KONSEP PEMBELAJARAN
( PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN )
Kelompok 4
DITA DWI UTAMI (2005204)
KHAIRUN NI’MA ASHAUMI (2006190)
DEWANGKARA WIDYA ABIMANTRANA (2006616)
ARIFIN MUHARAM (2008398)
Puji dan syukur kita panjatkan selalu atas ke hadirat Allah Swt yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa
sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda besar
Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semoga kepada
kita selaku umatnya. Amin.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua orang,
dan segala hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan makalah ini
senantiasa tetap dalam ridha Allah Swt. Amin.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 ISI
BAB 3 PENUTUP
A. SIMPULAN .................................................................................................................1
2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
Hal ini dirasa penting karena kebutuhan akan pemahaman tersebut sangat
diperlukan oleh para calon pendidik.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas, dengan demikian
rumusan masalah dalam penelitian ini secara khusus sebagai berikut :
1. Apa definisi dari belajar dan pembelajaran?
2. Bagaimana proses dari pembelajaran?
3. Apa saja ciri-ciri prilaku hasil belajar ?
4. Apa saja teori-teori yang terdapat atau dipakai dalam
pembelajaran?
C. TUJUAN
D. SUMBER DATA
2
BAB 2
ISI
3
Pembelajaran atau dalam bahasa inggris biasa diucapkan
dengan learning merupakan kata yang berasal dari to learn atau
belajar.
B. PROSES PEMBELAJARAN
4
tertentu. Pertama, melibatkan proses mental peserta didik sehingga dalam
prosesnya peserta didik tidak hanya menerima begitu saja penyampaian
tenaga pendidik, melainkan melalui proses berpikir. Kedua, menciptakan
suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
dapat memperoleh pengetahuan dengan kontruksi berpikir mereka sendiri.
(Hanafy : 2014)
Proses pembelajaran meliputi beberapa aktivitas yang menunjang
kegiatan belajar dan tentunya memerlukan keterampilan tenaga pendidik.
Aktivitas tersebut diantaranya adalah pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik
pembelajaran, dan model pembelajaran. Adapun dalam proses
pembelajaran, sangat diperlukan dipahaminya psikologi pendidikan untuk
mempermudah pendidik dalam menerapkan proses belajar-mengajar.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang tenaga pendidik
diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran dengan pertimbangan-
pertimbanga psikologis dengan membangun beberapa indikator.
(Christopher : 2018)
Indikator itu antara lain sebagai berikut:
1. Merumuskan pembelajaran secara tepat.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
3. Memberikan bimbingan atau dapat pula konseling.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran secara adil dan arif.
5
1. Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan
potensial
2. Kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu yang relatif lama
3. Kemampuan tersebut diperoleh melalui usaha
1. Informasi Verbal
2. Kecakapan Intelektual
3. Strategi Kognitif
4. Sikap
6
Sikap merupakan kemampuan individu untuk memilih macam
tindakan yang ingin dilakukan. Artinya bahwa sikap ini adalah
kemampuan untuk memilik setiap perilaku yang akan dilakukan.
5. Kecakapan Motorik
Merupakan hasil belajar berupa kemampuan bergerak yang
dikontrol oleh otot-otot dan fisik.
7
prespkriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan.
Sedangkan dalam pengembangan teori-teori pembelajaran yang
deskriptif, variabel yang di amati adalah hasil belajar sebagai efek dari
interaksi antara metode dan kondisi. (Yuberti : 2014)
2. Teori Pembelajaran Behavioristik
Oemar Hamalik (2013: 107) Aliran ini berangkat dari
anggapan bahwa kesan dan ingatan sesungguhnya merupakan
kegiatan organisme. Manusia tidak dapat diamati, tetapi kelakuan
jasmaniahnyalah yang dapat dimati. Kelakuan itulah yang dapat
menjelaskan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Kelakuan
merupakan jawaban terhadap perangsang atau stimulus dari luar.
(Setiawan : 2017)
Behavioristik memandang manusia dari sisi
lahiriah/jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan
kata lain, behavioristik tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar
hanya berdasarkan melatih refleks atau respon individu sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. (Setiawan : 2017)
Beberapa ahli yang mengembangkan teori behavioristik adalah
E.L. Thorndike, Ivan Pavlov, B.F. Skinner, J.B. Watson, Clark Hull
dan Edwin Guthrie. Teori behvioristik memilih objek penelitiannya
hewan, kemudian respon yang muncul dari hasil penelitian
diasumsikan juga akan terjadi pada manusia bila ada perlakuan yang
sama. Kecenderungan behavioristik yang menyamakan manusia sama
seperti binatang mendapatkan banyak kecaman dan penolakan.
Meskipun demikian behaviorisme tetap masih bisa diterima karena
beberapa konsep yang dikembangkan terbukti berhasil dan
menimbulkan dampak positif dalam belajar. (Setiawan : 2017)
3. Teori Pembelajaran Kognitivistik
Cognitive berasal dari kata cognition yang berarti pengertian,
mengerti. Istilah kognitif secara umum sekarang digunakan sebagai
salah satu ranah kaitannya dengan manusia yang mencakup semua
8
bentuk pengenalan yang meliputi perilaku mental yang berhubungan
dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan,
menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
(Setiawan : 2017)
Nyayu Khodijah (2014: 76) dari perspektif kognitif, bejajar
adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang memberian
kapasitas untuk menunjukan perubahan perilaku. Struktur mental ini
meliputi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan dan
mekanisme lain “ dalam kepala pembelajar”. Fokus teori kognitif
adalah potensi untuk berperilaku dan bukan pada perilakunya sendiri.
Aliran kognitivistik menganggap bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, belajar itu
melibatkan proses kognitif, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
situasi perilaku terjadi. Oemar Hamalik (2014) teori kognitif berpijak
pada tiga hal yaitu:
a. Perantara sentral (central intermdiaries).
b. struktur kognitif, bahwa yang dipelajari adalah fakta,
c. Pemahaman dalam pemecahan masalah. (Setiawan : 2017)
Teori belajar kognitivistik sebagai teori yang menekankan
kepada proses berpikir beranggapan bahwa perilaku tercipta dari
persepsi dan pemahaman seseorang akan keadaan dalam pembelajaran
yang di ikuti sehingga teori belajar ini dikenal juga dengan sebutan
model perseptual. Suyono & Hariyanto (2014: 75) mengemukakan
dua pemikiran pokok dari kognitivistik adalah teori pemrosesan
informasi dan teori skema. Kedua gagasan ini dikembangkan baik
oleh Jean Piaget maupun Jerome S Bruner, David P Ausubel, dan
Robert M, Gagne. (Setiawan : 2017)
4. Teori Pembelajaran Humanistik
Teori belajar humanistik merupakan salah satu teori belajar
yang paling abstrak diantara teori belajar yang ada, karena teori ini
lebih banyak membicarakan gagasan tentang belajar yang paling ideal
9
daripada memperhatikan apa yang bisa dilakukan dalam keseharian.
Teori belajar humanistik memiliki tujuan untuk memanusiakan
manusia. Belajar dalam teori humanistik dikatakan berhasil bila
peserta didik bisa memahami lingkungan dan dirinya sendiri
(mencapai aktualisasi diri). (Setiawan : 2017)
Guru dalam teori belajar humanistik membantu peserta didik
untuk memahami secara mendalam dirinya sehingga peserta didik bisa
mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri mereka. Guru juga
mencoba menciptakan pembelajaran yang bisa meningkatkan
kemampuan dalam menciptakan, membayangkan, berpengalaman,
berintuisi, merasakan, dan berfantasi. (Setiawan : 2017)
Eveline Siregar & Hartina Nara (2014: 34) teori ini bersifat
eklektik, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya
untuk memanusiakan manusia. Sebagai contoh teori bermakna
Ausubel dan taskonomi tujuan belajar Bloom dan Krathwohl
diusulkan sebagai pendekatan yang dapat dipakai oleh aliran kognitif
padahal teori ini juga diusulkan dalam aliran kongitif. (Setiawan :
2017)
5. Teori Pembelajaran Konstruktivistik
Konstruktivistik merupakan sebuah pandangan yang
berlandaskan pada pandangan bahwa dengan merefleksikan
pengalaman, kita membangun pengetahuan akan dunia dimana kita
berada. Eveline Siregar & Hartini Nara (2014: 39) teori
konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. (Setiawan : 2017)
Menurut teori konstruktivistik, yang menjadi dasar bahwa
peserta didik memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan
peserta didik itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori
konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan peserta didik untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru.
(Setiawan : 2017)
10
Siregar & Hartini Nara (2014: 39) ciri ciri belajar berbasis
konstruktivisme yaitu:
a. Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan
memberikan kesempatan melakukakan observasi.
b. Elisitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya dengan jalan
berdiskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain,
membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau
pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada
bermacam-macam situasi.
e. Review yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang
ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
(Setiawan : 2017)
11
\
BAB 3
PENUTUP
A. SIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
iii