Anda di halaman 1dari 13

Jentera: Jurnal Kajian Sastra

http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera/index

ISSN: 2089-2926 (cetak)


ISSN: 2579-8138 (daring)

MAKNA SEMIOTIK DALAM NOVEL ANOMIE


KARYA RILDA A. OE. TANEKO
Semiotic Meanings in the Rilda A. Oe. Taneko’s novel, Anomie

Erwin Wibowo
Kantor Bahasa Lampung
Pos-el: kbpl_2006@yahoo.com, erwin.wibowo@ymail.com

Naskah Diterima 4 Oktober 2017—Direvisi Akhir 28 November 2017—Disetujui 28 November 2017


doi.org/10.26499/jentera.v6i2.472

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna semiotik yang terdapat dalam
novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif,
dengan pendekatan semiotic Pierce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Sumber data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko dengan mengamati
data-data ikon, indeks dan simbol yang tercermin dalam kutipan-kutipan tersebut, dan
beberapa buku yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik studi pustaka. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini
adalah (1) mengidentifikasi ikon, indeks dan simbol semiotik yang terdapat dalam novel
Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko, dan (2) mendeskripsikan ikon, indeks dan simbol semiotik
yang terdapat dalam novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko terdapat simbol semiotik yang meliputi ikon
berupa lembaga pendidikan, lembaga sosial, dan tempat hiburan. Indeks dalam novel ini
berupa kekuasaan, keserakahan, kesombongan dan kekhawatiran tokoh-tokohnya. Simbol
pada novel ini meliputi simbol kekayaan, simbol pengorbanan, dan simbol cinta kasih.
Kata Kunci: Semiotik, Ikon, Indeks, Simbol, Novel

Abstract: The aim of the research is to describe semiotic meanings in the Rilda A.Oe. Taneko’s novel,
Anomie. The method used is decriptive method with semiotic approach by Pierce which includes icons,
indexes, and symbols. The data source used in this research is the novel Anomie written by Rilda A.Oe.
Taneko by investigating the data of symbols reflected in the quotations, and some books which are treated
as references in this research. The collecting data technique is conducted by using literary review. The
problems which are elaborated in this research are 1)identifying icons, indexes, and symbols semiotic in
the novel Anomie written by Rilda A.Oe. Taneko, 2) describing icons, indexes, and symbols semiotic in
the Rilda A.Oe. Taneko’s novel, Anomie. The results of this study show the novel Anomie by Rilda A.Oe.
Taneko there is a semiotic symbol that includes the icon of educational institutions, social institutions,
and entertainment venues. This novel index belongs to the strength, greed, pride and character figures.
The symbols of this novel include symbols of wealth, sacrificial symbols, and symbols of love.
Key words: semiotic, icons, indexes, symbol, novel

How to cite: Wibowo, Erwin. (2017). Makna Semiotik Dalam Novel Anomie Karya Rilda A. Oe.
Taneko. Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 6 (2), 129-18 (doi.org/10.26499/jentera.v6i2.472)

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 129


1. Pendahuluan telah membaca karya itu secara intensif
Sastra merupakan salah satu cabang seni dan berulang-ulang. Oleh sebab itu,
warisan peradaban dunia sejak ribuan dengan memahami karya sastra melalui
tahun yang lalu. Kehadiran sastra dalam pendekatan objektif pembaca dapat
masyarakat dunia tidak bisa ditolak dan menemukan berbagai makna dari
terus berkembang sesuai dengan zaman- simbol-simbol yang terdapat dalam
nya. Hingga saat ini sastra tidak saja karya sastra.
dinilai sebagai sebuah karya seni yang Karya sastra sebagai simbol yang
memiliki budi, imajinasi, dan emosi, merupakan bentuk untuk menandai
tetapi telah dianggap sebagai suatu karya sesuatu yang lain di luar perwujudan
kreatif yang dimanfaatkan sebagai kon- bentuk simbolik itu sendiri. Simbol tidak
sumsi intelektual di samping konsumsi dapat disikapi secara isolatif, terpisah
emosi (Semi 1990: 1). dari hubungan asosiatifnya, dengan
Secara garis besar karya sastra simbol lainnya (Aminuddin, 1995:189).
dibagi menjadi tiga, yaitu puisi, prosa, Simbol merupakan seluruh kegiatan
dan drama. Karya sastra merupakan mental manusia yang dianggap sebagai
hasil karya manusia yang mengandung satu-satunya media yang didasari oleh
imajinasi dengan menggunakan bahasa sebuah penalaran. Bahasa kemudian
sebagai medianya. Sastra itu sendiri lahir hanya dijadikan sebagai salah satu
disebabkan oleh dorongan manusia bentuk kegiatan atau sebuah ungkapan
untuk menunjukan kreativitasnya. Sastra simbolis dengan kegiatan simbolis
di Indonesia dewasa ini mengalami lainnya.
perkembangan yang pesat. Sastra Novel merupakan karya sastra
kekinian lahir dengan bentuk yang yang biasanya berisikan tentang
beragam. Kemunculan karya sastra di kehidupan masyarakat, novel juga
dunia ini memunculkan pula kajian- merupakan karya sastra yang di dalam-
kajian yang menjadi karya sastra sebagai nya memuat nilai-nilai estetika dan nilai-
objeknya. Hal ini karena karya sastra nilai kehidupan, tidak jarang pula novel
memiliki maksud tersirat yang ingin merupakan kritik sosial dan gambaran
disampaikan oleh penulisnya. sejarah yang pernah terjadi di
Salah satu tujuan memahami masyarakat.
karya sastra dengan pendekatan objektif Setelah rezim orde baru runtuh,
adalah memahami simbol budaya yang khazanah sastra di Indonesia diwarnai
ada dalam karya sastra itu sendiri. dengan kemunculan karya sastra yang
Abrams dalam Endraswara (2008: 9) berisikan kritik sosial, fakta sejarah yang
menjelaskan bahwa pendekatan objektif diungkapkan melalui novel, dan karya
berfokus pada karya sastra itu sendiri sastra lainnya. Tidak hanya itu, novel
yang biasanya disebut strukturalisme dengan penceritaan yang dahulu
atau intrinsik. Jika pembaca tidak dianggap tabu juga sempat meramaikan
memperhatikan pendekatan dalam sastra Indonesia, sebut saja novel Saman
memahami karya sastra, dia tidak akan karya Ayu Utami yang menggambarkan
menemukan makna simbol-simbol yang keadaan masyarakat Indonesia pada
terdapat dalam karya sastra itu meskipun akhir pemerintahan Orde Baru, dan

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 130


masih banyak lagi penulis yang mencoba informasi tentang penyebab kematian
mengkritik pemerintah orde baru kedua orang tua kandungnya.
melalui karya sastranya. Fakta-fakta tentang gaya hidup
Salah satu novel yang me- orang-orang kaya perkotaan, perjuangan
ngandung nilai-nilai kehidupan, kritik seorang gadis dalam mencari
sosial dan juga mengandung niai-nilai keluarganya, berkuasanya rezim orde
sejarah adalah novel Anomie karya Rilda baru, hingga fakta tragedi kemanusiaan
A.Oe. Taneko. Novel ini juga bercerita menjadi bagian dalam novel ini. Atas
tentang bagaimana orang-orang yang dasar tersebut, penulis tertarik meneliti
berkuasa pada zaman orde baru, hingga simbol semiotik yang berupa ikon,
peristiwa digulingkannya penguasa saat indeks, dan simbol menggunakan teori
itu oleh pergerakan mahasiswa dan Pierce.
masyarakat yang disebut reformasi. Objek dari kajian ini adalah novel
Peristiwa-peristiwa kemanusiaan juga Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko. Tujuan
dengan apik diangkat oleh Rilda dalam dari kajian ini adalah untuk mendes-
novel Anomie ini. Tragedi Talangari kripsikan dan menjelaskan: (1) tanda
yang hingga kini belum kunjung tuntas, yang meliputi ikon, indeks, dan simbol
seakan mengingatkan pembaca bagai- dalam novel Anomie karya Rilda A.Oe.
mana tragedi yang menghilangkan Taneko berdasarkan analisis semiotik; (2)
ratusan nyawa tersebut. makna tanda berupa ikon, indeks, dan
Selain mengungkapkan fakta simbol dalam novel Anomie karya Rilda
tentang orde baru, novel ini juga A.Oe. Taneko.
menggambarkan tentang lika-liku Anomie berasal dari bahasa yunani
kehidupan seorang tokoh yang bernama a berarti “tanpa”, nomos berarti aturan
Rosie. Dalam novel ini tokoh Rosie atau hukum. Bila merujuk pada novel
digambarkan sebagai perempuan yang karya Rilda, Anomie seolah merujuk pada
mencoba untuk mencari keadilan bagi ketiadaan norma dalam penggabungan
dirinya. Peristiwa demi peristiwa yang karyanya yang terdiri atas 34 bagian
dilaluinya membuat eksistensi Rosie menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh
sebagai perempun yang diperlakukan karena itu, untuk menangkap makna
tidak adil sangat terasa dalam novel ini. yang dihadirkan dalam setiap bagian
Proses pencarian jati diri Rosie cerita diperlukan “energi” yang besar.
menjadikannya sosok yang mandiri. Anomie bisa jadi juga merujuk pada
Rosie ingin lepas dari pengaruh peristiwa-peristiwa yang dialami oleh
kekuasaan dan kekayaan keluarganya. tokoh utama dalam cerita yang
Rosie juga memiliki kepedulian yang melahirkan konflik sehingga cerita
tinggi terhadap lingkungannya. Dia mencapai klimaks.
merupakan sosok yang aktif Rilda A. Oe. Taneko adalah
memperjuangkan nasib rakyat dengan penulis asal Lampung yang saat ini
caranya sendiri. Rosie terlibat aktif dalam tinggal di Eropa. Perempuan lulusan S1
organisasi mahasiswa kemahasiswaan Sosiologi, Universitas Lampung ini telah
dan aktif menyuarakan kebenaran. Di sisi beberapa kali menerbitkan karya fiksinya
lain, Rosie juga berjuang mencari seperti cerita pendek 100 Faces, 100 stories

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 131


di Newcastle-upon-tyne, dan Castle Park Bagian kedua dalam novel Anomie
Stories: An Exhibition di Lancaster, ini bercerita tentang karut-marut yang
Inggris. Buku-bukunya yang sudah terbit terjadi selama berlangsungnya peristiwa
antara lain Kereta Pagi Menuju Den Haag reformasi yang memakan korban. Bagian
tahun 2010. ketiga bercerita tantang kesedihan yang
Dengan gaya penceritaannya terjadi pascareformasi. Pada bagian
Rilda mencoba mengangkat tiga kejadian selanjutnya Rilda menyajikan berbagai
utama yang pernah ada di Indonesia, peristiwa dan konflik yang dilami tokoh
yakni peristiwa kerusuhan pada masa utama dengan berbagai latar dan situasi.
reformasi 1998, peristiwa pascareformasi, Pada bagian akhir, Rilda menulis sebuah
dan peristiwa Talangsari 1989. Dalam epilog untuk menuntun pembaca
novelnya ini Rilda menyajikan menyudahi cerita sesuai dengan
bagaimana kerusuhan terjadi di tahun imajinasi masing-masing pembaca.
1998 itu dan bagaimana peran Novel tersebut secara jelas
mahasiswa di masa itu. Selain itu, Rilda mendeskripsikan beberapa fakta sejarah
juga mengisahkan beberapa peristiwa yang terjadi pada masa Orde Baru
yang terjadi di, Lampung Tengah. berkuasa hingga tergulingnya masa Orde
Dalam novelnya, Rilda A. Oe. Baru. Dalam novel Anomie itu juga
Taneko menyajikan alur yang me- diungkapkan pergerakan mahasiswa
lompat-lompat. Lompatan alur ini pada masa reformasi yang menentang
disiasati oleh Rilda dengan memberi pemerintahan saat itu.
subjudul yang berbeda pada setiap Berdasarkan penjelasan di atas,
bagian. Pemberian subjudul inilah yang penulis ingin mengkaji novel Anomie
menjadi tantangan tersendiri bagi karya Rilda A.Oe. Taneko melalui
pembaca untuk meramu cerita menjadi pendekatan semiotik Pierce yang
satu kesatuan yang utuh. meliputi (1) ikon dalam novel Anomie
Rilda memulai ceritanya dengan karya Rilda A.Oe. Taneko; (2) indeks
prolog yang diberi subjudul “Pesta dalam novel Anomie karya Rilda A.Oe.
Pernikahan”. Pada bagian ini diceritakan Taneko; dan (3) simbol dalam novel
pernikahan Tante Anna yang orang Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko.
Lampung dengan Om Jo yang ber- Berdasarkan latar belakang
kebangsaan asing. Akan tetapi, per- penulisan ini, maka rumusan masalah
nikahan itu digelar dengan meng- pada tulisan ini adalah, (1) apa saja ikon,
gunakan adat Lampung yang meriah. indeks, dan simbol yang terdapat dalam
Pada bagian satu barulah Rilda novel Anomie? (2) apa makna ikon,
menceritakan peristiwa sejarah yang simbol dan indeks yang terdapat dalam
berkaitan dengan demonstrasi yang novel Anomie tersebut?.
dilakukan oleh mahasiswa pada akhir Berdasarkan rumusan masalah di
September 1999 yang lebih dikenal atas, penelitian ini bertujuan, (1)
dengan masa reformasi. Bagian satu ini mengetahui tanda berupa ikon, indeks,
diberi subjudul “Mahasiswi Ber- dan simbol yang digunakan dalam novel
kerudung Biru”. Anomie, (2) mengetahui arti, dan makna

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 132


ikon, indeks dan simbol yang terkandung Menurut Nurgiyantoro (2012:15),
dalam novel Anomie. novel adalah karya bersifat realistis, yang
Metode dalam penelitian ini mengacu pada realitas yang lebih tinggi
bersifat deskriptif kualitatif dengan dan psikologi yang lebih mendalam.
pertimbangan bahwa penjelasan Maksudnya, novel merupakan hasil
membutuhkan beberapa deskripsi dari karya imajinasi pengarang yang bersifat
fenomena penelitian dalam bentuk kata- realistis yaitu sesuatu yang ada dalam
kata, kalimat, atau frasa. Pendekatan kehidupan manusia dan mengandung
yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai-nilai luhur yang dapat
pendekatan semiotika yang diperkenal- diaplikasikan dalam kehidupan para
kan oleh Charles Sanders Piece. Teknik pembaca.
pengumpulan data dalam penelitian ini Semiotik merupakan salah satu
menggunakan teknik studi pustaka. teori dalam pengkajian budaya ter-
masuk sastra di dalamnya. Karya sastra
2. Landasan Teori merupakan sistem tanda yang
Novel adalah salah satu karya sastra mempergunakan medium bahasa
yang di dalamnya berisi tentang (Abrams, 1981: 770). Oleh karena itu,
pelajaran kehidupan. Novel merupakan untuk menganalisis struktur sistem
rangkaian cerita yang cukup panjang, di tanda serta mengungkap makna tanda-
dalam novel mengandung rangkaian tanda yang digunakan sastrawan
cerita kehidupan tokoh-tokohnya. Selain tersebut diperlukan ilmu/teori tentang
itu pula, novel merupakan salah satu tanda yaitu semiotik.
wujud dari karya imajinasi manusia yang Semiotika berasal dari kata
dituang dalam bentuk tulisan. Penulis Yunani, semeion, yang berarti tanda.
merangkaikan kalimat demi kalimat Semiotika adalah ilmu yang mem-
yang dapat mewakili imajinasinya untuk pelajari tentang tanda. Tanda-tanda
membentuk sederetan realitas yang ada tersebut menyampaikan suatu informasi
dalam keseharian manusia. Cerita yang sehingga bersifat komunikatif. la mampu
terdapat dalam novel merupakan kisah menggantikan sesuatu yang lain yang
hidup dan berbagai peristiwa kehidupan dapat dipikirkan atau dibayangkan,
yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita cabang ilmu ini semula berkembang
yang juga memerankan berbagai dalam bidang bahasa, kemudian
karakter tersendiri. Hal ini didukung berkembang pula dalam bidang seni
oleh pendapat Sumardjo (1984: 65) yaitu rupa dan desain komunikasi visual
sedang novel sering diartikan sebagai (Tinarbuko, 2008: 16). Peletak dasar teori
hanya bercerita cerita tentang bagian semiotik adalah Ferdinand de Saussure
kehidupan seseorang saja, seperti masa dan Charles Sander Pierce. Jika teori
menjelang perkawinan setelah meng- semiotik Saussure bersifat semiotik
alami masa percintaan; atau bagian struktural, teori Pierce lebih bersifat
kehidupan waktu seseorang tokoh semiotik analitis (Nurgiantoro, 2000: 53).
mengalami krisis dalam jiwanya, dan Istilah semiotika pertama kali
sebagainya. terlahir dari buah pemikiran filsuf
Amerika yang bernama Charles Sanders

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 133


Pierce. Charles Sanders Pierce (1839— kausalitas (sebab-akibat). Simbol adalah
1914, Filsuf Amerika), lahir di penanda dan petanda yang tidak
Cambridge, Massachusetts pada tahun menunjukan adanya hubungan alamiah
1839. Pierce menjadikan logika sebagai atau bersifat arbitrer (semau-maunya).
landasan teorinya. Teori Pierce kemudian Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi
dikembangkan oleh Charles Williams (berdasarkan kesepakatan).
Morris (1901-1979) dalam bukunya Pierce mengemukakan bahwa
Behaviourist Semiotics, Sudjiman & Zoest “tanda hanya berarti tanda apabila ia
(dalam Pateda, 2001:32). Ia menyamakan berfungsi sebagai tanda” (Zoest, 1993:10).
semiotika dengan logika. Dick Hartoko Dapat disimpulkan bahwa kehadiran
(1984:42) memberi batasan semiotika tanda itu harus ada yang mendasari
adalah bagaimana karya itu ditafsirkan kemunculannya, tidak dengan sendiri-
oleh para pengamat dan masyarakat annya. Bagi Pierce fungsi esensial tanda
lewat tanda, simbol atau lambang. Aart adalah membuat efisiensi, baik dalam
Van Zoest (dalam Sudjiman, 1992:5) komunikasi kita dengan orang lain,
mendefinisikan semiotika adalah studi maupun dalam pemikiran dan
tentang tanda dan segala yang pemahaman kita tentang dunia (Zoest,
berhubungan dengannya; cara berfungsi- 1993:11).
nya; hubungannya dengan tanda-tanda Kajian ini menggunakan pen-
lain, pengirimannya, dan penerimaannya dekatan semiotika Charles Sanders Pierce
oleh mereka yang mempergunakannya. sebagai landasan teori. Teori semiotika
Pierce mengatakan (dalam Sobur, Pierce bersifat pragmatik, yakni
2009: 160—162) bahwa dalam teori semiotika yang mempelajari hubungan di
semiotika walaupun simbol atau antara tanda-tanda dengan interpreter-
lambang merupakan salah satu kategori nya atau para pemakainya (Budiman,
tanda (sign), dan Ia menyatakan bahwa 2011:4).
tanda (signs) terdiri atas ikon, indeks, dan
simbol, tetapi simbol dan tanda adalah 3. Pembahasan
dua hal yang berbeda. Secara garis besar, 3.1 Ikon dalam Novel Anomie
perbedaan itu terletak dari pemaknaan Ikon dalam novel ini berdasarkan hasil
keduanya terhadap objek-objek yang ada kajian penulis meliputi ikon lembaga
di sekelilingnya. Tanda berkaitan pendidikan (sekolah dan universitas)
langsung dengan objek dan tanda dapat sebagai penanda sosial. Hal ini terdapat
berupa benda-benda yang merupakan dalam kutipan novel berikut ini.
keadaan. Ikon adalah tanda yang “Guruku baru saya memberitahu kalau
penanda dan petandanya menunjukan aku tidak perlu mengikuti Ujian Masuk
ada yang bersifat alamiah, yaitu penanda Perguruan Tinggi (UMPTN). Karena
sama dengan petandanya. Hubungan itu hasil pencapaian hasil kerjaku selama
adalah hubungan persamaan, misalnya ini, aku punya kesempatan untuk
gambar orang, potret atau lukisan. Indeks masuk universitas yang kuinginkan
adalah tanda yang penanda dan melalui jalur khusus.” (Taneko, 2017:
petandanya menunjukan adanya 84)
hubungan alamiah yang bersifat

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 134


“Papa tampak terluka. Aku telah “Papa dan mama mengambilku dari
memutuskan untuk kuliah di sebuah provinsi di ujung selatan
Sumatra.” sumatra. Aku diambil dari panti
asuhan di tepi laut. Papa tidak akan
“Aku ingin mencari orangtua
mengatakan di mana tepatnya panti
kandungku.”
asuhan itu berada.” (Taneko, 2017:
(Taneko, 2017: 100)
101)

Dalam novel ini dideskripsikan Kutipan diatas bercerita tentang


bagaimana suasana kondisi lembaga panti asuhan dimana Rosie pernah
pendidikan di kota besar dan sekolah menjadi penghuni panti sosial, sebelum
yang secara tidak langsung dikhususkan diadopsi oleh keluarga angkatnya.
untuk warga keturunan. hal tersebut Selain panti asuhan, tempat hiburan
tedapat dalam kutipan berikut juga merupakan ikon yang terdapat
“Kemudian guru-guru mengawal kami dalam novel ini. Tempat-tempat hiburan
satu demi satu ke keluarga di luar seperti pusat perbelanjaan, diskotik,
gerbang sekolah. Hampir semua bioskop, dan salon. Hal tersebut terdapat
mengangis. Saat giliran meilany keluar dalam kutipan berikut ini.
gerbang tiba-tiba saja datang tujuh
“Tante Anna kerap mengajak Meilany
orang laki-laki, entah dari mana.
dan aku untuk berbelanja, berdisko,
Mereka berbadan besar dan berambut
nonton ke bioskop, dan pergi ke
pendek. Mereka meneriaki kami, ‘Cina-
salon. Tante Anna tak pernah alpa
cina kaya sialan, tangkap mereka’’’
mengajak kami untuk yang kusebut
(Taneko, 2017: 188)
terakhir. Hampir setiap penghujung
minggu kami pergi ke salon
Pada kutipan cerita tersebut, kata- kecantikan, cream bath, lulur, dan spa.
kata ‘cina-cina’ secara tidak langsung Biasanya kami menghabiskan sehari
menggambarkan bahwa Meilany penuh di salon”
bersekolah di sekolah yang mayoritas (Taneko, 2017: 51)
siswanya warga keturunan.
Selain lembaga pendidikan, Kutipan novel diatas meng-
terdapat juga ikon lembaga sosial, seperti gambarkan kehidupan konsumtif yang
panti asuhan. Hal tersebut terdapat dilakukan oleh tokoh-tokoh sepeti Tante
dalam kutipan berikut ini Anna, Rosie, dan Meilany. Diskotik dan
“Kami, Mama dan aku, meng- hiburan malam pada umumnya adalah
adopsimu dari Panti Asuhan. Kami hiburan masyarakat kalangan atas untuk
mengambilmu dari sebuah pulau dekat mencari kesenangan dengan meng-
perkampungan nelayan, di ujung teluk hambur-hamburkan uang mereka. Salon
di bagian selatan Sumatra. Kamu
juga merupakan ikon bahwa masyarakat
sangat manis hingga kami jatuh cinta
kalangan atas, rela mengeluarkan uang
saat pertama kali kami melihatmu.
Dengan mata seperti milikmu, siapa banyak demi terlihat cantik. Hal tersebut
yang tidak akan jatuh?”( Taneko, 2017: terlihat dari penggunaan kata, … kerap
98). mengajak … untuk berbelanja, tak pernah
alpa mengajak … (ke salon), dan pergi ke
disko malam ini.

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 135


melihat ke arah bar dan tampak
3.2. Indeks dalam Novel Anomie menunggu”
“Keterkejutan bagi kawan-kawannya
Novel Anomie karya Rilda A.Oe.
yang lain, pria itu menunduk dan
Taneko memiliki beberapa tanda indeks.
meminta maaf pada Oom Jo. Meski
Tanda indeks dalam kajian ini sebagai pria itu terlihat jauh lebih tua dari
berikut. Pertama, indeks prilaku tokoh- Oom Jo, dia memanggil Oom Jo
tokoh dalam novel ini seperti mem- dengan sebutan abang”(Taneko, 2017:
punyai kekuasaan, sombong, serakah 56).
dan kekhawatiran.
Kekuasaan dalam novel ini Bentuk kekhwatiran terlihat
digambarkan dengan keluarga angkat dalam tokoh Rosie saat masih menjadi
Rosie, yang menjadi salah satu orang aktivis mahasiswa. Hal ini tergambar saat
terdekat penguasa negeri, dengan Rosie berpikir jika dia sedang diawasi
mudahnya keluarga angkat Rosie oleh tentara, karena Rosie salah satu
menerima dan mewujudkan keinginan- orang ‘penting’ dalam organisasi
nya. mahasiswa yang diikutinya, hingga
“Pakde meletakkan tangannya di akhirnya Rosie tahu bahwa tentara yang
pundak Papa, mencoba memberinya mengikuti dan mengejarnya bukan
kekuatan, meski penyataanya Pakde urusan organisasi mahasiswanya,
pin terlihat berduka.” melainkan suruhan Om Jo, dengan
“Pakde adalah mantan presiden negara maksud untuk membunuh Rosie.
ini.” (Taneko, 2017: 41) “Ada tentara yang mengejarmu,
Rosie. Itu memang benar. Taapi
Kata ‘mantan presiden’ pada bukan seperti yang kamu kira.”
kutipan cerita tersebut menegaskan Tante Anna terdiam sesaat. Lalu ia
bahwa pamannya Rosie adalah orang berbisik, “Cuma Jo saja. Jo yang
yeng pernah berkuasa di negeri ini. membayar dan memerintahkan
Kesombongan dalam novel ini orang-orang untuk menculikmu”
digambarkan dengan sosok Om Jo, yang (Taneko, 2017: 193).
selalu mengandalkan kekuasaannya “Sudah lama Jo cemburu padamu,
Rosie. Sebalum kamu datang, Jo
sebagai orang dekat penguasa negeri.
selalu menjadi pusat perhatian
Tidak jarang perbuatan salah Om Jo, bisa seluruh anggota keluarga. Jo mersa
menjadi benar dengan keterlibatan kamu merampas kasih sayang
orang-orang disekitarnya. Hal tersebut keluarga-nya dari dia. Dia makin
dapat terlihat dalam kutipan berikut. membencimu ketika abangnya
“Aku menelpon sebentar boleh ya?’ menamparnya” (Taneko, 2017: 193).
tanyanya. Lalu tanpa menunggu
jawaban, Oom Jo beranjak ke arah bar Kedua, indeks yang ditampilkan
dan meminjam telepon. Ia kemudian adalah gaya hidup masyarakat lapisan
melambai, meminta pria yang tadi atas. Gaya hidup kalangan atas
membentaknya datang, dan me- digambarkan oleh tokoh-tokoh dalam
nyerahkan gagang telepon padanya.
novel ini dengan cara menghambur-
Oom Jo kembali merebahkan tubuh
hamburkan harta demi mendapatkan
ke sofa dan menyilangkan kaki. Ia

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 136


kesenangannya, seperti pergi ke diskotik perusahaan di Sumatra dan
setiap malam demi mencari kesenangan. Kalimantan.” (Taneko, 2017: 58)
“...Dan sejak itu, menjadi kebiasaan
kami untuk menghabiskan sabtu Kutipan cerpen diatas meng-
malam di kafe, bar, pub dan diskotek gambarkan bagaimana kekayaan yang
disekitar selatan ibukota”(Taneko, dimiliki oleh ayah angkat Rosie. Kata-
2017: 51) kata seperti “mewarisi semua kekayaan
keluarga” dan kalimat “tanah per-
Ketiga, indeks yang ditampilkan kebunan, pabrik, dan perusahaan di
adalah aktivitas atau pekerjaan yang Sumatra dan Kalimantan” menandakan
dilakukan tokoh-tokoh dalam novel ini. bagaimana banyakya harta kekayaan
Pada novel ini terdapat beberapa yang dimiliki oleh keluarga angkat Rosie.
aktivitas yang dilakukan oleh tokoh- Indeks keempat yang ditampilkan
tokohnya seperti Rosie yang menjadi novel ini adalah penampilan fisik aparat
aktivis mahasiswa. pemerintah. Hal ini terlihat dalam
kutipan berikut ini.
“Kami sedang menggelar aksi di
depan markas tentara, saat “Aku menyaksikan apa yang
kerusuhan pecah. Peluru tajam dilakukan tentara-tentara itu di
ditembakkan dari arah pemakaman dusun kita dari gubukku. Aku berlari
umum di sebelah markas. Aku ke dusun terdekat untuk mencari
dapat melihat beberapa tentara pertolongan. Tapi semuanya sudah
bersembunyi di balik hijau daun dan terlambat…” Pembuat gula
putihnya bunga kamboja, tepat di mendesah. Matanya Berkabut”
belakang pagar kuburan” (Taneko, (Taneko, 2017: 179).
2017: 8).
Dalam novel ini juga tergambar
beberapa bagian tentang ciri-ciri atribut
Pada kutipan novel diatas meng-
yang biasanya dikenakan oleh tentara.
gambarkan bagaimana suasana unjuk
Hal ini terdapat dalam kutipan berikut
rasa yang dilakukan oleh mahasiswa
ini.
berakhir dengan kerusuhuan.
“Umi tidak menjawab. Ia hanya
Indeks aktivitas juga terlihat pada menunjuk pada beberapa pria
pekerjaan ayah angkat Rosie yang berseragam hijau. Mereka meng-
menjadi pemilik perkebunan di Sumatra. gunakan sepatu bot hitam dan
“Sejak Opa menginggal, Papa mewarisi membawa senapan. Mereka ber-
semua kekayaan keluarga bersama teriak, membentak, mendorong dan
Mama, yang terlahir di keluarga menendang beberapa tetangga kami”
intelektual yang terkenal (kebanyakan (Taneko, 2017: 174)
sanak saudara mama bekerja sebagai
akademisi dan peneliti), mereka
menjadi bagian dari komunitas yang Dalam kutipan novel tersebut
memiliki hak istimewa di negeri ini.” memperlihatkan bagaimana ciri-ciri yang
(Taneko, 2017: 58) umumnya dipakai oleh tentara, yaitu
“ Selain rumah, Papa juga mewarisi memakai sepatu bot hitam, memakai
tanah perkebunan, pabrik, dan seragam hijau, dan membawa senapan.
@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 137
Indeks yang kelima yang terdapat dalam komunitas yang memiliki hak
novel ini adalah organisasi kemaha- istimewa di negeri ini.”
siswaan. (Taneko, 2017: 58)
“Selain rumah, Papa juga mewarisi
“Kami sedang menggelar aksi di depan
tanah perkebunan, pabrik, dan
markas tentara, saat kerusuhan pecah.
perusahaan di Sumatra dan
Peluru tajam ditembakkan dari arah
Kalimantan.” (Taneko, 2017: 58)
pemakaman umum di sebelah markas.
Aku dapat melihat beberapa tentara
ber-sembunyi di balik hijau daun dan Keluarga angkat Rosie memiliki
putihnya bunga kamboja, tepat di perusahaan perkebunan yang tersebar di
belakang pagar kuburan.” (Taneko, negeri ini. Simbol kekuasaan dalam novel
2017: 8) ini terlihat dari ayah angkat Rosie dan
“Hamzah adalah kawan kami. Dia Om Jo, yang dengan mudah mengatur
sangat aktif di organisasi. Ketika kami aparat keamanan dan penegak hukum
menginisiasi aksi kemarin, pihak demi mempermudah urusan mereka.
universitas dan BEM bersikap sangat
Simbol persahabatan dalam novel
tidak mendukung. (Taneko, 2017)
ini tergambar oleh tokoh Rosie dan
Meilany yang sudah terjalin sejak masih
Kutipan di atas menjelaskan kecil, selain itu ada juga kisah
bagaimana Rosie bergabung dengan persahabatan antara Rosie dengan Ella,
organisasi kemahasiswaan yang tidak teman indekosnya Rosie.
disukai oleh pihak kampus dan beberapa
“Meilany tidak menyadari kehdiran
elemen mahasiswa lainnya, hal ini
Tante Anna dan aku. Dia sibuk
dikarenakan organisasi Rosie kerap dengan kameranya, mengambil
melakukan aksi unjuk rasa yang terakhir gambar gereja, dan gerbang batu
dengan kerusuhan. menuju kuburan Wordsworth.”
(Taneko, 2017: 147)
3.3. Simbol dalam Novel Anomie “Meilany sangat terkejut.”
“ ‘Rosie?!’ seru Meilany tak percaya”
Simbol merupakan sebuah tanda yang Aku terus memeluknya. Aku me-
berdasarkan pada konvensi, peraturan nangis bahagia.
atau perjanjian yang disepakati bersama, “Tante Anna?!”
dalam novel Anomie ini terdapat (Taneko, 2017: 147)
beberapa simbol seperti, simbol
kekayaan dalam novel ini terlihat Simbol cinta kasih dalam novel ini
bagaimana kekayaan yang dimiliki oleh terlihat pada bagaimana orang tua
keluarga angkat Rosie. angkat Rosie yang sangat sayang
“Sejak Opa meninggal, Papa mewarisi kepadanya.
semua kekayaan keluarga bersama “Kami, Mama dan aku, mengadopsimu
Mama, yang terlahir di keluarga dari Panti Asuhan. Kami meng-
intelektual yang terkenal (ke- ambilmu dari sebuah pulau dekat
banyakan sanak saudara mama perkampungan nelayan, di ujung teluk
bekerja sebagai akademisi dan di bagian selatan Sumatra. Kamu
peneliti), mereka menjadi bagian dari sangat manis hingga kami jatuh cinta
saat pertama kali kami melihatmu.

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 138


Dengan mata seperti milikmu, siapa digambarkan dengan universitas tempat
yang tidak akan jatuh?” Rosie menimba ilmu. Panti asuhan
(Taneko, 2017: 98) tempat Rosie tinggal setelah kerusuhan
yang merenggut nyawa ayah dan ibu.
Selain orang tua angkatnya, tante Tempat-tempat hiburan yang digambar-
Anna istri dari Oom Jo, juga sangat kan dengan diskotik, bioskop, dan salon.
menyayangi Rosie. Selain keluarga Dalam novel ini terdapat lima
angkat Rosie ada juga Andi yang dengan indeks yaitu indeks prilaku tokoh-tokoh,
diam-diam mengagumi dan mencintai gaya hidup masyarakat lapisan atas,
Rosie. Sifat Andi itu merupakan simbol aktivitas atau pekerjaan, penampilan
cinta kasih. fisik aparat pemerintah (tentara), dan
Simbol pengorbanan dalam novel organisasi kemahasiswaan.
ini terlihat pada pengorbanan seorang Dalam novel Anomie ini terdapat
ayah kandung (Abah) Rosie saat terjadi lima simbol, yakni:
penyerangan oleh aparat terhadap (1) simbol kekayaan yang digambar-
dusunnya, begitu pula dengan Umi (ibu kan dengan harta yang berlimpah
Rosie) yang memperlihatkan pe- dari keluarga angkat Rosie dan
ngorbanan dirinya untuk menelindungi mempunyai banyak perusahaan;
anaknya (Rosie). (2) simbol kekuasaan dalam novel
“Lari ke mushola, berlindung di digambarkan dengan ayah
sana. Kalian akan baik-baik saja,” angkatnya Rosie yang masih
kata Abi dengan suara bergetar. menjadi keluarga penguasa
“Kamu mau kemana?” Tanya Umi, negeri; simbol kekuasaan juga
mulai terisak
digambarkan dengan mudahnya
“Aku harus membantu tetangga kita.
Mereka melawan tentara.”
keluarga Rosie ‘mengatur’ aparat
“Jangan tinggalkan kami,” tangis Umi. demi mempermudah urusan
“Kamu tahu aku tidak punya pilihan,” meraka;
ujar Abi lemah, “Maafkan aku.” (3) Simbol persahabatan dalam novel
(Taneko, 2017: 175) ini digambarkan dengan per-
sahabatan antara Rosie dan Mei-
4. Simpulan lany yang terjalin sejak usia
Tanda ikon, indeks, dan simbol berfungsi mereka kecil; dan
untuk menggambarkan dan memperjelas (4) Simbol cinta kasih dalam novel ini
cerita. Selain itu, penggunaan ikon, digambarkan dengan rasa sayang
indeks, dan simbol juga berfungsi untuk orang tua angkat terhadap Rosie,
memperindah penggunaan bahasa, selain orang tua angkatnya, tante
sehingga pembaca lebih menikmati isi Anna juga sangat menyayangi
dari novel Anomie ini. Rosie, serta Andi yang me-
Setelah melakukan analisis novel ngagumi dan mencintai Rosie.
Anomie melalui pendekatan semiotik (5) Simbol yang terakhir yang men-
didapati beberapa simpulan sebagai jadi penambah dalam novel ini
berikut. Dalam novel Anomie ini, ikon- adalah pengorbanan, simbol
ikon berupa lembaga pendidikan pengorbanan ini digambarkan

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 139


dengan pengorbanan ayah Hoed, Benny H. (2011). Semiotik dan
kandung Rosie yang mengor- Dinamika Sosial Budaya edisi ke—3.
bankan dirinya demi melindungi Depok: Komunitas Bambu.
keluarganya.
Hartoko, Dick. (1984). Manusia dan Seni.
Dari keenam simbol tersebut kita Yogyakarta. Kanisius.
dapat melihat adanya keragaman dalam
novel Anomie, bahwa kehidupan selalu Nurgiyantoro, Burhan. (2000). Teori
memberikan kisah terbaiknya. Selalu ter- Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
dapat cinta kasih antar manusia dalam Mada University Press.
kehidupan yang nyata. Begitupun
digambarkan dalam novel Anomie ini Pateda, Mansoer. (2001). Semantik
yaitu terdapat cinta kasih tulus para Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
orang tua kepada anak, sekalipun anak-
nya bukan darah daging sendiri, melain- Pradopo, Rahmat Djoko. (2001).
kan anak angkat; seperti kisah Rosie yang Metodologi Penelitian Sastra,
sangat disayangi kedua orang tuanya. Yogyakarta: Hinindita.

Pradopo, Rahmat Djoko. (1995). Beberapa


5. Daftar Pustaka Teori Sastra, Metode Kritik dan
Abrams, M.H. (1981). A Glossary of Penerapannya. Yogyakarta: Pusta-ka
Literary Term. New York: Holt, Pelajar.
Rinehart and Winston.
Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi.
Aminudin. (1995). Pengantar Apresiasi Bandung. Remaja Rosdakarya.
Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Sudjiman, Panuti. (1992). Memahami
Barthes, Roland. (2007). Petualangan Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Semiologi (diterjemahkan oleh: Dr.
Wening Udasmoro). Yogyakarta: Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest.
Pustaka Pelajar. (1992). Serba-serbi Semiotika. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiman, K. (2011). Semiotika Visual:
Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Semi, M. Atar. (1988). Anatomi Sastra.
Yogyakarta: Jalasutra. Padang: Angkasa Raya.

Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi Semi, M. Atar. (1990). Metode Penelitian


Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress. Sastra. Bandung: Angkasa.

Eco, Umberto. (1997). A Theory Of Stanton, Robert. (2007). Teori Fiksi.


Semiotics. Bloomimgton: Indiana Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
University. Press.

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 140


Sumardjo, Jakob. (1984). Masyarakat dan oleh Melani Budianta). Jakarta:
Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Gramedia.
Cahaya.
Waluyo, Herman J. (2002). Pengkajian
Taneko, Rilda. A.OE. (2017). Anomie. PT. Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari
Koekoesan. Jakarta. Press.

Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Van Zoest, Aart. (1993). Semiotika: Tentang
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Tanda, Cara Kerja dan Apa yang Kita
Jalasutra. Lakukan Dengannya (diterjemahan
oleh Ani Soekowati). Jakarta:
Wellek, Rene dan Austin Warren. (1995). Sumber Agung.
Teori Kesusastraan. (diterjemahkan

@2017, Jentera, Volume 6, Nomor 2 | 141

Anda mungkin juga menyukai