Anda di halaman 1dari 93

PT.

MITRA SOLUSI ENERGI BERKELANJUTAN

THE NEW ISO 50001:2018


ENERGY MANAGEMENT
SYSTEM

TÜV SÜD LEGAL ENTITY | PRESENTATION TITLE 17-Feb-20


PERSONAL PROFILE & QUALIFICATION
PERSONAL KNOWLEDGE
• Integrated Management System, Energy Management
System, Environmental Management System,
Occupational Health & Safety, Quality Management
Systems, Asset Management System,
• Business Excellence, Industrial Improvement
Management, Sustainable Procurement, Organizational
Resilience
• Change Management, Risk Management, Project
PERSONAL INFORMATION Management, Malcom Baldridge
Name : Agung Sedyawan, ST, MITO, CLA, CEnMC, CEnM, CEnMA
Phone Number : 081 327 387 185
e-mail address : agungsedyawan@gmail.com
INDUSTRIAL KNOWLEDGE
• Manufacture,
QUALIFICATION • Oil & Gas, Power Plant, Energy Transmission &
• Chemical Engineer Distribution,
• Master of Industrial Technology & Operation • Petrochemical, Chemical
• International Certified Lead Auditor (Quality, • Minning
Environmental, Health & Safety, Energy and Asset
Management System)
• International Certified Energy Management Consultant
• Certified Energy Manager
• Certified Energy Assessor
2
TÜV SÜD PSB | Digital Academy Brochure Ideation 20-02-17
TUJUAN PELATIHAN

Untuk memahami tujuan dan manfaat


penggunaan ISO 50001:2018 dalam:
 Mengelola dan meningkatkan
kinerja dan efisiensi energi
organisasi. 3
 Peran manajemen puncak dalam
memastikan keberhasilan
penerapan ISO 50001: 2018 !!!!!!
 Pengenalan sekilas keseluruhan
fitur ISO 50001: 2018
 Mensejajarkan aktivitas
manajemen energi Anda dengan
konteks organisasi dan lingkungan
operasi.

TÜV SÜD | Audit Services 20-02-17


Struktur Pelatihan
Material :
• Delegate workbook

4
TÜV SÜD Indonesia | Opening Meeting 26-07-19
Apakah Industri
sudah serius
mengelola energinya
PEMBELIAN KOMPUTER SENILAI 10 JUTA, SIAPA YANG PUNYA WEWENANG ?
MEMBOROSKAN ENERGI KARENA PRESSURE DROP 1 BAR DI KOMPRESSOR SENILAI PULUHAN
JUTA, SIAPA YG “DIIJINKAN” UNTUK MELAKUKAN?
HAMBATAN PENERAPAN
EFISIENSI ENERGI (EE) DI INDUSTRI

Manajemen umumnya fokus pada produksi bukan pada efisiensi energi


Tidak adanya informasi dan pemahaman atas keuntungan finansial dalam penerapan EE
Tidak adanya keahlian teknis yang memadai untuk mengembangan dan melaksanakan program/ project EE
Monitoring sistem dan data yang buruk,
Biaya awal/ pembelian lebih penting dari biaya rutin  terputusnya hubungan antara biaya modal dan
biaya operasi
Pengetahuan EE hanya dikuasai oleh beberapa orang dan akan pergi bersama si ahli.
Membela diri:” Saya telah lakukan hal yang baik”
PERATURAN TENTANG MANAJEMEN ENERGI DI
INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI
L
E
UU NO. 30 / 2007 G
TENTANG ENERGI A
L

B
A
PP No.70/2009 S
Tentang Konservasi Energi IS
ISI

1 2 3 4 5

Tanggung Jawab Pemerintah Pembinaan dan


Pelaksanaan Konservasi Kemudahan, Insentif dan
Pusat/ Daerah, Pengusaha dan Standar dan label
Energi Disinsentif Pengawasan
Masyarakat

“Pengguna energi ≥ 6.000 TOE, wajib melakukan MANAJEMEN ENERGI, yaitu:


 Menunjuk manajer energi;
 Melaksanakan AUDIT ENERGI secara berkala;
“La
 Melaksanakan rekomendasi
hasil audit energi; dan bel tingkat efisiensi energi berisi informasi
 Melaporkan pelaksanaan mengenai tingkat penggunaan energi suatu
konservasi energi setiap tahun peralatan pemanfaat energi”
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG
MANAJEMEN ENERGI (SEKTOR INDUSTRI DAN KOMERSIAL)
 Mewajibkan pengguna energi > 6,000 TOE* per tahun untuk menerapkan manajemen energi antara lain:
1. menunjuk manajer energi;
2. menyusun program konservasi energi;
3. melaksanakan audit energi secara berkala;
4. melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;
5. melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada Pemerintah
 Membentuk Tim Manajemen Energi yang diketuai Manajer Energi dengan tugas:
1. Melakukan perencanaan konservasi energi
2. Melaksanakan konservasi energi
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi.
 Pelaksanaan Penghematan Energi melalui:
1. Sistem Tata Udara
2. Sistem Tata Cahaya
3. Peralatan pendukung
4. Proses produksi dan/atau
5. Peralatan pemanfaat energi utama
MENGAPA PERLU ISO 50001, SISTEM MANAJEMEN ENERGI

11
Ad Hoc Approach ISO 50001

Memastikan bahwa menghemat energi adalah urusan semua orang


Memastikan keterlibatan dan komitmen top manajemen
Manfaat extra sertifikasi karena adanya pengawasan dari external
ISO 50001 key
concepts-
What and How
SERI DARI ISO 50000

• ISO 50001:2011 (SNI ISO 50001:2012)


• ISO 50002:2015  energi Audits
• ISO 50003:2015  energi Management System – Requirements for Bodies Providing Audit
And Certification of energi Management Systems
• ISO 50004:2014  Guidance for the Implementation, Maintenance and Improvement of An
energi Management System
• ISO50006:2015  Measuring energi Performance Using energi Baselines (EnB) and energi
Performance Indicators (EnPI) – General Principles and Guidance
• ISO 50015:2015  EnMs - Measurement and Verification of Organizational energi
Performance – General Principles and Guidation
SIAPA MANAJEMEN PUNCAK????

“Orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan


mengendalikan suatu organisasi di tingkat tertinggi”

15
1
6

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN!!!!!


 Konsumsi energi tumbuh dan
kemungkinan akan terus tumbuh
dengan kecepatan tinggi
GLOBAL ENERGY CONSUMPTION (MTOE)
 Tingkat ekstraksi energi untuk SOURCE: BP STATISTICAL ENERGY REVIEW 2016 AND BP ENERGY OUTLOOK 2035

memenuhi permintaan jauh melebihi


tingkat di mana bahan bakar fosil
dihasilkan
 Tingkat akumulasi CO2 di atmosfer
jauh melebihi tingkat di mana
lingkungan menyerap / mengkonversi
ke bentuk lain
 Biaya untuk mengekstraksi minyak
bumi telah meningkat 10 kali lipat
dalam dekade terakhir
1
7

PRESPEKTIF ORGANISASI

ALASANNYA DAPAT JATUH KE


DALAM SATU ATAU LEBIH DARI
DARI PERSPEKTIF KATEGORI LUAS BERIKUT:
ORGANISASI, BANYAK
 MENGURANGI ENERGI / BIAYA
YANG MEMILIH UNTUK OPERASI (ATAU MENINGKATKAN
MENGHEMAT ENERGI PROFITABILITAS)
KARENA ALASAN MEREKA
 MEMASTIKAN PASOKAN ENERGI
SENDIRI - INI BERBEDA JANGKA PANJANG KE
ANTAR ORGANISASI. ORGANISASI
SECARA UMUM
 TUJUAN MITIGASI
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN /
PERUBAHAN IKLIM
1
8
Energy management system (EnMS), APA ITU ISO 50001?
sistem manajemen untuk menetapkan
kebijakan energi, tujuan, target energi,
rencana aksi dan proses untuk mencapai
tujuan dan target energi
ISO 50001, awalnya diterbitkan pada 2011
ISO 50001 ditujukan untuk organisasi yang
ingin:
o Gunakan data untuk mendorong peningkatan
kinerja energi
o Ikuti pendekatan sistematis untuk
manajemen energi
o Terus meningkatkan kinerja energinya
Standar pertama di dunia untuk manajemen
energi
Direvisi pada 2018 menjadi struktur
tingkat tinggi / High Level Structure
1
9

MENGAPA ORGANISASI MENGGUNAKAN ISO 50001?


 Memenuhi niat strategis
 Memenuhi kewajiban hokum
 Meningkatkan Kinerja Energi
 Meningkatkan keterlibatan
 MENGURANGI BIAYA OPERASI karyawan
 MENGURANGI EMISI CO2  Memenuhi harapan
 MEMPERBAIKI LINGKUNGAN masyarakat dan pemegang
saham
2
0
DENGAN ISO 50001.....maka Organisasi akan lebih siap dalam

 DO: Melaksanakan operasi sesuai


rencana
 LEADERSHIP : DAPATKAN DUKUNGAN,
BIMBINGAN, DAN KOMITMEN DARI  CHECK & ACT: Menggunakan data
MANAJEMEN PUNCAK SAAT untuk menunjukkan kepada
MENERAPKAN DAN MEMELIHARA ENMS. manajemen puncak hasil EnP yang
(TERPENTING) dicapai, menerapkan koreksi, dan
 PLAN : PENGGUNAAN ENERGIYANG memperbarui inisiatif
RELEVAN DAN ANALISIS DATA LAINNYA  Sistem loop tertutup ini
SECARA BERSAMA-SAMA UNTUK memungkinkan peningkatan terus-
MERENCANAKAN KEGIATANYANG
DIPERLUKAN DALAM MENINGKATKAN
menerus dari EnP dan EnMS
KINERJA ENERGI
 PLAN: MENINGKATKAN DUKUNGAN
STRUKTUR ORGANISASIYANG ADA,
KESADARAN, DAN KOMPETENSI DALAM
PELAKSANAAN ENMS.
MENERAPKAN ISO 50001
DAPAT MENGHEMAT ENERGI
• Sebagian besar perusahaan industri yang
telah menerapkan ENMS mencapai
pengurangan intensitas energi tahunan
rata-rata 2-3% terhadap pengurangan 1%
dari bisnis seperti biasa (IRL, NET, DEN,
USA)

• Untuk perusahaan yang baru dalam


manajemen energi, penghematan selama
2 tahun pertama adalah 10-20%

• Sumber : UNIDO
21
ISO 50001:2018
OVERVIEW
• A: Prinsip dasar ISO 50001: 2011 (klarifikasi)
• B: ISO / TMB (Dewan Manajemen Teknis)
Dalam menyusun ISO mengamanatkan persyaratan yang terkait
50001: 2018, para dengan bekerja pada Struktur Tingkat
Tinggi (HLS) untuk MSS (Standar Sistem
pakar internasional Manajemen) dan integrasi dengan MSS
mempertimbangkan: ISO lainnya.
2
4

ISO 50001:2011
Continuous
Improvement
2
5
ANNEX SL - HIGH LEVEL STRUCTURE
Format ISO umum telah
dikembangkan untuk Teks inti dan
digunakan di semua skema
standar sistem penomoran
manajemen: yang identik

Istilah umum Organisasi yang menerapkan sistem manajemen


dan terpadu (mis. QMS, EMS, OH&S, dll.) Harus
definisi inti mencapai manfaat optimal.
2
6
HAL-HALYANG DIAMBIL DARI ISO 50001:2011
Technical clauses Links clauses Non-technical clauses

• Metering and • Energy policy • Legal and other


monitoring plan requirements
• Top management
• Using data to analyse commitment • Awareness
and improve energy
• Roles and • Communication
performance:
responsibilities
• Energy reviews • Competence
• Objectives, targets, and
• Energy baselines • Documents and records
action plans
• Energy performance • Internal audits
indicators • Management review
• Operational and • Continual
maintenance controls improvements
• Design
• Procurement based on
planed life
2
7
HAL-HAL BARU PADA ISO 50001:2018

• Struktur umum untuk semua sistem manajemen ISO

• Mendukung integrasi dengan proses manajemen strategis

• Identifikasi kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan

• Penentuan dan mengatasi risiko & peluang

• Penekanan kuat pada peran manajemen puncak

• Persyaratan eksplisit untuk tim manajemen energi


2
8
STRUKTUR ISO 50001:2018
4 Context of the organization

4.3 Scope of the EnMS

6
Planning

10 7
Improvement Support
5
Leadership

9
8
Performance
Operation
evaluation
2
9
TERM and DEFINITION
3.1.3 boundary
• Batasan fisik atau batasan organisasi
• CONTOH sebuah proses (3.3.6); sekumpulan proses; situs; beberapa lokasi situs dalam
kendali suatu organisasi, atau seluruh organisasi (3.1.1).
• Catatan 1 ke entri: organisasi menentukan batasan EnMS-nya

3.1.4 Energy Management System Scope (EnMS scope)


• serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi (3.1.1) melalui sistem manajemen
energi (3.2.2).
• Catatan 1 ke entri: ruang lingkup EnMS mencakup beberapa batasan (3.1.3) dan operasi
transportasi.
3
0 TERM and DEFINITION
3.3.5 Documented Information
• Informasi yang dipersyaratkandan dipelihara oleh organisasi (3.1.1) dan medium tempat
informasi itu berada
• Catatan 1 ke entri: Informasi terdokumentasi bisa dalam format atau media apapun, dan
dari sumber mana saja.
• Catatan 2 ke entri: Informasi terdokumentasi dapat mengacu pada:
• sistem manajemen (3.2.1), termasuk proses (3.3.6) terkait;
• informasi yang dibuat untuk tujuan operasi organisasi (dokumentasi);
• bukti dari hasil yang dicapai (rekaman).
3
1 TERM and DEFINITION

3.4.4 Energy Performance Indicator (EnPI)


• ukuran atau unit kinerja energi (3.4.3) seperti yang didefinisikan oleh organisasi (3.1.1)
• Catatan 1 ke entri: EnPI dapat dinyatakan dengan metrik sederhana, rasio, atau model
tergantung pada sifat kegiatan yang diukur.
• Catatan 2 ke entri: Lihat ISO 50006 untuk informasi tambahan tentang EnPI.
3.4.5 Energy Performance Indicator Value (EnPI value)
• Kuantifikasi EnPI (3.4.4) pada suatu waktu atau selama periode waktu tertentu.
3
2 TERM and DEFINITION
3.4.7 Energy Baseline (EnB)
• Acuan kuantitatif sebagai dasar untuk pembanding kinerja energi (3.4.3)
• Catatan 1 ke entri: Baseline energi didasarkan pada data dari periode waktu dan/atau
kondisi tertentu, seperti didefinisikan oleh organisasi (3.1.1)
• Catatan 2 ke entri: Satu atau lebih baseline energi digunakan untuk penentuan
peningkatan kinerja energi (3.4.6), sebagai acuan sebelum dan setelah, atau dengan
dantanpa implementasi aksi peningkatan kinerja energi.
• Catatan 3 ke entri: Lihat ISO 50015 untuk informasi tambahan tentang pengukuran dan
verifikasi kinerja energi.
• Catatan 4 ke entri: Lihat ISO 50006 untuk tambahan informasi tentang EnPI dan EnB.
3
3 TERM and DEFINITION
3.4.8 Static Factor
• Faktor yang teridentifikasi berdampak pada kinerja energi (3.4.3) dan tidak berubah
secara rutin
• Catatan 1 ke entri: Kriteria signifikan yang ditentukan oleh organisasi (3.1.1).
• CONTOH Ukuran fasilitas; desain peralatan yang dipasang; jumlah shift produksi
mingguan; variasi produk.
• [SUMBER: ISO50015:2014,3.22, dimodifikasi– Catatan 1 ke entri dan CONTOH 1 telah
dimodifikasi dan CONTOH 2 telah dihilangkan.]
3
4 TERM and DEFINITION
3.4.10 Normalization
• modifikasi data untuk memperhitungkan perubahan untuk memungkinkan perbandingan kinerja
energi (3.4.3) dalam kondisi yang ekuivalen
3.4.11 Risk
• Efek ketidakpastian
• Catatan 1 ke entri: Efek adalah penyimpangan dari yang diharapkan – baik positif maupun negatif.
• Catatan 2 ke entri: Ketidakpastian adalah kondisi, meskipun sebagian, kurangnyainformasi yang
berhubungandengan, pengertian atau pengetahuan tentang, sebuah peristiwa, konsekuensinya, atau
kemungkinan lainnya.
• Catatan 3 ke entri: Risiko seringkali ditandai dengan suatu hal yang mengacu pada “peristiwa” yang
berpotensi (seperti yang didefinisikan dalam ISO Guide 73) dan “konsekuensi” (seperti yang
didefinisikan dalam ISO Guide 73), atau kombinasi keduanya.
• Catatan 4 ke entri:Risiko seringkali dinyatakansebagaikombinasi antara konsekuensidari sebuah
peristiwa (termasuk perubahan keadaan) dan “kemungkinan” kejadian terkait lainnya (sebagaimana
didefinisikan dalam ISO Guide 73).
3
5
HLS and additional ‘EnMS’ structure
4 Context of 9 Performance
5 Leadership 6 Planning 7 Support 8 Operation 10 Improvement
organization Evaluation

4.1 6.1 8.1 10.1


7.1 Resources 9.1
Understanding 5.1 Actions to Operational Nonconformity
Monitoring,
the Leadership and address risks planning and and corrective
measurement,
organization commitment and controls
control action
analysis and
and its context opportunities 7.2
evaluation of
Competence
energy
4.2 6.2 8.2 10.2
6.2 performance
Understanding 5.2 Objectives, 7.3 Design Continual
Objectives, and the EnMS
the needs and Energy policy energy Awareness improvement
energy targets
targets
expectations of and
and planning
planning
interested 8.3
to
to achieve
achieve
parties 7.4 Procurement
them
them
5.3 Communication
9.2
Organizational Internal audit
4.3 6.3
roles, 7.5
Determining Energy review
responsibilities Documented
the scope of and authorities information
the energy 6.4
management Energy
9.3
system performance 7.5.1
Management
indicators General
review

4.4 6.5
7.5.2
Energy Energy
Creating and
management baseline
updating
system

6.6 7.5.3
Planning for Control of
collection of documented
energy data information
3
6 PERSYARATAN

4.1 Understanding the organization and its context


• Organisasi harus menentukan isueksternal dan internal yang relevan
dengan tujuan organisasi dan memengaruhi kemampuannya dalam
mencapai hasil yang diharapkan dari EnMS dan meningkatkan kinerja
energinya.
3
7 PERSYARATAN
4.2 Understanding the needs and expectations of interested parties
Organisasi harus menentukan:
a) pihak berkepentingan yang relevan dengan kinerja energi dan EnMS;
b) persyaratan relevan pihak berkepentingan tersebut;
c) kebutuhan dan ekspektasi yang diharapkan oleh organisasi dalam EnMS-nya.
Organisasi harus:
• memastikan kepemilikanakses ke persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lain yang terkait
dengan efisiensi energi, pemanfaatanenergi, dan konsumsi energi;
• menentukan bagaimana persyaratan tersebut diterapkan pada efisiensi energi, pemanfaatanenergi,
dan konsumsi energi;
• memastikan bahwa persyaratan tersebut diperhitungkan;
• meninjaupersyaratan hukum dan persyaratan lainnya secara rutin dalam jangka waktu tertentu.

CATATAN Untuk informasi tambahan tentang manajemen pemenuhan, lihat ISO 19600.
3
8
INTERESTED PARTIES (CONTOH)

Citizens Competitors
Customers Media
Distributors Commentators
The Organization
Shareholders Trade groups
Management
Investors • Top Management Neighbours
• Those accountable for the Pressure groups
Owners
Energy Policy and
Insurers implementation Emergency services
Government Those who implement and Other response agencies
Regulators maintain the EnMS Transport services
• Those who maintain the
Suppliers Staff dependents
EnMS and risk processes
WORKERS
Contractors
3
9 PERSYARATAN
4.3 Determining the scope of the energy management system
Organisasi harus menentukan batasan dan aplikabilitasEnMS untuk menetapkan ruang
lingkupnya.
Dalam menentukan ruang lingkup EnMS, organisasi harus mempertimbangkan:
a) isueksternal dan internal yang dimaksud pada pasal4.1;
b) persyaratan yang dimaksud pada pasal4.2.
Harus dipastikan bahwa organisasi memiliki kewenangan untuk mengatur efisiensi
energi, pemanfaatanenergi, dan konsumsi energi dalam ruang lingkup dan batasannya.
Organisasiharus memperhitungkan semua jenis energi dalam ruang lingkup dan
batasan, tanpa pengecualian.

Ruang lingkup dan batasan EnMS harus dipeliharasebagai informasi terdokumentasi


(lihat 7.5)
4
0
CLAUSE 5: LEADERSHIP

5.1 Leadership and commitment


4 PERSYARATAN
1
5.1 Leadership and commitment
Manajemen puncak harus memperagakan kepemimpinan dan komitmen yang baikterhadappeningkatan
kinerja energi dan efektivitas EnMSberkelanjutan,dengan cara:
a) memastikan bahwa ruang lingkup dan batasan EnMS telah ditetapkan;
b) memastikan bahwa kebijakan energi (lihat 5.2), tujuan, dan target energi (lihat 6.2) telah ditetapkandan
sesuai dengan arah strategis organisasi;
c) memastikan integrasi persyaratan EnMS dengan proses bisnis organisasi;
CATATAN Acuan untuk “bisnis” dalam dokumen ini dapat diinterpretasikan secara luas dalam artian aktivitas
tersebut merupakan inti dari tujuan eksistensi organisasi.
d) memastikan bahwa rencana aksi telah disetujui dan diimplementasikan;
e) memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk EnMS tersedia;
f) mengomunikasikan pentingnya manajemen energi efektif dan sesuaidengan persyaratan EnMS;
g) memastikan bahwa EnMS mencapai hasil yang diinginkan;
4
2
PERSYARATAN
5.1 Leadership and commitment
h) mempromosikan peningkatan berkelanjutan dari kinerja energi dan EnMS;
i) memastikan pembentukantim manajemen energi;
j) mengarahkan dan mendukung orang-orang untuk memberikan kontribusi terhadap
efektivitas EnMS dan peningkatan kinerja energi;
k) mendukung peran manajemen relevanlainnya
dalammemperagakankepemimpinannyasesuai dengan bidang yang menjadi tanggung
jawabnya;
l) memastikan bahwa EnPI sudah merepresentasikan kinerja energiyang sesuai;
m) memastikan bahwa proses telah ditetapkandan diimplementasikanuntuk
mengidentifikasi dan mengatasi perubahan yang memengaruhi EnMS dan kinerja
energi dalam ruang lingkup dan batasan EnMS.
4
3 PERSYARATAN
5.2 Energy policy
Manajemen puncak harus menetapkankebijakan energi yang:
a) sesuai dengan tujuan organisasi;
b) menyediakan kerangka kerja untuk mengatur dan meninjautujuan dan target energi
(lihat 6.2);
c) mencakup komitmen untuk memastikan ketersediaan informasi dan sumber daya yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan dan target energi;
d) mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan legal yang berlaku dan persyaratan
lain (lihat 4.2) yang terkaitdengan efisiensi energi, pemanfaatanenergi, dan konsumsi
energi;
e) mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan (lihat 10.2) kinerja energi dan
EnMS;
f) mendukung pengadaan (lihat 8.3) produk hemat energi dan jasa yang mempengaruhi
kinerja energi;
4
4
PERSYARATAN
5.2 Energy policy
g) mendukung aktivitas desain (lihat 8.2) yang mempertimbangkan
peningkatan kinerja energi.
kebijakan energi harus:
- tersedia sebagai informasi terdokumentasi (lihat 7.5);
- dikomunikasikan dalam organisasi;
- tersedia bagi pihak yang berkepentingan, secara wajar;
- ditinjau secara periodik dan dimutakhirkanjika diperlukan.
4
5 PERSYARATAN
5.3 Organization roles, responsibilities and authorities
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan kewenangan untuk
peran yang relevan didelegasikan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
Manajemen puncak harus mendelegasikantanggung jawab dan kewenangan kepada tim
manajemen energi untuk:
a) memastikan bahwa EnMS telah ditetapkan, diimplementasikan, dipelihara, dan
ditingkatkan secara berkelanjutan;
b) memastikan bahwa EnMS telah sesuai dengan persyaratan dalam dokumen ini;
c) mengimplementasikan rencana aksi (lihat 6.2) untuk peningkatkan berkelanjutan
kinerja energi;
d) melaporkan kinerja EnMS dan peningkatan kinerja energi kepada manajemen
puncaksesuai interval waktu yang telah ditentukan;
e) menetapkan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk memastikan efektifitas
operasi dan kendali EnMS.
4
6

CLAUSE 6: PLANNING
6.1 Actions to address
risks and opportunities
6
Planning

6.1 6.2 6.3


Actions to address Objectives, energy Energy review
risks and targets and planning
opportunities to achieve them
6.4 Energy
performance
indicators

6.5
Energy 6.6 Planning for
baseline collection of
energy data
4
7 PERSYARATAN
6.1 Actions to address risks and opportunities
6.1.1 Ketika merencanakan EnMS, organisasi harus mempertimbangkan beberapa hal
yang dimaksud pada 4.1 dan persyaratan yang dimaksud pada 4.2 dan meninjau kegiatan
dan proses organisasi yang dapat memengaruhi kinerja energi. Perencanaan harus
konsisten dengan kebijakan energi dan harus mengarah pada tindakan yang menghasilkan
peningkatan kinerja energi berkelanjutan. Organisasi harus menentukan risiko dan
peluang yang perlu ditangani untuk:
- memberikan jaminan bahwa EnMS dapat mencapai hasil yang diinginkan, termasuk
peningkatan kinerja energi;
- mencegah atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan;
- mencapai peningkatan EnMS dan kinerja energi yang berkelanjutan.
CATATAN Diagram konsep yang menggambarkan proses perencanaan energi ditunjukkan
pada Gambar A.2.
4
8 PERSYARATAN
6.1.2 Organisasi harus merencanakan:
a) tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang;
b) bagaimana cara untuk:
1) mengintegrasikan dan menerapkan tindakan tersebut ke dalam EnMS
dan proses kinerja energi;
2) mengevaluasi efektivitas tindakan tersebut.
4
9
CLAUSE 6: PLANNING
6.2 Objectives, energy targets
and planning to achieve them Consistent
with energy
policy
Improve the
EnMS Improve
How energy
integrated? performance

Consider
Monitored, SEUs
communicated
and updated

What, who, What Measurable


when, how? resources?

Applicable Intended
requirements outcomes
5
0 PERSYARATAN
6.2 Objectives, energy targets and planning to achieve them
6.2.1 Organisasi harus menetapkan tujuan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Organisasi harus membuat target energi.
6.2.2 Tujuan dan target energi harus:
a) konsisten dengan kebijakan energi (lihat 5.2);
b) terukur (jika terlaksana);
c) memperhitungkan persyaratan yang berlaku;
d) mempertimbangkan SEU (lihat 6.3);
e) memperhitungkan peluang (lihat 6.3) untuk meningkatan kinerja energi;
f) dipantau;
g) dikomunikasikan;
h) diperbaharui seperlunya.

Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang tujuan dan
5
1 PERSYARATAN
6.2 Objectives, energy targets and planning to achieve them
6.2.3 ketika merencanakan cara untuk mencapai tujuan dan target energi, organisasi
harus menetapkan dan memelihara rencana aksi yang meliputi:
- apa yang akan dilakukan;
- sumber daya apa yang akan dibutuhkan;
- siapa yang akan bertanggung jawab;
- kapan akan diselesaikan;
- bagaimana hasilnya akan dievaluasi, termasuk metode yang digunakan untuk
memverifikasi peningkatan kinerja energi (lihat 9.1).
Organisasi harus mempertimbangkan bagaimana tindakan untuk mencapai tujuan dan
target energi tersebut dapat diintegrasikan dengan proses bisnis organisasi. Organisasi
harus memelihara informasi terdokumentasi tentang rencana aksi (lihat 7.5).
5 PERSYARATAN
2
6.3 Energy review
Organisasi harus mengembangkan dan melaksanakan tinjauan energi.
Untuk mengembangkan tinjauan energi, organisasi harus:
a) menganalisis pemanfaatan energi dan konsumsi energi berdasarkan pengukuran dan data lain, yaitu:
1) identifikasi jenis energi (lihat 3.5.1) saat ini;
2) evaluasi pemanfaatan energi dan konsumsi energi pada waktu lampau dan saat ini;
a) mengidentifikasi SEU (lihat 3.5.6) berdasarkan hasil analisis;
b) untuk masing-masing SEU:
1) menentukan variabel relevan;
2) menentukan kinerja energi saat ini;
3) mengidentifikasi orang-orang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kewenangannya yang memengaruhi atau berdampak pada SEU;
a) menentukan dan memprioritaskan peluang untuk mendemonstrasikan peningkakan kinerja energi;
b) memperkirakan pemanfaatan energi dan konsumsi energi di masa depan.
Tinjauan energi harus diperbaharui sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, sebagai salah satu respons terhadap perubahan besar pada
fasilitas, peralatan, sistem, atau proses yang menggunakan energi.
Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang metode dan kriteria yang digunakan untuk mengembangkan tinjauan
energi, dan harus memelihara informasi terdokumentasi tentang hasil yang telah diperoleh.
5
3 PERSYARATAN
6.4 Energy performance indicators
Organisasi harus menentukan EnPI yang:
a) sesuai untuk mengukur dan memantau kinerja energinya;
b) memungkinkan organisasi untuk mendemonstrasikan peningkatan kinerja energi.
Metode untuk menentukan dan memperbaharui EnPI harus dipelihara sebagai informasi
terdokumentasi (lihat 7.5). Jika organisasi memiliki data yang dianggap secara signifikan
dapat memengaruhi kinerja energi, maka organisasi harus mempertimbangkan data
tersebut untuk membuat EnPI yang sesuai. Nilai EnPI harus ditinjau dan dibandingkan
dengan EnB masing-masing, jika diperlukan. Organisasi harus memelihara informasi
terdokumentasi (lihat 7.5) tentang nilai EnPI tersebut.
5 PERSYARATAN
4
6.5 Energy baseline
Organisasi harus menetapkan EnB dengan menggunakan informasi dari tinjauan energi
(lihat 6.3) dan memperhitungkan jangka waktu yang sesuai.
Jika organisasi memiliki data yang dianggap secara signifikan dapat memengaruhi kinerja
energi, maka organisasi tersebut harus melakukan normalisasi nilai EnPI dan
menyesuaikan EnB.
CATATAN Tergantung pada sifat kegiatannya, normalisasi dapat berupa penyesuaian
sederhana atau prosedur yang lebih kompleks.
EnB harus direvisi apabila terdapat salah satu atau beberapa hal berikut:
a) EnPI sudah tidak lagi menggambarkan kinerja energi organisasi;
b) terdapat perubahan besar pada faktor statis;
c) berdasarkan pada metode yang telah ditentukan sebelumnya.
Organisasi harus menjaga informasi EnB, data variabel relevan, dan perubahan pada EnB
sebagai informasi terdokumentasi (lihat 7.5).
5
5

CLAUSE 6: PLANNING

6.6 Planning for collection of energy data

• Data to be collected
(or acquired by measurement as applicable)
5
6 PERSYARATAN
6.6 Planning for collection of energy data
Organisasi harus memastikan bahwa karakteristik utama operasi yang memengaruhi kinerja energi diindentifikasi,
diukur, dipantau, dan dianalisis dalam jangka waktu yang telah direncanakan (lihat 9.1). Organisasi harus menentukan
dan menerapkan rencana pengumpulan data energi sesuai dengan ukuran, kompleksitas, sumber daya dan pengukuran
serta peralatan pemantauannya. Rencana tersebut harus menentukan data yang diperlukan untuk memantau
karakteristik utama dan menyatakan bagaimana serta seberapa sering data harus dikumpulkan dan disimpan.
Data yang dikumpulkan (atau yang diperoleh melalui pengukuran, sesuai yang dapat diberlakukan) dan informasi
terdokumentasi (lihat 7.5) yang disimpan harus mencakup:
a) variabel relevan untuk SEU;
b) konsumsi energi terkait dengan SEU dan organisasi;
c) kriteria operasional terkait dengan SEU;
d) faktor statis, jika dapat diberlakukan;
e) data yang tertuang dalam rencana aksi.
Rencana pengumpulan data energi harus ditinjau dalam jangka waktu tertentu dan diperbaharui sesuai kebutuhan.
Organisasi harus memastikan bahwa peralatan yang digunakan untuk mengukur karakteristik utama dapat memberikan
data yang akurat dan berulang. Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) tentang pengukuran,
pemantauan dan cara lain yang dapat menghasilkan keakuratan dan keberulangan.
5
7
5
8
CLAUSE 7: SUPPORT

Resources Competence

Awareness Communication
5 PERSYARATAN
9
7.1 Resources
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk penetapan,
penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan kinerja energi dan EnMS yang berkelanjutan.
7.2 Competence
Organisasi harus:
a) menentukan kompetensi yang dibutuhkan bagi orang di bawah kendali organisasi dalam melaksanakan
pekerjaan yang memengaruhi kinerja energi dan EnMS organisasi;
b) memastikan bahwa orang tersebut memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian,
atau pengalaman yang sesuai;
c) jika dapat diberlakukan, mengambil tindakan untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan, dan
mengevaluasi efektivitas dari tindakan yang diambil;
d) menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) yang sesuai sebagai bukti kompetensi.
CATATAN Tindakan yang dapat diberlakukan termasuk misalnya, penyediaan pelatihan, mentoring, atau
penugasan orang yang sedang dipekerjakan; atau mempekerjakan atau mengontrak orang yang
berkompeten.
6
0

TRAINING ENERGY RELATED

• ISO 50001 Internal Audit


• ISO 50006 Energy Baseline & Energy Performance Indicator
• ISO 50015 M&V
• Energy Manager
• Energy Auditor
• Steam System Optimation
• Pump System Optimation
• Compressed System Optimation
• Life Cycle Cost and Financial Modeling
6
1 PERSYARATAN
7.3 Awareness
Orang-orang yang bekerja di bawah kendali organisasi harus peduli terhadap:
a) kebijakan energi (lihat 5.2);
b) kontribusi mereka pada efektivitas EnMS, termasuk pencapaian tujuan
dan target energi (lihat 6.2), dan manfaat dari peningkatan kinerja energi;
c) dampak kegiatan atau perilaku mereka yang berhubungan dengan kinerja
energi;
d) implikasi dari ketidaksesuaian dengan persyaratan EnMS.
6
2
PERSYARATAN
7.4 Communication
Organisasi harus menentukan komunikasi internal dan eksternal yang relevan dengan EnMS, termasuk:
a) apa yang akan dikomunikasikan;
b) kapan berkomunikasi;
c) dengan siapa saja berkomunikasi;
d) bagaimana berkomunikasi;
e) siapa saja yang berkomunikasi
Dalam menetapkan proses komunikasi, organisasi harus memastikan bahwa informasi yang
dikomunikasikan konsisten dengan informasi yang dihasilkan dalam EnMS dan dapat diandalkan.
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan proses yang memungkinkan orang yang bekerja untuk
organisasi dapat memberikan komentar atau saran untuk peningkatan EnMS dan kinerja energi. Organisasi
harus mempertimbangkan untuk menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) dari perbaikan yang
disarankan.
6
3 PERSYARATAN
7.5 Documented information
7.5.1 Umum
EnMS organisasi harus mencakup:
a) informasi terdokumentasi yang diperlukan dokumen ini;
b) informasi terdokumentasi yang ditentukan oleh organisasi sebagai informasi yang
penting bagi efektivitas EnMS dan untuk mendemonstrasikan peningkatan kinerja
energi
CATATAN Cakupan informasi terdokumentasi EnMS dapat berbeda dari satu organisasi
dengan organisasi lainnya karena:
 ukuran, jenis aktivitas, proses, produk dan jasa organisasi;
 kerumitan proses dan interaksi antarproses;
 kompetensi orang.
6
4 PERSYARATAN
7.5 Documented information
7.5.2 Membuat dan memperbarui
Dalam membuat dan memperbarui informasi terdokumentasi, organisasi
harus memastikan kesesuaian:
a) identifikasi dan deskripsi (misalnya judul, tanggal, penulis, atau nomor
referensi);
b) format (misalnya bahasa, versi perangkat lunak, grafik) dan media
(misalnya kertas, elektronik);
c) tinjauan dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan.
6
5 PERSYARATAN
7.5 Documented information
7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi
Informasi terdokumentasi yang dibutuhkan oleh EnMS dan dokumen ini harus dikendalikan untuk memastikan:
a) ketersediaan dan kesesuaian untuk digunakan, di mana dan kapan informasi terdokumentasi dibutuhkan;
b) informasi terdokumentasi dilindungi secara cukup (misalnya dari hilangnya kerahasiaannya, penggunaan yang
tidak sesuai, hilangnya integritas)
Untuk pengendalian informasi terdokumentasi, organisasi harus mengatur kegiatan berikut, sesuai yang dapat
diberlakukan:
 distribusi, akses, pengambilan, dan penggunaan;
 penyimpanan dan penjagaan, termasuk penjagaan terhadap kemudahan untuk dibaca;
 pengendalian perubahan (misalnya pengendalian versi);
 retensi dan disposisi
Informasi terdokumentasi yang berasal dari eksternal dan ditentukan oleh organisasi untuk keperluan
perencanaan dan operasi EnMS harus diidentifikasi, sebagaimana mestinya, dan dikendalikan.
CATATAN Akses dapat berupa keputusan mengenai izin untuk hanya melihat informasi terdokumentasi saja, atau
izin dan wewenang untuk melihat dan mengubah informasi terdokumentasi.
6
6
CLAUSE 8: OPERATION

8.1 Operational planning and control


• Plan, implement and control the processes
• Control/review changes
• Control outsourcing
6
7
PERSYARATAN
8.1 Operational planning and control
Organisasi harus merencanakan, menerapkan, dan mengendalikan proses, terkait dengan SEUnya (lihat 6.3),
harus memenuhi persyaratan dan untuk melaksanakan tindakan yang ditentukan dalam 6.2, dengan:
a) menetapkan kriteria untuk proses, termasuk operasi yang efektif dan pemeliharaan fasilitas, peralatan,
sistem, dan proses yang menggunakan energi yang, jika tanpa kriteria tersebut, dapat menimbulkan
penyimpangan signifikan pada kinerja energi yang diharapkan;
CATATAN kriteria deviasi siginifikan ditentukan oleh organisasi
a) mengomunikasikan (lihat 7.4) kriteria dengan orang di bawah kendali organisasi yang relevan;
b) menerapkan pengendalian proses yang sesuai dengan kriteria, termasuk mengoperasikan dan memelihara
fasilitas, peralatan, sistem, dan proses yang menggunakan energi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan;
c) menjaga informasi terdokumentasi (lihat 7.5) selama yang diperlukan untuk memastikan bahwa proses
telah dilaksanakan sesuai yang direncanakan.
Organisasi harus mengendalikan perubahan yang direncanakan dan meninjau konsekuensi dari perubahan
yang tidak dimaksudkan, mengambil tindakan untuk memitigasi efek buruk, seperlunya.
Organisasi harus memastikan bahwa proses SEU yang dialih daya atau proses yang terkait dengan SEU (lihat
6.3) dikendalikan (lihat 8.3).
6
8
PARAMETER OPERASI KRITIS

• Tiap SEU memiliki parameter operasi yang akan mempengaruhi penggunaan energi
• Hal ini perlu diidentifikasi, dikuantifikasi, dicatat, dikomunikasi, dimonitor dan dikendalikan
• Contoh pada Boiler:
• Tekanan, Total padatan terlarut (TDS), temperatur stack (variable), kadar O2 di stack,
tingkat daur ulang kondensat, temperatur air umpan
• Contoh pada sistem pendingin:
• Temperatur akhir, temperatur awal (temperature lift), temperatur evaporator and
kondenser,
• Udara bertekanan
• Tekanan, tingkat kekeringan, penurunan tekanan
6
9

PARAMETER OPERASI KRITIS

Titik Siapa yg
Pengatu Batas Batas Peralatan Frekuensi perlu
SEU (inc use) Parameter Satuan Catatan
ran atas bawah Pengukuran kalibrasi diinformasik
Normal an?

Total padatan
Sistem uap ppm 3500 3800 3400 TDS001 3m
terlarut

Sistem uap Teknan Boiler bar 9.5 10 9 PT123 12m

Sistem uap Oksigen % O2 3 3.5 2 Portable 123 12m

Bervariasi sesuai
Sistem uap Temperatur Stack DegC N.A. 300 N.A. TT124 12m
tingkat pengapian
7
0

KRITERIA PEMELIHARAAN

SEU Siapa yang perlu


Tugas Frekuensi Catatan
(inc use) diinformasikan?

Sistem uap Statutory inspection 1 tahun

Sistem uap Uji pembakaran 3 bulanan

Sistem uap Uji Pengolahan kimia mingguan


7
1

KAJI KONTROL OPERASI


• Hal ini sejalan dengan kajian kebutuhan pelatihan
• Hal ini sebagai tambahan dari pemeriksaan prosedur operasi dan pemeliharaan
• Pemeriksaan prosedur operasi
• Apakah operator familiar dengan dampak operasi terhadap energi?
• Pemeriksaan prosedur pemeliharaan
• Pemeriksaan frekuensi pemeliharaan
• Apakah staf pemeliharaan familiar dengan dampak pekerjaan mereka terhadap konsumsi energi?
• Kajian ini akan membantu melihat kebutuhan pelatihan
7 PERSYARATAN
2
8.2 Design
Organisasi harus mempertimbangkan peluang peningkatan kinerja energi dan kendali
operasi dalam desain fasilitas baru, fasilitas yang dimodifikasi, dan fasilitas yang
direnovasi, peralatan, sistem, dan proses yang menggunakan energi yang memiliki
dampak signifikan terhadap kinerja energi selama masa operasi yang direncanakan atau
diharapkan.
Jika dapat diberlakukan, hasil pertimbangan kinerja energi harus digabungkan dalam
spesifikasi, desain, dan kegiatan pengadaan.
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi dari kegiatan desain yang terkait
dengan kinerja energi (lihat 7.5).
7 PERSYARATAN
3
8.3 Procurement
Dalam melakukan pengadaan produk, peralatan, dan jasa yang menggunakan energi yang
diharapkan memiliki dampak signifikan bagi kinerja energi organisasi, organisasi harus
menetapkan dan menerapkan kriteria untuk mengevaluasi kinerja energi selama masa
operasi yang direncanakan atau diharapkan.
Dalam melakukan pengadaan produk, peralatan, dan jasa yang menggunakan energi yang
telah atau dapat berdampak pada SEU, organisasi harus memberikan informasi kepada
penyedia bahwa kinerja energi merupakan salah satu kriteria evaluasi pengadaan.
Jika dapat diberlakukan, organisasi harus menentukan dan mengomunikasikan spesifikasi
untuk:
a) memastikan kinerja energi dari peralatan dan jasa yang diadakan;
b) pembelian energi.
7
4
LIFE CYCLE COSTING
• Pengadaan barang, jasa dan layanan yang berpengaruh terhadap energi seharusnya
tidak hanya memprtimbangkan harga pembelian awal saja, tetapi
mempertimbangkan seluruh biaya terkait hingga umur alat selesai.
• Musti mempertimbangkan :
Biaya energi
Biaya maintenance
Loss performance / durability
Salvage value
Productivity
7
5

COMPRESSOR LIFE CYCLE COSTS

75%
Energy Cost

10%
Maintenance
15%
Capital
7
6 COMPARING LIFE CYCLE COSTS:
AUTOMOBILE AND PUMP/MOTOR
COMBINATION
 Common assumptions
 Discount rate = 8%
 Non-energy inflation rate = 4%
 Lifetime = 10 years
Item : Automobile
Pump & motor
Initial energy cost rate : 5,700 IDR / l 900 IDR/kWh
Energy inflation rate : 10% /yr 10%/yr
Operating
Slide Courtesy of Oakextent :
Ridge National Laboratory 32,000 km/yr 7000 h/yr (80%)
7
7
LIFE CYCLE COST - EXAMPLE AUTOMOBILE
IDR 230 MIO PURCHASE, 10KM/L, 10.50/L,
32,000 KM/YR

14%

1st year energy cost: IDR 39 mio


7
8
LIFE CYCLE COST - 200KW PUMP AND MOTOR
IDR 230 MIO INITIAL COST; IDR 35 MIO /YR MAINTENANCE
% Cost distribution
3% 1 %

2%

Purchase
Maintenance
Miscellaneous
Energy
94%

First year energy cost = IDR 1,260 mio


7
9
CLAUSE 9: PERFORMANCE EVALUATION

9.1 Monitoring,
measurement,
analysis and
evaluation of…

9.1.2 Evaluation of
compliance…
8 PERSYARATAN
0
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS
9.1.1 Umum
Organisasi harus menentukan kinerja energi dan EnMS:
a) apa yang perlu dipantau dan diukur, minimal memiliki karakteristik kunci sebagai berikut:
1) efektivitas rencana aksi dalam mencapai tujuan dan target energi;
2) EnPI;
3) operasi SEU;
4) konsumsi energi aktual dibandingkan dengan konsumsi energi yang diharapkan;
a) metode pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, untuk memastikan hasil yang valid, sesuai
yang dapat diberlakukan;
b) kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
c) kapan pelaksanaan analisis dan evaluasi hasil pemantauan dan pengukuran harus dilakukan.
Organisasi harus mengevaluasi kinerja energinya dan efektivitas EnMS (lihat 6.6).
Peningkatan kinerja energi harus dievaluasi dengan cara membandingkan nilai EnPI (lihat 6.4) dengan EnB
(lihat 6.5) yang terkait.
8
1 PERSYARATAN
9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation of energy performance and the EnMS
9.1.1 Umum
Organisasi harus melakukan investigasi dan memberikan respons terhadap penyimpangan signifikan dalam
kinerja energi. Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi tentang hasil dari investigasi dan
responsnya (lihat 7.5).
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai dari hasil pemantauan dan pengukuran
(lihat 7.5).
9.1.2 Evaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal dan persyaratan lain
Pada jangka waktu yang sudah direncanakan, organisasi harus melakukan evaluasi kesesuaian dengan
persyaratan legal dan persyaratan lainnya (lihat 4.2) sehubungan dengan efisiensi energi, penggunaan
energi, konsumsi energi dan EnMSnya. Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi (lihat 7.5)
hasil dari evaluasi kesesuaian dan tindakan yang diambil.
8
2

CLAUSE 9: PERFORMANCE EVALUATION


9.2 Internal audit
• General
• Audit programme(s)

9.3 Management review


8
3 PERSYARATAN
9.2 Internal audit
9.2.1 Organisasi harus melakukan audit internal EnMS pada jangka waktu yang telah
direncanakan untuk memberikan imformasi apakah EnMS:
a) meningkatkan kinerja energi;
b) sesuai dengan:
 persyaratan organisasi itu sendiri untuk EnMS;
 kebijakan energi (lihat 5.2), tujuan dan target energi (lihat 6.2) yang dibentuk oleh organisasi;
 persyaratan dokumen ini.
c) sudah diterapkan dan dipelihara dengan efektif
8
4 PERSYARATAN
9.2 Internal audit
9.2.2 Organisasi harus:
a) merencanakan, menetapkan, menerapkan, dan memelihara program audit termasuk
frekuensi, metode, tanggung jawab, persyaratan perencanaan dan pelaporan, yang
mempertimbangkan pentingnya proses terkait dan hasil audit sebelumnya;
b) menentukan kriteria audit dan ruang lingkup untuk tiap audit;
c) memilih auditor dan melakukan audit untuk memastikan objektivitas dan
ketidakberpihakan dari proses audit;
d) memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen yang relevan;
e) melakukan tindakan yang sesuai sebagaimana 10.1 dan 10.2;
f) menyimpan informasi terdokumentasi (lihat 7.5) sebagai bukti penerapan program
audit dan hasil audit.
8
5 PERSYARATAN
9.3. Management review
9.3.1 Manajemen puncak harus meninjau EnMS organisasi dalam jangka waktu yang telah direncanakan,
untuk memastikan kecocokan, kecukupan, efektivitas, dan kesesuaian dengan kebijakan strategis
organisasi.
9.3.2 Tinjauan manajemen harus menyertakan pertimbangan:
a) status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya;
b) perubahan isu eksternal dan internal serta risiko dan peluang terkait yang relevan dengan EnMS;
c) informasi tentang kinerja EnMS, termasuk kecenderungan pada:
1) ketidaksesuaian dan tindakan korektif;
2) hasil pemantauan dan pengukuran;
3) hasil audit;
4) hasil evaluasi pemenuhan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya;
d) peluang untuk peningkatan berkelanjutan, termasuk kompetensi;
e) kebijakan energi.
8 PERSYARATAN
6
9.3. Management review
9.3.3 Input kinerja energi untuk tinjauan manajemen harus mencakup:
 sejauh mana tujuan dan target energi telah tercapai;
 kinerja energi dan peningkatan kinerja energi berdasarkan hasil pemantauan dan pengukuran termasuk EnPI;
 status rencana aksi.
9.3.4 Output tinjauan manajemen harus mencakup keputusan yang berhubungan dengan peluang peningkatan
berkelanjutan dan segala kebutuhan perubahan EnMS, termasuk:
a) peluang untuk meningkatkan kinerja energi;
b) kebijakan energi;
c) EnPI dan EnB;
d) tujuan, target energi, rencana aksi, atau elemen lain dari EnMS dan tindakan yang akan diambil jika hal tersebut tidak
tercapai;
e) peluang untuk meningkatkan integrasi dengan proses bisnis;
f) alokasi sumber daya;
g) peningkatan kompetensi, kesadaran, dan komunikasi.
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti dari hasil tinjauan manejemen.
8
7
CLAUSE 10: IMPROVEMENT

10.1 Nonconformity and corrective action


8
8 PERSYARATAN
10. Improvement
10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
Ketika ketidaksesuaian teridentifikasi, maka organisasi harus:
a) bereaksi terhadap ketidaksesuaian tersebut dan, sesuai yang dapat diberlakukan:
1) melakukan tindakan untuk mengendalikan dan memperbaikinya;
2) menghadapi konsekuensinya;
b) mengevaluasi perlu atau tidaknya melakukan tindakan untuk mengeliminasi penyebab
ketidaksesuaian, sehingga hal tersebut tidak berulang atau tidak terjadi di tempat lain,
dengan cara:
1) melakukan tinjauan terhadap ketidaksesuaian;
2) menentukan penyebab ketidaksesuaian;
3) menentukan apakah ketidaksesuaian yang serupa pernah terjadi, atau
kemungkinan dapat terjadi;
8
9 PERSYARATAN
10. Improvement
10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
Ketika ketidaksesuaian teridentifikasi, maka organisasi harus:
a) menerapkan tindakan yang diperlukan;
b) meninjau efektivitas tindakan korektif yang dilakukan;
c) melakukan perubahan terhadap EnMS, jika diperlukan.
Tindakan korektif harus sesuai dengan dampak ketidaksesuaian yang
ditemukan.
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi:
 sifat ketidaksesuaian dan tindakan yang dilakukan selanjutnya;
 hasil dari tindakan korektif.
9
0 PERSYARATAN
10. Improvement
10.2 Continual improvement
Organisasi harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas EnMS
secara berkelanjutan. Organisasi harus mendemonstrasikan peningkatan
kinerja energi yang berkelanjutan.
9
1
WHAT’S THE NEXT STEP…?

Understand the requirements of ISO 50001:2018 Requirements


course

Create a plan to implement ISO 50001:2018


Implementation
course
Implement the plan and communicate

Evaluate auditor awareness and competence Internal/Lead


auditing course

Continue to monitor, measure, analyse and improve

Organizational
Certify EnMS to ISO 50001:2018 improvement
9
2
STANDAR-STANDAR LAIN TERKAIT ENMS……..

ISO 50002: ISO 50003: ISO 50004: ISO 50006: ISO 50015:
Energy audits Requirements Guidance for the Measuring EnP Measurement
for bodies implementation, using EnB and and verification
providing audit maintenance and EnPIs of EnP of
and certification improvement of organizations
of EnMS an EnMS
THANK YOU
PT. Mitra Solusi Energi Berkelanjutan (EnerCoSS)
Menara Hijau Lt. 12 . Jl. MT. Haryono Kav 33 Jakarta Selatan
enercoss.com | trainingenergi.com | trainingsustainability.com
e : info@trainingenergi.com t : 021 7985948 m : 08119111755

Anda mungkin juga menyukai