fathimaazzahra_1201621053@mhs.unj.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci: sosiologi sastra, naskah drama RT Nol RW Nol, Iwan Simatupang.
ABSTRACT
This writing aims to describe the analysis of the sociology of literature approach to
the drama script RT Nol RW Nol by Iwan Simatupang using descriptive qualitative
methods. The results of the study show that (1) The drama script RT Nol RW Nol
by Iwan Simatupang has the theme of social criticism which highlights the life
struggles of the lower class (2) The script of RT Nol RW Nol invites readers and
viewers to treat the poor or the lower class as properly and as well as possibly good.
(3) Aspects of the sociology of literature found include the social context of the
author, aspects of the sociological aspects of literature as a mirror of society, and
the society intended by the author.
Fokus kajian pada makalah ini ialah hasil dari penganalisisan naskah
drama “RT Nol RW Nol” karya Iwan Simatupang menggunakan
pendekatan pendekatan sosiologi sastra. Penulis tertarik untuk
melakukan kajian analisis melalui pendekatan sosiologi pada naskah
drama berjudul “RT Nol RW Nol” karya Iwan Simatupang untuk
mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai kandungan aspek
aspek sosiologi pada suatu naskah drama.
B. METODE PENELITIAN
• Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan aspek dalam cerpen yang
berhubungan dengan status/kondisi ekonomi, pekerjaan, atau
permasalahan ekonomi dalam masyarakat. Aspek ekonomi
pada naskah drama RT Nol RW Nol ini dapat terlihat pada
kutipan berikut:
INA:..Nih, ambillah semua uangku ini. Kukira, sekedar untuk
ongkos pulangmu dan bekal di jalan, cukup jugalah. (Ati
Menerimanya) Pulanglah, dik, segera! Jangan sempat kau
menghirup iklim gelandangan ini.
• Aspek Moral
Aspek Moral merupakan aspek tingkah laku hidup manusia,
yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh
keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam lingkungannya. Aspek-aspek moral
pada naskah drama RT Nol RW Nol ini dapat terlihat pada
kutipan berikut:
PINCANG: Ya, aku telah bertekad ingin memulai segala-
galanya dengan benar-benar suci bersih. Aku besok
mengantarnya kesana dengan tidak sedikitpun anggapan
sebagai calon menantu seperti yang kalian gambarkan tadi.
Apa alasanku untuk menganggap begitu saja, bahwa orang
tuanya secara otomatis bakal menerima aku sebagai
menantunya? Kemungkinan, bahkan hak penuh mereka untuk
menolak aku, tetaplah ada dan ada baiknya sejak semula ikut
diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA