1.
Pengkajian
Data fokus yang perlu dikaji:
a)
b)
Pemeriksaan fisik
1)
Keadaan Umum
2)
Pemeriksaan persistem
Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
Umum
Perhatikan automatisasi, berarti fungsi batang otak masih baik ( menelan,
membasahi bibir, menguap ), maka prognosenya baik.
o Myoclonic jerk multifokal berulang kali berarti terjadi gangguan metabolik
o Perhatikan letak lengan dan tungkai
Khusus
Defiasi conjugate
Kedua bola mata kesamping kearah hemicerebral yang terganggu.
Besar, penampang pupil dan reaksi reflek cahaya normal, menunjukkan
kerusakan di pontamen
Kelainan thalamus
Kedua bola mata melihat ke hidung, dan tak dapat melihat ke atas,
pupil kecil, reflek cahaya lambat.
Kelainan pons
Kedua bola mata di tengah, bila dilakukan gerakan, Doll Eye M, pupil
sebesar titik (pin point pupil), reflek cahaya positif(+)
Kelainan di cerebellum
Kedua bola mata ditengah, pupil lebar, bentuk normal, reflek cahaya
positif(+)
Kedua lengan dan tungkai posisi posisi ekstensi ( DCR ), maka ada
gangguan di batang otak
3)
Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, bau nafas dan
kepatenan jalan nafas
4)
Sistem kardiovaskuler : nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi
5)
6)
Sistem integumen : nilai warna, turgor, tektur kulit, adakah luka/ lesi
7)
Sistem reproduksi
8)
Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK, adakah retensio urine
c)
2)
Pola aktivitas dan latihan : adakah keluhan lemas, pusing, kelelahan dan
kelemahan otot sebelum klien koma.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan koma adalah sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
Resiko aspirasi, faktor resiko: penurunan tingkat kesadaran, penurunan fungsi otototot pernafasan
f)
g)
Resiko terjadi kerusakan integritas kulit, faktor resiko: immobilisasi fisik dan
perubahan sirkulasi
h)
i)
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan, faktor resiko: tak mampu
memasukkan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan karena faktor biologi ( penurunan
kasadaran/ koma )
j)
Rencana Perawatan
No
1.
Diagnosa keperawatan/
masalah kolaborasi
Kebersihan jalan nafas tak
efektif berhubungan
dengan fisiologis
(disfungsi neuromuskuler),
dengan batasan
karakteristik:
Dyspnea, penurunan
suara nafas
Kelainan suara nafas
(ronchi)
Batuk tak efektif/ tak ada
Produksi sputum banyak
Klien gelisah
Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Intervensi
nafas
Tak ada
tambahan
suara
nafas
Auskultasi
suara nafas
sebelum
dan
sesudah
suctioning
Hentikan
suction
dan
berikan O2 apabila klien
menunjukkan bradikardia dan
peningkatan saturasi O2
2.
penurunan tingkat
kesadaran
penurunan fungsi
otot -otot pernafasan
Bernafas mudah
Monitor
rata
rata,
Saturasi O2 85-
Catat pergerakan dada,
100%
amati
kesimetrisan,
PaO2
70-100
penggunaan
otot
otot
mmHg dan PaCO2
tambahan, retraksi otot supra
35-45 mmHg, jika
klavikula, dan intercostals
klien
memakai
Monitor
suara
nafas
ventilator
seperti dengkur/ ngorok
Monitor
pola
nafas,
bradipnea,
takipnea,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot.
Palpasi
kesamaan
ekspansi paru
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskultasi cracles dan
ronchi pada jalan nafas utama
Catat
perkembangan
SaO2, dan tidal CO2,
perubahan AGD (jika klien
memakai ventilator)
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh, faktor
resiko: tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna,
mengabsorbsi makanan
karena faktor biologis
(penurunan kesadaran/
koma), dengan batasan
karakteristik:
Dilaporkan adanya
intake makanan kurang
dari kebutuhan yang
dianjurkan
Konjunctiva dan
membran mukosa pucat
Pembuluh kapiler
rapuh
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
1. Monitoring gizi
Monitor muntah
Catat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
250 mg%
Pantau
laboratorium
biokimia jika perlu (protein,
albumin, globulin, Hb, Hmt,
GDS,
chollesterol,
trigliseride)
Evaluasi
tanda
tanda
kerusakan gizi
Menggunakan otot
pernafasan tanmbahan
Dyspnea
Ortopnea
Perubahan
pengembangan dada
Nafas pendek
Tahan ekspansi
berlangsung sangat lama
Kedalaman
pernafasan: tidal volume
500ml saat istirahat
Status respirasi:
sekret
ventilasi pergerakan
Pertahankan jalan nafas
udara ke dalam dan
tetap efektif
keluar paru
Kedalaman
instruksi
inspirasi
dan
Monitor aliran oksigen,
kemudahan bernafas
canul oksigen, dan humidifier
Ekspansi
dada
Observasi
tanda
tanda
simetris
hipoventilasi
Suara
nafas
Monitor
respon
klien
tambahan tidak ada
terhadap pemberian oksigen
Nafas
pendek
tidak ada
3. Monitoring Vital Sign
2.
Vital sign status
Indikator:
Status tanda vital
(RR, TD) dalam
rentang
yang
diharapkan
RR: 16-24x/mnt
TD:
120-140
mmHg
70-90
RR
Catat adanya fluktuasi TD
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor kualitas nadi
Monitor adanya pulsus
paradoks
Monitor adanya pulsus
alteransmonitor jumlah dan
irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya chusing
triad (tekanan nadi yang
melebar,
bradikardia,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dan
perubahan vital sign
4. Monitor Respirasi
Monitor
rata
rata,
kedalaman, irama, dan usaha
respirasi
Monitor
pola
nafas:
bradipnea, takipnea, kusmaul,
hiperbentilasi, cheyne stokes,
biot
5.
Resiko ketidakseimbangan
volume cairan, faktor
resiko: penurunan fungsi
ginjal akibat penurunan
kesadaran/ koma
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronchi pada jalan
nafas utama
Auskultasi
suara
paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
Monitor kekuatan inspirasi
maksimal, volume ekspirasi,
dan kapasitas vital
Monitor hasil ventilasi
mekanik, catat peningkatan
tekanan
inspirasi
dan
penurunan tidal volume (jika
klien memakai ventilator)
Monitor
peningkatan
kelelahan, cemas, dan lapar
udara
Catat perubahan SaO2,
SvO2 dan tidal Co2 (jika
klien memakai ventilator)
Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
Monitor sekret respirasi
klien
Catat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
Monitor
dyspnea
dan
kejadian yang meningkatkan
atau memperburuk respirasi
Buka jalan nafas dengan
chin lift atau jaw trust k/p
Posisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah aspirasi
Lakukan resusitasi k/p
Lakukan tindakan terapi
respiratori
Intake-output
Berikan cairan
Rasa haus tidak
Pertahankan aliran infus
berlebihan/ rakus
sesuai advis
Membran mukosa
lembab
2. Manajemen cairan (4120)
Hidrasi kulit adekuat
Pertahankan
keakuratan
catatan intake dan output
Monitor
tanda
tanda
overhidrasi/ kelebihan cairan
( krakles, edema perifer,
distensi vena leher, asites,
edema pulmo )
Berkan
cairan
dengan
selang ( NGT ) kalau perlu
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Laporkan
jika
ada
ketidakseimbangan elektrolit
ketidakseimbangan elektrolit
( kejang, kram perut, tremor,
mual, dan muntah, lethargi,
cemas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang,
depresi pernafasan, gangguan
irama jantung, penurunan
kesadaran: apatis, coma )
4. Manajemen Elektrolit (2000)
Monitor
kehilangan
elektrolit
lewat
suction
nasogastrik, diare, diaporesis
Monitor
respon
klien
terhadap terapi elektrolit
Monitor
efek
samping
pemberian
suplemen
elektrolit
Kolaborasi
dokter
pemberian
obat
yang
mengandung
elektrolit
(aldakton, Kcl, Kalsium
Glukonas)