Anda di halaman 1dari 18

INTERVENSI NYERI NON

FARMAKOLOGIS
INTERVENSI NYERI

Intervensi Farmakologis: dengan obat-obatan

Intervensi Non Farmakologis: tanpa obat-obatan


DISTRAKSI

 Mengalihkan perhatian ke objek lain, misalnya dengan cara Melakukan hal yang
sangat disukai, seperti membaca buku, melukis, menggambar dan sebagainya,
Bernapas lembut dan berirama secara teratur, Menyanyi berirama dan
menghitung ketukannya, mendengarkan musik, mengajak ngobrol, tarif nafas
dalam.
 Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem
kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang
ditransmisikan ke otak.
 Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri.
RELAKSASI

 Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis.


 Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam
posisi berbaring atau duduk dikursi.
 Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik
relaksasi adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien
dengan pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang.
BED REST

 Bed rest yang tidak tepat atau terlalu lama dapat mengakibatkan
imobilisasi dengan efeknya yang merusak tulang, jaringan ikat,
otot, dan kesejahteraan psikososial.
 Untuk gejala radikular yang parah, istirahat di tempat tidur terbatas
kurang dari 48 jam mungkin bermanfaat untuk memungkinkan
pengurangan kejang otot yang signifikan yang disebabkan oleh
aktivitas tegak.
 Pasien harus diinstruksikan untuk menghindari istirahat dengan
kepala dalam posisi hyperflexed atau diperpanjang. Pendekatan
proaktif menekankan modifikasi aktivitas yang bertentangan
dengan tirah baring dan imobilisasi
GUIDED IMAGERY

 Mengalihkan pikiran pasien ke hal-hal yang menyenangkan,


misalnya menceritakan sesuatu keadaan yang indah.
 Biasanya, pasien diminta untuk mempraktikkan imajinasi
terbimbing selama sekitar 5 menit, tiga kali sehari. Beberapa
hari praktik mungkin diperlukan sebelum intensitas nyeri
berkurang.
MASSAGE

 Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak


yang bertujuan untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau
terkadang psikologi.
 Pijatan dilakukan dengan penekanan terhadap jaringan lunak
baik secara terstruktur ataupun tidak, gerakan-gerakan atau
getaran, dilakukan menggunakan bantuan media ataupun tidak.
TENS

 Stimulasi elektris saraf transkutan (TENS)


menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai
dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau
menegang pada area nyeri.
 TENS telah digunakan baik pada nyeri akut dan
kronik.
 TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor)
dalam area yang sama seperti pada serabut yang
menstrasmisikan nyeri. Arus listrik tingkat rendah
kemudian diterapkan biasanya sekitar tiga
puluh menit, beberapa kali sepanjang hari.
PENS

 PENS menggunakan probe jarum


sebagai elektroda yang
dimasukkan melalui kulit.
 Probe jarum ini biasanya
ditempatkan di sebelah saraf
yang menyebabkan gejala
neuropati yang menyakitkan dan
kemudian distimulasi.
 PENS dapat digunakan pada
orang yang tidak mendapatkan
pereda nyeri yang cukup dari
TENS
HIPNOTERAPI (HYPNOSIS)
 Bagian otak yang teraktivasi pada saat ada rangsang nyeri adalah thalamus,
primary somatosensory cortex (SI), secondary somatosensory cortex (SII),
insula, prefrontal cortex (PFC), amigdala, anterior cingulated cortex
(ACC).
 Hipnoterapi mempengaruhi ACC dimana akan berefek pada proses afeksi
terhadap pengalaman nyeri. Modulasi afeksi akan mempengaruhi presepsi
otak terhadap pengalaman nyeri tersebut sehingga mampu menimbulkan
koping positif. Nyeri tidak dapat dihilangkan akan tetapi koping positif
akan membuat seseorang dapat menerima dan menyadari rasa nyeri dengan
lebih nyaman seiring perubahan presepsi otak selama proses hipnoterapi
dan paska hipnoterapi.
Reframing

 Reframing merupakan tehnik yang mengajarkan untuk


memonitor/mengawasi pikiran negatif dan menggantinya
dengan salah satu pikiran yang lebih positif.
 Ajarkan klien yang memandang  nyeri dengan ekspresi negatif
seperti , “ saya tidak kuat menahan rasa nyeri  ini, rasa nyeri
ini tidak pernah berakhir” tetapi ganti (reframing)  pandangan
klien dengan “saya pernah merasakan nyeri ini sebelumnya,
dan nyeri ini akan membaik (berkurang)”
ACUPUNCTURE

Akupunktur tradisional Tiongkok melibatkan penusukan jarum


yang sangat halus ke dalam kulit pada "titik akupuntur" tertentu.

Ini dapat meredakan rasa sakit dengan melepaskan endorfin,


bahan kimia pembunuh rasa sakit alami tubuh, dan dengan
mempengaruhi bagian otak yang mengatur serotonin, zat kimia
otak yang terlibat dengan suasana hati.

acupuncture umumnya cukup aman, dan tingkat komplikasi


cukup rendah.
ACUPRESSURE
titik akupresur (juga disebut titik ampuh) adalah
tempat di kulit yang sangat sensitif terhadap impuls
bioelektrik dalam tubuh dan melakukan impuls
tersebut dengan mudah. ​Merangsang titik-titik ini
dengan tekanan, jarum, atau panas memicu
pelepasan endorfin, yang merupakan neurokimia
yang meringankan rasa sakit. Akibatnya, rasa sakit
tersumbat dan aliran darah dan oksigen ke daerah
yang terkena meningkat. Ini menyebabkan otot-otot
rileks dan meningkatkan penyembuhan. Karena
akupresur menghambat sinyal rasa sakit yang dikirim
ke otak melalui stimulasi yang ringan dan tidak
menimbulkan rasa sakit, akupresur digambarkan
sebagai menutup "gerbang" sistem pensinyalan rasa
sakit, mencegah sensasi menyakitkan dari melewati
sumsum tulang belakang ke otak. Selain itu
menghilangkan Rasa sakit, akupresur dapat
membantu menyeimbangkan kembali tubuh dengan
melarutkan ketegangan dan tekanan yang
membuatnya tidak berfungsi dengan lancar dan yang
menghambat sistem kekebalan tubuh.
Akupresur memungkinkan tubuh untuk beradaptasi
perubahan lingkungan dan tahan penyakit.
Superficial Heat

Panas superfisial dapat menghasilkan efek pemanasan


pada kedalaman terbatas antara 1 cm dan 2 cm.
Jaringan yang lebih dalam umumnya tidak dipanaskan
karena isolasi termal dari lemak subkutan dan
peningkatan aliran darah kulit yang menghilangkan
panas. Telah terbukti membantu dalam mengurangi
rasa sakit dan mengurangi kejang otot lokal. Panas
superfisial, seperti paket hidrokollator, harus digunakan
sebagai tambahan untuk memfasilitasi program latihan
aktif. Ini paling sering digunakan selama fase akut
perawatan ketika pengurangan rasa sakit dan
peradangan.
Cryotherapy
Cryotherapy dapat dilakukan dengan penggunaan es,
kompres es, atau terus menerus melalui manset yang dapat
disesuaikan yang terpasang pada dispenser air dingin. Suhu
intramuskular dapat dikurangi antara 3 ° C dan 7 ° C, yang
berfungsi untuk mengurangi metabolisme, peradangan, dan
nyeri lokal.
Cryotherapy bekerja dengan mengurangi kecepatan konduksi
saraf, disebut neuropraxia yang diinduksi dingin, di sepanjang
serat nyeri dengan pengurangan aktivitas gelendong otot
yang bertanggung jawab untuk memediasi tonus otot lokal. Ini
biasanya paling efektif dalam fase akut perawatan,
Exercise/ latihan gerak

Koreksi postur mungkin merupakan teknik paling sederhana untuk


meredakan gejala pada pasien dengan leher tidak spesifik atau nyeri
punggung bawah, meskipun sangat sulit untuk mengubah kebiasaan.
terapis harus menginstruksikan pasien untuk mengasumsikan "posisi
slump" postural terburuk mereka dengan tonjolan kepala ke depan,
fleksi leher, pembulatan bahu, dan peningkatan kyphosis toraks dan
membalikkan lordosis lumbal sambil duduk. Selanjutnya, terapis harus
menginstruksikan pasien untuk memperbaiki kelainan postural ini
melalui retraksi dan ekstensi kepala, retraksi bahu, ekstensi tulang
belakang toraks, dan kembalinya lordosis lumbar.
TUGAS

Dari keseluruhan intervensi non farmakologis tidak semuanya


dapat dilakukan oleh perawat, namun harus ada kemampuan
khusus atau dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya.

Untuk itu dari sekian intervensi nyeri, intervensi non farmakologis


jenis apa yang dapat dilakukan oleh calon perawat seperti Anda?
Berikan alasannya.
Kirim penjelasannya minimal 200 kata di kolom penugasan
berikut ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai