B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
3. CIDERA KEPALA
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Diagnosis cedera kepala biasanya tidak sulit ditegakkan : riwayat
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja atau perkelahian hampir selalu
ditemukan. Pada orang tua dengan kecelakaan yang terjadi di rumah,
misalnya jatuh dari tangga, jatuh di kamar mandi atau sehabis bangun
tidur, harus dipikirkan kemungkinan gangguan pembuluh darah otak
(stroke) karena keluarga kadang-kadang tak mengetahui pasti urutan
kejadiannya, jatuh kemudian tidak sadar atau kehilangan kesadaran lebih
dahulu sebelum jatuh.
Anamnesis lebih rinci tentang:
a. Sifat kecelakaan.
b. Saat terjadinya, beberapa jam/hari sebelum dibawa ke rumah sakit.
c. Ada tidaknya benturan kepala langsung.
d. Keadaan penderita saat kecelakaan dan perubahan kesadaran sampai
saat diperiksa.
Pemeriksaan Fisik
Hal terpenting yang pertama kali dinilai bahkan mendahului
trias adalah status fungsi vital dan status kesadaran pasien.
Status fungsi vital
Status kesadaran pasien
Status neurologis
4. CIDERA MEDULA SPINALIS
ANAMNESE
Pengkajian.
a. Identitas klien, meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada.
usia muda), jenis kelamin (kebanyakan laki-laki karena sering
mengebut saat mengendarai motor tanpa pengaman helm),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan
jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta
pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan
ekstremitas, inkontinensia urine dan inkontinensia alvi, nyeri
tekan otot, hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan
deformitas pada daerah trauma.
Lanjutan..
Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma tulang
belakang akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga,
kecelakaan industri, jatuh dari pohon atau bangunan, luka
tusuk, luka tembak, trauma karena tali pengaman (fraktur
chance), dan kejatuhan benda keras.
Riwayat penyakit dahulu. Pengkajian yang perlu ditanyakan
meliputi adanya riwayat penyakit degeneratif pada tulang
belakang, seperti osteoporosis dan osteoartritis.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data
pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
per sistem (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan B3 (Brain) dan
B6 (Bone) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan
klien.
Lanjutan..
Pemeriksaan Saraf kranial:
(1) Saraf I. Biasanya tidak ada kelainan pada klien cedera tulang belakang dan
tidak ada kelainan fungsi penciuman.
(2) Saraf II. Setelah dilakukan tes, ketajaman penglihatan dalam kondisi normal.
(3) Saraf III, IV, danVI. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata
dan pupil isokor.
(4) SarafV. Klien cedera tulang belakang umumnya tidak mengalami paralisis pada
otot wajah dan refleks kornea biasanya tidak ada kelainan
(5) SarafVII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris.
(6) SarafVIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
(7) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Ada usaha
klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk
(8) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi, Indra pengecapan normal.
Lanjutan..
Pemeriksaan refleks:
Pemeriksaan refleks dalam
Pemeriksaan refleks patologis
Refleks Bullbo Cavemosus positif
Pemeriksaan sensorik.
5. POLIO
Anamnesis
Anamnesis pada penderita penyakit Poliomielitis dapat diperoleh
dari penderita sendiri (autoanamnesis) pada anak yang sudah
bisa bicara dan keluarga atau orang lain (alloanamnesis) pada
penderita yang belum bisa berbicara. Pada anamnesis penderita
poliomielitis akan didapatkan keluhan antara lain :
Demam
Sakit Kepala
Muntah
Peradangan Tenggorokan
Sulit buang air besar
Nyeri
Kelumpuhan
Pemeriksaan fisik
Kelemahan otot
• Otot-otot tubuh terserang paling akhir
• Sensorik biasanya normal
• Reflek tendon dalam biasanya mulai terlihat 3-5 minggu setelah
paralisis, dan menjadi lengkap dalam waktu 12-15 minggu serta
bersifat permanen.
• Gangguan fungsi otonom sesaat, biasanya ditandai denganretensi
urin.
• Tanda-tanda rangsang mingineal
• Gangguan saraf kranial (poliomielitis bulbar). Dapat mengenai
saraf kranial IX dan X atau III. Bila mengenai retikularis di batang
otak maka terdapat ganguan bernafas, menelan, dan sestem
kardiovaskuler.
6. TETANUS
Pengkajian
Riwayat kehamilan prenatal. Ditanyakan apakah ibu sudah diimunisasi
TT.
Riwayat natal ditanyakan. Siapa penolong persalinan karena data ini
akan membantu membedakan persalinan yang bersih/higienis atau
tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat persalinan.
Riwayat postnatal. Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan
bayi tidak dapat menetek (incubation period). Berapa lama selang
waktu antara gejala tidak dapat menetek dengan gejala kejang yang
pertama (period of onset).
Riwayat imunisasi pada tetanus anak. Ditanyakan apakah sudah pernah
imunisasi DPT/DT atauTT dan kapan terakhir.
Riwayat psiko sosial : Kebiasaan anak bermain di mana dan hygiene
sanitasi
Kasus
Seorang laki-laki usia 59 tahun dirawat di bangsal syaraf RS.
Klien mengeluh kaki dan tangan sebelah berat untuk digerakan .
bicaranya pelo (afasia) dan mulut/lidah tampak tidak simetris.
Riwayatnya terjadi ketika 2 hari yang lalu sedang membersihkan
halaman tiba-tiba lemas dan terjatuh , lalu dibawa keluarganya
ke RS. Klien mempunyai riwayat hipertensi sudah 10 tahun.
Pada waktu masuk IGD GCS :13 dan TD :178/98 mmHg.
Pemeriksaan hari ini kesadaran kompos mentis GCS:15 dan TD
140/90mmHg. Hasil pemeriksan CT scan menunjukan adanya
perdarahan serebral dan iskemik.
Keluhan Utama gangguan sistem
persyarafan
Stroke : Nyeri
Trauma kepala : Nyeri kepala
Trauma spinal meningitis : Kejang/Penurunan
kesadaran/nyeri kepala
Enchefalitis : Demam/kejang
Poliomielitis : Batuk pilek/ Demam
Tetanus : Kejang
Pertanyaanyang di ajukan pada
pasien/keluarga
Apakah klien sebelumnya pernah terjatuh ?
Apakah imunisasi pada saat anak-anak/bayi lengkap ?
Apakah klien sering mengalami sakit kepala sebelumnya?
Riwayat penyakit apa saja yang pernah dimiliki oleh klien
sebelumnya?
Apakah klien sering menggunakan obat-obatan untung
menghilangkan rasa sakit sebelumnya ?
Apakah di dalam keluarga klien ada yang memiliki riwayat
penyakit yang sama?
Pertanyaan yang diajukan pada pasien
dalam gangguan aktivitas dan mobilitas