Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI KADAR

GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

ARIFAH NUR ISLAMIA

0432950119025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3

JURUSAN KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

TAHUN 2022
PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI KADAR
GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar A.Md.Kep

ARIFAH NUR ISLAMIA

0432950119025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3

JURUSAN KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI KADAR


GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan siap diujikan dihadapan sidang
penguji

Program Studi Keperawatan D-3 Sekolah Ilmu Kesehatan Bani Saleh Bekasi

Bekasi, 31 Maret 2022

Pembimbing 1

(Ns. Asih Minarningtyas., M.Kep)

Pembimbing 2

(Ns. Indah Puspitasari., M.Kep)

iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Arifah Nur Islamia


:
NIM 0432950119025
:
Institusi STIKES Bani Saleh
:
Program Keperawatan D3
Studi :

Dengan ini menyatakan bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI
KADAR GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2”
benar bebas dari plagiat.

Adapun bagian-bagian tertentu dari Proposal Karya Tulis Ilmiah yang dikutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah. Apabila pernyataan
ini tidak benar maka saya berrsedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagai mestinya.

Bekasi, 31 Maret 2022

Penulis

iv
(Arifah Nur Islamia)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Arifah Nur Islamia


NIM : 0432950119025
Tanda Tangan :

Tanggal : 24 Maret 2022

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi persyaratan tugas akhir Program Studi D3
Keperawatan Stikes Bani Saleh Bekasi dengan judul “Penerapan Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Nilai Kadar Gula Darah Pada Klien Diabetes Type 2”,
Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini menjadi salah syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKES Bani Saleh Bekasi. Pada kesempatan ini,
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta doa kepada
penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Ns. Asih Minarningtyas., M.Kep sebagai pembimbing 1 yang selalu


mendo’akan, selalu memberi motivasi dan memberikan masukan guna
perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
2. Ibu Ns. Indah Puspitasari., M.Kep sebagai pembimbing 2 sekaligus Ketua
Program Studi Keperawatan D-3 yang selalu mendo’akan, selalu memberi
motivasi dan memberikan masukan guna perbaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah
3. Bapak Ns. Ashar Prima., M.Kep Selaku Ketua Jurusan Keperawatan STIKES
Bani Saleh Bekasi
4. Ibu Dr. Ns. Desrinah Harahap,Sp,Kep.Mat selaku PJS Ketua STIKES Bani
Saleh Bekasi
5. Orang tua yang selalu mendo’akan tanpa henti di setiap shalatnya
6. Teman-teman yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi kepada
penulis

vi
Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun guna penyusunan proposal, sehingga penulis
mengharapkan bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya
untuk penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Bekasi, 24 Maret 2022

Penulis

Arifah Nur Islamia

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii

LEMBAR PERSYARATAN BEBAS PLAGIAT........................................iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS..............................................v

KATA PENGANTAR....................................................................................vi

DAFTAR ISI...................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................4
1.4.1 Manfaat Pasien/Masyarakat...........................................................4
1.4.2 Manfaat Mahasiswa.......................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5

2.1 Konsep Diabetes Mellitus.................................................................5


2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus.........................................................5
2.1.2 Etiologi Diabetes Mellitus Type 2.................................................5
2.1.3 Patofisiologi Diabetes Mellitus Type 2.........................................5
2.2 Kadar Gula Darah..............................................................................6
2.2.1 Pengertian Kadar Gula Darah........................................................6

viii
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah............................6
2.2.3 Nilai Kadar Gula Darah.................................................................7
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus..........................7
2.3.1 Pengkajian......................................................................................7
2.3.2 Diagnosa........................................................................................8
2.3.3 Intervensi.......................................................................................8
2.3.4 Implementasi..................................................................................10
2.3.5 Evaluasi..........................................................................................10
2.4 Relaksasi Otot Progresif..................................................................10
2.4.1 Pengertian Relaksasi Otot Progresif..............................................10
2.4.2 Manfaat Relaksasi Otot Progresif..................................................11

BAB 3 METEDOLOGI STUDI KASUS......................................................12

3.1 Desain Studi Kasus...........................................................................12


3.2 Subyek Studi Kasus..........................................................................12
3.3 Fokus Studi Kasus............................................................................12
3.4 Definisi Operasional Studi Kasus....................................................12
3.5 Alat dan Instrumen Studi Kasus.....................................................13
3.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................13
3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus.......................................................13
3.8 Analisa Data......................................................................................14
3.9 Penyajian Data..................................................................................14
3.10 Etika Studi Kasus.............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

LAMPIRAN....................................................................................................19

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar informasi subyek...............................................................20

Lampiran 2 pernyataan kesediaan subyek mengikuti studi kasus....................21

Lampiran 3 prosedur pelaksanaan relaksasi otot progresif...............................22

Lampiran 4 prosedur pemeriksaan gula darah..................................................25

Lampiran 5 lembar observasi............................................................................27

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus diabetes yang paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe-2
yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Diabetes memang tidak bisa
disembuhkan, tetapi manajemennya sangat perlu diperhatikan. Selain itu
dukungan dari support system di sekitar diabetes juga sangat diperlukan
(Kompas, 2020).
Berdasarkan International Diabetes Federation, Prevalensi penyakit diabetes
melitus meningkat dari tahun ke tahun, dengan jumlah penderita diabetes melitus
di seluruh dunia mencapai 425 juta orang, dimana prevalensi pada pria yang
menderita diabetes cenderung lebih tinggi sebanyak 221 juta orang dibanding
pada wanita sebanyak 204 juta orang. Angka kematian yang diakibatkan dari
diabetes melitus yang sebesar 4 juta orang, dan diprediksi jumlah penderita
diabetes melitus pada tahun 2045 nantinya akan mengalami peningkatan yang
mencapai 629 juta orang. Di Asia timur negara Cina berada pada posisi tertinggi
dunia dengan jumlah penderita diabetes melitus sebesar 114,4 juta orang. Pada
tahun 2045 diperkirakan akan meningkat 134,3 juta orang (IDF,2017). Prevalensi
diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan diagnose dokter sebesar 1,7% (total
penduduk usia di atas 15 tahun). (Kemenkes RI 2018).
Penatalaksanaan pengobatan dan penanganan penderita diabetes melitus
type 2 difokuskan pada pola makan, gaya hidup dan aktivitas fisik. Pada
penderita diabetes type 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan
dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan dan
berolahraga. Sebagian besar manajemen DM di rumah sakit masih
terkonsentrasi pada pengobatan dan diet, sedangkan perhatian terhadap
pemenuhan aktivitas fisik masih rendah. Aktivitas fisik akan membuat
metabolisme tubuh bekerja lebih optimal yang mengakibatkan kadar glukosa
darah akan terkontrol sehingga penanganan holistik diperlukan. Salah satu

1
2

aktivitas fisik yang dapat diterapkan yaitu relaksasi otot progresif (Agung
Akbar et al., 2018).
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu cara dalam management
stress kegiatan yang diberikan kepada pasien untuk membantu seseorang
menjadi rileks, meningkatkan ketenangan, menurunkan cemas, stress atau
marah. Metode yang diterapkan dalam teknik relaksasi progresif ini dengan
latihan bertahap dan berkesinambungan (Nurgiwiati, 2015). Teknik relaksasi
otot progresif lebih unggul dari teknik relaksasi lain karena memperlihatkan
pentingnya menahan respon stres dengan mencoba meredakan ketegangan
otot secara sadar. Relaksasi otot progresif merupakan suatu upaya meredakan
ketegangan emosional sehingga individu dapat berpikir lebih rasional. Dengan
demikian, produksi gula hati dapat terkontrol dengan baik. Teknik ini
memaksa individu untuk berkonsentrasi pada ketegangan ototnya dan
kemudian melatihnya untuk relaks (Dewi et al., 2019).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Putriani et al., 2018) dengan judul
“Relaksasi Otot Progresif terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2”. Hasil penelitian ini diketahui bahwa kadar gula darah
sebelum latihan relaksasi otot progresif didapatkan nilai rata-rata 18,734
mg/dL, dan sesudah melakukan relaksasi otot progresif didapatkan penurunan
kadar gula darah dengan nilai rata-rata sebesar 16,745 mg/dL.
Berdasarkan studi pendahuluan di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya, kasus
yang terjadi pada bulan januari dan februari 2022 sebanyak 111 penderita
diabetes mellitus type 2 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pekayon Jaya.
Menurut perawat puskesmas bahwasannya belum pernah menerapkan
relaksasi otot progresif di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya. Penulis
melakukan pengecekan gula darah kepada 2 subyek di wilayah pekayon jaya
didapatkan hasil kadar gula darah sewaktu rata-rata 247,5 mg/dl. Penderita
mengatakan belum pernah melakukan terapi non farmakologis seperti
relaksasi otot progresif.
3

Uraian fakta di atas mendorong penulis untuk melakukan studi kasus


tentang penerapan relaksasi otot progresif terhadap nilai kadar gula darah
pada klien diabetes type 2.
1.2 Rumusan Masalah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hidayati, 2018) dengan judul
“Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Panti Sosial Tresna Werda Sabai Nan Aluih
Sicincin Tahun 2016”. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa
terjadi penurunan gula darah sebelum intervensi dari 267,83 mg/dl menjadi
208,33 mg/dl setelah diberikan intervensi sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian progressive muscle relaxation terhadap gula
darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan selama 5
hari dengan frekuensi latihan 2 kali dalam sehari pagi dan sore selama 15
menit dengan durasi masing-masing 5 menit dengan 3 kali pengulangan.
Terapi non farmakologi pemberian relaksasi otot progresif terbukti dapat
menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes melitu type 2.
Berdasarkan hasil studi di atas, penulis tertarik melakukan studi kasus
untuk melihat bagaimana penerapan relaksasi otot progresif terhadap nilai
kadar gula darah pada klien diabetes mellitus type 2?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam pemberian relaksasi otot progresif
dengan pendekatan proses keperawatan
1.3.2 Tujuaan Khusus
1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian pada klien diabetes mellitus type 2
1.3.2.2 Mampu menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas Pada klien
diabetes mellitus type 2
1.3.2.3 Mampu menyusun rencana relaksasi otot progresif pada klien diabetes
mellitus type 2
4

1.3.2.4 Mampu melaksanakan relaksasi otot progresif pada klien diabetes mellitus
type 2
1.3.2.5 Mampu mengevaluasi hasil relaksasi otot progresif pada klien diabetes
mellitus type 2
1.3.2.6 Mampu mendokumentasikan relaksasi otot progresif pada klien diabetes
mellitus type 2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Pasien / Masyarakat
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman bagi pasien dan pihak keluarga atau masyarakat
untuk mengembangkan penerapan relaksasi otot progresif terhadap nilai kadar
gula darah pada klien diabetes mellitus type 2.
1.4.2 Manfaat Mahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa untuk mengembangkan penerapan relaksasi otot progresif terhadap
nilai kadar gula darah pada klien diabetes mellitus type 2.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus


2.1.1 Pengertian diabetes mellitus
Menurut Brunner & Suddarth (2013), Diabetes mellitus adalah sekelompok
kelainan heterogen yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah
tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.
Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengatur kadar gula
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
2.1.2 Etiologi Diabetes Mellitus type 2
Menurut Padila (2018), etiologi dari diabetes mellitus type 2 adalah
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes type 2 masih belum diketahui. Faktor genetic
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
2.1.3 Patofisiologi Diabetes Mellitus type 2
Menurut Black&Hawks (2014), patofisiologi dari diabetes mellitus type 2
yaitu, Pada penyakit Diabetes Mellitus type 2 adalah resistensi terhadap
aktivitas insulis, biologis, baik di hati maupun di jaringan perifer. Keadaan ini
disebut dengan resistensi insulin. Pada pasien Diabetes mellitus type 2 memiliki
penurunan sensitivitas insulin terhadap kadar gula darah, yang mengakibatkan
produksi glukosa hepatic berlanjut, bahkan sampai dengan kadar glukosa yang
tinggi. Hal ini bersamaan dengan ketidakmampuan otot dan jaringan lemak
untuk meningkatkan ambilan glukosa.

5
6

2.2 Kadar Gula Darah


2.2.1 Pengertian Kadar Gula Darah
Kadar gula darah adalah tingkat gula dalam darah yang diatur ketat didalam
tubuh. Kadar gula meningkat setelah makan dan biasanya berada di level
terendah sebelum makan. Kadar gula darah adalah jumlah glukosa (gula) yang
ada dalam darah. Kadar gula darah yang melebihi normal disebut dengan
hiperglikemia, sedangkan kadar gula darah dibawah normal disebut
hipoglikemia. Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang beredar dalam
darah (Hasdianah, 2012). Kadarnya dipengaruhi oleh berbagai enzim dan
hormon yang paling penting adalah hormon insulin (Maliya & Wibawati,
2011).
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah
Hasil dari pemeriksaan gula darah sangatlah bervariasi, tergantung pada
metabolisme makanan yang diubah tubuh menjadi gula, dan bagaimana tubuh
memproses gula. Tandra (2017), mengatakan bahwa jika ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kadar gula darah, beberapa faktor tersebut
diantaranya adalah :
a. Makanan
Makanan akan meningkatkan kadar gula darah, satu hingga dua jam
setelah makan, gula darah akan mencapai angka yang paling tinggi. Kadar
gula darah dapat dikontrol dengan mencoba makan secara teratur, mengatur
jenis makanan, jumlah, dan jadwal makan. Makanan terdiri dari
karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiganya akan meningkatkan gula darah,
tetapi karbohidratlah yang paling kuat meningkatkan kadar gula darah.
b. Hati
Zat makanan akan ditimbun di hati dalam bentuk glikogen. Ketika kadar
gula darah turun, hati akan memecah glikogen menjadi glukosa (proses
glikogenolisis) dan melepaskannya ke dalam aliran darah. Proses
penyimpanan dan produksi gula oleh hati yang berjalan terus-menerus ini
akan mengatur gula darah agar tetap stabil.
7

c. Olahraga dan aktivitas


Kegiatan Olahraga akan menurunkan gula darah, olahraga mengurangi
resistensi insulin sehingga kerja insulin lebih baik dan mempercepat
pengangkutan gula masuk ke dalam sel untuk kebutuhan energi. Makin
banyak berolahraga, makin cepat dan makin banyak gula yang digunakan.
d. Alkohol
Alkohol menghambat hati melepaskan gula ke dalam aliran darah,
yang dapat menurunkan kadar gula darah.
2.2.3 Nilai Kadar Gula Darah
Menurut Purwanto,Hadi (2016) nilai kadar gula darah yaitu:
a. Glukosa plasma sewaktu/random >200 mg/dl
b. Glukosa plasma puasa/nuchter >140 mg/dl
c. Glukosa 2 jam PP (post pradial) >200 mg/dl
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus
2.3.1 Pengkajian
Menurut Wijaya&Putri (2013), pengkajian dari diabetes mellitus adalah
2.3.1.1 Identitas klien
2.3.1.2 Riwayat Kesehatan sekarang
a. Adanya gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh-sembuh
b. Kesemutan
c. Menurunnya BB
d. Meningkatnya nafsu makan
e. Sering haus
f. Banyak kencing
g. Menurunnya ketajaman penglihatan
2.3.1.3 Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat penyakit pancreas, hipertensi, MCI, ISK berulang
2.3.1.4 Riwayat Kesehatan keluarga
Riwayat keluarga dengan DM
8

2.3.1.5 Pola Kebiasaan


a. Edukasi
b. Pola makan (diet)
c. Olahraga (aktivitas fisik)
d. Terapi farmakologi
2.3.1.6 Pemeriksaan fisik
Head to toe
2.3.1.7 Pemeriksaan penunjang
a. Kadar glukosa
Gula darah sewaktu/random >200mg/dl
Gula darah puasa/nuchter >140mg/dl
Gula darah 2 jam PP (post pradial) >200mg/dl
2.3.2 Diagnosa
Menurut SDKI (2016), Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi
insulin
2.3.3 Intervensi

Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Setelah diberikan Tindakan Manajemen Hiperglikemia
keperawatan 3X24 jam Observasi:
diharapkan Kestabilan kadar a. Identifikasi kemungkinan penyebab
glukosa darah hiperglikemia
Kriteria Hasil: b. Identifikasi situasi yang
a. Kadar glukosa dalam menyebabkan kebutuhan insulin
darah menurun meningkat (mis. Penyakit
kambuhan)
c. Monitor kadar glukosa darah, jika
perlu
d. Monitor tanda hiperglikemia
9

(mis.poliuria, polydipsia,
kelemahan, malaise, pandangan
kabur, sakit kepala)
e. Monitor intake dan output cairan
f. Monitor keton urin, kadar Analisa
gas darah, elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik:
a. Berikan asupan cairan oral
b. Konsultasi dengan media jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
c. Fasilitasi ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik
Edukasi:
a. Anjurkan melakukan relaksasi otot
progresif
b. Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
c. Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga
d. Anjurkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine, jika perlu
e. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
Penggunaan insulin, obat oral,
monitor asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
professional Kesehatan)
10

Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu
b. Kolaborasi pemberian cairan IV,
jika perlu
c. Kolaborasi pemberian kalium, jika
perlu

Sumber: ( SIKI 2018 & SLKI 2018 )


2.3.4 Implementasi
Tahap Implementasi merupakan Langkah keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
(Hidayat, A. Aziz Alimul 2011).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan Langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melaksanakan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak. Dengan tujuan membandingkan nilai kadar glukosa darah
dari implementasi keperawatan (Hidayat, A. Aziz Alimul 2011).
2.4 Relaksasi Otot Progresif
2.4.1 Pengertian Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu intervensi non farmakologis
yang bermanfaat untuk mendapatkan keadaan relaksasi (Essa et al., 2017).
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu bentuk mind-body-therapy
(terapi pikiran dan otot-otot tubuh) dalam terapi komplementer (Avianti et al.,
2016).
Relaksasi otot progresif mengajarkan individu bagaimana beristirahat
dengan efektif dan mengurangi ketegangan pada tubuh. Individu belajar untuk
mendeteksi sensasi ketegangan otot lokal yang tajam pada satu kelompok otot
(misalnya otot lengan atas). Selain itu, individu belajar untuk membedakan
11

antara tegangan yang berintensitas tinggi (kepalan tangan yang kuat) dan
tegangan yang sangat ringan. Individu kemudian mempraktikkan penggunaan
aktivitas ini pada kelompok otot yang berbeda. Satu teknik relaksasi progresif
aktif melibatkan penggunaan pernapasan perut yang dalam dan pelan ketika
otot mengalami relaksasi dan ketegangan sesuai urutan yang diperintahkan
(Sasi et al., 2021).
Relaksasi otot progresif akan menghambat jalur umpan balik stres dan
membuat tubuh pasien rileks dan dapat melepaskan hormon endorphin yang
dapat menenangkan sistem syaraf. Sistem parasimpatis akan mendominasi pada
keadaan seseorang yang rileks dimana beberapa efek yang ditimbulkan adalah
menurunkan kecepatan kontraksi jantung dan merangsang sekresi hormon
insulin. Dominasi sistem saraf parasimpatis akan merangsang hipotalamus
untuk menurunkan sekresi corticotrophin releasing hormone (CRH).
Penurunan CRH akan mempengaruhi adenohipofisis untuk mengurangi sekresi
hormon adenokortikotropik (ACTH). Keadaan ini dapat menghambat korteks
adrenal untuk melepaskan hormon kortisol. Penurunan hormon kortisol akan
menghambat proses, glukoneogenesis dan meningkatkan pemakaian glukosa
oleh sel, sehingga kadar gula darah yang tinggi akan menurun dan kembali
dalam batas normal (Dewi et al., 2019).
2.4.2 Manfaat Relaksasi Otot Progresif
Manfaat dari latihan relaksasi otot progresif adalah meningkatkan sirkulasi
darah. Meningkatnya sirkulasi darah akan membantu proses penyerapan dan
pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar
distribusi nutrisi. Peningkatan sirkulasi memungkinkan penyerapan lebih
efisien insulin oleh sel-sel karena sirkulasi darah penderita DM sering
terganggu karena efek dari peningkatan kadar gula darah pada sel-sel tubuh,
sehingga kadar gula darah bisa berkurang (Sari & Harmanto, 2020)
BAB 3

METODELOGI STUDI KASUS

3.1 Desain Studi Kasus


Karya Tulis Ilmiah ini disusun menggunakan metode deskskriptif. Teknik
pengumpulan data pada kasus ini dengan observasi, mengisi instrumen,
dokumentasi catatan perawat. Pendekatan studi kasus yaitu penerapan relaksasi
otot progresif terhadap nilai kadar gula darah pada klien diabete mellitus type 2.
3.2 Subyek Studi Kasus
Subyek dalam studi kasus ini ada 5 orang pasien penderita diabetes mellitus type
2. Dengan kriteria subyek sebagai berikut:
a. Lima Subyek telah bersedia untuk dijadikan subyek studi kasus dan telah
menandatangi lembar informed consent
b. Telah didiagnosa medis menderita diabetes mellitus type 2
c. Klien usia 35 – 65 tahun
d. Klien yang tidak mempunyai luka dan fraktur di tangan. kaki, leher dan
punggung
e. Klien yang memiliki nilai gula darah >200 mg/dl
f. Klien belum pernah mendapatkan penerapan relaksasi otot progresif
g. Klien kooperatif dan dapat berkomunikasi verbal dengan baik
3.3 Fokus Studi Kasus
Fokus studi dalam Karta Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah studi kasus pada
penderita diabetes mellitus type 2 yang mendapatkan relaksasi otot progresif.
3.4 Tempat dan Waktu Studi Kasus

No Kegiatan Waktu
1 Menyusun proposal 8 februari – 25 maret 2022
2 Sidang proposal 31 maret 2022
3 Studi kasus di Wilayah UPTD April minggu ke 2 – minggu ke 3
Puskesmas Pekayon Jaya
4 Penyusunan uji hasil 9-23 mei 2022

12
13

5 Uji sidang KTI 30 mei 2022


3.5 Alat dan Instrumen Studi Kasus
3.5.1 Alat Studi Kasus
Alat dalam studi kasus ini menggunakan kursi, alat ukur gula darah
(Glucometer), dan alcohol swab
3.5.2 Instrumen Studi Kasus
Instrumen dalam studi kasus ini menggunakan lembar informasi untuk
mengetahui informasi pasien yang mau menjadi subyek, lembar persetujuan
untuk mengetahui persetujuan antara pasien dan penulis, lembar SOP untuk
melakukan tindakan kepada pasien, lembar observasi penerapan relaksasi otot
progresif dan nilai gula darah untuk mengetahui hasil tindakan kepada pasien.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulam data yang digunakan adalah observasi dengan
mengukur gula darah menggunakan alat glucometer. Sebelum dan sesudah
pemberian relaksasi otot progresif. Penerapan ini dilakukan 2 kali sehari
(Hidayati, 2018).
3.7 Langkah Studi Kasus
3.7.1 Persiapan
3.7.1.1 Mengajukan topik kti, Menyusun proposal, bimbingan proposal, setelah
sidang proposal melakukan revisian proposal, uji etik setelah uji etik
melakukan surat perizinan penelitian ke puskesmas
3.7.1.2 Mengurus perizinan dengan institusi dan puskemas untuk melakukan studi
kasus
3.7.1.3 Menyiapkan lembar observasi, lembar informed consent, dan lembar SOP
3.7.2 Pelaksanaan
3.7.2.1 Penulis akan menjelaskan maksud tujuan dan waktu studi kasus kepada
pasien dan akan meminta persetujuan untuk melibatkan pasien dalam
melakukan studi kasus
14

3.7.2.2 Setelah mendapatkan izin dari puskesmas penulis akan melakukan


koordinasi dengan perawat puskesmas kemudian dibantu oleh perawat
puskesmas lalu penulis akan melakukan pendekatan ke subyek
3.7.2.3 Penulis akan meminta subyek untuk menandatangi informed consent sebagai
bukti persetujuan studi kasus
3.7.2.4 Penulis akan mendiskusikan dengan subyek tentang relaksasi otot progresif
3.7.2.5 Penulis akan melakukan pemeriksaan nilai kadar gula darah sebelum
pemberian terapi
3.7.2.6 Penulis akan melakukan implementasi relaksasi otot progresif selama 15
menit dengan durasi 5 menit dengan 3 kali pengulangan dalam 2 kali sehari
(pagi dan sore) pada tahap pertama (hari pertama) dan akan melakukan
pengukuran kadar gula darah setelah pemberian terapi
3.7.2.7 Pada tahap kedua (hari kedua) penulis akan melakukan pemberian relaksasi
otot progresif dengan waktu yang sama
3.7.2.8 Pada tahap ketiga (hari ketiga) penulis akan melakukan kembali pemberian
relaksasi otot progresif dengan waktu yang sama lalu penulis akan
melakukan pengukuran kadar gula darah setelah pemberian terapi
3.7.2.9 Pada tahap keempat (hari keempat) penulis akan melakukan kembali
pemberian relaksasi otot progresif dengan waktu yang sama tanpa
melakukan pengukuran kadar gula darah
3.7.2.10 Tahap akhir (hari Kelima) penulis akan melakukan kembali pemberian
relaksasi otot progresif dengan waktu yang sama lalu penulis akan
melakukan pengukuran kadar gula darah setelah pemberian terapi
3.7.2.11 Penulis akan melakukan pengolahan data dan menyajikan hasil penelitian
dalam bentuk table dan narasi
3.8 Pengolaan Data dan Analisa Data
Pengolahan data ini menggunakan pendekatan studi kasus metode deskriptif.
penerapan dilakukan dengan relaksasi otot progresif dalam waktu 15 menit.
Selanjutnya hasil pengukuran kadar gula darah tersebut diobservasi.
3.9 Penyajian Data
15

Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil studi kasus, maka
data atau hasil studi kasus di sajikan dalam bentuk teks atau tabel

3.10 Etika Studi Kasus


Menurut Nursalam (2011), etika studi kasus:
3.10.1 Prinsip manfaat
a. Bebas dari pendekatan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subyek khususnya jika menggunakan Tindakan khusus
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan
yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek
dalam bentuk apa-apa.
3.10.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human digity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek harus diperlukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,
tanpa adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
(right to full disclouse)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.
c. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed
16

consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya


akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu

3.10.3 Prinsip keadilan (right to justice)


a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair
treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi
apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari
penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)
dan rahasia (confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA

Agung Akbar, M., Malini, H., & Afriyanti, E. (2018). Progressive Muscle Relaxation
in Reducing Blood Glucose Level among Patients with Type 2 Diabetes. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 13(2), 77.https://doi.org/10.20884/1.jks.2018.13.2.808

Avianti, N., Z., D., & Rumahorbo, H. (2016). Progressive Muscle Relaxation
Effectiveness of the Blood Sugar Patients with Type 2 Diabetes. Open Journal
of Nursing, 06(03), 248–254. https://doi.org/10.4236/ojn.2016.63025

Black & Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:
EGC

Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:
EGC

Cho, N. H., Shaw, J. E., Karuranga, S., Huang, Y., da Rocha Fernandes, J. D.,
Ohlrogge, A. W., & Malanda, B. (2017). IDF Diabetes Atlas: Global estimates
of diabetes prevalence for 2017 and projections for 2045. Diabetes Research
and Clinical Practice, 138, 271–281.
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2018.02.023

Dewi, E. N. S., Suriadi, & Nurfianti, A. (2019). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di
Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Jurnal Proners,
4(1),104–107.http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/
34277/75676582171

Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-Anak
Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Hidayati, R. (2018). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Gula Darah

17
18

Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Panti Sosial Tresna Werda Sabai Nan
Aluih Sicincin Tahun 2016. MENARA Ilmu, 12(4), 85–93.

Kompas. 2020. Naik 6,2 Persen Selama Pandemi, Pasien Diabetes Indonesia
Peringkat 7 di Dunia.https://www.kompas.com

Maliya, A., & Wibawati, R. (2011). Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah
Puskesmas Masaran. 4(1), 68–79.

Nurgiwiati. (2015). Terapi Alternatif & Komplementer Dalam Bidang Keperawatan.


Bandung: In Media

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Padila. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Putriani, D., Setyawati, D., Studi, P., Keperawatan, I., & Unimus, F. (2018).
Relaksasi Otot Progresif terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2. Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus, 1, 135–140.

Purwanto. Hadi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan

Sari, N. P., & Harmanto, D. (2020). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan Ankle Brachial Index Diabetes Melitus II.
Journal of Nursing and Public Health, 8(2), 59–64.
https://doi.org/10.37676/jnph.v8i2.1187
19

Sasi, B., Martuti, L., & Pakarti, A. T. (2021). Penerapan Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja
Puskesmas Metro. Jurnal Cendikia Muda, 1, 493–501.

Tandra. H. (2017). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan Mudah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wijaya & Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika
20

Lampiran 1
LEMBAR INFORMASI SUBYEK

Kepada Yth

Bapak/Ibu calon subyek

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Jurusan Keperawatan
Program Studi Keperawatan Diploma III STIKES Bani Saleh, dengan:

Nama Arifah Nur Islamia


:
NIM 0432950119025
:
Alamat Kavling Dua Bunga RT05/RW 14 Kel. Kebalen Kec. Babelan
:

Ingin melakukan studi kasus dengan judul:

“PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI


KADAR GULA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2”

Studi kasus ini tidak akan menimbulkan akibat yang akan merugikan Bapak/Ibu calon
subyek. Kerahasiaan informassi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan studi kasus, jika Bapak/Ibu calon subyek tidak bersedia menjadi
subyek maka tidak ada ancaman bagi Bapak/Ibu.

Jika Bapak/Ibu telah menjadi subyek dan terjadi hal-hal yang merugikan maka
Bapak/Ibu boleh mengundurkan diri dan tidak berpatisipasi dalam studi kasus ini.
Saya sebagai penulis sebelumnya mengucapkan terimakasih atas kesediaan
Bapak/Ibu menjadi Subyek dalam studi kasus ini.
21

Penulis

(Arifah Nur Islamia)

Lampiran 2
PERNYATAAN KESEDIAAN SUBYEK UNTUK MENGIKUTI STUDI
KASUS
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama …………………………
:

Umur …………………………
:

Pendidikan …………………………
:

Alamat …………………………
:

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami studi kasus
yang dilakukan dengan judul: “Penerapan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Nilai Kadar Gula Darah Pada Klien Diabetes Mellitus Type 2” Yang dibuat oleh:
Nama Arifah Nur Islamia
:
NIM 0432950119025
:
Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi subyek studi
kasus dan bersedia melakukan pemeriksaan sesuai dengan data yang diperlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak maupun.

Yang Membuat Pernyataan


22

(……………………………….)

Lampiran 3

Prosedur Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif

No Prosedur Tindakan
A Tahap Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan: kursi dan lingkungan yang tenang dan sunyi
B Tahap Persiapan Klien
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan
terapi kepada klien
2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di
kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
meningkat ketat
C Tahap Kerja
Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot tangan
1. Genggam tangan kiri sambal membuat suatu kepalan
2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang
terjadi
3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien di pandu untuk merasakan relaks
yang dialami
4. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan
Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang
23

Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di


tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke
langit-langit.
Gerakan 3: ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas
pangkal lengan)
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke Pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang
Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur
1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh
kedua telinga
2. Fokuskan perhatian Gerakan pada kontras ketegangan yang terjadi di
bahu, punggung atas, dan leher
Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperi otot dahi,
mata, rahang, dan mulut)
1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa dan kulitnya keriput
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan Gerakan mata
Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yan dialami oleh otot
rahang
Katupkan rahang, diikuti dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegangan di
sekitar otot rahang
Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di
sekitar mulut
Gerakan 9: ditujukan untuk nerilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
24

leher bagian depan


2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas
Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan
1. Gerakan membawa kepala ke muka
2. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka
Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot punggung
1. Angkat tubuh dari sandaran kursi
2. Punggung dilengkungkan
3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks
4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lemas
Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan otot dada
1. Tarik napas Panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya
2. Ditahan selamam beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas
3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega
4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks
Gerakan 13: ditujukan untuk melatih otot perut
1. Tarik dengan kuat perut ke dalam
2. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu di
lepaskan bebas
3. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut ini
Gerakan 14-15: ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis)
1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang
2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
25

pindah ke otot betis


3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas
4. Ulangi setipa Gerakan masing-masing dua kali
Sumber : (Setyoadi & Kushariyadi 2011)

Lampira 4

Prosedur Tindakan Pemeriksaan Gula Darah

1 Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui


kadar gula darah seseorang
2 Indikasi Klien yang tidak mengetahui proses penyakitnya
3 Petugas Mahasiswa dan Perawat
4 Tujuan a. Untuk mengetahui kadar gula pada pasien
b. Mengungkapkan tentang proses penyakitnya dan
pengobatannya
5 Persiapan alat a. Glukometer
b. Kapas Alkohol
c. Handscone
d. Stik GDA
e. Lanset
f. Bengkok
g. Sketsel

6 Persiapan Menjaga privacy klien


Lingkungan
7 Prosedur Kerja a. Jelaskan prosedur Tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien
b. Mencuci tangan
c. Pasang sketsel
26

d. Memakai handscone
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin
f. Dekatkan alat bisa digunakan
g. Pastikan alat bisa digunakan
h. Pasang stik GDA pada alat glucometer
i. Menusukkan lanset di jari tangan pasien
j. Menghidupkan alat glucometer yang sudah
terpasang stik GDA
k. Meletakkan stik GDA di jari tangan pasien
l. Menutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas
alcohol
m. Alat glucometer akan berbunyi dan hasil sudah
bisa dibaca
n. Membereskan alat
o. Mencuci tangan
Sumber : (Purwanto, Hadi 2016)
27
Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN NILAI KADAR GULA DARAH
SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN

No Subyek Waktu Nilai


Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
1

28
29

Anda mungkin juga menyukai