Anda di halaman 1dari 7

Jurnal SEMIOTIKA

Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021


Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKA DALAM PUISI CHAIRIL


ANWAR MENGGUNAKAN TEORI CHARLES SANDERS PEIRCE
Ika Sari Rahayu*

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to determine the marker in Chairil Anwar's poetry by using Charles
Sanders Peirce's semiotic theory based on its objects in the form of icons, indexes, and symbols.
This study used descriptive qualitative method. The author uses nine data obtained from 3
poems in the poetry "Derai-Derai Cemara", "On a Room", and "Yang Seampas and Yang
Putus" by Chairil Anwar. The data collection techniques used were reading and taking notes.
Based on the results of data analysis based on the subject in the form of icons, indexes, and
symbols found in the poetry by Chairil Anwar, there is a full and significant combination. In
this study, data were obtained (1) most of the poetry texts are indexes, (2) a small portion of
poetry texts are icons, and (3) there are poetry texts that are symbols. In the relationship
between title and text content: title is the index and icon for the content of the text, while
symbols are only in the form of metaphoric words / phrases.
Keywords : Literary analysis, poetry, semiotic

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui penanda pada puisi karya Chairil Anwar dengan
menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce berdasarkan objeknya berupa ikon, indeks,
dan simbol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan
sembilan data yang diperoleh dari 3 puisi dalam puisi ”Derai-Derai Cemara”, ”Pada Sebuah
Kamar”, dan ”Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik membaca dan mencatat. Berdasarkan hasil analisis data yang
didasarkan subjek berupa ikon, indeks, dan simbol yang ditemukan dalam puisi karya Chairil
Anwar ini terdapat kombinasi yang penuh dan signifikan. Dalam kajian ini diperoleh data (1)
sebagian besar teks puisi merupakan indeks, (2) sebagian kecil teks puisi merupakan ikon, dan (3)
terdapat teks puisi merupakan simbol. Pada hubungan judul dan isi teks: judul sebagai indeks
dan sebagai ikon bagi isi teks, sedangkan simbol hanya berwujud kata/frase metaforik.
Kata kunci : Analisis sastra, Puisi, Semiotika

*
Korespondensi Penulis
Email : Sariikarahayu31@gmail.com

30
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

PENDAHULUAN kekalahan ”Derai-Derai Cemara”. Selain


itu, puisi-puisi Chairil juga memiliki
Karya sastra ditulis oleh pengarang unsur-unsur kepuitisan yang menimbulkan
belum mempunyai makna dan belum bunyi yang indah apabila dibacakan. Hal ini
menjadi objek estetik, bila belum diberi tampak pada puisinya yang berjudul
arti oleh masyarakat pembacanya (Pradopo, ”Derai-Derai Cemara”, ”Krawang-
1995: 106). Oleh karena itu, sebuah karya Bekasi”, ”Di Ponegoro”, dll. Sapardi Djoko
sastra, baik prosa, maupun puisi baru dapat Damono mengatakan bahwa dalam puisinya
mempunyai makna dan menjadi objek yang berjudul ”Derai-Derai Cemara”,
estetik bila telah diberi makna oleh Chairil Anwar mengungkapkan puisinya
masyarakat pembacanya. Untuk memberi dengan tertib dan tenang.
makna terhadap karya sastra harus terikat Masing-masing bait terdiri atas
pada teks karya sastra sebagai sistem tanda empat larik yang sepenuhnya menggunakan
yang mempunyai konvensi sendiri rima a-b-a-b. Wujud interaksi (bahasa)
berdasarkan hakikat karya sastra. yang ada di dunia ini tidak terlepas dari
Berdasarkan hal tersebut, untuk dapat sistem tanda. Mereka semua selalu hadir di
menangkap hakikat karya sastra, sekeliling manusia, baik secara sadar
diperlukan cara-cara yang sesuai dengan maupun tidak sadar. Objeknya selain
sifat hakikat karya sastra. bahasa, dapat berupa benda, sifat, dan juga
Dalam karya sastra, bahasa gerak. Tanda-tanda ini hadir untuk
disesuaikan dengan sistem dan konvensi mewakili setiap acuan yang tidak harus
sastra. Karya sastra yang berbentuk puisi, selalu muncul di permukaan. Oleh karena
misalnya, mempunyai konvensi sastra yang itu, munculah ilmu semiotik, agar setiap
berbeda dengan prosa. Konvensi itu orang mampu memahami berbagai tanda
mempunyai arti tambahan kepada arti yang hadir di sekitarnya. Saussure,
bahasa. Dalam bidang sastra, semiotik menekankan bahwa semiotika adalah
mengkaji tanda-tanda berupa bahasa bidang ilmu yang mengkaji tentang peran
yang muncul dalam suatu karya. Karya tanda sebagai bagian dari kehidupan
sastra merupakan refleksi pemikiran, sosial (Kaelan, 2017: 160).
perasaan, dan keinginan pengarang lewat Teori semiotik selalu dipakai dalam
bahasa. Pengarang sebagai seorang berbagai cabang ilmu, baik psikologi,
pelaku bahasa, kerap menyediakan tanda- antropologi, sampai pada bidang sastra.
tanda untuk bisa ditafsirkan oleh pembaca. Semiotik mencari acuan antara tanda dan
Bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa, makna sehingga terjalin hubungan saling
melainkan bahasa yang khas yakni bahasa keterkaitan. Menurut Teori Semiotika
yang memuat tanda-tanda atau semiotik Charles Sanders Peirce, semiotika
(Endraswara, 2008: 63). didasarkan pada logika, karena logika
Dengan demikian, karya sastra mempelajari bagaimana orang bernalar,
termasuk puisi merupakan sebuah sistem sedangkan penalaran menurut Peirce
yang mempunyai konvensi sendiri. dilakukan melalui tanda-tanda (Kaelan,
Konvensi itu berupa satuan-satuan tanda, 2017: 160). Semiotika Peirce merupakan
seperti kosa kata, gaya bahasa, dan bahasa semiotik analitis. Nurgiyantoro
kiasan (metafora, simile, personifikasi, (2012:41) menyebutkan bahwa dalam teori
dll.). Satuan-satuan tanda itu dalam puisi Peirce sesuatu itu dapat disebut sebagai
mempunyai arti dan makna. Oleh karena tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain.
itu, untuk merebut atau mencari makna Dalam kajiannya, Peirce membagi tiga
yang terdapat dalam puisi lebih sulit elemen tanda (hubungan triadik) yang
daripada prosa. disebut dengan segitiga makna. Segitiga
Beberapa puisi Chairil Anwar sarat makna ini mencakup tanda (ground),
dengan bahasa kiasan yang berupa objek, dan interpretant. Adapun ketiga
ungkapan khas milik Chairil yang selalu elemen tersebut, dijelakan oleh Peirce
didengung-dengungkan oleh generasi sebagai proses semiosis.
muda, seperti, aku mau hidup seribu tahun Teori Peirce mengembangkan
lagi ”Aku” dan hidup hanya menunda segitiga maknanya ke dalam model penuh

31
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

tiga jalur logika. Berdasarkan penampilan METODE PENELITIAN


tanda, dibagi menjadi qualisign, sinsign,
dan legisign. Berdasarkan acuannya Penelitian ini adalah penelitian
(objek) dibagi ke dalam ikon, indeks dan pustaka dengan menerapkan metode
simbol. Sementara dalam interpretasinya, kualitatif. Teknik penulisan adalah
dibagi menjadi rheme, dicent, dan deskriptif kualitatif, yang memaparkan
argument. Ketiga jenis tanda ini selalu pembahasan berdasarkan subjek yang
hadir bersama dan tidak dapat dipisahkan berupa ikon, indeks, dan simbol yang ada di
dalam karya sastra. Keseluruhannya dalam karya sastra puisi karya Chairil
berhubungan dengan rangkaian semiosis. Anwar. Ratna (2008: 47) menyatakan
Penelitian ini akan lebih dominan pada bahwa metode kualitatif memberikan
pencarian makna ikon, indeks, dan simbol. perhatian terhadap data ilmiah dalam
Dalam penelitian ini peneliti memilih puisi hubungannya dengan konteks
karya Chairil Anwar karena tergolong ke keberadaannya. Dalam hal ini, data ilmiah
dalam puisi yang kaya secara struktural. yang dimaksud adalah teks sastra berupa
Unsur pembangun puisi sangat menarik puisi. Noor (2007: 70) menyatakan bahwa
dikaji baik dari pemilihan diksi, gaya dalam penelitian teks sastra yang dihadapi
bahasa, majas, dan citraan. Temuan yang atau dikaji adalah teks, sedang kalau
hanya didasarkan pada beberapa puisi disinggung faktor pengarang atau pembaca
Chairil Anwar tersebut tentu saja belum hanya dilakukan sebagai pendukung saja.
menggambarkan perubahan dan Data penelitian ini adalah puisi
karakteristik struktur puisi Chairil Anwar Chairil Anwar, yang berjudul “Derai- Derai
secara lengkap dan utuh. Oleh karena itu, Cemara”, “Pada Sebuah Kamar”, dan
puisi karya Chairil Anwar perlu dikaji “Yang Terampas dan Yang Putus”. Puisi-
secara struktural. puisi tersebut dikutip dari buku Aku Ini
Puisi Chairil Anwar menarik untuk Binatang Jalang: Koleksi Sajak
dikaji menggunakan teori Peirce 1942—1949, yang diterbitkan di Jakarta
berdasarkan objeknya. Penelitian ini untuk oleh penerbit Gramedia, tahun 1996. Unsur-
mengetahui tanda dan makna berdasarkan unsur yang dikaji dalam penelitian ini
subjek yang terkandung dalam puisi adalah unsur penanda yang mengartikan
Chairil Anwar. Dari hasil penelitian ini, makna, yang diperoleh melalui unsur
dapat digambarkan atau ditemukan bahwa pembangun puisi berupa penggunaan
ketiga puisi karya Chairil Anwar lebih majas, citraan, dan gaya bahasa.
dominan memakai sistem tanda ikon,
indeks, atau makna. HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu karya sastra yang
banyak menyimpan tanda-tanda adalah Pada dasarnya puisi merupakan
genre puisi. Puisi sangat begitu melekat sebuah teks tertulis dengan penggunaan
dengan kajian semiotik sastra, Puisi adalah bahasa yang mendefisinikan bentuk
bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan pengekspresian jiwa dan batin yang
perasaan penyair dengan bahasa yang dinyatakan dalam bentuk rangkaian kata
terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik atau kalimat yang erat hubungannya dengan
dan bait, serta penuh makna. Puisi pemaknaan. Saat kita membaca sebuah
mengungkapkan pikiran dan perasaan puisi kita sering ditemukan sebuah tanda
penyair secara imajinatif dan disusun yang menyerupai bentuk aslinya (ikon),
dengan mengonsentrasikan kekuatan tanda yang bersifat sebab akibat (indeks),
bahasa dengan struktur fisik dan struktur dan juga tanda yang berkaitan dengan
batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, penandanya dan juga petandanya yang
bentuk dan juga makna yang ingin disepakati oleh penandanya sebagai acuan
disampaikan yang mana makna sebagai umum (simbol).
bukti puisi baik jika terdapat makna yang
mendalam dengan memadatkan segala
unsur bahasa.

32
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

Analisis Semiotik Puisi Chairil Anwar:


Sekeliling dunia bunuh diri!
Puisi pertama yang akan dianalisis Aku minta adik lagi pada
adalah puisi berjudul “Pada Sebuah Ibu dan Bapakku, karena mereka berada
Kamar”. Yang ditemukan sebanyak 2 Di luar hitungan:
makna ikon, 2 makna indeks, dan 2 makna Kamar begini,
simbol. 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa!

Pada Sebuah Kamar Sarana retorika dan makna indeks


berupa gaya ironi tampak dalam bait kedua
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini dan ketiga, yang menyatakan sesuatu
Pada dunia. makna indeks yang menyatakan hubungan
Bulan yang menyinar ke dalam sebab akibat secara kebalikan untuk
Mau lebih banyak tahu menyindir keadaan.
“Sudah lima anak bernyawa di sini Dalam bait kedua ditulis ibuku
Aku salah satu!” tertidur dalam tersendu ditemukan makna
Ibuku tertidur dalam tersendu ikon yang mengungkapkan si ibu yang
Keramaian penjara sepi selalu tertidur masih dalam menangis yang
Bapakku sendiri terbaring jemu bermakna pesan menyedihkan. Keramaian
Matanya menatap orang tersalib di batu! penjara sepi selalu mengandung makna
Sekeliling dunia bunuh diiri! kamar yang sempit itu rasanya seperti
Aku minta adik lagi pada penjara, meskipun ramai, tetapi sepi, tidak
Ibu dan Bapakku, karena mereka berada ada hiburan, tidak ada apa-apa karena
Di luar hitungan: Kamar begiini, miskin. Baris selanjutnya, juga ditemukan
3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa! makna ikon yang mengungkapkan si ayah
yang seharusnya bertanggung jawab
Pada bait kedua pada kata bulan, kepada keluarga, secara ironis
selain dipersonifikasikan menjadi makna dikemukakan hanya dapat berdoa saja
simbol, juga mengiaskan bahwa orang (bapakku sendiri terbaring jemu, matanya
di luar (bulan) itu selalu ingin tahu menatap orag tersalib di batu).
(mencampuri) urusan orang lain. Oleh Selanjutnya, dalam bait ketiga
karena itu, aku secara ironis dengan terus menggambarkan keadaan yang sangat
terang mengatakan bahwa di dalam ironis dan ditemukan makna simbol.
kamar itu sudah lima anak bernyawa di Dengan kamar si aku yang sempit, ukuran 3
sini. Aku salah satu. x 4 m yang sudah dihuni oleh 7 orang
(ibu, bapak, dan lima anak). Gambaran
Sekeliling dunia bunuh diri! kemiskinan sebuah keluarga. Dengan
keadaan yang sudah demikian miskin dan
Ungkapan kata “Bunuh diri” di sangat menyengsarakan kehidupan diri
atas ditemukan makna indeks bahwa sendiri dan kelaurga dianggap sama dengan
sebagian orang melakukan sesuatu yang bunuh diri.
menyengsarakan diri sendiri itu pada Secara keseluruhan, dapatlah
hakikatnya adalah bunuh diri. diungkapkan bahwa puisi ”Sebuah
Sarana kepuitisan yang dekat dengan Kamar” ditemukan makna ikon yang
bahasa kiasan adalah citraan. Citraan mengungkapkan keadaan kehidupan, yaitu
terdapat dalam puisi Sebuah Kamar kehidupan sebuah keluarga di kota besar
berupa citraan-citraan yang berhubungan (Jakarta), yang sudah demikian padat.
dengan kehidupan sehari- hari, yang Kepadatan itu disebabkan banyaknya anak
sesuai dengan realitas kehidupan karena ia yang dipunyai oleh sebuah keluarga dan
hidup dalam aktivitas kehidupan sehari- orang tua yang mempunyai anak itu belum
hari. Ia menghidupi dengan hidup segala mempunyai pekerjaan tetap. Akibatnya,
hidup dengan segala suka dan kemiskinan menghinggapi kehidupan
penderitaannya. Citraan itu terdapat dalam mereka. Di samping itu, tempat tinggal
bait ketiga. mereka pun tidaklah memadai untuk tidur.

33
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

Ditambah lagi dengan anak-anak yang menyebabkan hari terasa akan menjadi
harus mereka beri makan dan sekolah. malam, dan dahan yang ditingkap
Beban kehidupan yang demikian merapuh itu pun dipukul angin yang
keras, membuat sang ibu hanya dapat terpendam kata “suara deraian sampai di
merenung. Semua kejadian yang terjadi di kejauhan” menggambarkan makna simbol
sekelilingnya tidak dihiraukan dan hanya yang menandakan bahwa sore itu segera
dianggap sebagai keadaan sepi saja yang berganti malam.
tidak menganggu kehidupannya. Pada keseluruhan puisi itu, kata
Demikian pula dengan sang bapak, ia juga “dipukul”ditemukan makna dicisign yang
hanya dapat merenung, ia tidak dapat merupakan kata berupa fakta dan
berbuat apa-apa. Perbuatan yang dapat kenyataannya yang paling keras
dilakukannya hanyalah berdoa dan mengungkapkan masih adanya sesuatu di
memohon kepada Tuhan. dalam yang terpendam, yang memukul-
Akan tetapi, kehidupan yang harus mukul dahan yang merapuh . Si aku lirik
ditanggungnya masih harus dilakukan. menyadari sepenuhnya bahwa hari belum
Meskipun beban dan cobaan belum juga malam, tetapi terasa jadi akan malam.
hilang, sang ayah harus tetap Dari kutipan puisi ”Derai-Derai
menghidupi dan memberi makan Cemara” tertulis dalam bait ketiga,
keluarganya. Padahal, uang yang dicari hidup hanya menunda kekalahan
sulit diperoleh. Akhirnya, hanya merupakan ungkapan yang sering kita
penderitaan dan kemiskinanlah yang harus dengar, seperti halnya ungkapan hidup
diterima sehingga kemiskinan yang seribu tahun lagi artinya kata “hidup hanya
menyengsarakan keluarganya itu dianggap menunda kekalahan” mengandung makna
sama dengan bunuh diri. simbol. Hidup hanya menunda kekalahan
mengiaskan bahwa dalam kehidupan ini,
Analisis Puisi Chairil Anwar yang kedua hidup yang harus dijalankan adalah
: perjalanan yang panjang yang suka atau
tidak suka harus dijalankan.
Derai-Derai Cemara
Analisis puisi ketiga “ Yang Terampas
Cemara menderai sampi jauh dan Yang Putus”karya Chairil Anwar:
Terasa hari akan jadi malam
Yang Terampas dan Yang Putus
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan Menggigir juga ruang di mana dia yang
Yang bukan dasar perhitungan kini kuingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati
Hidup hanya menunda kekalahan tugu
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Di karet, di karet (daerahku y.a.d)
Dan tahu, ada yang tetap tidak sampai juga deru dingin
diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah. Aku bebenah dalam kamar, dalam diriku
jika kau dating
Pengutaraan puisi ini ditulis dengan Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru
baik, masing-masing bait terdiri atas padamu;
empat larik yang sepenuhnya Tapi kini hanya tangan yang bergerak
menggunakan rima a-b-a-b. Citraan alam lantang
yang dipergunakan Chairil Anwar juga
menampilkan ketenangan, suara deraian Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan
cemara sampai di kejauhan yang peristiwa berlalu beku

34
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

SIMPULAN
Sarana kepuitisan pada puisi di
atas berupa bahasa kiasan adalah Pada dasarnya mempelajari tanda-
personifikasi. Kutipan di atas mengiaskan tanda, simbol, atau syarat untuk
keadaan malam yang dingin dengan menafsirkan sesuatu adalah untuk
suasana rimba (hutan yang sepi sehingga memperluas keilmuan kita dalam
kelihatan kaku (tugu) tidak ada denyut menganalisis sebuah karya sastra.
kehidupan. Frase “Hutan yang sepi Menjelaskan sebuah simbol yang ada dalam
ditemukan makna ikon yang karya puisi akan menambah kepekaan kita
menggambarkan hutan yang sepi tidak ada dan kecerdasan kita dalam menerjemahkan
kehidupan. Tubuhku diam dan sendiri, cinta penanda, pada teori Charles Sanders Peirce
dan peristiwa berlalu beku berdasarkan subjeknya.
Kutipan di atas mengiaskan Berdasarkan paparan hasil penelitian
kediaman atau kebisuan dari si aku dan dapat disimpulkan bahwa karakteristik
kediaman itu dibandingkan dengan struktural dan makna penanda dalam puisi
kebekuan. Baris sebelumnya ditulis kelam yang berjudul ”Derai-Derai Cemara”,
dan angin lalu mempesiang diriku ”Pada Sebuah Kamar”, dan ”Yang
mengungkapkan si aku lirik yang sedang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil
menghitung waktu melalui berlalunya Anwar tersebut banyak ditemukan
waktu malam (kelam) dan karakteristik struktural akan tetapi tidak
hembusan angin yang bertiup. banyak ditemukan makna penanda. Makna
Dengan keadaan seperti itu, si aku ikon pada puisi “Derai- Derai Cemara”
lirik menjadi bingung dan gemetaran. ditemukan sebanyak makna ikon sebanyak
Akibatnya, keadaan menjadi menakutkan 3, makna indeks yang menentukan sebab-
dan tidak ada denyut kehidupan. Dengan hal akibat ditemukan sebanyak 2, dan makna
itu, dalam frase tersebut mengandung simbol ditemukan sebanyak 2. Kemudian
makna indeks yang mencakup aspek sebab pada puisi yang berjudul “Sebuah Kamar”
akibat. ditemukan 1 makna interpretan yang juga
Bait berikutnya, ditulis di karet, di termasuk dalam teori Peirce, dan juga 2
karet (daerahku y.a.d.) sampai juga deru makna simbol. Kemudian yang terakhir
dingin mengandung makna bahwa di dalam penelitian puisi yang berjudul
karetlah tempat di aku lirik bersemayam “Yang Terampas dan Yang Putus”
dengan kaku, yaitu tempatnya di masa ditemukan sebanyak 1 makna ikon, 2
yang akan datang. makna indeks, dan 1 makna simbol.
Bait berikutnya ditulis aku bebenah Pada penelitian ini ditemukan makna
dalam kamar, dalam diriku jika dan karakteristik yang ditandai hal-hal
kau datang mengandung makna si aku berikut. Pertama, diksi yang digunakan
bersiap- siap jika si maut datang meliputi kata-kata konkret dan konotatif
menjemput. Ditemukan makna simbol pada yang berhubungandengan lingkungan
“aku berbenah pada kamar, dalam diriku alam, sosial, dan spiritual metaforik. . Pada
kau datang”. Oleh karena itu, dalam baris hubungan judul dan isi teks ditemukan (1)
berikutnya ditulis bahwa si aku judul sebagai simbol bagi keseluruhan teks,
mengungkapkan bahwa ia nantinya akan dan (2) judul sebagai ikon bagi sebagian
menceritakan cerita baru (dan aku bisa isi teks (kata/frase/ larik). Hubungan
lagi lepaskan kisah baru padamu). simbolik hanya ditemu- kan pada tanda
Sayangnya, si aku tidak dapat bergerak yang berwujud kata/frase dalam ungkapan
dengan bebas, ia hanya dapat menggerakkan metaforik. Berdasarkan kategorisasi
tangannya saja (tapi kini hanya tangan simbolik ditemukan 1 kate- gori tema
yang bergerak lantang). Akibatnya, si aku yang menggambarkan sebuah perjalanan
hanya berdiam diri sehingga semua cerita hidup.
dan peristiwa berlalu beku pada frase
tersebut ditmukan makna indeks yang
mengandung unsur sebab-akibat.

35
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

DAFTAR PUSTAKA Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Prinsip-


prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Kaelan. 2017. Filsafat Bahasa Semiotika Gadjah Mada University Press.
dan Hermeneuitika. Yogyakarta: Setia, Budi, Prihadi., Firmansyah,
Paradigma. Dida. 2019. Analisis Semiotika Pada
Anwar, Chairil. 1959. Deru Campur Puisi “Barangkali Karena Bulan” Karya
Yogyakarta: IKIP Muhamadiyah. WS. Rendra. Parole (Jurnal Pendidikan
Eneste, Pamusuk. 1996. Aku Ini Binatang Bahasa dan Sastra Indonesia), 2 (2),
Jalang: Koleksi Sajak 1942—1949. 269-271.
Jakarta: Gramedia.

36

Anda mungkin juga menyukai