Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN 3

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

(SEJARAH SINGKAT EVALUASI PROGRAM)

Disusun Oleh:

Estu Wibianto 1611021005

Philipus Be Naisau 1611021009

Rizal Wahyu Wibowo 1611021027

Kurnia Kafhi Anshori 1611021030

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2019
1. Pengaruh Evaluasi pada Jaman Batu
Pada awal mulanya evaluasi masih berbaur dengan evaluasi program.
Evaluasi formal pada. bentuk awalnya digunakan untuk menentukan
keterampilan yang diajarkan di sekolah Sabertooth Avoidance 101
(Scriven,l991). Evaluasi dalam sektor publik sudah digunakan sejak tahun
2000 SM. Pada masa itu, Pemerintah Kerajaan Cina telah menggunakan ujian
formal sebagai alat untuk merekrut pegawai kerajaan yang bagus.

2. Evaluasi Program pada Tahun: 1800 – 1940


Pada tahun 1800-an, muncul ketidakpuasan dalam bidang pendidikan dan
sosial khususnya di Inggris. Akhirnya, Pemerintah Inggris membentuk
komisi-komisi pemerintah kerajaan yang bertugas untuk mencari tahu tentang
kegagalan dari lembaga-lembaga pendidikan. Di Amerika Serikat, evaluasi
pendidikan mengambil bentuk agak berbeda. Bentuk yang digunakan
ditengarai dipengaiuhi oleh hasil karya Horace Mann, yang menggunakan
evaluasi komprehensif, tahunan, dan menggunakan laporan-laporan empiris.
Pada pertengahan akhir tahun 1800, Joseph Rice menggunakan program
evaluasi di beberapa sekolah besar di seluruh Amerika Serikat, yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa penggunaan waktu sekolah tidak
efisien. Pada akhir tahun 1800-an di Amerika Serikat muncul upaya untuk
mengakieditasi universitas-universitas dan sekolah-sekolah yang ada.
Selanjutnya, pada awal tahun 1900-an mulai bermunculan program-
program testing sebagai teknologi pengukuran yang dipeIopori oleh
E.L.Thorndike bersama-sama dengan para mahasiswanya. Sekitar tahun 1918
mulai berkembang testingobyektif, yang awalnya dipopulerkan di kalangan
militer dan industri, serta di sekolah-sekolah pada semua jenjang pendidikan.
Pada tahun 1920-an mulai bermunculan pendekatan testing berdasarkan pada
norma (Pengukuran Atas Norma = PAN), yang digunakan untuk tingkat
kemampuan individual. Pada pertengahan tahun l930-an berkembang pesat
hampir di sebahagian Amerika Serikat pola testing baku, berdasarkan atas
norma, tes prestasi belajar, tes kepribadian, dan tes profl minat. Kegiatan ini
menjadi suatu bisnis komersial yang besar di Amerika serikat. Pada masa itu,
evaluasi bersinonim dengan pengukuran. Hanya evaluasi diberikan makna
tambahan sebagai hasil ringkasan kemampuan yang dinilai dengan angka.
Walau pengertian evaluasi belum seluas seperti sekarang, evaluasi telah
menjadi cikal bakal evaluasi modem. Selanjutnya hasil karya Tyler (1942)
yang dikenal dengan pengukuran atas acuan (PAP) telah memperkaya
khasanah pengetahuan kita tentang evaluasi.

3. Evaluasi Program pada Tahun :1940 – 1965


Penelitian dalam bidang ilmu sosial yang berkembang pada masa PD II
difokuskan pada upaya membantu militer dalam meningkatkan moril mereka
melalui pelatihan dan seleksi penempatan personalia secara tepat. Pada
dekade berikutnya, fokus penelitian dititikberatkan pada upaya pengkajian
masalah-masalah keluarga berencana, perumahan, pelatihan kerja, dan
pembangunan masyarakat.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an ada upaya untuk mempopulerkan
pendekatan yang diadvokasi oleh Tyler, yaitu perumusan tujuan secara
operasional, pembuatan taksonomi pendidikan, dan pengukuran prilaku
secara terukur (Krathwohl, Bloom, dan Masia, 1964).
Pada tahun 1957 Rusia berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa
Sputnik I. Peristiwa ini menggegerkan Amerika Serikat dan sekaligus
membangunkan negararaksasa ini dari lelap tidurnya.

4. Evaluasi Program Modern


Perkembangan dan upaya yang dibahas sebelumnya tidak secara langsung
memunculkan evaluasi program sebagai suatu kegiatan penting. Pada masa
pemerintahan J.F.Kennedy dan Lyndon Johson di Amerika Serikat ada upaya
yang bersifat konseptual dan metodologis untuk memerangi kemiskinan, dan
pemerataan kesejahteraan pada setiap sektor masyarakat. Jutaan dolar
dialokasikan untuk pengembangan program-program pendidikan, perumahan,
penanggulangan masalah kriminal. pengangguran, dan bidang lainnya. Pada
masa itu muncul keprihatinan terhadap efektivitas dan efisiensi suatu
program. Semakin hari tumbuh minat di kalangan pemerintah untuk
menyelenggarakan sebuah program di mana masyarakat benanggungjawab
terhadap bantuan yang diterima mereka. Mulai saat itulah, unsur evaluasi
dimasukkan ke dalam program pemberian bantuan kepada masyarakat.
Peristiwa bersejarah yang paling penting yang mendongkrak kemunculan
evaluasi program modern adalah diterbitkannya Undang-undang Pendidikan
Dasar di Amerika Serikat pada tahun 1965. Menurut undang-undang tersebut,
maka pemerintah Federal berkewajiban untuk meningkatkan anggaran
pendidikan untuk Pemerintah Lokal, regional, dan universitas. Mulai saat itu,
kalangan pendidik bcrlomba-lomba mengembangkan sistem evaluasi program
dalam bidang pendidikan.

5. Perkembangan dan Kecenderungan Evaluasi Program


a. Kecenderungan Dalam Tiga Dasa Warsa
Agar evaluasi program dapat dipandang sebagai sebuahdisiplinilmu
mandiri, maka harus memenuhi beberapa kriteria seperti berikut.
1) Tersedianya ahli evaluasi program
2) Evaluasi program mengandung materi atau isi evaluasi yang unik dan
spesifik.
3) Adanya perencanaan dalam pengembangan program penyiapan
evaluator secara formal
4) Terselenggaranya sistem pengembangan karir yang stabil bagi evaluator
5) Terbentuknya kelembagaan fungsi evaluasi
6) Adanya mekanisme dalam penetapan prosedur sertifikasi bagi evaluator
7) Adanya pengembangan asosiasi profesional bagi evaluator
8) Adanya sistem penetapan kriteria keanggotaan dalam asosiasi
9) Adanya pengaruh asosiasi evaluator terhadap program penyiapan
evaluator
10) Tersedianya sistem pengembangan standar pelaksanaan evaluasi

b. Pelatihan Ahli Evaluasi


Kegagalan program evaluasi di masa lalu, khususnya untuk dapat
menghasilkan informasi yang berguna bagi suatu program disebabkan
belum tersedianya ahli yang benar-benar memahami tentang prosedur
evaluasi. Sehingga, kebutuhan akan evaluator ahli sangat mendesak.
Evaluator-evaluator program yang diperlukan dewasa ini adalah
evaluator yang memiliki konstelasi pengetahuan dan ketrampi1an dalam
menyelenggarakanevaluasi program secara mangkus dan sangkil.

c. Pengembangan Materi yang Unik


Muncul kebutuhan baru akan pentingnya dasar konseptual dan
metodologis dalam evaluasi program. Pada masa itu, belum tersedia
konsep dasar dan metodologi dari evaluasi program. Kenyataan itu
direaksi oleh beberapa orang, antara lain: Cronbach (1963), Scriven
(1967), Stake (1967), Stufflebeam (1968). Mereka akhimya menerbitkan
beberapa buku dan artikel-artikeldalam bidang evalusi. Bersama dengan
itu, lahirlah beberapa model evaluasi program. Model-model evaluasi
tersebut akhirnya mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan suatu
evaluasi program.

d. Pengembangan Pelatihan Formal


Memang pada masa silam, evaluasi program belum memiliki kejelasan
dalam hal sistem pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dalam
bidang evaluasi program. Belum tersedia sistem pengembangan pelatihan
secara formal pada masa itu. Mulai dikembangkan sistem pelatihan dan
pendidikan bagi evaluator program secara formal, yaitu lewat pelatihan-
pelatihan pra -jabatan (perservice education) maupun dalam-jabatan (in-
service education).
Pelatihan dan pendidikan umumnya berlangsung di universitas, di
lembaga pemerintah, perusahan, dan pada lokasi-lokasi pendidikan formal
lainnya. Sehingga evaluasi program dapat dikatakan telah memenuhi
kriteria ketiga untuk dapat dikategorikan sebagai sosok keilmuan
tersendiri.

e. Pengembangan Karir dan Pelembagaan


Sejak tahun 1970-an, karir sebagai seorang evaluator sangat diminati
banyak orang. Karir sebagai seorang evaluator sangat stabil sifatnya. Yang
jelas bahwa karir sebagai seorang evaluator sangat banyak dan karir yang
ditempuhnya bersifat stabil.
Evaluator merupakan sebuah profesi yang memiliki sistem
pengembangan karir yung jelas dan sistem imbalan yang baik. Dilihat dari
sistem pengembangan karirnya, maka evaluasi program dapat
dikategorikan sebagai sosok keilmuan yang sudah mapan.

f. Prosedur Sertifikasi
Seseorang yang ingin memasuki karir sebagai seorang evaluator harus
menialani pendidikan dan pelatihan tertentu secara teratur, sehingga
kinerjanya dapat. dihargakan dengan sebuah penghargaan atau sertifikat
keahlian dalam bidangevaluasi program.

g. Pengembangan Asosiasi Evaluator


Sebagai sebuah profesi, maka evaluator harus tergabung ke dalam suatu
organisasi serumpun, yaitu asosiasi ilmiah dalam bidang evaluasi.
Beberapa asosiasi yang terkenal misalnya: American Evaluation
Association(AEA), American Educational Research (AERA), Australasian
Evaluation Society (AES), Canadian Evaluation Society (CES), European
EvaluationSociety (EES). Jurnal-jurnal evaluasi yang terkenal antara lain:
Evaluation Practice and New Directions for Program Evaluation,
Educational Evaluation and Policy Analysis, Evaluation Journal
ofAustralasia and Evaluation News and Comments, Canadian Journal of
Program Evaluation, dan Evaluation. Petrtemuan ilmiah seperti
kongresnyapun khusus, antara lain: Annual AEA Meeting (Oktober-
Nopember), Annual AERA Meeting (April), Annual AES Conference
(September), dan Annual CES Conference (Oktober-Nopember), dan
Founding Conference (Desember). Dapat disimpulkan bahwa evaluator
merupakan sebuah profesi karena telah memiliki asosiasi, jumal dan
konferensi khusus yang membahas tentang evaluasi.
h. Kriteria Keanggotaan
Kriteria untuk menjadi anggota asosiasi evaluator lebih bersifat tidak
ketat. Kriteria untuk menjadi anggota evaluator harus memiliki
pengetahuan dan keteralmpilan dalam bidang evaluasi, disamping minat
dan perhatian terhadap evaluasi itu sendiri.

i. Hubungan Asosiasi dan Penyiapan Program


Asosiasi profesi dapat menentukan program-program yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh para evaluator. Dalam rangka akreditasi,
misalnya, asosiasi profesi dapat menentukan kriteria dasar tentang
perencanaan danimplementasi evaluasi yang baik dan benar

j. Pengembangan Standar Evaluasi


Di kebanyakan profesi ada semacam standar mutu yang ditetapkan oleh
profesi itu sendiri. Misalnya, di bidang industri atau produk barang
dikembangkannya suatu standar mutu yang diberi label ISO (International
Standard of Operation). Juga untuk kualitas guru dikembangkan standar
kompetensi guru, misalnya, guru SD, SLTP, SMU, dan universitas. Di
Amerika Serikat, misalnya, telah berhasil dikembangkan semacam standar
mutu dalam bidang pendidikan dan psikologi, yang dibukukan ke dalam
Standards for Evaluations of Educational Programs, Projects, and
Materials (Joint Committee,l98l).

k. Evaluasi Program : Sebuah Profesi atau Disiplin Keilmuan?


Evaluasi program telah lahir, tumbuh dan berkembang sedemikian rupa
dengan sangat pesatnya. Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya,
untuk dapat dikategorikan sebagai sebuah profesi, maka evaluasi program
harus memenuhi 10 kriteria tersebut.
Banyak kalangan ahli menyimpulkan bahwa evaluasi program belum
memenuhi sebagai sebuah disiplin keilmuan yang matang, karena evaluasi
program masih mengalami masa pertumbuhannya. Lebih pasnya, evaluasi
program merupakan sebuah disiplin yang bersifat lintas batas
(transdisiplin)
DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. G. Dan I Wayan Koyan. 2016. Evaluasi Program Pendidikan


(Fungsi Manajemen Kontrol). Bahan Ajar: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Muanley, Yonas. 2013. Sejarah Singkat Evaluasi di Nusantara dan Indonesia.
https://evaluasipak.blogspot.com/2013/04/sejarah-singkat-evaluasi-di-
nusantara.html. (Diakses Pada 26/2/2019).

Anda mungkin juga menyukai