Anda di halaman 1dari 1

Belakangan hari ini seorang wanita selalu memempati tempatku duduk di perpustakan, di

belakang rak buku sejarah. Mejanya di bertumpuk beberapa buku tebal yang berbagai gendre,
ada novel yang sudah kubaca sebelumnya, rumus fisika, kamus bahasa inggris, dan pengantar
ilmu hukum. Kulihat dia menggigit ujung kacamatanya dengan wajahnya yang kesal. Sambil
sesekali membalik halaman buku, kuperhatikan saja wanita itu, antusiasnya dalam membaca
cukup menarik perhatianku, sampai dia mengagetkanku dengan menghentak meja.

“ini dia!” dengan kegirangan sambil menghentakan meja dengan keras.

Tanpa sengaja aku liat sedikit air liurnya perlahan turun keleher, segera dia langsung
menghapusnya. Aku segera memalingkan wajahku.

Kemudian dia datang kepadaku dengan kesal

"Hei kamu, kamu lihat yang tadi kan?".

"Ha? Nggak kok aku nggak liat apa - apa!

Wanita itu diam sesaat, matanya mengarah pada buku yang sedangku baca kemudian duduk di
depanku.

"Buku apa?".

"Oh ini buku tentang yunani".

"Aku belum pernah liat buku ini boleh lihat".

"Oh, boleh". Aku pun memberikan buku itu kepadanya.

Dia membolak - balik setiap halaman, memperhatikan rangkain huruf-huruf kemudian berhenti
di halaman patung dewa yunani dengan otot yang kekar. Aku tidak pernah lupa ekspresi dan
garis bibirnya.

Anda mungkin juga menyukai