ABSTRACT
This study aims to determine the marker in Chairil Anwar's poetry by using Charles
Sanders Peirce's semiotic theory based on its objects in the form of icons, indexes, and symbols.
This study used descriptive qualitative method. The author uses nine data obtained from 3
poems in the poetry "Derai-Derai Cemara", "On a Room", and "Yang Seampas and Yang
Putus" by Chairil Anwar. The data collection techniques used were reading and taking notes.
Based on the results of data analysis based on the subject in the form of icons, indexes, and
symbols found in the poetry by Chairil Anwar, there is a full and significant combination. In
this study, data were obtained (1) most of the poetry texts are indexes, (2) a small portion of
poetry texts are icons, and (3) there are poetry texts that are symbols. In the relationship
between title and text content: title is the index and icon for the content of the text, while
symbols are only in the form of metaphoric words / phrases.
Keywords : Literary analysis, poetry, semiotic
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui penanda pada puisi karya Chairil Anwar dengan
menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce berdasarkan objeknya berupa ikon, indeks,
dan simbol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan
sembilan data yang diperoleh dari 3 puisi dalam puisi ”Derai-Derai Cemara”, ”Pada Sebuah
Kamar”, dan ”Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik membaca dan mencatat. Berdasarkan hasil analisis data yang
didasarkan subjek berupa ikon, indeks, dan simbol yang ditemukan dalam puisi karya Chairil
Anwar ini terdapat kombinasi yang penuh dan signifikan. Dalam kajian ini diperoleh data (1)
sebagian besar teks puisi merupakan indeks, (2) sebagian kecil teks puisi merupakan ikon, dan (3)
terdapat teks puisi merupakan simbol. Pada hubungan judul dan isi teks: judul sebagai indeks
dan sebagai ikon bagi isi teks, sedangkan simbol hanya berwujud kata/frase metaforik.
Kata kunci : Analisis sastra, Puisi, Semiotika
*
Korespondensi Penulis
Email : Sariikarahayu31@gmail.com
30
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
31
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
32
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
33
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
Ditambah lagi dengan anak-anak yang menyebabkan hari terasa akan menjadi
harus mereka beri makan dan sekolah. malam, dan dahan yang ditingkap
Beban kehidupan yang demikian merapuh itu pun dipukul angin yang
keras, membuat sang ibu hanya dapat terpendam kata “suara deraian sampai di
merenung. Semua kejadian yang terjadi di kejauhan” menggambarkan makna simbol
sekelilingnya tidak dihiraukan dan hanya yang menandakan bahwa sore itu segera
dianggap sebagai keadaan sepi saja yang berganti malam.
tidak menganggu kehidupannya. Pada keseluruhan puisi itu, kata
Demikian pula dengan sang bapak, ia juga “dipukul”ditemukan makna dicisign yang
hanya dapat merenung, ia tidak dapat merupakan kata berupa fakta dan
berbuat apa-apa. Perbuatan yang dapat kenyataannya yang paling keras
dilakukannya hanyalah berdoa dan mengungkapkan masih adanya sesuatu di
memohon kepada Tuhan. dalam yang terpendam, yang memukul-
Akan tetapi, kehidupan yang harus mukul dahan yang merapuh . Si aku lirik
ditanggungnya masih harus dilakukan. menyadari sepenuhnya bahwa hari belum
Meskipun beban dan cobaan belum juga malam, tetapi terasa jadi akan malam.
hilang, sang ayah harus tetap Dari kutipan puisi ”Derai-Derai
menghidupi dan memberi makan Cemara” tertulis dalam bait ketiga,
keluarganya. Padahal, uang yang dicari hidup hanya menunda kekalahan
sulit diperoleh. Akhirnya, hanya merupakan ungkapan yang sering kita
penderitaan dan kemiskinanlah yang harus dengar, seperti halnya ungkapan hidup
diterima sehingga kemiskinan yang seribu tahun lagi artinya kata “hidup hanya
menyengsarakan keluarganya itu dianggap menunda kekalahan” mengandung makna
sama dengan bunuh diri. simbol. Hidup hanya menunda kekalahan
mengiaskan bahwa dalam kehidupan ini,
Analisis Puisi Chairil Anwar yang kedua hidup yang harus dijalankan adalah
: perjalanan yang panjang yang suka atau
tidak suka harus dijalankan.
Derai-Derai Cemara
Analisis puisi ketiga “ Yang Terampas
Cemara menderai sampi jauh dan Yang Putus”karya Chairil Anwar:
Terasa hari akan jadi malam
Yang Terampas dan Yang Putus
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan Menggigir juga ruang di mana dia yang
Yang bukan dasar perhitungan kini kuingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati
Hidup hanya menunda kekalahan tugu
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Di karet, di karet (daerahku y.a.d)
Dan tahu, ada yang tetap tidak sampai juga deru dingin
diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah. Aku bebenah dalam kamar, dalam diriku
jika kau dating
Pengutaraan puisi ini ditulis dengan Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru
baik, masing-masing bait terdiri atas padamu;
empat larik yang sepenuhnya Tapi kini hanya tangan yang bergerak
menggunakan rima a-b-a-b. Citraan alam lantang
yang dipergunakan Chairil Anwar juga
menampilkan ketenangan, suara deraian Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan
cemara sampai di kejauhan yang peristiwa berlalu beku
34
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
SIMPULAN
Sarana kepuitisan pada puisi di
atas berupa bahasa kiasan adalah Pada dasarnya mempelajari tanda-
personifikasi. Kutipan di atas mengiaskan tanda, simbol, atau syarat untuk
keadaan malam yang dingin dengan menafsirkan sesuatu adalah untuk
suasana rimba (hutan yang sepi sehingga memperluas keilmuan kita dalam
kelihatan kaku (tugu) tidak ada denyut menganalisis sebuah karya sastra.
kehidupan. Frase “Hutan yang sepi Menjelaskan sebuah simbol yang ada dalam
ditemukan makna ikon yang karya puisi akan menambah kepekaan kita
menggambarkan hutan yang sepi tidak ada dan kecerdasan kita dalam menerjemahkan
kehidupan. Tubuhku diam dan sendiri, cinta penanda, pada teori Charles Sanders Peirce
dan peristiwa berlalu beku berdasarkan subjeknya.
Kutipan di atas mengiaskan Berdasarkan paparan hasil penelitian
kediaman atau kebisuan dari si aku dan dapat disimpulkan bahwa karakteristik
kediaman itu dibandingkan dengan struktural dan makna penanda dalam puisi
kebekuan. Baris sebelumnya ditulis kelam yang berjudul ”Derai-Derai Cemara”,
dan angin lalu mempesiang diriku ”Pada Sebuah Kamar”, dan ”Yang
mengungkapkan si aku lirik yang sedang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil
menghitung waktu melalui berlalunya Anwar tersebut banyak ditemukan
waktu malam (kelam) dan karakteristik struktural akan tetapi tidak
hembusan angin yang bertiup. banyak ditemukan makna penanda. Makna
Dengan keadaan seperti itu, si aku ikon pada puisi “Derai- Derai Cemara”
lirik menjadi bingung dan gemetaran. ditemukan sebanyak makna ikon sebanyak
Akibatnya, keadaan menjadi menakutkan 3, makna indeks yang menentukan sebab-
dan tidak ada denyut kehidupan. Dengan hal akibat ditemukan sebanyak 2, dan makna
itu, dalam frase tersebut mengandung simbol ditemukan sebanyak 2. Kemudian
makna indeks yang mencakup aspek sebab pada puisi yang berjudul “Sebuah Kamar”
akibat. ditemukan 1 makna interpretan yang juga
Bait berikutnya, ditulis di karet, di termasuk dalam teori Peirce, dan juga 2
karet (daerahku y.a.d.) sampai juga deru makna simbol. Kemudian yang terakhir
dingin mengandung makna bahwa di dalam penelitian puisi yang berjudul
karetlah tempat di aku lirik bersemayam “Yang Terampas dan Yang Putus”
dengan kaku, yaitu tempatnya di masa ditemukan sebanyak 1 makna ikon, 2
yang akan datang. makna indeks, dan 1 makna simbol.
Bait berikutnya ditulis aku bebenah Pada penelitian ini ditemukan makna
dalam kamar, dalam diriku jika dan karakteristik yang ditandai hal-hal
kau datang mengandung makna si aku berikut. Pertama, diksi yang digunakan
bersiap- siap jika si maut datang meliputi kata-kata konkret dan konotatif
menjemput. Ditemukan makna simbol pada yang berhubungandengan lingkungan
“aku berbenah pada kamar, dalam diriku alam, sosial, dan spiritual metaforik. . Pada
kau datang”. Oleh karena itu, dalam baris hubungan judul dan isi teks ditemukan (1)
berikutnya ditulis bahwa si aku judul sebagai simbol bagi keseluruhan teks,
mengungkapkan bahwa ia nantinya akan dan (2) judul sebagai ikon bagi sebagian
menceritakan cerita baru (dan aku bisa isi teks (kata/frase/ larik). Hubungan
lagi lepaskan kisah baru padamu). simbolik hanya ditemu- kan pada tanda
Sayangnya, si aku tidak dapat bergerak yang berwujud kata/frase dalam ungkapan
dengan bebas, ia hanya dapat menggerakkan metaforik. Berdasarkan kategorisasi
tangannya saja (tapi kini hanya tangan simbolik ditemukan 1 kate- gori tema
yang bergerak lantang). Akibatnya, si aku yang menggambarkan sebuah perjalanan
hanya berdiam diri sehingga semua cerita hidup.
dan peristiwa berlalu beku pada frase
tersebut ditmukan makna indeks yang
mengandung unsur sebab-akibat.
35
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.15 (No.1) : no. 30 - 36. Th. 2021
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
36