Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Flu Burung. Tak lupa pula Sholawat serta salam kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbingkita dari zaman
jahiliyah hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu.

Berkat ridho Allah SWT dan doa kedua orang tua yang telah

membantu kamidalam menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa

dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik

materi maupun cara penulisannya.

Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk

masyarakat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ambon, 09 Oktober 2021

AGUS S HEHANUSSA
DAFTARISI
KATA PENGANTAR…………...………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………3
BAB I……………………………………………………………………………4
Pembahasan……………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang.………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………...………………………………………………..6
C. Tujuan………….………………………………………………………………6
Bab II…………………………………………………………………………….7
Pembahasan…………………...…………………………………………………7
A. Pengertian Flu Burung……….………………………………………………7
B. Sejarah Penyebaran Penyakit Flu Burung…..……………………………….9
C. Cara penyembuhan Penyakit Flu Burung…………………………………..15
D. Cara pencegahan Penyakit Flu Burung…………………………….………18
Bab III Metode………………………………………………………………….20
Penutup………………………………………………………………………… 20
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 20
B. Saran………………………………………………………………………... 20
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 22
BAB I
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG

flu burung adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus
H5NI.
Flu burung sangat berbahaya karena menyebabkan kematian unggas secara menda
dak dan menyebar dengan cepat. Ayam, itik, angsa, kalkun, burung puyuh,
burung-burungliar, dan beberapa binatang lainnya dapat terkena infeksi flu
burung. Flu burung dapatmenyebar ke manusia dan menyebabkan kematian.
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

influenza tipe Adan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang

ditularkan oleh virus Avian Influenza jenis  H5N1 pada unggas

dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea,Vietnam, Jepang,

Thailand, Komboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan.

Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan tranportasi unggas 

yang terinfeksi.

Penyakit flu burung pada manusia mempunyai tingkat keganasan

(virulensi) yang paling membahayakan di antara

penyakit infeksi Menular

lainnya (HIV/AIDS,Malaria, dan lain lain). Tingkat kematian akibat flu

burung angkakejadiannya sangat tinggi dibandingkan dengan penyakit

menular lainnya mencapai 81,7% di Indonesia. Masa inkubasi penyakit

flu burung pada manusia sangat cepatyaitu 1-10 hari. Identifikasi tanda

dan gejala klinik penyakit flu burung di awalidengan ISPA dengan


keluhan demam (temperatur ≥ 38ºC), batuk, sakit tenggorokan,atau

beringus (Depkes, 2004). Kadang kala sebagian besar kelompok

masyarakat menganggap biasa-biasa saja. Implikasinya dengan waktu

yang sangat cepat penyakit flu burung menyebar ke berbagai wilayah

melintasi negara.
Avian influenza (flu burung) adalah penyakit menular yang dapat

terjadi padaunggas dan mamalia yang disebabkan oleh virus infl uenza

tipe

A.Virusinfluenzatipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya 

Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Virus fl u burung yang sedang 

berjangkit saat ini adalah subtipeH5N1 yang memiliki waktu inkubasi sel

ama 3–5 hari. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak

melalui makanan, minuman, dan sentuhan.

Penderita yang terinfeksi H5N1 pada umumnya dilakukan pemeriks

aanspesimen klinik berupa swab tenggorokan dan cairan nasal. Untuk uji

konfirmasiterhadap infeksi virus H5N1, harus dilakukan pemeriksaan den

gan cara : (a)mengisolasi virus, (b) deteksi genom H5N1 dengan metode 

Polymerase ChainReaction (PCR)menggunakan sepasang primer spesifik,

(c) tes imunoflouresensiterhadap antigen menggunakan monoklonal

antibodi terhadap H5, (d) pemeriksaan adanya peningkatan

titer antibodi terhadap H5N1, dan (e) pemeriksaan denganmetode west-

ern blotting terhadap H5-spesifik. Untuk diagnosis pasti, salah satu

atau beberapa dari uji konfirmasi tersebut diatas harus dinyatakan positif.

Burung (H5N1) yang sangat patogen pertama kali dilaporkan pada

tahun 1997, bersamaan dengan KLB virus H5N1 pada unggas di Hong

Kong, dengan 18 penderitaterinfeksi H5N1 dan 6 orang meninggal (WHO


melaporkan sejak Januari 2004 -hingga akhir Oktober 2006, terdapat 256

kasus manusia dan 152 kasus meninggal (CFR 59,4%) di Vietnam,

Thailand, Kamboja, Cina, Irak, Turki, Mesir, Djibouti, Azerbai.

jan dan Indonesia. Sebagian besar kasus diyakini akibat transmisi dariun

ggas ke manusia secara sporadik melalui paparan langsung dengan ayam

yangterinfeksi H5N1.

Indonesia pada bulan Januari 2004 pun dikejutkan dengan kematian

ayam ternak yang luar biasa ( terutama di Bali, Jabotabek, Jawa Timur

,Jawa Tengah, dan sejumlah daerah lainya). Awalnya kematian tersebut 

disebabkan virus new castle, namunkonfirmasi terakhir oleh Departemen

Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian Influenza). Jumlah

unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10  provinsi di

Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit flu burung?
2. Bagaimana sejarah penyebaran penyakit flu burung?
3. Bagaimana cara penyembuhan penyakit flu burung?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit flu burung?

2. . Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Tujuan umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah "Penyakit Tropis"

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui apa itu penyakit flu burung

2. Untuk mengetahui sejarah penyakit flu burung


3. Untuk mengetahui cara penyembuhkan penyakit flu burung

4. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit flu burung

3. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Flu Burung

Pengertian flu Burung merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat


Membunuh seluruh ternak unggas di areal usaha peternakan. Flu Burung
merupakan penyakityang berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat
ke areal peternakan lain dan diseluruh tanah air. Flu Burung berbahaya karena
Banyak Jenis Flu Burung dapat menyebabkan manusia sakit dan meninggal.
(Buku Petunjuk bagi Paramedik Veteriner, Mei 2005
Penyakit flu burung (bird flu, avian influenza/AI) ialah penyakit yangdisebabkan
oleh virus influenza tipe A dan ditularkan antar unggas. Unggas penular tersebut ialah
burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh beberapa hewan yang lain
seperti babi, kuda, anjing laut, ikan paus, dan musang. Data lain menunjukkan penyakit
ini bisa terdapat di burung puyuh dan burung onta. Penyakitini ditularkan dari burung
ke burung, tetapi dapat juga menular ke manusia. (Mulyadi,2005)

Avian Influenza (AI) yang juga dikenal sebagai fowl plague adalah
penyakitvirus zoonotik yang ditandai dengan pernapasan, menemukan sistem
pencernaan dansaraf dengan tinggi morbiditas dan mortalitas pada spesies
unggas. Burung, terutama burung air adalah yang alami reservoir virus influenza
A dan banyak spesies burung, peliharaan dan liar, dapat terinfeksi dengan ini
virus. (M.J. Mehrabanpour et al, 2007)

Karena semua virus influenza A memiliki nukleoprotein dan matriks


yang
miripantigen antigen,adalah target yang disukai dari metode serologi kelompok
influenza A. Agar gel tes immunodiffusion dapat digunakan untuk mendeteksian
tibodi terhadap antigen ini. Virus terkonsentrasi persiapan yang mengandung
salahsatu atau kedua jenis antigen digunakan dalam tes tersebut. Tidak semua
spesies burung mengembangkan antibodi pencetus yang terbukti Tes
imunosorben terkaitenzim memilik telah digunakan untuk mendeteksi antibodi
terhadap influenza.Antigen jenis tertentu tergantung pada spesie (Tidak
langsung) atau format pengujianspesies kompetitif (kompetitif).
Tes penghambatan Haemagglutinati juga telah digunakan dalam serologi
diagnostik rutin, tetapi mungkin teknik ini mungkin gagal beberapa infeksi
tertentu karena haemagglutinin adalah subtipe spesifik.(Alexander etal, 2010).

Flu burung adalah penyakit menular pada spesies unggas yang


disebabkan virusinfluenza tipe A dengan berbagai subtipe. Burung liar/migratory
waterfowlmerupakan reservoir alamiah virus avian influenza di dalam saluran
cernanya dantidak menimbulkan gejala penyakit. Lain halnya dengan burung
peliharaan, ternak domestik termasuk ayam dan kalkun sangat rentan terhadap
virus ini sampaimenimbulkan kematian. Gejala penyakit bervariasi dari ringan
sampai berat. Bilavirus avian influenza yang patogenitasnya rendah berulang
kali menginfeksi ternak,maka ia akan bermutasi menjadi sangat patogen dan
dapat menular ke manusia yangkemudian menyebabkan epidemik flu burung.

(Kumala Widyasari, 2005)

Penyakit flu burung yang disebabkan virus avian influenza (AI) tipe A
galur H5N1 telah menimbulkan kerugian besar karena membunuh jutaan ternak
unggas diIndonesia sampai 70% dan mempengaruhi industri peternakan ayam
skala kecilmaupun besar Virus yang awalnya hanya menyerang unggas kini
telah merebak menyerang babi, anjing, kucing dan manusia. Hal yang paling
ditakuti para ahliadalah apabila terjadi mutasi yang tidak diinginkan pada virus
H5N1 maka akanterjadi pandemi yang akan menelan korban jiwa manusia
sangat besar karena obatnya belum ditemukan. Di Indonesia, sampai dengan
November 2011, terdapat 182 kasusflu burung positif dan 150 orang (82,42 %)
diantaranya meninggal dunia (Anonim,2012). Kondisi demikian telah
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan resikotertinggi penyebaran flu
burung di dunia. Penyakit ini dianggap sangat berbahayakarena resiko kematian
pasien > 50%. (Setiyono Agus, 2013)

Influenza A disebabkan oleh virus tertentu yang merupakan anggota


keluargaOrthomyxoviridae dan ditempatkan di genus influenzavirus A. Ada tiga
generainfluenza - A, B dan C; hanya influenza Virus diketahui dapat
menginfeksi burung.Diagnosis adalah dengan isolasi virus atau dengan deteksi
dan karakterisasi fragmengenomnya. Ini karena infeksi pada burung dapat
menimbulkan berbagai macamtanda-tanda klinis yang dapat bervariasi sesuai
dengan tuan rumah, strain virus,kekebalan host status, keberadaan organisme
eksaserbasi sekunder dan kondisilingkungan. (OIE Terrestrial Manual, 2015).

Influenza pada manusia adalah penyakit saluran pernafasan akut


yangdisebabkan infeksi virus famili orthomyxoviridae dengan subtipe influenza
A, B atauC. Influenza virus A dan B dapat menyebabkan infeksi pada manusia;
infeksiinfluenza A mengakibatkan risiko yang lebih tinggi dan berpotensi
menjadi epidemidan pandemi. Virus influenza A dibagi menjadi beberapa
subtipe tergantung permukaan glikoproteinnya yang penting secara imunologi,
yaitu hemaglutinin (HA)dan neuraminidase (NA). Beberapa glikoprotein sudah
dapat dikenali yaitu HA (Hl-H17) dan NA (N 1 -N9). Virus-virus influenza A
dari semua tipe HA dan NAditemukan pada spesies unggas, dan didapati secara
terbatas pada beberapa mamalia.Pada manusia, sebagian besar infeksi
disebabkan oleh virus H 1 N 1, H2N2 danH3N2. (R Endang dkk, 2006)

Penyakit flu burung pada manusia mempunyai tingkat keganasan


(virulensi)yang paling membahayakan di antara penyakit infeksi menular
lainnya (HIV/AIDS,Malaria, dan lain-lain). Tingkat kematian akibat penyakit flu
burung angkakejadiannya sangat tinggi dibandingkan dengan penyakit menular
lainnya mencapai81,7% di Indonesia. (Budiman dkk, 2008)

Avian influenza (AI) mengacu pada infeksi burung dengan virus flu
burungfamili Orthomyxoviridae. RNA inivirus tersebar luas, sangat menulardan
sangat bervariasi. Virus AI adalah paling sering dicatat dalam unggas air
(didefinisikan untuk tulisan ini sebagai anggota pesanan Anseriformes - bebek,
angsa, dan angsa),yang dianggap menjadi reservoir biologis dan genetik dari
semua virus AI dan primordial reservoir semua virus influenza untuk burung dan
mamalia. (Surveillance,2016)

 
C. Cara penyembuhan Penyakit Flu Burung

1. Pengobatan flu burung pada ternak

Virus flu burung yang dapat menyerang pada hewan saat ini belum
diketahuiobat maupun vaksin yang tepat untuk mengobatinya. Pemberian obat
maupun vaksindilakukan lebih ke arah pencegahan supaya tidak menular kepada
hewan lain maupun manusia di sekitarnya. Beberapa langkah
yang dapat ditempuh

dalam penanggulangan pengobatan flu burung antara lain sebagai berikut:

a. Biosekuriti

Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan
yang ditujukan untuk menjaga keamanan hayati pemeliharaan kesehatan dan
memperkecil ancaman

terhadap individu yang dilindungi. Usaha ini antara lain:

1) Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak, produk unggas,
pakan, kotoran, bulu, dan alas kandang.

2) Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan kendaraan keluar masuk
peternakan.

3) Peternak dan orang yang hendak masuk peternakan harus


memakai pakaian pelindung seperti masker, kaca mata plastik, kaos tangan, 
dan sepatu.

4) Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar.

( Irianto, K.,2007) b. Depopulasi

b. Depopulasi 
adalah tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan yang 
tertular virus flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran pen
yakit lebih luas. Cara pemusnahan unggas yangterinfeksi virus flu burung adalah
menyembelih semua unggas yang sakit danyang sehat dalam satu kandang
(peternakan). Selain itu, dapat juga dilakukandengan cara disposal, yaitu
membakar dan mengubur unggas mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta
bahan dan peralatan yang terkontaminasi. (Khairil A. Notodiputro, 2008)
c. Vaksinasi
Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di daerah yang telah
diketahui ada virus flu burung. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
inaktif (killed vaccine) yang resmi dari pemerintah. (Pranata Setia, 2011).

2. Pengobatan flu burung pada manusia


Flu burung pada manusia belum ada obatnya. Meskipun tidak
semua penderita mengalami kematian, flu burung tetap harus diwaspadai karenadi
khawatirkan virus ini akan mengalami mutasi menjadi lebih ganas. Berikut
ini beberapa tindakan untuk mewaspadai flu burung:
a. Berolahraga secara teratur, sehingga fisik sehat. 
b. Makan  makanan  yang  bergizi,  dapat  menyuplai energi untuk
pembentukan kekebalan tubuh yang optimal.
c. Mengkonsumsi produk unggas yang benar-benar sudah matang.d.
Hindari berkunjung ke peternakan.
e. Seringlah mencuci tangan dan hindari meletakkan tangan di hidung dan
mulut.

f. Membiasakan hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan.

g. Cukup istirahat.

Jika ada yang terkena flu burung di sekitar kita maka langkah yang dapat
diambil adalah:

Tidak panik, tapi tetap waspada.

b. Membawa penderita ke dokter atau rumah sakit terdekat.

c. Melaporkan pada pihak terkait, seperti Dinas Peternakan atau Dinas
kesehatan setempat supaya ditindaklanjuti.

d. Tidak mengucilkan keluarga penderita karena keluarga penderita


belumtentu tertular. Selain itu belum ada bukti bahwa flu burung menular
antar manusia. ( Irianto, K., 2007)Penanggulangan di rumah sakit :a.
Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan). b.
Oksigenasi, dengan mempertahankan saturasi O2 > 90 %c. Hidrasid.
Antibiotika, anti inflamasi , obat –obatan imunomodulator e. Terapi
simptomatis untuk gejala flu, seperti analgetika atau
antipiretika,mukolitik, dekongestan. (Soejoedono, D. Retno. 2006)

BAB III

PENUTUPAN.

Kesimpulan

1. Penyakit flu burung (bird flu, avian influenza/AI) ialah penyakit


yangdisebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan antar unggas. Unggas
penular tersebut ialah burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh
beberapa hewanyang lain seperti babi, kuda, anjing laut, ikan paus, dan musang.
Data lainmenunjukkan penyakit ini bisa terdapat di burung puyuh dan burung
onta. Penyakitini ditularkan dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke
manusia.2.

Penyakit influensa unggas (avian influenza), atau lebih dikenal sebagai


“wabah flu burung”, pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 sebagai wabah
yang menjangkiti ayam dan burung di Italia, yang disebut juga sebagai
“Penyakit Lombardia” mengikuti nama sebuahdaerah lembah di hulu sungai Po.

3. Flu burung pada manusia belum ada obatnya. Meskipun tidak semua
penderita mengalami kematian, flu burung tetap harus diwaspadai
karenadikhawatirkan virus ini akan mengalami mutasi menjadi lebih ganas4.
Secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis seperti mencuci tangan
danmenggunakan alat pelindung diri bila diperlukan merupakan upaya yang
harusdilakukan oleh mereka yang kontak dengan ternak. Karena telur juga dapat
tertular, penanganannya kulit telur dan telur mentah juga perlu diperhatikan.
WHO jugamenyatakan, dengan memasaknya seperti yang biasa kita lakukan
selama ini, virus flu burung akan mati. Ada anjuran: daging, daging unggas
harus dimasak sampai suhu700C atau 800C selama sedikitnya satu menit. Kalau
kita menggoreng atau merebusayam di dapur misalnya, tuntu lebih dari itu suhu
dan lamanya memasak. Artinyaaman mengkonsumsi ayam atau unggas lainnya
asal telah dimasak dengan baik.

20

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulisakan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengansumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah
Buku Petunjuk bagi Paramedik Veteriner. 2005. Pencegahan dan

Pengendalian FluBurung (Avian Influenza) pada Peternakan Unggas

Skala Kecil.Mulyadi B,. Prihatini. 2005. DIAGNOSIS LABORATORIK

FLU BURUNG (H5N1).M.J. Mehrabanpour et al. 2007. Pathological

Findings of Highly Pathogenic AvianInfluenza Virus

A/Duck/Vietnam/12/2005 (H5N1) in Turkeys.Alexander at al. 2010.

Avian Influenza in Mexico.Kumala Widyasari. Avian influenza : profil

dan penularannya pada manusia. Oktober-Desember 2005,Vol.24

No.4Setiyono Agus,. Bermawie Nurliani. Potensi Tanaman Obat untuk

PenanggulanganFlu Burung: Uji In Vitro pada Sel Vero. JSV 31 (1),

Juli 2013.OIE Terrestrial Manual. Avian Influenza (Infection with avian

influenza virus). 2015R Endang, dkk. KARAKTERISTIK

EPIDEMIOLOGI KASUS-KASUS FLUBURUNG DI INDONESIA. Juli

2005 - Oktober 2006Budiman, dkk. 2008. KAJIAN PERANAN

LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR

BIASA (KLB) PENYAKIT FLU BURUNGPADA MANUSIA).Avian

influenza: epidemiology and surveillance in New Zealand. Surveillance


43 (4)2016Maksum Radji. AVIAN INFLUENZA A (H5N1) :

PATOGENESIS, PENCEGAHANDAN PENYEBARAN PADA

MANUSIA. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III, No.2, Agustus 2006, 55

- 65

22

Kartono Mohamad. 2016. Flu burung.Rahma Shofia Safira dkk.

2014. Gambaran Pengetahuan Masyarakat mengenaiInfluenza pada

Manusia di Kabupaten Indramayu dan Majalengka sebagaiWilayah

Kejadian Luar Biasa H5N1 pada Unggas di Jawa Barat Tahun

2014.WHO. 2015. Review of latest available evidence on potential

transmission of avianinfluenza (H5N1) through water and sewage and

ways to reduce the risks tohuman health.

Abidin Zainal. 2011. East Java to Prevent Bird Flu.WHO. 2008.

Clinical management of human infection with avian influenza A (H5N1)

virus.Edi Widya Sukoco Noor, dkk. 2012. PERILAKU BERISIKO

PETERNAK UNGGAS DANKEJADIAN FLU BURUNG DI DESA

MOJOTAMPING KECAMATANBANGSAL KABUPATEN

MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR.Balitbang depkes, 2015. Flu

burung.Donald et all. 2011. Occurrence of Disease Transmission Causes

Avian Influenza at Humansin Pekanbaru City and Pelalawan RegencyR.

sedyaningsih Endang, dkk. 2006. KARAKTERISTIK EPIDEMIOLOGI

KASUS-KASUSFLU BURUNG DI INDONESIA JULI 2005 -

OKTOBER 2006Chanlett, Emma. 2006. International Efforts to Control

the Spread of the Avian Influenza(H5N1) Virus: Affected Countries’


Responses Nelson, Rodrigo da Silva Martins. 2012. An Overview on

Avian InfluenzaPranata, Setia. 2011. Vaksinisasi di Indonesia.

Khairil A. Notodiputro. 2008. Faktor populasi terhadap Penyakit

Flu Burung.

Irianto, K., 2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme

Jilid I, Yrama Widya.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai