Anda di halaman 1dari 6

MODUL VIII

INSTALASI LISTRIK

I. TUJUAN
1. Mengetahui keamanan dan keselamatan instalasi listrik
2. Mengenal instalasi listrik sederhanadan komponen-komponen instalasi
3. Dapat membuat perencanaan instalasi listrik bangunan
4. Membuat instalasi sederhana dengan memperhatikan keselamatan kerja

II. ALAT DAN BAHAN


1. Sumber tegangan AC
2. Kabel penghubung dan Papan rangkaian
3. Lampu/mangkok lampu, switch, stopkontak, MCB, Kwh meter
4. Tang, obeng, Tespen
5. Tang Ampere

III. TEORI

2.1 Instalasi Listrik


Instalasi listrik adalah suatu bagian penting dalam sebuah bangunan gedung yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari instalasi pengusaha ketenagalistrikan ke
titik-titik beban. Menurut Sugandi, I dkk., (2001) "pada hakekatnya instalasi listrik
bangunan merupakan penyalur energi listrik, berfungsi sebagai penghantar". Seperti yang
dijelaskan pada PUIL 2000 (1.1), adapun maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi
Listrik ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin
keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik berserta
perlengkapannya, kemanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan
perlindungan lingkungan.
2.2 Single Line Diagram
Single line diagram, terjemahan ke dalam bahasa Indonesia adalah diagram satu jalur.
Single line diagram itu biasanya memuat jalur listrik dari sumber utama (misalkan
generator) sampai ke beban (user). Single line diagram merupakan ringkasan dari gambar
listrik 3 fasa. Apabila ada sebuah circuit breaker (CB) 3 pole dilalui oleh sebuah listrik 3
fasa (R, S dan T), Listrik yang 3 fasa dalam gambar diringkas menjadi hanya 1 line saja,
sehingga disebut single line diagram.
Diagram tanpa informasi jumlah kabel

Diagram dengan informasi jumlah kabel

Single line diagram / diagram satu garis dikenal juga sebagai diagram lokasi. Pada
diagram ini menjelaskan lokasi dari komponen listrik yang akan diinstalasi dihubungkan
dengan satu garis yang bisa juga direpresentasikan sebagai sebuah pipa instalasi yang
didalamnya terdapat beberapa kabel instalasi dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai
dengan situasi dan kondisi instalasi yang diperlukan.
Jumlah kabel dalam pipa pada SLD ini bisa kita tentukan ketika kita tahu bagaimana
gambar wiring diagramnya. SLD ini bisa anda terapkan pada gambar denah rumah yang
akan diinstalasi dengan penempatan lokasi komponen listrik yang direncanakan.

2.3 Wiring Diagram


Wiring diagram atau dikenal juga sebagai diagram pengawatan adalah hal yang tidak
kalah penting bagi kita dalam perencanaan awal sebuah instalasi. Dari diagram lokasi
diatas kita bisa memprediksi jumlah kabel yang terdapat pada sebuah jalur pipa instalasi
tersebut, sehingga dengan diagram pengawatan ini kita bisa memprediksi berapa panjang
kabel yang dibutuhkan, spesifikasi fasilitas yang harus disiapkan, pelacakan jalur insta lasi
ketika terjadi renovasi bahkan memudahkan ketika terjadi problem jalur instalasi, dan
sebagainya.
Contoh penerapan skematik pada bangunan:

Ringkasan Beban
Contoh dengan ringkasan beban daya total

IV. PROSEDUR
1. Pengenalan keamanan dan keselamatan kerja
2. Mempelajari cara menyambung kabel dengan kabel
3. Mempelajari cara menyambung kabel pada komponen
4. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Mempelajari berbagai macam simbol, alat, dan bahan yang digunakan dalam
instalasi listrik rumahan dengan cara mengamati papan instalası listrik
6. Membuat single line diagram berdasarkan skema yang diberikan
7. Membuat wiring diagram berdasarkan skema yang diberikan
8. Menguji dengan menghubungkan rangkaian padasumber listrik AC, dengan
memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja
9. Melakukan pengetesan dengan tespen
10. Melakukan pengukuran dengan tang ampere dan membandingkannya dengan
nilai kwh meter

V. DISKUSI DAN BAHAN LAPORAN


1. Sertakan ambar, skema, diagram dalam laporan
2. Dokumentasikan dalam bentuk foto, hasil pekerjaan praktikum dan sertakan
dalam laporan
3. Berikan hasil pengujian (tespen) dan pengukuran dengan tang ampere
4. Review nilai yang ditunjukkan dengan tang ampere dan kwh meter
5. Berikan review mengenai keamanan dan keselamatan kerja (secara umum), dan
kaitkan dengan pelaksanaan praktikum saat ini

VI. PENUGASAN (LAMPIRKAN DALAM LAPORAN)


1. Menggambar denah bangunan (rumah tinggal/kost/lab/kampus)
2. Menentukan penggunaan tiap-tiap ruangan dalam gambar, misalnya ruangan
duduk, dapur, dan seterusnya
3. Menentukan letak perlengkapan hubung baginya. Perlengkapan hubung bagi
(PHB) harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk rumah
4. Menggambar penempatan titik-titik lampu dan sakelar-sakelarnya serta
hubungan antara sakelar dengan lampu yang dilayaninya. Sakelar untuk
penerangan umum selalu di tempatkan di dekat pintu sehingga kalau pintunya
dibuka sakelarnya dapat langsung dijangkau
5. Menggambar penempatan kotak-kotak kontak dindingnya. Secara umum kotak
kontak dinding sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut ruangan. Kotak
kontak dinding yang dipasang di tengah-tengah dinding, besar
kemungkinannya akan tertutup atau terhalang oleh suatu perabot sehingga
kurang berfungsi.
6. Menghitung kebutuhan listrik dari skema tersebut.

Anda mungkin juga menyukai