasi
P : intervensi ansietas dihentikan

LAPORAN HARIAN :

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ANSIETAS

Masalah : Ansietas
Pokok Pembahasan : Ansietas
Sasaran : Keluarga TN. F.K
Jam : 11.00 - Selesai
Waktu : 25 Menit
Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020
Tempat : Balai desa Kolongan Tetempangan
Pemateri : Mahasiswa kelompok 3 Desa Kolongan Tetempangan

A. Latar Belakang
Definisi lain tentang ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-sama karena ketidaknyamanan atau rasa takut
yang disertai suatu respons. Seringkali sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.
Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Ansietas merupakan sinyal yang menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan datang dan membantu individu
untuk bersiap mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman.

B. Tujuan umum : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 25 menit, diharapkan masyarakat kawangkoan baru mampu
memahami dan mengerti tentang Hipertensi dan Ansietas

C. Materi Penyuluhan Terlampir

D. Metode penyuluhan : ceramah

E. Media : pengerah suara

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam Mendengarka Kata-kata/
2. Memperkenalkan n dan kalimat
diri menyimak melalui
3. Menyampaikan pengerah
tentang tujuan pokok suara
materi
4. Meyampakaikan
pokok pembahasan
5. 5. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 15 menit Penyampaian Materi Mendengarka Kata-kata/
1. Menjelaskan n dan kalimat
pengertian menyimak melalui
2. Menjelaskan pengerah
penyebab suara
3. Menjelaskan tanda
dan gejala
4. Menjelaskan faktor
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan
3. Penutup 5 menit 1. Menyampaikan Mendengarka Kata-kata/
kesimpulan materi n dan kalimat
2. Mengakhiri menyimak melalui
pertemuan dan pengerah
mengucapkan salam suara

G. Evaluasi yang diharapkan : masyarakat kawangkoan baru mampu mengerti dan memahami apa itu hipertensi dan Ansietas
serta mampu mengatasinya.

MATERI PENYULUHAN
ANSIETAS

A. Pengertian
Ansietas merupakan keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu. Keduanya adalah energi dan tidak dapat diamati
secara langsung. Seorang perawat menilai pasien ansietas berdasarkan perilaku tertentu. Penting untuk diingat bahwa
ansietas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ansietas adalah dasar kondisi manusia dan memberikan peringatan
berharga. Bahkan, kapasitas untuk menjadi ansietas diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu, seorang dapat tumbuh dari
ansietas jika seseorang berhasil berhadapan, berkaitan dengan, dan belajar dari menciptakan pengalaman ansietas (Stuart,
2016).

B. Klasifikasi
a. Ansietas Ringan Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan memperluas pandangan persepsi. Ansietas ringan memiliki aspek positif yaitu memotivasi
individu untuk belajar dan menghasilkan serta meningkatkan pertumbuhan dan kreativitas.
1. Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar.
Pasien mengalami ketegangan otot ringan.
2. Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan
menyelesaikan masalah.
3. Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.

b. Ansietas Sedang, Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Manifestasi yang muncul pada ansietas sedang antara lain :
1. Respon fisiologis; sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual,
dan berkeringat setempat.
2. Respon kognitif; Respon padang menyepit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan
bingung.
3. Respon perilaku dan emosi; bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.

c. Ansietas Berat. Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyampit. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Pasien tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. manifestasi yang
muncul pada ansietas berat antara lain :
1. Respon fisilogis; napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan.
2. Respon kognitif; lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah
3. Respon perilaku dan emosi; perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dan hubungan interpersonal
d. Tingkat Panik. Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panic adalah pasien tampak ketakutan dan mengatakan
mengalami terror, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Terjadi
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan
pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari :
1. Respon fisiologis; napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motoric rendah
2. Lapamg kognitif; lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berpikir logis
3. Respon perilaku dan emosi; mengamuk-amuk dan marah-marah, ketakutan, berteriak-teriak, menarik diri dari hubungan
interpersonal, kehilangan kendali atau control diri dan persepsi kacau.

C. TANDA DAN GEJALAH


1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung
2. Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
3. Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang
4. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6. Adanya keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran yang berdenging atau berdebar-
debar, sesak napas, mengalami gangguan pencernaan berkemih atau sakit kepala.

D. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Antiansietas
- Golongan benzodiazepam
- Buspiron
b. Antidepresi
Golongan Seratonin Norepinephrin Reuptake Inhibitors (SNRI) pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan
menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup
banyak waktu bagi klinis yang terlibat (Mansjoer, 2010).

2. Non-Farmakotika
Distraksi
Merupakan metode menghilangkan kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa
terhadap cemas yang dialami. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endofin yang bisa menghambat stimulus
cemas yang diitransmisikan ke otak, sehingga dapat menurunkan hormone-hormon stressor, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju
pernapasan yang lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
metabolism yang lebih baik (Potter & Perry, 2010).
Dokumentasi
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai