BIDANG PEMBANGKITAN
Disusun oleh :
1. AGUSRINAL 9016142TN
2. AZIED SUZANA 9016125TN
3. RUSYDI GUNAWAN .A 8916041TN
General Manager
ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS
Apabila di kemudian hari ada tuntutan/ klaim mengeni karya inovasi yang dibuat maka kami
siap mempertanggungjawabkan segala konsekuensinya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Tenayan, 12 Desember 2019
General Manajer
PT PJB UBJOM PLTU TENAYAN
iii
PERNYATAAN IMPLEMENTASI
Mengetahui,
Pekanbaru, 19 Desember 2019
General Manajer
PT PJB UBJOM PLTU TENAYAN
iv
KLAIM INOVASI
Ugrape lining chute serta Modifikasi hopper area by pass chute vibrating screen bertujuan
untuk meningkatkan kehandalan peralatan jalur Coal Handling serta memberikan solusi
permasalahan pada Vibrating screen saat kondisi batu bara lembab & musim hujan
AGUSRINAL
(NID : 9016142TN)
KATA PENGANTAR
vii
Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas seluruh rahmatnya maka karya
inovasi yang berjudul “ Upgrade Lining Chute & Modifikasi Hopper Area Bypass Chute
Vibrating Screen”dapat terselesaikan pada waktunya.
Karya inovasi ini kami susun sebagai ucapan terima kasih kepada semua pihak
karena kami masih diberi waktu untuk belajar dan terus belajar di sela-sela pekerjaan yang
begitu banyak.
Pada kesempatan ini pula perkenankan kami untuk mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang berperan atas selesainya penyusunan karya inovasi ini, terutama
kepada beliau-beliau yang sudah banyak membantu:
1. Bp Agus Prasetyo Utomo, selaku General Manager UBJ O&M Tenayan atas waktu dan
kesempatan yang telah diberikan.
2. Bp. Habib Muhajir., selaku Manager Enjiniring UBJ O&M Tenayan
3. Bp. Endrik Purbo Yunastyo, selaku Manager Pemeliharaan.
4. Rekan kerja tim operator, tim pemeliharaan, tim engineering dan seluruh karyawan PLTU
Tenayan yang telah memberi semangat kepada kami.
Sebagai manusia biasa kami sadar bahwa karya ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, namun besar harapan kami karya ini dapat membantu semua insan yang
bergerak di bisnis pembangkitan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................................ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS...........................................................................................iii
PERNYATAAN IMPLEMENTASI..........................................................................................iv
PERNYATAAN PENYERAHAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL..............................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................x
DAFTAR TABEL......................................................................................................................xi
ABSTRAK................................................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup...............................................................................................................2
1.4 Metodologi......................................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI......................................................................................................3
2.1 Landasan Teori..............................................................................................................3
2.1.1 Sistem unloading batu bara pada PLTU Tenayan........................................4
2.2 Penjelasan Teknis.........................................................................................................5
2.2.1 Analisa penyebab masalah...........................................................................5
2.2.2 Alternatif penanganan masalah...................................................................7
2.2.3 Perhitungan dan pembuatan desain penambahan single roller wire
rope pada drum lifting ship unloader.......................................................................7
2.2.4 Analisa struktur analisis.....................................................................................9
2.2.5 Implementasi...................................................................................................10
BAB 3 MANFAAT KARYA INOVASI..................................................................................11
3.1 Manfaat Finansial & Non Finansial...........................................................................11
3.2 Manfaat Terhadap KPI dan Besarannya.................................................................12
BAB 4 ACUAN STANDARISASI DAN ANALISA RESIKO...............................................13
4.1 Acuan standarisasi......................................................................................................13
4.2 Analisa Risiko...............................................................................................................13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................15
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
5.2 Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
LAMPIRAN..............................................................................................................................17
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
ABSTRAK
Proses loading merupakan proses pengisian batu bara dari coal yard ke coal bunker ,
proses loading yang handal diperlukan untuk memenuhi pasokan batu bara menuju bunker
Kehandalan peralatan menjadi prioritas untuk memenuhi pasokan batu bara, timbulnya
gagasan menyusun karya inovasi ini didasari oleh sering timbulnya permasalahan di
vibrating sreen di bulan November 2018 sampai dengan desember 2018 bertepatan dengan
datangnya musim hujan, kondisi batu bara lembab hal ini menyebabkan Hopper Conveyor
C02 meluber, ini memaksa harus mengurangi flow batu bara agar tidak terjadi pluging
vibrating screen, Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dalam inovasi ini
dilakukan “ Upgrade Lining Chute & Modifikasi Hopper Area Bypass Chute Vibrating
Screen” Setelah dilakukan modifikasi maka kehandalan peralatan meningkat, Hal ini dapat
dilihat dari :
Setelah dilakukan modifikasi maka kehandalan peralatan meningkat. Hal ini berdampak
pada penghematan biaya akibat terjadinya permasalahan pada vibrating screen sebesar
Rp 40.484.842.604 diperiode November 2018 sampai dengan desember 2018
Kata kunci : Lining Chute & Modifikasi Hopper Area Bypass Chute Vibrating Screen
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kondisi permasalahan yang terjadi pada vibrating screen dapat dilihat pada gambar 1.1.
2
1.4 Metodologi
Pembahasan dan penyusunan karya inovasi ini menggunakan metodologi sebagai
berikut:
Secara umum tahapan proses analisis DEM dimulai dari pembuatan model 3D sebagai
acuan geometri yang menjadi bagian dari input data. Selain data geometri, data lingkungan
(pada domain analisis), karakteristik partikel, meterial equipment (geometri), serta sifat fisik
dan interaksi partikel dan geometri. Setelah semua input data yang diperlukan telah
terpenuhi maka proses simulasi dapat dilakukan. Selanjutnya dilakukan analisis pada kondisi
dan bagian terntentu sesuai dengan kebutuhan.
Model 3D
Untuk dapat melakukan analisis aliran batu bara dengan menggunakan DEM diperlukan
model geometri dalam bentuk 3D. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software
CAD yang hasilnya di eksport ke dalam bentuk file neutral, pada analisis ini digunakan file
3
STEP. Pemodelan mengacu pada referensi yang dijelaskan pada bagian Error: Reference
source not found dengan penyederhaan yaitu dengan memodelkan bagian-bagian yang
penting saja. Hasil pemodelan dapat dilihat pada Gambar 1.. Pada gambar tersebut di
ketahui terdapat 2 jalur transport yaitu C02A dan C02B. Ditinjau dari area head hingga
crusher dua jalur tersebut relatif sama sehingga analisis dapat diwakili oleh satu jalur saja,
dalam hal ini dipilih jalur C02B.
Setelah geometri tersedia selanjutnya dilakukan proses input data pada perangkat lunak
DEM, pada penelitian ini menggunakan software EDEM.
4
Perangkat Lunak EDEM
EDEM merupakan software simulasi bulk material dengan menggunakan teknologi metoda
elemen diskrit (DEM) yang digunakan untuk testing secara virtual pada pembuatan design
peralatan. Dengan demikian dapat dihasilkan perhitungan yang akurat sehingga dapat
mengurangi resiko kegagalan yang pada akhirnya berdapak pada biaya produksi.
Dengan menggunakan algoritma diteksi kontak dan menerapkan model kontak yang tepat,
perangkat lunak DEM dapat menghitung gaya yang bekerja pada partikel. Percepatan,
kecepatan, dan posisi dikomputasi dengan menggunakan hukum Newton dan integrasi
numerik.
Perangkat lunak EDEM memiliki tiga komponen utama yaitu, halaman Creator dimana
seluruh proses input data dilakukan, halaman simulator untuk proses simulasi, dan halaman
analyst.
5
Gambar 1.5 Komponen Perangkat Lunak EDEM
Sesuai dengan pemaparan pada bagian Error: Reference source not found, input data
karateristik material memanfaatkan fasilitas GEMM yang disediakan oleh perangkat lunak
GEMM. Dengan memasukan data aplikasi, angle of repost, dan masa jenis GEMM
memberikan beberapa karaktersitik material, dengan asumsi material sticky maka dipilih
material dengan nilai JKR 10 J/m2, yaitu bagian yang di-highlight pada Gambar 1. dibawah.
6
Gambar 1.6 Pilihan data karakterikstik Material
Material Eqiupment
Jenis material equipment yang digunakan pada analisis ini adalah Rubber dan Steel, dengan
penerapan
No Geometry Material
1 Feeder Belt Rubber
2 Head Chute Steel
3 Diverter Chute Steel
4 Diverter Plate Steel
5 Vibrating Feeder Steel
6 Transfer Chute Steel
7 Crusher Body Steel
8 Crusher Drum Steel
9 Head Pulley Steel
Interaksi Partikel
Interaksi partikel dan partikel serta partikel dan geometri menggunakan model Hertz-Mindlind
with JKR, ini merupkan model kontak kohesi dengan mempertimbangkan pengaruh dari
gaya Van Der Waals diantara zona kontak. Dengan model ini dapat mensimulasikan sistem
yang adesif (sticky) seperti serbuk kering atau material yang basah.
7
Gaya normal JKR bergantung pada nilai overlap δ dan interaksi parameter, energi
permukaan γ, dengan formula sebagai berikut:
Simulator
Proses simulasi dilakukan dengan durasi 40 detik. Dalam proses simulasi dengan DEM
pemilihan time step merupakan hal yang sengat penting. Time step yang dipilih harus cukup
kecil untuk menghidari hasil overlap yang berlebihan dimana hal ini dapat menghasilkan
gaya yang tidak realistis serta untuk menghidari efek disturbance wave (Rayleigh waves).
Pada analisis ini dipilih time step sebesar 4.735909e-05 detik. Dengan grid simulasi sebesar
45 mm (3R Partikel).
8
Hasil analisis
Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis aliran batubara yang ditekankan pada debit aliran
partikel dan kecepatan aliran partikel batubara sebagai dasar identifikasi adanya
permasalahan pada batubara seperti blocking dan spillage.
Aliran batubara ditinjau di dua lokasi, yaitu pada area feeder dan crusher.
9
Gambar 1.9 Grafik Debit Aliran Batubara terhadap waktu
Lokasi
Nilai (kg/s) (1) Target (kg/s)
Sensor
Sensor-1 83.31
83.3
Sensor-2 83.05
Note:
1. Nilai rata-rata diambil dari detik 10 hingga 40
Terdapat perbedaan yang sangat kecil (0.31%) antara sensor-1 dan sensor-2 yang
disebabkan oleh perbedaan lokasi sensor sehingga nhasil dipengaruhi oleh nilai hambatan
sepanjang perjalanan partikel serta perbedaan waktu sampling, perbedaan ini tidak
menunjukan adanya permasalahan dalam aliran (dalam batasan normal, <5%).
Kecepatan aliran partikel batubara ditinjau di enam lokasi berbeda seperti yang ditunjukan
oleh gambar
10
Gambar 1.10 Lokasi Sensor Kecepatan
11
Gambar 1.11 Profil Kecepatan Partikel
Keausan
Pada analisis ini nilai komulatif energi kontak normal dan tangensial ditinjau untuk
mengidentifikasi erea yang memiliki tingkat keausan tertinggi pada geometri peralatan akibat
dari interaksi dengan partikel batu bara. Hasil analisis keausan disajikan pada Gambar 1.
dan Gambar 1..
12
Gambar 1.13 Energi kontak tangensial
13
Gaya Tumbukan Partikel
Gaya tumbukan partikel pada peralatan diidentifikasi untuk selanjutnya menjadi dasar
pehitungan design peralatan terkait.
Plat Diverter
Hasil analisis gaya tumbukan pada plat diverter disajikan pada gambar
14
Gambar 1.15 Gaya tumbukan pada plat diverter selama 40 detik
15
Drum Crusher
Hasil analisis gaya tumbukan partikel terhadap drum crusher disajikan pada Gambar 1. dan
Gambar 1..
16
Gambar 1.17 Gaya tumbukan selama pada drum crusher selama 40 detik.
Kesimpulan
Telah dilakukan analisis aliran batubara pada sistem Crushing Tower-R1 beberapa
kesimpulan dapat diambil sebagai berikut:
1. Aliran batu bara memiliki nilai kecepatan rata-rata terendah 3.36 m/s sedangkan rata-rata
tertinggi 7.63 m/s
2. Tidak ditemukan potensi spillage dan blockage pada aliran batubara dari head chute
hingga crusher
3. Keausan diwakili dengan energi kontak normal dan tengensial kumulatif yang terjadi
selama 40 detik dengan nilai maksimal sebagai berikut:
Kumulatif energi kontak normal : 5429.93 Joule, terjadi di area head chute (Gambar
7.5).
Kumulatif energi kontak tangensial : 14659.78 Joule, terjadi di area transfer chute
(Gambar 7.6).
4. Gaya tumbukan terbesar pada plat diverter sebesar 430 N
5. Gaya tumbukan terbesar pada drum crusher sebesar 1200 N
17
18
BAB II
LANDASAN TEORI
Dari tampilan beberapa equipment pada crusher house diatas dapat dijelaskan bahwa
skema aliran batubara yang terbenuk ialah dari Feeding Conveyor, batubara masuk ke
vibrating screen melalui chute dan dari vibrating screen batubara akan diseleksi sesuai
dengan ukurannya. Batubara yang masuk ke vibrating screen berukuran <50mm, dari
vibrating screen akan dipisah dimana batubara dengan ukuran <8 mm akan lolos untuk
19
masuk pada proses selanjutnya sedangkan untuk yang >8 mm akan masuk ke crusher untuk
proses penggilingan sehingga menghasilkan size yang dinginkan (<8 mm). specifikasi detail
equipment sebgai berikut:
20
Gambar 2.3 Drawing Coal Crusher
21
Data yang ada saat ini hanya 17.62% ukuran< 2.38 mm dan 55.04% ukuran < 32 mm.
Target dari vibrating screen ini setidaknya dapat memisahkan 33,3% kapasitas batubara
(100 t/h ukuran <8mm) sehingga tersisa 200 t/h untuk diarahkan menuju ke hammermill
crusher
Feed size maksimum crusher sesuai design untuk dapat mencapai kapasitas 200 t/h
adalah 30 mm. sedangkan batubara yang dipasok memiliki ukuran diatas 32 mm sebanyak
55,04% atau sekitar 165 t/h. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa crusher tidak dapat
mencapai kapasitas design 200 t/h dikarenakan ukuran batubara yang melebihi ukuran
maksimum spesifikasi. Setidaknya 165 TPH (82.5%) batubara berukuran >32 mm masuk ke
crusher dapat menyebabkan penurunan kapasitas yang cukup signifikan. Kondisi ini
didukung dengan beberapa temuan dimana terdapat beberapa size >32mm dan bercampur
juga degan material lain seperti batu.
Selain dikarenakan ukuran batubara yang melebihi ketentuan yang seharunya dan
tercampurnya dengan material lain seperti batu, kondisi batu bara yang basah memperburuk
kondisi equipment pada saat ini terutama pada vibrating screen, sehingga terjadi plugging
pada screen batubara. Kondisi ini memperkuat pemasalahan mengapa crusher tidak dapat
bekerja secara optimal. Plugging yang yang terjadi dikarenakn kondisi batubara yang basah
menyumbat dan memperkecil jalur screen sehingga terjadi penumpukan material batubara
pada Vibrating screen dan tidak optimal masuk ke dalam crusher.
22
Gambar 2.6 Plugging dan Penumpukan Batubara di Vibrating Feeder
Kondisi ini memaksa management memutuskan tindakan yang cepat untuk dapat
mempertahankan kinerja equipment yang ada untuk memperoleh produktifitas yang
maksimal, oleh karena itu dilakukan bypass dari conveyor langusng menuju ke crusher,
dengan kata lain batubara mempunyai satu aliran dari conveyor belt langusung masuk ke
crusher proses penggilingan. Dengan kata lain proses screening ditiadakan agar crusher
dapat bekerja secara optimal tanpa terhambat oleh plugging yang terjadi pada screen.
Gambar 2.7 Drawing Crusher House dengan kondisi aliran batubara tidak melewati
vibrating screen
23
Dari penjabaran beberapa permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa permasalahan yang dihadapi saat ini oleh PLTU Tenayan. Disamping kwalitas
batubara yang digunakan sangat buruk, yaitu telah terkontasminasi dengan material lain
seperti batu dan kondisi yang sangat lengket menyebabkan beberapa masalah pada
peralatan yang digunakan. Berdasarkan temuan ukuran batubara yang diluar semestinya,
harus dilakukannya seleksi terhadap material batubara yang disupply sehingga masalah ini
dapat diatasi. Belum lagi harus adanya analisa aliran betubara terhadap design chute saat
ini yang digunakan dengan langsung mentransfer batubara dari conveyor ke crusher tanpa
melewati vibrating screen dikarenakan terjadinya plugging dan penumpukan seperti yang di
jabarkan diatas.
24
2.2 Analisa penyebab masalah
Dari Root Cost Failure Analisys (RCFA) dapat diketahui beberapa akar masalah pada
Vibrating screen :
Operasi
Operasi Sertifikasi
Sertifikasipengoperasian
pengoperasian
Man
Man
Pemeliharaan
Pemeliharaan Sertifikasi
Sertifikasipemeliharaan
pemeliharaan
SOP
SOP IKIK((Pengoperasian
Pengoperasian&&Penormalan
Penormalan))
Methode
Methode
PM
PM
Over
Overflow
flow IKIKPengoperasian
Pengoperasian
Machine
Machine
RCFA
RCFAVibrating
VibratingSreen
Sreen sreen
sreen Adjust
Adjustspace
spaceup
updown
downdan
dankemiringan
kemiringan
Screen
Screenspace
space Diameter
DiameterScreen
Screen//Check
CheckScreen
Screen
Measurment
Measurment
Aligment
Aligment
Steel
Steel
Material
Material Basah
Basah
Batu
BatuBara
Bara
mesh
meshbesar
besar30
30mm
mm
Berikuit adalah pembahasan yang menyebabkan pluging pada vibrating sreen yang
menyebabkan unitb derating :
1. Ukuran batu bara yang melebihi 30 mm
Dalam manual book ukuran yang di diijinkan dibawah 30 mm dann aktual dilapangan
2. Tidak adanya sensor chutibtare pluging pada inlet chute vibrating screen
Tidak adanya sensor pluging pada inlet chute vibrating sreen sehingga tidak
mengetahui vibrating sreen dalam keaadaan normal atau tidak
3. Pluging disebabkan batu bara basah ,
Disebabkan karena ukuran vibrating screen kecil dari 8 mm
25
A. Man Power
Beberapa pihak terlibat dalam proses unloading batu bara ini antara lain :
Bidang Operasi
Operator sudah mendapatkan training
Bidang Pemeliharaan
Preventive maintenance telah dilkasanakan maksimal seperti dilihat dalam history
pemeliharaan di WO.
B. Method
1. Method dalam hal ini adalah metode operasi yang dilakukan oleh operator yang
tertuang dalam SOP (Standart Operasional Prosedur).metode yang dilaksanakan
sudah sesuai dengan IK pengoperasian vibrating screen
2. Job task sudah detail untuk PM dan sudah terlaksana secara maksimal
C. Machine
Over Flow : Sudah dilakukan rev IK , dan kalibrasi belt weigher
Screen : Sudah di Adjust
D. Measurement
Screen Space : ditemukan kerusakan screen dan ditindak lanjuti dengan
melakukan pengelasan
E. Material
Steel : direkomendasikan untuk up grade material wear resistant
Batu Bara : Mengunakan batu bara low range 3500 kkal, dan mesh melebih dari
standart manual book , 30 mm
Berdasarkan RCFA di atas untuk meningkatkan keandalan & kelancaran pada peralatan
Coal handling PLTU Tenayan serta ketersediaan bahan bakar boiler terpenuhi,
keberlangsungan unit beroperasi, maka dilakukan alternative penanganan masalah sebagai
berikut :
1. Melakukan perbaikan screen space
2. Upgrade lining chute & modifikasi hopper area bypass chute vibrating screen
3. Melakukan Adjust screen
26
Alternatif 1 :
Alternatif 2: Upgrade Alternatif 3 :
Melakukan perbaikan
lining chute & modifikasi Melakukan
screen space
No Bobo hopper area bypass Adjust screen
Aspek
. t (%) chute vibrating screen
2.4 Perhitungan dan pembuatan desain Upgrade lining chute & modifikasi hopper
area bypass chute vibrating screen
27
Berdasarkan penanganan masalah alternative solusi pada penanganan masalah maka
diperlukan penambahan Upgrade lining chute & modifikasi hopper area bypass chute
vibrating screen.
28
2.5 Assemb Bypass Chute Vibrating
29
2.6 Implementasi
Before After
30
BAB 3
MANFAAT KARYA INOVASI
Trip Unit 2
2 kali Trip ( 48 48 x Rp 1000 x Rp
Pada tanggal
3 jam ) x Rp 1000 x 110.000
6,13, Bulan
110 mw =5.280.000.000
desember 2018
Dearating 1
5 Hari dearating
tanggal 6, 8,
(120 jam ) x Rp 120 X Rp 1000 x
4 17,21,29 Bulan
1000 x Rp 110 55.000 =6.600.000.000
November 2018
MW / 50 %
Dearating 50%
Dearating 1
tanggal 8 Hari Dearating 192 X Rp 1000 x
5 12,13,20,25,26,2 ( 192 ) x Rp 1000 55.000 =
9 30 31 x 110 MW / 50 % 10.560.000.000
Desember 2018
31
Dearating 2
6 Hari Dearating
tanggal 144 X Rp 1000 x 55000
6 ( 144 jam ) x Rp
16,24,25,26,27,3 = 7.920.000.000
1000 x 110 MW
1 Desember 2018
32
3.1.3 Time Frame Inovasi
18 Maret 2019
01 Januari 2019
Analisa tim permodelan dan
pembahasan tim ECM
Aktititas ECP
01 November 2018
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 1. Usulan ECP (Engineering Change Proposal)
36
Lampiran 3. TOR dan RAB Pekerjaan Modifikasi
Reinforcement concrete
Material Grouting With Pre Package Aggregat @185 kg/m3 +
Slab EL.+10.770 Finishing, incl. Connection rebar & new concrete to existing concrete
;Slab thickness is 120mm
Material Grouting With Pre Package Aggregat @185 kg/m3 +
Beam EL.+10.770 Finishing, incl. Connection rebar & new concrete to existing concrete Type 2L31Ra &
Rb
Wall Concrete is 30 Mpa + Finishing, incl. Connection rebar & new concrete to existing
3.2076 m3
wall Type 2L31Ra & Rb
10.10 m3
Bolt, nut, washer 1 Set is 1 bolt, 3 nut & 2 washer Grade 10.9 + Hot Dipped Galvanized, for connection
2.64 m3
new crusher to mounting existing crusher
12.00 sets
Modification chute
Mild steel plate SS400 10mm thk. + Painting ... Micron 370.44 kg m2 kg
Liner plate Polyurethane 12mm thk + Counterzunk M12 Stainless Steel 4.72 kg
Grizzly Round bar Ø 2,5" SC45C 214.67
Main Hole/Box Control Opening : 600mm x 600mm , SS400 10mm thk. + Painting ... Micron 46.54
2 Rp 1,825,000,000.00
37
No. Dokumen : FMZ-11.1.1.05
No. Revisi : 00
PROFIL RISIKO UBJOM PLTU TENAYAN TAHUN 2018
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI Tgl. Berlaku : November 2015
UNIT :UBJOM PLTU Tenayan Halaman
IDENTIFIKASI RISIKO LEVEL RISIKO
NO SASARAN STRATEGIS/RJP SASARAN UNIT/ FOKUS TAHUN… KEGIATAN/ASPEK MITIGASI PEMILIK RISIKO PROGRAM RKAP TAHUN
NO. TAKS RISIKO N0. RISIKO DESKRIPSI RISIKO RISIKO KORPORAT PENYEBAB DAMPAK (K,D)
38
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Lampiran 4. Profil Resiko PLTU Tenayan
OM.S2 High quality service Memastikan kinerja maksimal dengan 1.Preventive dan Predictive Maintenance Controllable : Down time: 1 hari sampai dengan
pencapaian EAF 70.77% tahun 2018 2.Melakukan usulan Improvement 1.Terdapat permasalahan critical 1 minggu
Performance kinerja meliputi : refractory, cooling system,
Pembangkitan - Infant mortality aset FTP-1 coal handling system, water system
pembangkit termasuk BPP D-4 1. Program improvement critical lo ss terbesar tahap I Rp. 10 Milyar pada RKAP 2018 dengan nomor PRK
O.4.2 Risiko Keandalan Harga pokok produksi tinggi 2. Kualitas chemical sub standar GM UBJOM Tenayan
tidak sesuai target karena Ekstrem 2. Strategic Equipment & Critical part Tahap 1 TY183Y0104
Pembangkitan
peralatan sub standar
Uncontrollable :
s
Lampiran 5. Design Assemb Bypass Chute Vibrating
39
Segmen 1
40
Segmen 2
41
Segmen 3
42
Segmen 4
43
Segmen 5
44
Segmen 6
45
Segmen 7
46
sLampiran 6. Foto Implementasi
47
48
49
METODOLOGI PENELITIAN
50
Lampiran 7. Jadwal PM
Lampiran 8 Sertifikasi
51
52
BIODATA INOVATOR
1. Nama : Agusrinal
NID : 9016142TN
Jabatan : Staff Operasi
Email :
No. HP :
53