Anda di halaman 1dari 10

MK.

Terapi Komplementer Dalam Keperawatan


Fasilitator : Ns. Titi Iswanty Afelya S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.MB

MIND BODY SPIRIT


HIPNOSIS

DISUSUN OLEH

HASNANI HAKIM P4200216029

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Kata Pengantar

Puji dan Syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah SWT atas segala


berkat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Body Mind Spirit : Hypnosis”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas dari Mata Kuliah Terapi Komplementer
Makalah ini dibuat untuk mengetahui cara dan manfaat terapi
komplementer dengan menggunakan hipnosis. Materi ini disusun dari
berbagai sumber referensi atau literatur yang ada. Dalam penyusunan
makalah ini kami memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada
makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran serta
kritik yang dapat membangun, untuk penyempurnaan makalah ini
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Makassar, 28 Agustus 2017

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Nasional untuk Pengobatan Komplementer dan Alternatif


(NCCAM) dari National Institutes of Health (NIH) mencantumkan “mind-
body medicine” sebagai salah satu dari lima area utama pengobatan
komplementer dan alternatif (CAM). Dalam banyak uji klinis, dua atau
lebih pengobatan komplementer dan alternatif, “mind body therapy”
telah digunakan bersamaan. Terdapat beberapa jenis mind body
therapy diantaranya yoga, tai chi, guided imagery, hipnosis dan
biofeedback. Hipnoterapi menggunakan kekuatan sugesti dan keadaan
yang tidak sadar untuk mengakses tingkat terdalam pikiran untuk
menghasilkan perubahan positif dalam perilaku seseorang dan untuk
mengobati berbagai kondisi kesehatan(Deutsch & Anderson, 2008).
B. Sejarah hipnosis
Hipnosis menjadi populer untuk berbagai kondisi medis pada
akhir 1700-an. Pemeriksaan ilmiah modern tentang hipnosis dimulai
dengan seorang dokter, Anton Mesmer (1734 – 1815). Dia percaya
bahwa jaringan tubuh memiliki energi magnetik, dan energi ini bisa
diarahkan, untuk meringankan gejala dan menyembuhkan penyakit.
Pada tahun 1870, ahli saraf Prancis terkemuka, Jean-Martin Charcot
(1825 – 1893), yang tertarik pada pengaruh kondisi neurologis dan
psikiatri. Charcot percaya bahwa hipnosis dapat digunakan untuk
menginduksi dan mempelajari reaksi dari emosi seseorang. Sementara
itu, Josef Breuer (1842 – 1925), berhasil menggunakan hipnosis untuk
membantu seorang wanita muda (Anna O.) yang menderita gejala
kelumpuhan(Jensen, 2011). Pada tahun 1955, British Medical
Association menyetujui penggunaan hipnoterapi sebagai perawatan
medis yang valid. American Medical Association mengikutinya pada
tahun 1958(Deutsch & Anderson, 2008).

1
Ernest R. Hilgard (1904-2001), seorang profesor psikologi di
Stanford University, merancang dan menyelesaikan banyak percobaan
laboratorium yang inovatif mengenai efek hipnosis dan analgesia
hipnotis(Jensen, 2011).
Penyerapan, disosiasi, dan sugesti adalah tiga komponen
penting dari keadaan hipnotis. Klien memasuki hipnosis dengan cara
alami, atas kemauannya sendiri, cukup dengan mengikuti saran dari
hipnoterapis(Deutsch & Anderson, 2008).
Hipnotis dapat dipandang sebagai teknik untuk membangun
hubungan yang sangat kuat, untuk membangun kepercayaan yang
lebih besar, kepercayaan yang lebih besar pada terapis. Hipnosis dapat
membantu dalam mengatasi dan menangani berbagai macam kondisi
seperti sakit kepala kronis / sakit perut berulang, kegelisahan, depresi,
duka dan kehilangan, fobia, kemarahan, stres keluarga, gangguan tidur,
atau enuresis. Hipnosis juga dapat efektif untuk menangani nyeri dan
sakit kronis yang berkaitan dengan penyakit keganasan(Sawni &
Breuner, 2017).
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipnosis.
2. Penggunaan hipnosis
3. Prosedur hipnosis
4. Review literatur ilmiah hipnosis sebagi terapi komplementer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipnosis berasal dari kata “hypnos” artiya dewa tidur orang
Yunani. Hipnosis merupakan kependekan istilah yang digunakan oleh
James Braid’s (1843) “neuro-hypnotism” yang artinya “tidurnya
sistem saraf(Nurgiwati, 2015).
Jensen, (2011) mendefinisikan hipnosis sebagai prosedur di
mana "satu orang (subjek) dipandu oleh orang lain (hipnotis) untuk
menanggapi saran perubahan pengalaman subjektif, perubahan
persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau perilaku. "Hipnosis biasanya
dimulai dengan induksi yang mengundang subjek untuk memfokuskan
perhatiannya pada satu objek, sensasi, atau gambaran/citra.
Menurut Kirsch et al., 2011 di dalam (Kirsch, 2014),
mendefinisikan hipnosis dengan pemberian induksi hipnotis atau
penerimaan gagasan bahwa seseorang dalam keadaan
menghipnosis. Hipnosis digunakan untuk keadaan kesadaran yang
berubah (keadaan tidak sadar diri) dan prosedur dimana keadaan ini
terjadi karena diinduksi. Selama proses hipnosis, kognitif, dan afektif
serta perilaku dapat dimodifikasi. Fenomena hipnosis dan hipnosis
dapat diinduksi oleh orang lain (terapis) atau sendiri (self-
hipnosis)(Häuser, Hagl, Schmierer, & Hansen, 2016).
Hipnosis juga didefinisikan suatu keadaan dimana fungsi analitis
logis fikiran direduksi sehingga seseorang berada di alam bawah
sadar (sub-counscious/uncounscious)(Nurgiwati, 2015)
B. Penggunaan Hipnosis
Terapi hipnosis merupakan terapi yang menggunakan hipnosis
dengan tujuan memodifikasi perilaku, isi fikiran, perasaan, sikap, dan
kebiasaan disfungsional dari individu(Nurgiwati, 2015) Terapi hipnosis
memiliki aplikasi terapeutik untuk gangguan psikologis dan fisik.

3
Seorang hipnoterapis yang terampil dapat memfasilitasi perubahan
respirasi dan relaksasi yang mendalam dari klien untuk menciptakan
perubahan perilaku dan kesehatan yang positif(Deutsch & Anderson,
2008).
Penggunaan hipnosis tergantung pada tujuan dilakukannya
hipnosis. Berbagai penggunaan teknik hipnotis dapat dibedakan
antara lain(Häuser et al., 2016) :
1. Hipnosis medis :
a. Pengendalian gejala somatik
b. Pengurangan stres mental selama perawatan medis
c. Memperbaiki parameter fisiologis / biokimia yang tidak teratur
d. Fasilitasi proses penyembuhan fisiologis / biokimia.
2. Komunikasi hipnotis
a. Sugesti pada saat tejaga (saran tanpa induksi trans)
b. Penggunaan hipnoterapi untuk komunikasi dokter-pasien yang
efektif
3. Hipnoterapi (psikoterapi dengan pasien dalam keadaan tidak sadar)
a. Perbaikan manajemen masalah dengan memberi akses kepada
pasien terhadap sumber dayanya sendiri
b. Fasilitasi perubahan perilaku
c. Restrukturisasi (minimalisasi, penguatan, pengkondisian baru)
dari pola afektif-kognitif
d. Merestrukturisasi peristiwa dan sensasi emosional
4. Hipnosis eksperimental
a. Penelitian dasar tentang sensasi somatik (mis., Rasa sakit),
emosi, dan keadaan kesadaran.
C. Prosedur Pelaksanaan Hipnosis
1. Persiapan.
Menjalin hubungan interpersonal antara pasien dan terapis,
menentukan tujuan yang ingin dicapai serta menilai hasil yang
dicapai. Terapis melakukan pengkajian akan keadaan pasien serta

4
hambatan yang mungkin bisa menghambat jalannya hipnoterapi.
Terapis menjelaskan tahapan hipnoterapi. Jika pasien sudah
memahami, maka selanjutnya dilakukan tahap induksi.
2. Induksi.
Dibutuhkan ruangan yang tenang agar proses induksi dapat
berjalan dengan baik. Dalam tahapan ini pasien dibimbing terapis
untuk memfokuskan perhatian pada satu benda atau kegiatan
sampai mencapai kondisi rileks dan masuk dalam kondisi hipnosis.
Beberapa skenario atau instruksi verbal maupun visual yang
digunakan untuk induksi antara lain :
a. Menggunakan otoritas.
Terapis menggunakan instruksi dengan kalimat sederhana
seperti “semua akan menjadi rileks, tenangkan”
b. Imagery terbimbing
Terapis membmbing pasien membayangkan sesuatu seperti
susana atau tempat yang indah dan tenang.
c. Memutar musik yang lembut.
Terapis berbicara dengan menggunakan musik yang lembut.
d. Mengulang kata-kata.
Terapi mengulang kata-kata seperti “bernafas dengan dalam”...
bernafas dengan dalam.... semakin dalam...
e. Tanda-tanda emosional.
Terapis membantu pasien cara mengatasi pengalaman
emosional yang menyakitkan contohnya “semakin sering anda
nafas dalam , rasa sakit akan berkurang, anda akan merasa
nyaman... semakin nyaman...
f. Pernyataan analog, asosiasi.
Terapis menyatakan sesuatu untuk mencapai kondisi rileks
contohnya “ kaki anda berpijak di atas tanah, dan terasa
semakin berat. Dan badan anda akan rileks dan semakain
rileks.

5
3. Pelaksanaan.
Pada fase ini sugesti diverbalisasikan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dan sugesti akan memberikan terjadinya
perubahan terhadap perilaku dalam kehidupan sehari-hari setelah
dilakukan hipnosis dan ini merupakan keberhasilan dari suatu
hipnoterapi.
4. Terminasi.
Fase terminasi dilakukan menjelang akhir fase hipnotik, dengan
pelan-pelan kembali ke alam sadar. Terapis mengulang kata-kata
yang ditujukan pada pasien bahwa pasien dapat mengontrol jiwa
dan fisiknya kembali(Nurgiwati, 2015).
Sesi hipnoterapi biasanya berlangsung dari 1 Jam sampai 90
menit. Jumlah sesi yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang
bervariasi sesuai dengan masing-masing individu dan sesuai
dengan sifat dari masalah yang sedang ditangani. Namun, 6
sampai 12 sesi. 1 sesi per minggu, adalah tentang rata-rata
dilakukan hipnosis bagi banyak orang(Deutsch & Anderson, 2008).
1. Kondisi penting untuk suksesnya suatu hipnoterapi yaitu :
a. Hubungan antara hipnotis dan subjek.
b. Lingkungan yang nyaman, bebas dari gangguan.
c. Kesediaan dan keinginan subjek terhipnotis
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipnosis:
a. Sosialisasi subjek
b. Efektivitas induksi
c. Bakat unik dari hipnotis
d. Kekuatan atau kedalaman makna dari sugesti.

D. Review Literatur Ilmiah hipnosis sebagai terapi komplementer


Hipnosis klinis dapat digunakan oleh penyedia layanan
kesehatan untuk mengajarkan keterampilan mengatasi remaja kepada
penanganan berbagai macam kondisi seperti sakit kepala kronis, nyeri

6
perut berulang, kegelisahan, depresi, kesedihan dan duka cita, fobia,
kemarahan, stres keluarga, gangguan tidur, atau enuresis(Sawni &
Breuner, 2017). Hipnosis lebih unggul dari perlakuan standar atau
kontrol perhatian dalam mengurangi stres emosional, dan
nyeri(Zoltan, Nagy, & Varga, 2014). Terdapat perbedaan signifikan
dalam reaksi emosional dan kontrol perilaku sebelum dan sesudah
diberikan hipnosis pada pasien dengan gangguan kecemasan(Rui-
zhe, Fei, & Yuan-tang, 2015). Terjadi penurunan tingkat kecemasan
pada ibu hamil setelah diintervensi dengan hipnosis(Jannah et al.,
2017).

7
DAFTAR PUSTAKA

Deutsch, J. E. &, & Anderson, E. Z. (2008). Complementary Therapies For


Physical Therapy : A clinical Decision Making Approach. Missouri:
Saunders Elsevier.
Häuser, W., Hagl, M., Schmierer, A., & Hansen, E. (2016). The Efficacy,
Safety and Applications of Medical Hypnosis. Dtsch Arztebl
International, 113(17), 289–296.
http://doi.org/10.3238/arztebl.2016.0289
Jannah, N., Hadi, H., Rahayu, S., Hadisaputro, S., Fatmasari, D.,
Masoedi, & Djamaluddin, I. (2017). HYPNOANXIETY AS AN
ALTERNATIVE THERAPY TO REDUCE ANXIETY IN
PRIMIGRAVIDA MOTHERS. Belitung Nursing Journal, 3(2).
Retrieved from
http://www.belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/article/view/68
Jensen, M. P. (2011). Hypnosis for Chronic Pain Management : Therapist
Guide. New York: Oxford University Press. Retrieved from
http://ebookcentral.proquest.com/lib/unhas-
ebooks/reader.action?docID=689296&ppg=50
Kirsch, I. (2014). Wagstaff ’s Definition of Hypnosis. The Journal of Mind
Body Rgulation, 2(2), 124–125. Retrieved from
https://scholar.google.co.id/scholar?q=definition+hypnosis+&btnG=&h
l=id&as_sdt=0,5&as_ylo=2013
Nurgiwati, E. (2015). Terapi Alternatif Dan Komplementer Dalam Bidang
Keperawatan. Jakarta: In Media.
Rui-zhe, H., Fei, L., & Yuan-tang, C. (2015). Influence of Hypnosis
Therapy on Family Function in Patients with Anxiety Disorder. Journal
of Kunming Medical University, 36(1), 105–107.
Sawni, A., & Breuner, C. C. (2017). Clinical Hypnosis, an Effective Mind–
Body Modality for Adolescents with Behavioral and Physical
Complaints. Children, 4(4). http://doi.org/10.3390/children4040019
Zoltan, K., Nagy, T., & Varga, K. (2014). The Effectiveness of Suggestive
Techniques in Reducing Postoperative Side Effects: A Meta-Analysis
of Randomized Controlled Trials. Anesth Analg, 119(6), 1407–1419.
http://doi.org/10.1213/ANE.0000000000000466

ii

Anda mungkin juga menyukai