Anda di halaman 1dari 21

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA

PENDEK DAN MODEL PENGELOLAAN KAS

PERUSAHAAN

OLEH : SETIANI WIDIARTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA , MEI 2020


ABSTRAKSI

Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management),


merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka


waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan
aktiva lancar.

Manajemen kas adalah sistem pengelolaan kas perusahaan agar tersedia kas yang
memadai, tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi
tidak terlalu sedikit yang bisa mengganggu likuiditas perusahaan.

Kas adalah bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi
kewajiban finansial perusahaan.

PENDAHULUAN

Pembagian aktifitas pendanaan berdasarkan jangka waktunya adalah jangka


pendek (bentuknya kredit modal kerja dan jangka panjang (bentuknya kredit investasi).
Kredit jangka pendek terdiri pendanaan spontan dan pendanaan yang memerlukan
negosiasi.

Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management),


merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka
waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan
aktiva lancar.

Pendanaan Jangka Pendek

1. Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek


Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan)
dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
2. Pengertian Pendanaan Jangka Pendek

            Pendanaan jangka pendek merupakan utang yang mempunyai jangka waktu satu
tahun yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktiva lancer sebagai modal kerja
perusahaan.

3. Tipe dan Jenis-jenis Pendanaan Jangka Pendek


Dalam jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe atau jenis, yaitu
pendanaan spontan, dan pendanaan tidak spontan. Pendanaan spontan adalah sumber
dana yang ikut berubah apabila aktifitas perusahaan berubah. Sedangkan pendanan tidak
spontan mengharuskan perusahaan untuk melakukan negoisasi untuk menambah atau
mengurangi dana yang dipergunakan oleh perusahaan.
a) Pendanaan spontan

Jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat


kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan).

b) Pendanaan tidak spontan

Pendanaan tidak spontan yaitu jenis pendanaan  yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (contohnya adalah sumber
dana yang diperoleh dengan hutang kepada bank.
LITERATUR TEORI

Pembagian aktifitas pendanaan berdasarkan jangka waktunya adalah jangka


pendek (bentuknya kredit modal kerja dan jangka panjang (bentuknya kredit investasi).
Kredit jangka pendek terdiri pendanaan spontan dan pendanaan yang memerlukan
negosiasi.

Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management),


merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka


waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan
aktiva lancar.

Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek :

1. Pendanaan Spontan (Spontaneous financing)

Pendanaa Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan)
atau merupakan jenis pendanaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan
dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan
kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang
pembayarannya belum dilakukan).

2. Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing)

Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis Pendanaan yang tidak berubah secara otomatis
dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari
bank. Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah
maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau
perundingan secara formal.

Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain:

a. Commersial Paper

Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90 hari), tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke investor.
Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.

b. Pinjaman Kredit

Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari
bank ada 2 jenis :

a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik


tertentu.

b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini, peminjam bisa


meminjam meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi
plafon (batas atas pinjaman).

c. Factoring atau anjak piutang

Berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai


piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu
sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh
manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.

d. Menjaminkan Piutang

Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai


jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan alternatif
ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak
terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi
pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).

e. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan)

Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh


pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi
jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan
pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai p[ersediaan yang dijaminkan.

f. Akseptasi Bank

Merupakan pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan


pembayaran atas suatu wesel berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh
tempo wesel dimaksud atau merupakan janji untuk membayar oleh pihak tertarik
dengan cara membubuhkan tanda tangan dalam surat wesel; akseptasi harus
dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya;
tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel
sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ni menjadi sama
dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak
lain sebelum tanggal jatuh tempo (acceptance) akseptor.

g. Repo (repurchase agreement)

Suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual
berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada harga yang
disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Manajemen kas adalah sistem pengelolaan kas perusahaan agar tersedia kas yang
memadai, tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi
tidak terlalu sedikit yang bisa mengganggu likuiditas perusahaan.
Kas adalah bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi
kewajiban finansial perusahaan.

Karena sifat likuid-nya tersebut, kas memberikan keuntungan yang lebih rendah.

Bila perusahaan menyimpan kas di bank dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang
diterima oleh perusahaan persentasenya akan lebih rendah bila disimpan dalam bentuk
deposito berjangka.

1. Motif Memiliki Kas

John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada 3 motif untuk memiliki kas, yaitu:

1) Motif transaksi

Motif transaksi adalah motif perusahaan menyediakan kas untuk membayar


berbagai transaksi bisnisnya.

Baik transaksi yang reguler maupun yang tidak reguler.

2) Motif berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga adalah motif untuk mempertahankan saldo kas guna guna
memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.

Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan kas bisa diprediksi dengan sangat
akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan sangat rendah.

Selain akurasi prediksi kas, bila perusahaan mempunyai akses kuat sumber dana
eksternal, saldo kas ini juga akan rendah.

Motif berjaga-jaga ini nampak dalam kebijakan penentuan saldo kas minimal
dalam salah satu aktivitas manajemen anggaran kas, yaitu saat penyusunan
anggaran kas.

3) Motif Spekulasi
Motif spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid.

Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas.

2. Model Manajemen Kas

1) Model Persediaan (Manajemen Kas Model Baumol)

Model manajemen persediaan kas berawal dari seorang ahli, yaitu Baumol
sehingga dikenal sebagai manajemen kas Baumol.

Baumol mengidentifikasi bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan


mirip dengan pemakaian persediaan.

Bila perusahaan memilki saldo kas dalam suatu perusahaan memiliki saldo kas
tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan
kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain
yang lebih menguntungkan.

Sebaliknya bila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami


kesulitan likuiditas akan makin besar. Karena seharusnya ada penyeimbangan.

Inilah perlunya memahami manajemen kas dan likuiditas.

Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan.

2) Manajemen Kas Model Miller Orr

Dua orang ahli manajemen keuangan Miller dan Orr merumuskan manajemen kas


model Miller dan Orr sebagai berikut:

Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak, perusahaan perlu
menetapkan BATAS ATAS dan batas bawah saldo kas.
Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu
kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan.

Sebaliknya, bila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah, perusahaan perlu
menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah yang diinginkan.

3. Sistem Pengumpulan dan Pembayaran Kas

1) Sistem Pembayaran Kas

Dalam perekonomian yang pembayaran transaksinya dilakukan tidak lagi dengan


uang tunai tetapi dengan cheque, akan timbul situasi di mana pembayaran yang
dilakukan oleh perusahaan tidak segera mengurangi saldo kas.

2) Sistem Pengumpulan Kas

Sistem pengumpulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat pemanfaatan


kas. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan concentration banking.

PEMBAHASAN

PENDANAAN SEKETIKA/SPONTAN

Pendanaan spontan tidak perlu melalui perundingan formal untuk menambah atau
mengurangi kredit (negosiasi). Pendanaan spontan berupa hutang dagang. Terdapat 3 tipe
hutang dagang:

1. Open Account

Pembeli mengirimkan barang disertai faktur dengan dilengkapi jenis, jumlah


barang, harga dan jumlah total.

2. Notes Payable

Berarti pembeli secara resmi membuat pernyataan berhutang kepada penjual sertai
kapan utang tersebut akan dilunasi
3. Trade Acceptance

Penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut
dibayar. Draft tersebut dijamin oleh bank yang akan membayar darft tersebut.

Contoh pendanaan spontan yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang, kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit dengan
jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 3.000 juta, maka rata-rata
hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar:

Dengan demikian:

Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp 3.300 juta, maka
rata-rata hutang dagang akan meningkat menjadi:

Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan
meningkatkan hutang dagang sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan
keuangan sering dipergunakan metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk
rekening hutang dagang.

PENDANAAN YANG MEMERLUKAN NEGOSIASI

Sumber daya ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal
untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit
ataupun short-term loans yang berasal bank dan perusahaan pembiayaan.
1. Money Market Credit

Commercial Paper (CP) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh
perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa pada
tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum
dalam sekuritas tersebut. Instrumen keuangan ini kemudian dijual kepada pada
pemodal di pasar uang.

2. Kredit Jangka Pendek

Untuk maksud-maksud penyajian, sering kali menjadi konvenien untuk memisahkan


kredit jangka pendek menjadi dua jenis, yaitu unsecured loans dan secured loans.
Umumnya perusahaan pembiayaan (finance companies) tidak ada yang menawarkan
usecured loans, karena perusahaan yang memerlukan usecured dapat memperoleh
loans tersebut dari bank dengan memperoleh bunga yang lebih murah. Unsecured
loans merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan tanpa suatu
agunan fisik tertentu.

a. Kredit Berdasarkan Transaksi

Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit agreement


seringkali dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila perusahaan hanya
memerlukan kredit jangka pendek untuk satu tujuan saja. Sebagai misal,
perusahaan kontraktor memerlukan kredit jangka pendek sebelum perusahaan
tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan.

b. Line of Credit (Batas Kredit)

Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang menyatakan
jumlah maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur.

c. Revolving Credit Agreement (Kesespakatan Kredit Bergulir)

Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk
menambah jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu.
d. Tingkat Bunga Kredit

Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrumen keuangan (yaitu CP dan
banker’s acceptance) lebih banyak ditentukan oleh pasar, maka penentuan tingkat
bunga untuk unsecured loans lebih banyak ditentukan oleh negosiasi antara
debitur dan bank.

e. Secured Loans

Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan dengan


memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut.

PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PIUTANG DAGANG

Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat dilakukan
dengan menjaminkan (pleding) piutang tersebut kepada kreditur, atau menjualnya
(factoring) keperusahaan anjak piutang (atau juga bank).

1. Menjaminkan Piutang

Dengan cara ini piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh kredit
jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang
merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan dalam persentase
dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar processing fee (biasanya
sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang dimaksud sebagai biaya untuk me-
Review dan menganalisis piutang yang dijaminkan.

2. Menjual (factoring) piutang

Sebagai alternatif menjamin piutang, banyak perusahaan di industri-industri seperti


garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring) piutang dagang
mereka. Piutang dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank) yang akan
mengambil alih resiko penagihan piutang tersebut seandainya ada piutang yang tidak
tertagih (cara ini disebut sebagai without recourse).

PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PERSEDIAAN


Persediaan merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan unttuk memperoleh
kredit jangka pendek. Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai
agunan guna memperoleh secured loans. Cara-cara tersebut adalah floating atau
blancet lien, chattel mortgage field warehouse receipt, terminal warehouse receipt.

1. Floating atau Blanket Lien

Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur atas
barang-barang (persedian) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara yang
paling sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur.

2. Chattel Mortgage Agreement

Untuk meningkatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa melakukan


identifikasi atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor identifikasi).

3. Field Warehouse Financing Agreement

Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan dapat
makin ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse agreement. Dengan ini
persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari persediaan lain, dan
dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan perusahaan pengelola pergudangan.

4. Perhitungan Tingkat Bunga

Salah satu faktor yang sering menjebak calon debitur adalah informsi tentang
tingkat bunga. Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif rendah,
tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya
terdapat tiga metode perhitungan tingkat bunga yaitu collect basis, discount basis
dan add on basis.

5. Compensating Balances

Perhitungan tingkat bunga akan menjadi berbeda sama sekali apabila bank
mengharuskan debitur memelihara Compensating Balances. Compensating
Balances adalah saldo rekening yang harus dipertahankan sesuai dengan besarnya
kredit yang ditarik.
Model Pengelolaan Kas Perusahaan

1. Pengertian Kas

Kas adalah Uang Tunai dan jumlah rekening Giro di Bank, dimana setiap perusahaan
memiliki jumlah kas yang berbeda-beda tergantung pada kondisi perusahaan
bersangkutan

2. Pengelolaan Kas
Kas merupakan aktiva yang “tidak menghasilkan laba” (non earning asset). Karena kas
tidak memberikan penghasilan atau bunga. Kas dibutuhkan antara lain untuk membayar
gaji, membeli bahan baku, membeli aktiva tetap, membayar pajak, melunasi hutang,
membayar dividen, dan lain-lain.
3. Anggaran Kas
Perusahaan dapat mengestimasi/memperkirakan kebutuhan kasnya sebagai bagian dari
proses penyusunan anggaran umum, atau proses peramalan, dengan menyusun anggaran
kas. Anggaran kas adalah suatu tabel yang menyajikan arus kas (penerimaan,
pengeluaran, dan saldo kas) untuk sebuah perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada
umumnya perusahaan menggunakan suatu anggaran kas bulanan yang diramalkan untuk
satu tahun kedepan ditambah anggaran kas harian atau mingguan yang lebih rinci untuk
bulan mendatang. Anggaran kas bulanan digunakan untuk tujuan perencanaan dan
anggaran harian atau mingguan untuk mengendalikan kas yang sebenarnya

Anggaran kas memberikan informasi yang lebih rinci mengenai arus kas masa depan
perusahaan dari pada laporan keuangan yang diramalkan.

Suatu anggaran kas umumnya terdiri dari 3 bagian :

a) Pengumpulan dan pembelian yang mencatat pengumpulan kas dari penjualan dan
pembelian bahan baku secara tunai

b) Penambahan dan pengurangan kas,

c) Surplus kas atau kebutuhan hutang, mencatat kebutuhan kumulatif perusahaan akan
hutang dan surplus kas kumulatif.
Contoh Anggaran Kas (Cash Budget)

Anggaran Kas PT Sejahtera (dalam jutaan rupiah)


MEI JUN JUL AGUS SEP OK NOP DES
T
I. LEMBAR KERJA PENAGIHAN DAN PEMBELIAN
(1) Penjualan (kotor) 200 250 300 400 500 350 250 200
Penagihan
(2) Selama bulan penjualan :
(0,2)(0,98)(month’s sales) *59 78 98 69 49 39
(3) Selama bulan pertama setelah
penjualan 175 **210 280 350 245 175
0,7(previous month’s of sales)
(4) Selama bulan kedua setelah bulan
penjualan 20 25 ***30 40 50 35
0,1(sales 2 month ago)
(5) Total Penagihan (Baris 2+3+4) 254 313 408 459 344 249
Pembelian
(6) 0,7(dari penjualan bulan 210 280 350 245 175 140
berikutnya)
(7) Pembayaran (pembelian bulan 210 280 350 245 175 140
lalu)
II. KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN KAS PADA BULAN BERSANGKUTAN
(8) Penagihan (dari bagian I) (Baris 254 313 408 459 344 249
5)
(9) Pembayaran untuk pembelian 210 280 350 245 175 140
(dari bag I) (Baris 7)
(10) Upah dan Gaji 30 40 50 40 30 30
(11) Sewa 15 15 15 15 15 15
(12) Beban lainnya 10 15 20 15 10 10
(13) Pajak 30 20
(14) Pembayaran untuk 100
pembangunan pabrik
(15) Total Pembayaran ( Line 9-14) 265 350 465 415 230 215
(16) Keuntungan atau kerugian kas (11) (37) (57) 44 114 34
bersih selama bulan tersebut
(Baris 8 -15)
III. LOAN REQUIREMENT OR CASH SURPLUS
(17) Kas pada awal bulan jika tidak 15 4 (33) (90) (46) 68
dilakukan peminjaman
(18) Kas kumulatif (Baris 16+17) 4 (33) (90) (46) 68 102
(19) Saldo kas yang ditargetkan 10 10 10 10 10 10
(20) Surplus kas atau pinjaman
kumulatif yang diperlukan (6) (43) (100) (56) 58 92
untuk menjaga target saldo kas
sebesar $10 ( Baris 18-19)

4. Teknik-teknik manajemen Kas


a) Sinkronisasi Arus Kas

Situasi dimana arus kas masuk diselaraskan dengan arus kas keluar , sehingga
memungkinkan suatu perusahaan mempertahankan saldo kas untuk keperluan
transaksi yang rendah

b) Mempercepat proses kliring cek

Pengkliringan cek (Clearing cek) adalah proses pengkonversian suatu cek yang
ditulis dan dikirimkan menjadi uang kas dalam rekening yang dibayar. Ketika seorang
pelanggan membayar hutang dengan menulis dan mengirimkan cek, ini tidak berarti
bahwa dananya langsung tersedia bagi perusahaan penerima (kreditur).

c) Memanfaatkan masa mengambang

Masa mengambang didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang diperlihatkan


dalam buku cek sebuah perusahaan (atau perorangan) dan saldo pada catatan bank.
Contoh anggaplah sebuah perusahaan rata-rata menulis cek sejumlah Rp 500.000
perhari ,dan diperlukan waktu enam hari agar cek-cek tersebut dikliringkan dan
dikurangkan dari rekening bank perusahana tersebut. Hal ini akan mengkibatkan buku
cek perusahaan tersebut menunjukkan saldo Rp 30.000.000 lebih kecil dari pada
saldo dalam catatan bank. Perbedaan ini disebut pengeluaran mengambang
(disbursement float). Jadi pengeluaran mengambang adalah nilai dari cek-cek yang
telah kita tulis tetapi yang masih diproses sehingga belum dikurangkan dari saldo
rekening kita oleh bank.

d) Mempercepat penerimaan

Para manajer keuangan telah mencari cara-cara untuk menagih piutang lebih cepat
sejak transaksi kredit dimulai. Meskipun penerimaan kas merupakan tanggung jawab
manajer keuangan ,kecepatan cek-cek dikliringkan tergantung pada sistem perbankan.
Beberapa teknik sekarang digunakan untuk mempercepat penagihan maupun
menyampaikan dana ketempat dimana dana tersebut diperlukan, termasuk (1) kotak
khusus yang ditempatkan dekat dengan para nasabah dan (2) permintaan agar para
nasabah membayar melalui kawat (wire) atau pendebetan otomatis

- Kotak pos khusus adalah satu alat manajemen kas yang paling tua . Dalam suatu
sistem kotak pos khusus (lockplan), cek-cek yang datang dikirimkan ke kotak pos
ketimbang kekantor pusta perusahaan. Jadi kotak pos khusus (lockbox plan) adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat penagihan dan mengurangi
masa mengambang melalui penggunaan kotak-kotak pos didaerah tempat yang
dibayarkan.

- Pembayaran melalui kawat atau pendebetan otomatis

Keseimbangan resiko pengembalian dapat dibagi menjadi dua tujuan utama dalam
sistem manajemen kas yaitu :

1. Harus ada kas cukup untuk memenuhi kebutuhan mengeluarkan yang timbul dari
kegiatan bisnis biasa

2. Investasi dalam saldo kas yang tak dipakai harus diminimumkan.

5. Penentuan saldo kas sasaran


Tindakan mencairkan sekuritas menjadi kas dapat menimbulkan biaya-biaya yaitu : biaya
pemesanan, biaya telepon saat penukaran, upah pialang untuk transaksi dll. Ada berbagai
model yang dapat digunakan untuk menentukan saldo kas yang dikehendaki, berikut akan
dibahas sbb:

a) Model H.G. Guthmann

Menurut Bambang Riyanto (2012:95), Model H.G. Guthmann ini menyatakan


bahwa jumlah kas yang ada di dalam perusahaan yang “well finance” hendaknya
tidak kurang dari 5 % sampai 10 % dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas dapat pula
dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Perbandingan antara sales dengan
jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin
tinggi turnover ini makin baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan
kasnya. Tetapi cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa
jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang
bersangkutan.

b) Model Miller dan Orr

Miller dan Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak konstan
(berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas
pengendalian bawah serta saldo kas yang ditargetkan.

Rumus yang disajikan Miller and Orr:

Z = [ (3 o σ2)]1/3 4i

Z = Jumlah kas yang diinginkan perusahaan

o = biaya tetap untuk melakukan transaki

σ2 = varian arus kas masuk bersih harian

i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas

c) Model Stone
Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian
pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal.
Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi

d) Model Persediaan (Model Baumol)

Suad Husnan (2002:112) dalam William Baumol (1952) mengidentifikasikan


bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan.
Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami
kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan
investasi yang lain yang lebih menguntungkan (sebaliknya).

Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/ Economic Order


Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan dan
biaya pesan).

Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2

Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2 18

D= Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan (per
tahun)

C = Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo Kas)

F = Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman

K= Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena memegang


kas

Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k

Biaya Transaksi = ( D / C ) F

Misalnya kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Apabila pada awal periode
jumlah kas = Q, maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai 0. Pada saat
mencapai 0, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas
sebesar Q. Permasalahannya adalah berapa jumlah sekuritas yang harus diubah
menjadi kas setiap kali diperlukan yang akan meminimumkan biaya karena
memiliki kas dan biaya karena merubah sekuritas menjadi kas.
KESIMPULAN

Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial


management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang,
persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang
masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah
besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo,
metoda dapat menggunakan Konvensional maupun secara Syar’i.

Tujuan manajemen kas adalah untuk memaksimumkan pemanfaatan kas tanpa


mengabaikan likuiditas.

Perusahaan memiliki kas berdasarkan atas berbagai motif, yaitu motif transaksi, berjaga-
jaga, dan spekulasi.

Motif spekulasi sepertinya proporsi yang paling sedikit dalam kepemilikan kas.

Berbagai model manajemen kas adalah dikembangkan oleh para ahli manajemen
keuangan, antara lain model persediaan dan model Miller dan Orr.

Kedua model tersebut pada dasarnya ingin menyeimbangkan antara biaya transaksi
dan opportunity cost karena menahan kas.

Pada saat merancang sistem pembayaran dan pengumpulan kas, perusahaan perlu
menerapkan float manajemen kas atas kemungkinan memanfaatkan dan
menanggung float.

Penggunaan draft dan concentration banking akan membantu pemanfaatan kas


melalui penundaan pembayaran kad dan mempercepat pengumpulan kas.
Akhirnya kelebihan kas dalam jangka pendek dapat pula diinvestasikan pada
berbagai instrumen keuangan yang likuid, tapi diharapkan akan memberikan keuntungan
yang lebih besar daripada menyimpan dalam rekening giro.

DAFTAR PUSTAKA

Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict Financial Distress Conditions
(Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange for
2014-2017). International Journal of Business and Management Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’
s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social
Sciences, 1(3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573

Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro,
Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion,
Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.

Putra, Y. M., (2017). Analisis Sumber Pembiayaan Jangka Pendek dan Model Pengelolaan Kas
Perusahaan. Modul Kuliah Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

http://nichonotes.blogspot.com/2017/12/sumber-dana-jangka-pendek.html?m=1

http://modelmanajemenkas.blogspot.com/2017/04/model-manajemen-kas.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai