Anda di halaman 1dari 16

Perihal Pemerian Bahasa

(Metode Penelitian Linguistik)

- Kelompok 2 -
Anggota Kelompok 2

Khairani Savira Ariandi


(2010721006)

Intan Oktaviarni
(2010721014)

Fadhilah Rizkiani
(2010721016)
Anggota Kelompok 2

Nadya Putri Rahmanto


(2010721028)

Indah Wahyu Ilahi


(2010721032)

Dhea Amanda
(2010722014)
A.
Pengertian
Pemerian
Pengertian Pemerian

Kata pemerian merupakan subtema dari lema peri yang dalam konteks
klasik berarti kata. Arti kata adalah deskripsi, penggambaran, penjelasan,
atau penguraian unsur-unsur. Tak terperi artinya tak terkatakan, contoh:

Pemerian (deskripsi) tentang kosa kata baru perlu disampaikan agar mesyarakat mengetahui
pembentukan dan pemakaian kata-kata itu secara benar.
Pemerian dalam novel berkaitan dengan upaya pengarang membina suasana dan watak
tokoh-tokoh di dalam cerita tersebut.
Ketika tangan saya patah sakitnya tak terperi.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pemerian berasal dari kata dasar peri
yang berarti kata, kemudian dibubuhi oleh afiks pe-an dan menjadi pemerian yang
berarti penggambaran, penjelasan dan penguraian secara mendetail.
B.
Komponen
Bahasa
Komponen Bahasa

Komponen tata bahasa sebagaimana telah disebutkan bahwasannya menurut


linguistik generati transformatif, tata bahasa dibangun oleh tiga buah komponen
yaitu komponen sintaksis, komponen semantik, dan komponen fonologi.

1. Komponen Sintaksis

Tugas utama komponen sintaksis adalah menentukan hubungan antara pola-pola bunyi
bahasa itu dengan makna-maknanya engan cara mengatur urutan-urutan kata-kata yang
membentuk frase atau kalimat itu agar sesuai dengan makna yang diinginkan oleh
penuturnya.
Komponen Bahasa

2. Komponen Semantik

Semantik mengkaji makna dari suatu lambang atau simbol, tetapi lambang atau simbol
yang menjadi kajian semantik hanyalah lambang bahasa atau simbol-simbol yang
berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal. Jadi objek semantik adalah
telaah tentang makna yang mencakup lambang-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, hubungan antara makna yang satu dengan yang lainnya serta
pengaruh makna terhadap manusia dan masyarakat pemakai bahasa.Dalam
pendekatannya terdapat beberapa macam teori mengenai semantic.
Komponen Bahasa

3. Komponen Fonologi

Yang dimaksud dengan komponen fonologi adalah sistem bunyi suatu bahasa.
Komponen fonologi ini sebagai komponen ketiga dalam tata bahasa generative
transformative. Geory Keraf menyatakan bahwa komponen fonologi merupakan salah
satu bagian tata bahasa yaitu bagian yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada
umumnya.
C.
Matra/Dimensi/
Unsur Pokok
Matra/Dimensi/Unsur Pokok

Halliday, (2004:2-30) menyebutkan bahwa bahasa dapat dilihat dari lima dimensi
yang berbeda. Kelima dimensi tersebut antara lain: struktur (urutan sintagmatik),
sistem (urutan paradigmatik), stratifikasi, instasiasi (penyontohan), dan metafungsi.

1. Struktur
Struktur (urutan sintagmatik) yang merupakan aspek komposisi bahasa yang dalam terminologi
linguistik dikaitkan dengan konstituensi. Prinsip urutannya, seperti didefinisikan dalam teori
sistemik, berupa tataran lapisan-lapisan komposisi dan dibentuk oleh hubungan antarbagian.

2. Sistem
Martin (1992:4) menyebutkan bahwa sistem dan proses dihubungkan melalui konsep realisasi yang
penting (Matthiessen (1985), Kasper (1988) dan Matthiessen (1992). Contohnya, semua klausa bisa
positif juga negatif, atau lebih jelasnya, semua klausa memilih dalam sistem polaritas yang
istilahnya bisa positif dan negatif. Positif dan negatif merupakan ciri klausa yang kontras, yang bisa
dibuat nyata dalam cara-cara yang berbeda.
Matra/Dimensi/Unsur Pokok

3. Stratifikasi
Buku-buku tata bahasa yang dipakai di sekolah-sekolah biasanya memiliki bab-bab tentang
pengucapan ortografi, morfologi dan sintaksis, dengan daftar kosa kata yang ditambahkan di
halaman akhir. Hal itu memperkenalkan bahwa bahasa merupakan sistem semiotik yang kompleks
yang mempunyai berbagai tingkatan atau strata. Dengan demikian, tata bahasa dan kosakata bukan
berasal dari strata yang berbeda, melainkan dua kutub dari dua rangkaian kesatuan, tepatnya disebut
dengan leksikogramatika.
4. Instansiasi
Instansiasi (instantiation), yaitu hubungan antara contoh dan sistem yang ada di belakang contoh
itu. Hal itu berkaitan dengan ketika seseorang ingin menjelaskan bagaimana bahasa ditata dan
bagaimana penataannya berhubungan dengan fungsi bahasa dalam memenuhi hajat hidup manusia,
selalu diperoleh kesulitan dalam membuat sesuatu menjadi jelas; dan hal itu karena dicoba untuk
mempertahankan dua pandangan sekaligus.
Matra/Dimensi/Unsur Pokok

5. Metafungsi
Bahasa digunakan untuk menguraikan pengalaman manusia, menamakan benda-benda,
menguraikan benda- benda tersebut ke dalam kategorisasi, secara khusus, kemudian, menguraikan
kategorisasi tersebut ke dalam taksonomi. Klausa di dalam tata bahasa bukan hanya sebuah
gambaran, mewakili beberapa proses-di antaranya melakukan atau menjalankan, mengatakan atau
merasakan dan seterusnya-dengan berbagai partisipan dan sirkumstan. Klausa juga sebuah
proposisi, atau sebuah anjuran, untuk memberi informasi atau pertanyaan, memberi perintah atau
menawarkan sesuatu dan menyatakan kekaguman serta sikap terhadap siapa saja yang disapa.
Kesimpulan

Pemerian merupakan subtema dari lema peri yang dalam konteks klasik berarti
kata. Kata memerikan berarti mengatakan, menceritakan, melukiskan sesuatu,
atau menguraikan usur-unsur. Komponen bahasa terdiri atas komponen
sintaksi, komponen semantik dan komponen morfologi. Sedangkan bahasa bisa
dilihat dari lima dimensi, yaitu: struktur (urutan sintagmatik), sistem (urutan
paradigmatik), stratifikasi, instasiasi (penyontohan), dan metafungsi.
Daftar Pustaka
● J. D Parera, Teori Semantic, Edisi Kedua, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2004), p. 46-48 (http:/
ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-
of-computer-engeneering-d3/bahasa Indonesia/fungsi bahasa).
● Saragih, Bahagia. Linguistik Fungsional: Dimensi Bahasa. Diakses
melalui https://media.neliti.com/media/publications/74466-ID-
linguistik-fungsional-dimensi-dalam-baha.pdf
● Setiyadi, Alif Cahya. Bahasa dan Berbahasa Perspektif
Psikolinguistik. At-Ta’dib. Vol. 4 No. 2.
● Sari, Dewi Kumala, dkk. 2021. Neurolinguistik: Teori Linguistik dan
Pemerolehan Bahasa Pada Anak. Bahastra. Vol. 5, No. 2.
Terima kasih
- Kelompok 2 -

Anda mungkin juga menyukai