4
TÜV SÜD Indonesia | Opening Meeting 26-07-19
Apakah Industri
sudah serius
mengelola energinya
PEMBELIAN KOMPUTER SENILAI 10 JUTA, SIAPA YANG PUNYA WEWENANG ?
MEMBOROSKAN ENERGI KARENA PRESSURE DROP 1 BAR DI KOMPRESSOR SENILAI PULUHAN
JUTA, SIAPA YG “DIIJINKAN” UNTUK MELAKUKAN?
HAMBATAN PENERAPAN
EFISIENSI ENERGI (EE) DI INDUSTRI
B
A
PP No.70/2009 S
Tentang Konservasi Energi IS
ISI
1 2 3 4 5
11
Ad Hoc Approach ISO 50001
15
1
6
PRESPEKTIF ORGANISASI
• Sumber : UNIDO
21
ISO 50001:2018
OVERVIEW
• A: Prinsip dasar ISO 50001: 2011 (klarifikasi)
• B: ISO / TMB (Dewan Manajemen Teknis)
Dalam menyusun ISO mengamanatkan persyaratan yang terkait
50001: 2018, para dengan bekerja pada Struktur Tingkat
Tinggi (HLS) untuk MSS (Standar Sistem
pakar internasional Manajemen) dan integrasi dengan MSS
mempertimbangkan: ISO lainnya.
2
4
ISO 50001:2011
Continuous
Improvement
2
5
ANNEX SL - HIGH LEVEL STRUCTURE
Format ISO umum telah
dikembangkan untuk Teks inti dan
digunakan di semua skema
standar sistem penomoran
manajemen: yang identik
6
Planning
10 7
Improvement Support
5
Leadership
9
8
Performance
Operation
evaluation
2
9
TERM and DEFINITION
3.1.3 boundary
• Batasan fisik atau batasan organisasi
• CONTOH sebuah proses (3.3.6); sekumpulan proses; situs; beberapa lokasi situs dalam
kendali suatu organisasi, atau seluruh organisasi (3.1.1).
• Catatan 1 ke entri: organisasi menentukan batasan EnMS-nya
4.4 6.5
7.5.2
Energy Energy
Creating and
management baseline
updating
system
6.6 7.5.3
Planning for Control of
collection of documented
energy data information
3
6 PERSYARATAN
CATATAN Untuk informasi tambahan tentang manajemen pemenuhan, lihat ISO 19600.
3
8
INTERESTED PARTIES (CONTOH)
Citizens Competitors
Customers Media
Distributors Commentators
The Organization
Shareholders Trade groups
Management
Investors • Top Management Neighbours
• Those accountable for the Pressure groups
Owners
Energy Policy and
Insurers implementation Emergency services
Government Those who implement and Other response agencies
Regulators maintain the EnMS Transport services
• Those who maintain the
Suppliers Staff dependents
EnMS and risk processes
WORKERS
Contractors
3
9 PERSYARATAN
4.3 Determining the scope of the energy management system
Organisasi harus menentukan batasan dan aplikabilitasEnMS untuk menetapkan ruang
lingkupnya.
Dalam menentukan ruang lingkup EnMS, organisasi harus mempertimbangkan:
a) isueksternal dan internal yang dimaksud pada pasal4.1;
b) persyaratan yang dimaksud pada pasal4.2.
Harus dipastikan bahwa organisasi memiliki kewenangan untuk mengatur efisiensi
energi, pemanfaatanenergi, dan konsumsi energi dalam ruang lingkup dan batasannya.
Organisasiharus memperhitungkan semua jenis energi dalam ruang lingkup dan
batasan, tanpa pengecualian.
CLAUSE 6: PLANNING
6.1 Actions to address
risks and opportunities
6
Planning
6.5
Energy 6.6 Planning for
baseline collection of
energy data
4
7 PERSYARATAN
6.1 Actions to address risks and opportunities
6.1.1 Ketika merencanakan EnMS, organisasi harus mempertimbangkan beberapa hal
yang dimaksud pada 4.1 dan persyaratan yang dimaksud pada 4.2 dan meninjau kegiatan
dan proses organisasi yang dapat memengaruhi kinerja energi. Perencanaan harus
konsisten dengan kebijakan energi dan harus mengarah pada tindakan yang menghasilkan
peningkatan kinerja energi berkelanjutan. Organisasi harus menentukan risiko dan
peluang yang perlu ditangani untuk:
- memberikan jaminan bahwa EnMS dapat mencapai hasil yang diinginkan, termasuk
peningkatan kinerja energi;
- mencegah atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan;
- mencapai peningkatan EnMS dan kinerja energi yang berkelanjutan.
CATATAN Diagram konsep yang menggambarkan proses perencanaan energi ditunjukkan
pada Gambar A.2.
4
8 PERSYARATAN
6.1.2 Organisasi harus merencanakan:
a) tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang;
b) bagaimana cara untuk:
1) mengintegrasikan dan menerapkan tindakan tersebut ke dalam EnMS
dan proses kinerja energi;
2) mengevaluasi efektivitas tindakan tersebut.
4
9
CLAUSE 6: PLANNING
6.2 Objectives, energy targets
and planning to achieve them Consistent
with energy
policy
Improve the
EnMS Improve
How energy
integrated? performance
Consider
Monitored, SEUs
communicated
and updated
Applicable Intended
requirements outcomes
5
0 PERSYARATAN
6.2 Objectives, energy targets and planning to achieve them
6.2.1 Organisasi harus menetapkan tujuan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Organisasi harus membuat target energi.
6.2.2 Tujuan dan target energi harus:
a) konsisten dengan kebijakan energi (lihat 5.2);
b) terukur (jika terlaksana);
c) memperhitungkan persyaratan yang berlaku;
d) mempertimbangkan SEU (lihat 6.3);
e) memperhitungkan peluang (lihat 6.3) untuk meningkatan kinerja energi;
f) dipantau;
g) dikomunikasikan;
h) diperbaharui seperlunya.
Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang tujuan dan
5
1 PERSYARATAN
6.2 Objectives, energy targets and planning to achieve them
6.2.3 ketika merencanakan cara untuk mencapai tujuan dan target energi, organisasi
harus menetapkan dan memelihara rencana aksi yang meliputi:
- apa yang akan dilakukan;
- sumber daya apa yang akan dibutuhkan;
- siapa yang akan bertanggung jawab;
- kapan akan diselesaikan;
- bagaimana hasilnya akan dievaluasi, termasuk metode yang digunakan untuk
memverifikasi peningkatan kinerja energi (lihat 9.1).
Organisasi harus mempertimbangkan bagaimana tindakan untuk mencapai tujuan dan
target energi tersebut dapat diintegrasikan dengan proses bisnis organisasi. Organisasi
harus memelihara informasi terdokumentasi tentang rencana aksi (lihat 7.5).
5 PERSYARATAN
2
6.3 Energy review
Organisasi harus mengembangkan dan melaksanakan tinjauan energi.
Untuk mengembangkan tinjauan energi, organisasi harus:
a) menganalisis pemanfaatan energi dan konsumsi energi berdasarkan pengukuran dan data lain, yaitu:
1) identifikasi jenis energi (lihat 3.5.1) saat ini;
2) evaluasi pemanfaatan energi dan konsumsi energi pada waktu lampau dan saat ini;
a) mengidentifikasi SEU (lihat 3.5.6) berdasarkan hasil analisis;
b) untuk masing-masing SEU:
1) menentukan variabel relevan;
2) menentukan kinerja energi saat ini;
3) mengidentifikasi orang-orang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kewenangannya yang memengaruhi atau berdampak pada SEU;
a) menentukan dan memprioritaskan peluang untuk mendemonstrasikan peningkakan kinerja energi;
b) memperkirakan pemanfaatan energi dan konsumsi energi di masa depan.
Tinjauan energi harus diperbaharui sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, sebagai salah satu respons terhadap perubahan besar pada
fasilitas, peralatan, sistem, atau proses yang menggunakan energi.
Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang metode dan kriteria yang digunakan untuk mengembangkan tinjauan
energi, dan harus memelihara informasi terdokumentasi tentang hasil yang telah diperoleh.
5
3 PERSYARATAN
6.4 Energy performance indicators
Organisasi harus menentukan EnPI yang:
a) sesuai untuk mengukur dan memantau kinerja energinya;
b) memungkinkan organisasi untuk mendemonstrasikan peningkatan kinerja energi.
Metode untuk menentukan dan memperbaharui EnPI harus dipelihara sebagai informasi
terdokumentasi (lihat 7.5). Jika organisasi memiliki data yang dianggap secara signifikan
dapat memengaruhi kinerja energi, maka organisasi harus mempertimbangkan data
tersebut untuk membuat EnPI yang sesuai. Nilai EnPI harus ditinjau dan dibandingkan
dengan EnB masing-masing, jika diperlukan. Organisasi harus memelihara informasi
terdokumentasi (lihat 7.5) tentang nilai EnPI tersebut.
5 PERSYARATAN
4
6.5 Energy baseline
Organisasi harus menetapkan EnB dengan menggunakan informasi dari tinjauan energi
(lihat 6.3) dan memperhitungkan jangka waktu yang sesuai.
Jika organisasi memiliki data yang dianggap secara signifikan dapat memengaruhi kinerja
energi, maka organisasi tersebut harus melakukan normalisasi nilai EnPI dan
menyesuaikan EnB.
CATATAN Tergantung pada sifat kegiatannya, normalisasi dapat berupa penyesuaian
sederhana atau prosedur yang lebih kompleks.
EnB harus direvisi apabila terdapat salah satu atau beberapa hal berikut:
a) EnPI sudah tidak lagi menggambarkan kinerja energi organisasi;
b) terdapat perubahan besar pada faktor statis;
c) berdasarkan pada metode yang telah ditentukan sebelumnya.
Organisasi harus menjaga informasi EnB, data variabel relevan, dan perubahan pada EnB
sebagai informasi terdokumentasi (lihat 7.5).
5
5
CLAUSE 6: PLANNING
• Data to be collected
(or acquired by measurement as applicable)
5
6 PERSYARATAN
6.6 Planning for collection of energy data
Organisasi harus memastikan bahwa karakteristik utama operasi yang memengaruhi kinerja energi diindentifikasi,
diukur, dipantau, dan dianalisis dalam jangka waktu yang telah direncanakan (lihat 9.1). Organisasi harus menentukan
dan menerapkan rencana pengumpulan data energi sesuai dengan ukuran, kompleksitas, sumber daya dan pengukuran
serta peralatan pemantauannya. Rencana tersebut harus menentukan data yang diperlukan untuk memantau
karakteristik utama dan menyatakan bagaimana serta seberapa sering data harus dikumpulkan dan disimpan.
Data yang dikumpulkan (atau yang diperoleh melalui pengukuran, sesuai yang dapat diberlakukan) dan informasi
terdokumentasi (lihat 7.5) yang disimpan harus mencakup:
a) variabel relevan untuk SEU;
b) konsumsi energi terkait dengan SEU dan organisasi;
c) kriteria operasional terkait dengan SEU;
d) faktor statis, jika dapat diberlakukan;
e) data yang tertuang dalam rencana aksi.
Rencana pengumpulan data energi harus ditinjau dalam jangka waktu tertentu dan diperbaharui sesuai kebutuhan.
Organisasi harus memastikan bahwa peralatan yang digunakan untuk mengukur karakteristik utama dapat memberikan
data yang akurat dan berulang. Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang pengukuran,
pemantauan dan cara lain yang dapat menghasilkan keakuratan dan keberulangan.
5
7
5
8
CLAUSE 7: SUPPORT
Resources Competence
Awareness Communication
5 PERSYARATAN
9
7.1 Resources
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk penetapan,
penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan kinerja energi dan EnMS yang berkelanjutan.
7.2 Competence
Organisasi harus:
a) menentukan kompetensi yang dibutuhkan bagi orang di bawah kendali organisasi dalam melaksanakan
pekerjaan yang memengaruhi kinerja energi dan EnMS organisasi;
b) memastikan bahwa orang tersebut memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian,
atau pengalaman yang sesuai;
c) jika dapat diberlakukan, mengambil tindakan untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan, dan
mengevaluasi efektivitas dari tindakan yang diambil;
d) menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) yang sesuai sebagai bukti kompetensi.
CATATAN Tindakan yang dapat diberlakukan termasuk misalnya, penyediaan pelatihan, mentoring, atau
penugasan orang yang sedang dipekerjakan; atau mempekerjakan atau mengontrak orang yang
berkompeten.
6
0
• Tiap SEU memiliki parameter operasi yang akan mempengaruhi penggunaan energi
• Hal ini perlu diidentifikasi, dikuantifikasi, dicatat, dikomunikasi, dimonitor dan dikendalikan
• Contoh pada Boiler:
• Tekanan, Total padatan terlarut (TDS), temperatur stack (variable), kadar O2 di stack,
tingkat daur ulang kondensat, temperatur air umpan
• Contoh pada sistem pendingin:
• Temperatur akhir, temperatur awal (temperature lift), temperatur evaporator and
kondenser,
• Udara bertekanan
• Tekanan, tingkat kekeringan, penurunan tekanan
6
9
Titik Siapa yg
Pengatu Batas Batas Peralatan Frekuensi perlu
SEU (inc use) Parameter Satuan Catatan
ran atas bawah Pengukuran kalibrasi diinformasik
Normal an?
Total padatan
Sistem uap ppm 3500 3800 3400 TDS001 3m
terlarut
Bervariasi sesuai
Sistem uap Temperatur Stack DegC N.A. 300 N.A. TT124 12m
tingkat pengapian
7
0
KRITERIA PEMELIHARAAN
75%
Energy Cost
10%
Maintenance
15%
Capital
7
6 COMPARING LIFE CYCLE COSTS:
AUTOMOBILE AND PUMP/MOTOR
COMBINATION
Common assumptions
Discount rate = 8%
Non-energy inflation rate = 4%
Lifetime = 10 years
Item : Automobile
Pump & motor
Initial energy cost rate : 5,700 IDR / l 900 IDR/kWh
Energy inflation rate : 10% /yr 10%/yr
Operating
Slide Courtesy of Oakextent :
Ridge National Laboratory 32,000 km/yr 7000 h/yr (80%)
7
7
LIFE CYCLE COST - EXAMPLE AUTOMOBILE
IDR 230 MIO PURCHASE, 10KM/L, 10.50/L,
32,000 KM/YR
14%
2%
Purchase
Maintenance
Miscellaneous
Energy
94%
9.1 Monitoring,
measurement,
analysis and
evaluation of…
9.1.2 Evaluation of
compliance…
8 PERSYARATAN
0
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS
9.1.1 Umum
Organisasi harus menentukan kinerja energi dan EnMS:
a) apa yang perlu dipantau dan diukur, minimal memiliki karakteristik kunci sebagai berikut:
1) efektivitas rencana aksi dalam mencapai tujuan dan target energi;
2) EnPI;
3) operasi SEU;
4) konsumsi energi aktual dibandingkan dengan konsumsi energi yang diharapkan;
a) metode pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, untuk memastikan hasil yang valid, sesuai
yang dapat diberlakukan;
b) kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
c) kapan pelaksanaan analisis dan evaluasi hasil pemantauan dan pengukuran harus dilakukan.
Organisasi harus mengevaluasi kinerja energinya dan efektivitas EnMS (lihat 6.6).
Peningkatan kinerja energi harus dievaluasi dengan cara membandingkan nilai EnPI (lihat 6.4) dengan EnB
(lihat 6.5) yang terkait.
8
1 PERSYARATAN
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS
9.1.1 Umum
Organisasi harus melakukan investigasi dan memberikan respons terhadap penyimpangan signifikan dalam
kinerja energi. Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi tentang hasil dari investigasi dan
responsnya (lihat 7.5).
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai dari hasil pemantauan dan pengukuran
(lihat 7.5).
9.1.2 Evaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal dan persyaratan lain
Pada jangka waktu yang sudah direncanakan, organisasi harus melakukan evaluasi kesesuaian dengan
persyaratan legal dan persyaratan lainnya (lihat 4.2) sehubungan dengan efisiensi energi, penggunaan
energi, konsumsi energi dan EnMSnya. Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5)
hasil dari evaluasi kesesuaian dan tindakan yang diambil.
8
2
Organizational
Certify EnMS to ISO 50001:2018 improvement
9
2
STANDAR-STANDAR LAIN TERKAIT ENMS……..
ISO 50002: ISO 50003: ISO 50004: ISO 50006: ISO 50015:
Energy audits Requirements Guidance for the Measuring EnP Measurement
for bodies implementation, using EnB and and verification
providing audit maintenance and EnPIs of EnP of
and certification improvement of organizations
of EnMS an EnMS
THANK YOU
PT. Mitra Solusi Energi Berkelanjutan (EnerCoSS)
Menara Hijau Lt. 12 . Jl. MT. Haryono Kav 33 Jakarta Selatan
enercoss.com | trainingenergi.com | trainingsustainability.com
e : info@trainingenergi.com t : 021 7985948 m : 08119111755