Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG

METODE PELAYANAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

NAMA : SHELY MARISKA

NIM :171030100111

KELAS : 8C KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa ada suatu halangan apapun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu
tugas sekolah. Disamping itu, penulis berharap agar makalah ini dapat membantu siswa-siswi
untuk mengetahui bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan Di Indonesia.

Sebagai insan Tuhan yang tidak sempurna, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan. Oleh sebab itu, penulis memohon
maaf serta mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan di jadikan
pedoman dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaaat bagi para pembaca, khususnya
bagi siswa-siswi stikes widya dharma husada Tangerang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………….…………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang……………………………………………………………. 1

2. Tujuan ………………………………………….…………………….……3

3. Manfaat ……………………………………….……………………………3

BAB II ISI

1. Tinjauan Teori…………………………………….……………………….4

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan ………….……….…….……………….5

3. Tujuan Pelayanan Kesehatan ………….…………….……………………7

4. Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan………..…….……………………7

5. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan………………………………………12

6. Startifikasi Pelayanan Kesehatan…………………………………………13

7. Jenjang Pelayanan Kesehatan……..………………………………..……14

8. Upaya Pelayanan Rujukan……………………………………………….15

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………….19

2. Saran …………………………………………………………………….19
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya sistem
kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk
mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi
manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai
dan berfokus pada “tingkat manfaat” yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak
lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam
koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara akan melaksanakan
fungsinya menyediakan kebutuhan hidup yang berkaitan dengan hidup berdampingan dengan
orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita
artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salahsatu contoh kebutuhan publik yang mendasar
adalah kesehatan. Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan
setiap saat.

Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan
yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
sangat penting lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
rumah sakit. Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat
menutup mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat,
karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada
tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu
untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan
rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen
rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Selain itu, tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak masyarakat dalam konstituisi,
menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan merupakan hak masyarakat. Fenomena
demikian merupakan keberhasilan pemerintah selama ini dalam kebijakan politik di bidang
kesehatan (heath politics), yang menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan
upaya kesehatan secara tersusun, menyeluruh dan merata.

Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem Pelayanan
Kesehatan” yang ada di Indonesia.

2. Tujuan

1. Siswa dapat mengetahui tentang pengertian pelayanan kesehatan.


2. Siswa dapat mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan kesehatan.
3. Siswa dapat mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
4. Siswa dapat mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
5. Siswa dapat mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan
6. Siswa dapat mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.

3. Manfaat

1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pelayanan kesehatan.


2. Untuk mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
4. Untuk mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
5. Untuk mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan.
6. Untuk mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.
BAB II

ISI

1. Tinjauan Teori

Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu (System is interconnected parts or elements in certain pattern
of work).

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta
negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun
dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih  luas lagi, sistem kesehatan mencakup
sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO:1996).

Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor kompleks
yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan dan
kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat
diutuhkan.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan


kesehatan dasar yang meliputi:

1. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,

2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,

3. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan

4. Kepemimpinan.

Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh


semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli dan institusi kesehatan adalah :

1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo

kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

2. Menurut Azwar (1996)

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalamn suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga kelompok, dan ataupun
masyarakat.

3. Menurut Depkes RI (2009)

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.

4. Menurut Levey dan Loomba (1973)

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam


suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.

1. Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem.

2. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.

3. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses.

4. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu
lamanya.
5. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem
tersebut.

6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas.

1. Input adalah : Dokter, perawat, obat-obatan,

2. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas,

3. Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,

4. Dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat,

5. Umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan,

6. Lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar

puskemas tersebut.

3. Tujuan Pelayanan Kesehatan :

4. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan misalnya


dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.

5. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit), terdiri dari :

1. Preventif primer.

Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik.

1. Preventif sekunder.

Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.

1. Preventif tersier.

Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan


diagnosa dan pengobatan.

3. Kuratif (penyembuhan penyakit)

4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal


atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau
penyalahgunaan.
4. Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan

Bentuk pelayanan kesehatan adalah :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)

Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama
masyarakat dan dimotori oleh:

1. Dokter Umum (Tenaga Medis)

2. Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)

Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat
pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada
pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan,
serta masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya
berobat jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.

Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)

Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan
kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder dan
tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat
memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah
sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.

Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:

1. Dokter Spesialis

2. Dokter Subspesialis terbatas

Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient services).
Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan


subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:

1. Dokter Subspesialis

2. Dokter Subspesialis Luas

Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap
(rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.

Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.

Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:

1. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical


services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice)
atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public health
service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam
suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat
Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat :

Pelayanan Kedokteran Pelayanan Kesehatan


No Masyarakat
1. Tenaga pelaksaannya adalah tenaga para dokter Tenaga pelaksanaanya
terutama ahli kesehatan
masyarakat
2. Perhatian utamanya adalah penyembuhan Perhatian utamanya pada
penyakit pencegahan penyakit

3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau Sasaran utamanya adalah


keluarga masyarakat secara
keseluruhan
4. Kurang memperhatikan efisiensi Selalu berupaya mencari
cara yang efisien
5. Tidak boleh menarik perhatian karena Dapat menarik perhatian
bertentangan dengan etika kedokteran masyarakat

6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat Menjalankan fungsi


undang-undang dengan mengorganisir
masyarakat dan mendapat
dukungan undang-undang
7. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa Pengasilan berupa gaji
dari pemerintah

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan


promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak
jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.

Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu
yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif)
dan peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya
puskesmas atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung
kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Upaya kesehatan terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Jenjang : UKM Strata I, II & III.

2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

Jenjang : UKP Strata I, II, & III

5. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah :

1. Tersedia dan berkesinambungan

Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat berkesinambungan


artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.

2. Dapat diterima dan wajar

Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan


masyarakat.

3. Mudah dicapai

Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.

4. Mudah dijangkau

Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Bermutu

Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu menurut Somers adalah:

1. Pelayanan kesehatan yang memadukan berbagai upaya kesehatan yakni peningkatan


dan pemeliharaan kesehatan,pencegahan dan penyembuhan penyakit,pemulihan.

2.Pelayanan kesehatan yang tidak hanya memperhatikan keluhan penderita,tapi juga latar
belakang ekonomi,sosial,budaya,psikologi dan lainnya.

6. Startifikasi Pelayanan Kesehatan

Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian pelayanan kesehatan


berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan kesehatan.

Stratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama. Namun secara
umum stratifikasi pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat
yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi kesehatan). Yang dimaksud
pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic
health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan
kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out patient
services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan Balkesmas.

2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua

Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang lebih
lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in patient
services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan memerlukan
tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan
D.

3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga

Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang
diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh
tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A
dan B (Azwar, 1996).

7. Jenjang Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan

kesehatan dibedakan atas lima, yaitu:

1. Tingkat rumah tangga

Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.

2. Tingkat masyarakat

Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu,


polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.

3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama

Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan oleh puskesmas dan unit fungsional
dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain.

4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua

Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit paru
(BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat
(BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat (BKOM), sentra pengembangan dan
penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit
swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.

5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga

Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit
provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.

8. Upaya Pelayanan Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan


pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan
Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya
masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

 Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari :

1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk.

2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

 Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :

1. Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya


penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke
rumah sakit umum daerah.

2. Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas.

 Rujukan secara konseptual terdiri atas:

A. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut


masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional
dan lain-lain.
2. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.

B. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah


kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:

1. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi


kesehatan.
2. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan kamtibmas,
dan lain-lain.
3. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat
terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan masal,
pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.

 Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:

1. Rujukan upaya kesehatan perorangan

2. Antara masyarakat dengan puskesmas

3. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas

4. Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap

5. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan lainnya.

6. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

7. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota

8. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas
sektoral

9. Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu mananggulangi, bisa
diteruskan ke provinsi atau pusat (Trihono, 2005).
 Manfaat sistem rujukan, ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan:

1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker)

2. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam


peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan.

3. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara


berbagai sarana kesehatan yang tersedia.

4. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.

2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer)

3. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang-ulang.

4. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui


dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.

5. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan (health


provider)

6. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya
seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi.

7. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin.

8. Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan


mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
sangat penting lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
rumah sakit. Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan atau non profit organization.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.

1. Saran

Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik


secara formal dan informal khususnya pengetahuan yang berhubungan dengan komunitas,
dengan harapan institusi pendidikan mampu mengajarkan cara memberikan pelayanan asuhan
keperawatan komunitas sesuai standart asuhan keperawatan dan kode etik
Daftar pustaka

file:///C:/Users/Imas/Downloads/PENERAPAN%20MODEL%20PELAYANAN
%20KEPRAWATAN%20DARI%20ASPEK%20PROSES%20ASUHAN
%20KEPERAWATAN%20(1).pdf
http://repository.unimus.ac.id/1700/4/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/9399239/Metode_proses_Keperawatan_Profesional_MPK
P_
http://scholar.unand.ac.id

Anda mungkin juga menyukai