Anda di halaman 1dari 8

Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No.

1, 2023:41-48

PENGGUNAAN IKON, INDEKS, SIMBOL UNTUK MEMPERTAJAM MAKNA


DALAM PUISI “SELEMBAR DAUN” KARYA SONI FARID MAULANA:
SEBUAH KAJIAN SEMIOTIK

Edi Susanto, S.Pd.


Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Negeri 3 Semarang

ABSTRACT

This article aims to describe icons, indices, and symbols as part of a semiotic analysis
in the poem “Selembar Daun” (SD) by poet Soni Farid Maulana. The method used is
descriptive qualitative method with emphasis on interpretation in finding the meaning
of poetry. This study prioritizes data description because semiotic research
emphasizes the meaning in data. The source of the data in this research is the poem
"A Sheet of Leaves" by Soni Farid Maulana. The data used are in the form of words,
phrases, sentences or lines in SD poetry, in the form of icons, indexes and symbols.
The data collection technique used is the reading and note technique which is done by
marking the lines of the poem. Data analysis techniques using descriptive analysis
techniques. The analysis technique places more emphasis on the meaning of icons,
indexes and symbols. The results of this study show the meaning contained in SD
poetry by Soni Farid Maulana using the study of Charles Sanders Peirce's semiotic
theory. Semiotics is used to reveal the meaning and signs in SD poetry in the form of
icons, indexes, and symbols. The dominant sign used in SD poetry is a symbol, namely
a symbol that directs that somehow we must accept death. From the semiotic analysis
it is also known that this SD poetry is thick with divine or religious themes.

Keywords: semiotic, icon, index, symbol, divinity

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan ikon, indeks, dan simbol
sebagai bagian dari analisis semiotik dalam puisi “Selembar Daun” (SD) karya penyair
Soni Farid Maulana. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif
dengan mengutamakan interpretasi dalam menemukan makna puisi. Penelitian ini
mengutamakan pendeskripsian data karena penelitian semiotik menekankan makna
dalam data. Sumber data dalam penelitian adalah puisi “Selembar Daun” karya Soni
Farid Maulana. Data yang digunakan berupa kata, frasa, kalimat atau baris yang berada
di dalam puisi SD, berupa ikon, indeks, dan simbol. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik baca dan catat yang dilakukan dengan cara memberi tanda
baris-baris puisi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik
analisis lebih menekankan pada makna ikon, indeks, dan simbol. Hasil penelitian ini
memperlihatkan makna yang terdapat dalam puisi SD karya Soni Farid Maulana

41
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

dengan menggunakan kajian teori semiotik Charles Sanders Peirce. Semiotik dipakai
untuk mengungkap makna dan tanda yang ada di dalam puisi SD berupa ikon, indeks,
dan simbol. Tanda yang dominan digunakan dalam puisi SD adalah simbol, yaitu
simbol yang mengarahkan bahwa bagaimanapun kita harus menerima kematian. Dari
analisis semiotik itu juga diketahui puisi SD ini kental dengan tema ketuhanan atau
religius.

Kata kunci: semiotik, ikon, indeks, simbol, ketuhanan

A. Pendahuluan mengatakan bahwa semiotik merupakan


Salah satu bentuk karya sastra tanda atau lambang dalam bahasa yang
adalah puisi. Kita mengetahui bahwa berbentuk lisan atau tulisan yang
puisi merupakan salah satu bentuk fiksi memiliki makna. Semiotik juga dapat
yang banyak mengandung makna tersirat digunakan untuk menemukan makna
di dalamnya. Puisi juga menumbuhkan sajak di tiap bait-bait atau keseleruhan
rasa minat baca karena makna yang teks di dalam puisi, sehingga dengan
tersirat akan memepengaruhi pembaca menemukan maknanya dalam puisi
merasa tertantang untuk menemukan tersebut, pembaca dapat merasakan,
maksud atau makna dalam puisi tersebut. berimajainasi dan menyairkan puisi
Kosasih (2012) mengungkapkan bahwa dengan apik. Menambahkan hal tersebut,
puisi adalah bentuk kata-kata indah yang Pirmansyah, Anjani, & Firmansyah
memiliki makna yang kaya. Penggunaan (2018) menuliskan bahwa semiotika
bahasa puisi singkat, tetapi memiliki arti yang terdapat pada karya puisi memiliki
yang multitafsir. tafsiran yang menarik untuk dianalisis
Endraswara (2008: 63) karena memiliki ciri khas dan
menyebutkan bahwa dalam kajian sastra, pengalaman dari sang penulis.
tanda-tanda yang ditemukan dalam Puisi “Selembar Daun” (SD)
bahasa dikaji oleh semiotik, tidak semua merupakan salah satu karya Soni Farid
bahasa bisa dikaji dengan semiotik Maulana yang terdapat dalam buku
namun bahasa tertentu yang mempunyai antologi puisi Para Penziarah. Terdapat
tanda semiotik. Senada dengan pendapat banyak makna dan tanda yang tersirat di
tersebut, Pradopo (2013) juga dalam puisi SD yang membikin penulis

42
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

tertarik untuk menganalisis bahwa ikon sesuatu yang melaksanakan


menggunakan kajian semiotik Charless fungsi sebagai penanda yang merupakan
Sander Peirce. Semiotik menelusuri bentuk objeknya. Ikon menggambarkan
tanda dan makna sehingga memiliki secara jelas maksud dari ciri objeknya,
korelasi. Teori semiotika Peirce misalnya kesamaan foto dengan objek
berdasarkan logika, dari logika yang difoto. Walaupun demikian ikon
seseorang dapat berpikir. bukan hanya tergambar dalam objek
Kita mengenal Pierce sebagai visual namun juga terdapat dalam
salah satu pakar semiotika yang terkenal bahasa. Seperti yang dinyatakan oleh
dengan konsep triadik atau trikotomi Budiman (2011: 62), ikon bukan hanya
(tanda berupa tiga unsur). Sebuah tanda tanda-tanda yang terdapat dalam
(representamen) adalah sesuatu yang komunikasi visual, namun hampir semua
mewakili sesuatu yang lain dalam bidang semiotis, termasuk bahasa.
beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu Adapun indeks merupakan tanda
yang lain dinamakan interpretan dari yang mempunyai keterkaitan fenomena
tanda yang pertama dan pada gilirannya (peristiwa) dan eksistensial (bukti
mengacu pada objek. Dengan demikian kehadiran) diantara representamen dan
sebuah tanda memiliki relasi triadik objeknya. Menurut Pradopo (2013: 120)
tidak langsung dengan interpretan dan indeks disebut sebagai tanda yang
objeknya. menunjukan hubungan kausal sebab-
Konsep trikotomi pada bagian akibat antara penanda dan petandanya.
objek terbagi menjadi tiga yaitu ikon, Sementara menurut Peirce dalam
indeks, dan simbol. Ikon merupakan Santosa (1993: 11), bahwa indeks
tanda yang mengandung kemiripan rupa merupakan sesuatu yang melaksanakan
(resemblance) dengan acuannya fungsi sebagai penanda yang
(reference). Dengan kata lain, ikon mengisyaratkan petandanya. Misalnya
disebut sebagai hubungan yang bersifat seperti mendung menandai hujan dan
alamiah antara penanda dan petandanya wajah yang muram menandai hati yang
(Pradopo, 2013: 120). Hal ini sedih.
menunjukkan bahwa penanda harus Simbol merupakan tanda yang
sesuai dengan acuan petandanya. Peirce bersifat konvensional (kesepakatan
dalam Santosa (1993: 10) menyatakan sosial). Peirce dalam Santosa (1993: 11)

43
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

menyebutkan bahwa simbol adalah Rossman (2006:3) metode kualitatif


sesuatu yang melaksanakan fungsi merupakan penelitian yang natural,
sebagai penanda yang secara kaidah berupa data deskriptif, bersifat induktif,
konvensional telah lazim digunakan oleh terfokus pada konteks, dengan
masyarakat. Sementara menurut mengutamakan interpretasi dalam
Pradopo (2013: 120) simbol merupakan menemukan makna. Metode kualitatif
tanda yang menunjukkan tidak ada merupakan metode untuk mendapatkan
hubungan alamiah antara tanda dan data yang ilmiah yaitu diksi yang
penandanya. Dalam hal ini hubungan terdapat dalam puisi SD karya Soni Farid
yang dimaksudkan bersifat arbitrer atau Maulana. Penelitian kualitatif
semau-maunya. digunakann untuk mendiskripsikan
Dalam kajian puisi SD ini akan segala sesuatu yang terdapat pada teks
dibedah ikon, indeks, dan simbol yang puisi SD. Penelitian kualitatif dipilih
terdapat pada puisi. Peneliti menentukan karena data penelitian ini tidak
puisi ini untuk dikaji karena puisi SD menggunakan angka, data berupa
karya Soni Farid Maulana karena desksriptif sesuai dengan masalah yang
memiliki bahasa yang menarik untuk diangkat, peneliti bertindak sebagai
diteliti, dari berbagai bentuk tulisan instrumen penelitian, dan penelitian ini
maupun diksinya. Puisi SD menarik mengutamakan pendeskripsian data
untuk diteliti memakai teori semiotik karena penelitian semiotik menekankan
Peirce berdasarkan objeknya untuk makna dalam data.
melihat makna dan tanda berdasarkan Sumber data penelitian ini adalah
objek dan subjek yang tertera dalam puisi SD karya Soni Farid Maulana.
puisi SD. Hasil penelitian ini nanti dapat Puisi ini berada dalam antologi puisi
menemukan konsep ikon, indeks, dan Para Penziarah. Kumpulan puisi ini
simbol yang digunakan dalam puisi SD diterbitkan oleh Penerbit CV Angkasa
dan makna pusi tersebut. Bandung pada 1987. Buku itu berjumlah
71 halaman dengan sampul dominan
B. Metode Penelitian berwarna hijau bergambarkan sebuah
Kajian ini menggunakan metode artefak kuno. Peneliti memilih satu puisi
pustaka dengan menggunakan metode untuk dianalisis. Data yang digunakan
kualitatif. Menurut Marshall dan berupa kata, frasa, kalimat atau baris

44
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

yang berada di dalam puisi SD, berupa Saat jiwa didera sunyi
ikon, indeks, dan simbol. Pengumpulan Walau dengan hati lega
data ini menggunakan teknik Kita telan arti tua
dokumentasi dan pustaka. Teknik
dokumentasi dan pustaka adalah teknik Gugur. Selembar daun gugur
yang dipakai untuk mencari dan Kesunyian kabut pun bergetar
mengumpulkan data yang berupa Akrab menjemput!
dokumen puisi SD karya Soni Farid
Maulana. Teknik analisis data 1982
menggunakan teknik analisis deskriptif.
Teknik analisis lebih menekankan pada Penggunaan ikon, indeks, dan
makna ikon, indeks, dan simbol. simbol begitu dominan dalam puisi SD
Langkah-lagkah analisis data tersebut, karya Soni Farid Maulana ini.
yaitu 1) mengidentifikasi data pada puisi Penggunaan ketiga istilah kajian yang
SD karya Soni, 2) menganalisis data bisa disebut sebagai idiom estetis
sesuai dengan kajian ikon, indeks, dan semiotik dalam kerangka teori
simbol, kemudian menyimpulkan dari strukturalisme ini sangat penting. Hal itu
ketiga konsep tersebut yang dominan. karena ketiga idiom estetis tersebut
terlihat memperkuat makna puisi yang
C. Hasil dan Pembahasan indah tersebut.
Puisi Soni Farid Maulana dalam Frasa “Selembar Daun” yang
antologi puisi Para Penziarah: menjadi judul puisi Soni Farid Maulana
tersebut menjadi ikon sosok penyair
Selembar Daun Wing Kardjo yang namanya ditulis
- Wing Kardjo menjadi subjudul puisi itu. Wing Kardjo
adalah penyair berasal dari Bandung
Selembar daun, gugur yang menulis antologi puisi berjudul
Tanah menanti. Isyaratnya Selembar Daun (1974). Penyair yang
Menyimpan hakekat lebih sering berada di luar negeri ini
(Fossil sari gairah) meninggal dunia pada tahun 2002. Lalu,
frasa selembar daun dalam bait pertama
Dan kini – kau pun berontak puisi tersebut merupakan simbol

45
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

kesendirian, keterasingan. Itu juga dengan konsep menerima kematian tadi.


menggambarkan sosok Wing Kardjo. Itu terjadi pada saat jiwa kita merasa
Namun, dalam puisi ini makna frasa sunyi. Kata sunyi menjadi simbol
selembar daun berkelindan dengan kekosongan jiwa. Kekosongan jiwa
makna kata-kata berikutnya. Misalnya, itulah yang membuat kita
kata gugur pada baris pertama puisi “memberontak” seakan tidak mau
tersebut merupakan simbol kematian menerima kematian, atau menerima usia
atau akhir sebuah perjalanan. Kata tanah tua. Kata tua menjadi simbol usia senja,
menjadi simbol alam semesta yang siap menjelang akhir kehidupan, yang
menerima daun yang gugur. Bisa bagaimana pun mesti kita terima. Frasa
dimaknai tanah siap menerima kematian, hati lega menjadi indeks hati kita yang
atau menerima sesuatu yang kembali dengan lapang akhirnya mesti menerima
kepada Sang Pencipta. Karena itulah, konsekuensi kehidupan, akan menjadi
kata isyarat dan hakekat dalam bait tua dan meninggal.
pertama menjadi ikon religiusitas Pada bait terakhir penyair
kematian atau akhir perjalanan hidup. menandaskan kembali filosofi purba
Isyarat bahwa semua kehidupan pada yang mestinya dipunyai manusia sejak
akhirnya akan kembali kepada Sang lahir, yaitu menerima kematian.
Pencipta atau akan gugur dan tanah siap Ungkapan selembar daun gugur itu
menerimanya. Ungkapan fossil sari menjadi ikon kematian. Ditegaskan oleh
gairah menjadi ikon gairah kehidupan penyair dengan kata gugur di awal bait.
yang paling awal atau paling purba yaitu Penerimaan terhadap kematian tersebut
siap menerima kematian. Itulah tergambar dalam kata kabut yang
sebenarnya hakikat kehidupan. menjadi simbol rahasia kehidupan, kita
Ketika Wing Kardjo pada bait tidak secara jelas mengetahui rahasia itu
pertama digambarkan sebagai sosok seperti halnya tertutup kabut. Ketika
penuh kesendirian atau terasing yang kematian datang maka rahasia
pada akhirnya menerima kematian, pada kehidupan itulah yang bergetar dan
bait kedua sebaliknya digambarkan kita dengan akrab akan menjemput. Rahasia
yang masih hidup terlihat memberontak. kehidupan sebenarnya begitu akrab
Kata kau pun berontak menjadi indeks dengan kematian. Karena itu, kata
sebagai respons kita yang tidak sepakat bergetar dan frasa akrab menjemput

46
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

menjadi puncak indeks yang menjadi kita sekarang yang masih hidup. Ada
kunci dari makna menerima kematian. pemberontakan dalam realita kehidupan.
Dari analisis ikon, indeks, dan Namun, kemudian penyair menyarankan
simbol di atas, dapat kita sebutkan bahwa menjadi tua itu mesti diterima
bahwa puisi “Selembar Daun” karya sebagai proses kehidupan. Hingga pada
Soni Farid Maulana itu penuh dengan akhirnya, penyair menandaskan bahwa
makna ketuhanan. Pada bait pertama kita mesti menerima kematian.
puisi itu menceritakan karakter sosok Bagaimanapun ada sesuatu yang selalu
Wing Kardjo yang menerima kematian akrab dengan kita. Pada saatnya dia
dengan diam dalam keterasingan. mesti dengan akrab pula akan
Namun, cermin penerimaan kematian menjemput kita, yaitu kematian.
tersebut tidak serta merta diterima oleh

Tabel Penggunaan Ikon, Indeks, dan Simbol dalam puisi “Selembar Daun”

No Kata/Frasa/Baris Ikon Indeks Simbol


1. selembar daun v v
2. gugur v
3. tanah v
4. isyaratnya menyimpan hakekat v
5. fossil sari gairah v
6. kau pun berontak v
7. sunyi v
8. hati lega v
9. tua v
10. kabut v
11. bergetar v
11. akrab menjemput v

D. Simpulan Farid Maulana dengan menggunakan


Kajian ini menemukan makna kajian teori semiotik Charles Sanders
yang terdapat dalam puisi SD karya Soni Peirce. Semiotik dipakai untuk

47
Journal for Energetic Youngsters, Vol. 1, No. 1, 2023:41-48

mengungkap makna dan tanda yang ada Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media
di dalam puisi SD berupa ikon, indeks, Pressindo.
dan simbol. Dari data dari puisi tersebut Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan
Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
ditemukan makna ikon, indeks, dan Marshall, Catherine & Gretchen B.
Rossman. 2006. Designing
simbol. Tanda yang dominan digunakan Qualitative Research. London: Sage
dalam puisi SD adalah simbol, yaitu Publications.
Maulana, Soni Farid. 1987. Para Penziarah.
simbol yang mengarahkan bahwa Bandung: Penerbit Angkasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori
bagaimanapun kita harus menerima Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
kematian. Secara umum dapat dikatakan Mada University Press
Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah,
hasil analisis penelitian ini menunjukkan D. (2018). “Analisis Semiotik dalam
Puisi ‘Hatiku Selembar Daun’ Karya
bahwa penggunaan ikon, indeks, dan
Sapardi Djoko Damono”. Parole
simbol mempertajam makna puisi SD. (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia), 1(3), 315–320.
Dari analisis semiotik itu juga diketahui https://doi.org/10.22460/P.V1I3P%P
puisi SD ini kental dengan tema .659 diakses tanggal 25 November
2022.
ketuhanan atau religius. Pradopo, R. D. 2013. Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Santosa, P. 1993. Ancangan Semiotika dan
Daftar Pustaka Pengkajian Sastra. Bandung:
Angkasa.
Budiman, K. 2011. Semiotik Visual: Konsep,
Isu, dan Problem Ikonisitas.
Yogyakarta: Jalasutra.

48

Anda mungkin juga menyukai