Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YOSMALIA MERTY HARTINI

NIM : 2014901088
M.A : KMB

TUGAS!
1. Apakah yang dimaksud dengan memperhatikan aspek legal dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan?
Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan Keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan termasuk hak dan kewajibannya. Perawat sebagai profesi dan bagian integral
dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.

2. Ketentuan perundang-undangan dan peraturan legal apa sajakah yang mengikat


pekerjaan perawat di Indonesia?
UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
1) Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
2) Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
3) Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
sehat maupun sakit.
4) Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam
bentuk Asuhan Keperawatan.
5) Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya.
6) Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi
Keperawatan.
7) Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Perawat
yang telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik Keperawatan.
8) Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik
Keperawatan yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9) Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya
serta telah diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
10) Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.
11) Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
12) Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.
13) Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga Negara
Indonesia.
14) Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang menggunakan
jasa Pelayanan Keperawatan.
15) Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara nasional
dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
16) Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Perawat
untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas mengampu dan
meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
17) Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara independen.
18) Institusi Pendidikan adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Keperawatan.
19) Wahana Pendidikan Keperawatan yang selanjutnya disebut wahana pendidikan
adalah fasilitas, selain perguruan tinggi, yang digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan pendidikan Keperawatan.
20) Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
21) Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.
22) Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.

Pengaturan Keperawatan bertujuan:

1) meningkatkan mutu Perawat;


2) meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;
3) memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien; dan
4) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Jelaskan prinsip-prinsip etik dalam asuhan keperawatan!
1) Otonomi (Autonomy) : Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri
2) Berbuat baik (Beneficience) : Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lain/pasien.
3) Keadilan (Justice) : Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991).
Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya
individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang
4) Tidak merugikan (Nonmaleficience) : Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan
kecelakaan atau membahayakan orang lain.(Aiken, 2003).
5) Kebebasan ( freedom) : Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa
tekanan atau paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas
menentukan pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik
6) Kejujuran (Veracity) : Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
7) Menepati janji (Fidelity) : Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting
dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991).
Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan
pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan
kemampuan profesional
8) Karahasiaan (Confidentiality) : Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip
bahwa perawat menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari
bahwa pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan
informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003).
9) Akuntabilitas (Accountability) : Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa
tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.

4. Apakah yang dimaksud asuhan keperawatan peka budaya? Tuliskan salah satu
pengalaman anda berkaitan dengan hal tersebut.
Keperawatan transkultural di definisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian
perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan
(budaya tertentu) di antara kelompok manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah
bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai
kehidupan individu dan arti yang sebenarnya. Mengetahui nilai-nilai pelayanan budaya
klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara perawat dan pelayanan
kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima aturan pelajar atau teman sekerja dengan
klien dan keluarganya dalam bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanan
(Leininger, 2002).
Contoh pengalaman saya :
Saat saya melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang pertama saya akan memulai
dengan pengkajian dengan melihat latar budaya cultural yang dimiliki klien dan latar
belakang social juga ketrampilan Bahasa yang dimilikinya. Ini diperlukan dalam
mengumpulkan data mengenai penyebab penyakit dan masalah klien, proses pendekatan
ini diperlukan untuk mengetahui atau mengindentifikasi apakah klien mempunyai latar
belakang budaya tradisional yang lebih dominan di bandingkan dengan budaya yang
modern. Seperti yang saya dapatkan dari klien dengan suku lampung dengan sakit asam
urat bahwa jika klien untuk mengurangi asam uratnya dengan meminum air rebusan
ketumbar dan dengan cara tradisional sudah dilakukan secara turun temurun dari keluarga
dan dimasyarakat klien.

5. Jelaskan 7 level evidence based dan sumber-sumbernya setiap level evidence!


1) Systematic Reviews and Meta- analysis Paling andal dari semuanya. Tinjauan
sistematis, dan meta-analisis, penelitian utama dalam perawatan kesehatan manusia
dan kebijakan kesehatan diakui secara internasional sebagai standar tertinggi dalam
berbasis bukti perawatan (Cochrane Komunitas 2015; Jirojwong dan Welch 2013
p.284).

2) Topik yang Dinilai Secara Kritis Level 2 (Sintesis Bukti) Keandalan yang sangat
tinggi. Mensintesis publikasi penelitian memerlukan pengkategorian serangkaian
studi terkait, menganalisis dan menafsirkan mereka temuan dan kemudian
menyimpulkan mereka temuan-temuan di laporan bersatu. Potensi kurangnya
standarisasi dapat merusak validitas

3) Level 3 Kritis-dinilai Individu Artikel (Pasal Sinopsis) Peningkatan keandalan


temuan. Sebuah synopsis adalah bukti sebuah artikel individu dengan seorang ahli
mengatakan kekuatan (Wilczynski dan McKibbon 2013 hal.43). Ini kurang dapat
diandalkan dibandingkan Topik Kritis dinilai sebagai ada bukti kurang pada artikel
tunggal dari dalam sintesis topik menggunakan beberapa kertas.

4) Uji Coba Kontrol Acak Menengah Level 4 Sangat Andal / Standar Emas. Acak
Controlled Trials mampu mengukur efek dari intervensi maka mereka lebih tinggi
piramida dari penelitian Cohort (Koch et al 2008)

5) Studi Kelompok Tingkat 5 Menjadi lebih andal. Studi observasional baik dalam
menjawab pertanyaan tentang prognosis, diagnosis, frekuensi dan etiologi tetapi
bukan pertanyaan mengenai efek intervensi (Del Mar et al 2013 p.24).

6) Seri Kasus dan Laporan Kasus Level 6 Sedikit lebih dapat diandalkan tetapi ada
potensi bias dalam mengingat informasi dan kualitasnya dapat terpengaruh jika
informasi dikumpulkan secara retrospektif (Jirojwong dan Pepper 2013)
7) Kisi Komparatif dari Tujuh Tingkat Bukti Level 7 Ide Dasar, Opini, Editorial,
Anekdot. Paling tidak dapat diandalkan. Pada dasarnya anekdot.ilmiah Laporan dan
observasi tidak (Usher dan Fitzgerald 2008)

Anda mungkin juga menyukai