TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
(Corwin, 2009).
gejala yang berlanjut ke suatu organ tubuh lain seperti stroke untuk otak,
dua yaitu:
1) Usia
merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami
8
2) Jenis kelamin
3) Riwayat Keluarga
1) Merokok
Merokok lebih dari satu pak rokok sehari berisiko 2 kali lebih rentan
2) Konsumsi garam
tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga
akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Konsumsi garam yang
jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
minyak sayuran, biji - bijian dan makanan lain yang bersumber dari
4) Konsumsi alkohol
volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam
5) Kurang Olahraga
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus
2005).
6) Stres
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama,
7) Obesitas
Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk
3. Patofisiologi
darah terletak pada pusat vasomotor, yang terdapat pada medulla di otak. Pusat
vasomotor terletak pada saraf simpatis sampai bawah korda spinalis mulai dari
kolumna hingga ganglia simpatis yang berada pada torak dan abdomen.
Pada saat yang sama sebagai respon emosi pembuluh darah dan
akan di perkuat ketika korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya.
dan perubahan Angiotensi ini menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air
Proses inilah yang menyebabkan keadaan tubuh menjadi hipertensi (Price &
Wilson, 2016).
dan fungsional pada sistem pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada
4. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi pada Klien berusia > 18 Tahun oleh The Joint National
(1988)
berikut.
2) Jenis kelamin dan usia: laki laki berusia 35 sampai 50 tahun dan wanita
hipertensi
b. Hipertensi sekunder
adalah peningkatan tekanan darah karena kondisi fisik yang ada seperti
5. Manifestasi Klinis
ditemukan kelainan selain tekanan darah yang tinggi, akan tetapi dapat
ditemukan:
a. Perubahan pada retina
b. Eksudat
kemungkinan tidak dapat terobati, dapat timbul gejala - gejala seperti berikut:
a. Sakit Kepala
b. Perdarahan di hidung
c. Kelelahan
d. Mual
e. Muntah
f. Sesak Nafas
g. Gelisah
h. Pandangan Kabur (akibat dari kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal)
6. Komplikasi
a. Stroke terjadi karena hemoragi tekanan tinggi pada otak, atau karena
embolus terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi.
aneurisma.
miokardium atau dapat juga terjadi karena terbentuk nya trombus yang
miokard yang terjadi pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel terjadi
karena kebutuhan akan oksigen pada miokardium tidak bisa dipenuhi dan
terjadi iskemia jantung dan menyebabkan infark. Hal ini juga yang terjadi
c. Gagal ginjal terjadi akibat dari kerusakan progresif yang disebabkan oleh
tekanan yang tinggi pada pembuluh kapiler glomerulus ginjal. Rusak nya
yaitu nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian
akan keluar melalui urine dan tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
susunan saraf pusat. Neuron yang ada di sekitar nya mengalami kolaps
a. Hemoglobin/hematokrit
b. BUN/kreatinin
c. Glukosa
d. Kalium serum
e. Kalsium serum
kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid
adanya diabetes.
k. Asam urat
l. Steroid urine
m. IVP
n. Foto dada
o. CT-Scan
p. EKG
konduksi.
8. Penatalaksanaan
1) Olahraga
5) Menghindari stress
1) Diuretik (Hidroklorotikazid)
hiperglikemia.
pembuluh darah.
menggunakan air raksa (merkuri), aneroid dan elektrik. Tipe air raksa adalah
terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik, sedangkan tingkat dimana bunyi
yaitu:
b. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan
d. Buang air kecil dulu sebelum di ukur, karena kandung kemih yang penuh
Pengukuran dilakukan pada posisi terbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali
atau lebih dengan interval 2 menit. Ukuran manset harus sesuai dengan ukuran
lengan atas. Manset harus melingkar paling sedikit 80% lengan atas atau 3 cm
diatas lengan atas dan lebarnya minimal 40% dari lingkar lengan dan di bawah
kontrol manometer. Balon dipompa hingga kira - kira 30 mmHg di atas nilai
atas arteri brankhialis pada lipat siku, di sisi bawah manset. Kemudian tekanan
jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang pertama
(korotkoff I), sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi tidak terdengar
Menjadi tua atau menua (aging) adalah suatu proses menghilang nya
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang
d. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
3. Karakteristik Lansia
(2012).
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang
kesehatan)
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dan
kondisi maladatif
Menurut Potter & Perry (2009) tugas perkembangan pada lansia, yaitu:
a. Komposisi tubuh
perdekade setelah usia 30 tahun. Cairan pada tubuh lansia sekitar 45% dari
berat badan sedangkan pada orang muda sekitar 60% dari berat badan.
Tinggi badan lansia dapat lebih rendah dibandingkan tinggi badan saat usia
b. Otak
Berat otak pada usia 90 tahun berkurang 10% dibandingkan saat masih
muda. Kira – kira sebanyak 100.000 sel neuron berkurang setiap hari.
Sekitar 10% lansia sehat akan mengalami atrofi otak difusi. Bila
rangsang yang datang, dan kemampuan kalkulasi. Akan tetapi tidak sedikit
stres sangat tergantung pada volume sekuncup (stroke volume) dan kinerja
1) Penurunan kadar renin karena menurun nya jumlah nefron akibat proses
menua.
sistolik.
d. Paru
jumlah darah yang sampai ke ginjal. Keadaan ini juga disebabkan oleh
(Arisman, 2009).
f. Gastrointestinal
halus pada usia diatas 40 tahun akan berkurang, tetapi penyerapan zat gizi
masih dalam batas normal, kecuali kalsium dan zat besi ketika berusia 60
tahun hal ini disebabkan oleh motilitas usus halus yang masih normal,
g. Muskuloskeletal
oleh lemak, kolagen, dan jaringan parut. Aliran darah ke otot berkurang
berkurangnya jumlah zat-zat gizi dan energi yang tersedia untuk otot
yang dimiliki akan berkurang sekitar 10 – 20% dari kekuatan otot yang
usia 45 tahun sesuai dengan jenis kelamin. Pada wanita kehilangan sekitar
25% dan pada pria sekitar 12% dari total masa tulang awal. Kekuatan dan
stabilitas tulang akan menurun karena reabsorpsi tulang terjadi lebih besar
osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut. Kejadian ini
seperti lutut, paha, dan lumbal. Pada usia 30 tahun, kartilago yang meliputi
h. Sistem Indera
proporsi protein yang berada di sel otak, otot, hati, ginjal, dan darah. Pada
biru tua atau hijau. Lansia juga mengalami penurunan temperatur tubuh
(Guccione, 2000).
C. Konsep Senam Tai Chi
Tai Chi adalah latihan yang menggunakan rasa (bukan kekuatan otot)
nafas, merupakan bentuk latihan yang cocok bagi lansia. Gerakan Tai Chi
membentuk harmoni. Yin (wanita, negatif, malam, bumi) dan Yang (pria,
positif, siang, langit) dipadukan lewat latihan – latihan fisik membentuk satu
dkk, 2016).
j. Mencegah osteoporosis
k. Merangsang organ internal untuk bekerja menjalankan fungsinya dengan
baik
menyambung tanpa putus. Akhir dari satu gerakan merupakan awal dari
gerakan berikutnya. Bisa dilakukan oleh pria, wanita tua, muda, sebelum
maupun 1 (satu) jam setelah makan untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
Perlu dilatih secara rutin, sampai bisa menjadi bagian dari kehidupan sehari-
Menurut Riasmini dkk (2016) untuk memulai senam Tai Chi, diawali
dengan menenangkan diri, pikiran dan membayangkan langit adalah ayah dan
bumi adalah ibu kita. Meski makhluk sekecil saya, di manapun berada, merasa
perut sekitar 4 jari di bawah pusar karena merupakan pusat berlabuhnya energi.
Kemudian lakukan formasi gerakan-gerakan senam Tai Chi sambil melakukan
Berdiri dengan kaki selebar pundak, kepala diarahkan seolah menyundul langit,
digerakkan oleh nafas keluar, kemudian ditahan sejenak. Lalu lutut ditekuk,
pinggang dilenturkan, mengikuti nafas yang masuk seolah mau menuju perut
Kemudian nafas mendorong lutut dan pinggang kembali tegak, disertai kepala
titik berat di kaki kiri dan kanan, sambil mengayunkan tangan. Posisi lutut saat
depan dan belakang mengikuti irama keluar dan masuk nafas. Waktu maju,
Latihan berjalan dengan rute lurus, zig-zag dan berputar untuk melatih
Penutup
Gerakan Penutup
Jongkok – berdiri ulang alik dengan hati – hati sesuai kemampuan tanpa di
paksakan.
D. Penelitian Terkait
senam Tai Chi terhadap penurunan tekanan darah lansia yang dilakukan di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Banyuwangi pada tahun 2012 pada 21
orang lansia penderita hipertensi mulai dari tanggal 1 Juli 2012 – 30 Juli 2012.
Hasil nya setelah dilakukan senam Tai Chi dari 21 orang lansia yang rata rata
memiliki tekanan darah antara 140/90 mmHg hingga 179/109 mmHg, 12 orang
lansia mengalami penurunan tekanan darah yaitu dengan rata – rata antara
110/80 mmHg – 159/99 mmHg sementara 8 orang memilki tekanan darah yang
tetap.
2. Istifa Hikma Aridha melakukan penelitian tentang pengaruh senam Tai Chi
ini dilakukan selama 3 bulan pada 48 wanita yang berusia 50 tahun ke atas
yang terbagi dalam 2 kelompok, kelompok yang tidak melakukan senam Tai
Chi merupakan anggota PKK Kelurahan Kembang Sari dan kelompok yang
mengikuti senam Tai Chi merupakan anggota sanggar Tai Chi Jogja
3. Nur Annisa Donogoram melakukan penelitian tentang pengaruh senam Tai Chi
terhadap penurunan denyut nadi pada lansia yang dilakukan pada 10 orang
minggu. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pada saat istirahat denyut
nadi lansia setelah melakukan senam Tai Chi lebih rendah dibandingkan
tandem dan senam Tai Chi terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia
yang dilakukan pada 22 orang lansia di BPSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta.
dan 11 orang melakukan senam Tai Chi masing masing kelompok melakukan
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara latihan jalan
tandem dan senam Tai Chi dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia.
Kerangka Teori
Tanda dan Gejala
Etiologi kecemasan: kecemasan:
1. Gelisah, perasaan
tegang, khawatir
berlebihan, mudah letih,
sulit berkonsentrasi,
iritabilitas, otot tegang
dan gangguan tidur.
2. Inga
tan
Penurunan atau
Tekanan Darah mim
pi
buru
k
TERAPI WARNA
beru
lang
3. kesu
Sumber: Maryatun (2016), Taylor 1995 dalam Nindyasari (2010)
litan
mer
asak
an
emo
si
(efe
k
data
r),
inso
mni