Kelas : PC 2018
NIM : 18020074093
Mata Kuliah : Pembelajaran Inovatif II (Ujian Tengah Semester)
PROBLEMATIKA
Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini berbasis pada teks. Seluruh materi menyajikan teks-teks
yang cukup panjang. Banyak ditemui dalam menyelesaikan soal bahasa Indonesia siswa
mendapat nilai rendah dikarenakan tidak membaca dan memahami soal secara keseluruhan.
Selama ini pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru dengan ceramah dan tugas t
diskusi kelompok dalam pertemuan terbatas. Dalam permasalahan ini sebagai seorang pengajar
harus memiliki atau mempunyai suatu metode pembelajaran yang banyak dan mengasyikan, agar
siswa dapat menerima pembelajaran bahasa Indonesia dengan nyaman dengan begitu materi
pembelajaran dapat terserap dengan baik oleh siswa. Contohnya pada pembelajaran bahasa
Indonesia SMK kelas X pada KD 4.8 “Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam
bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai.” Kita tahu banyak orang telah
beranggapan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran berbasis teks adalah
merupakan pembelajaran yang membosankan karena siswa dipaksa berkutik dengan teks secara
terus menerus. Polemik ini mengantarkan siswa kepada persepsi bahwa belajar bahasa Indonesia
itu tidak menyenangkan. Belajar bahasa Indonesia berkutik pada hal-hal yang itu-itu saja.
Pandangan ini dapat dibenarkan karena pembelajaran berbasis teks yang diperlajari adalah ciri
dan struktur teks terus-menerus. Meskipun, ada hal lain yang dipelajari seperti unsur kebahasaan.
Namun tetap saja pembelajaran berbasis teks cenderung dirasa membosankan karena yang
dihadap teks terus menerus. Guru pun kalau mau berbicara jujur, ketika mengajar dengan
pembelajaran berbasi teks juga merasa bosan terlepas dari berbicara model pembelajaran yang
diterapkan. Walau sebagian para pakar pendidikan berpendapat pembelajaran berbasis teks dapat
dibuat menyenangkan ketika guru itu mampu menyajikannya dengan model pembelajaran yang
menyenangkan. Namun pertanyaan sekarang mampukah setiap guru menyajikan pembelajaran
dengan model yang menyenangkan secara terus menerus? Di sini perlu dipikirkan kompetensi
sebagai guru yang memiliki model pembelajaran inovatif. Seperti halnya model pembelajaran
yang inovatif dengan metode yang kreatif, seperti halnya Metode “SEPIKAN BU LIS” yang
sangat menyenangkan jika direalisasikan pada pembelajaran SMK kelas X pada KD 4.8
“Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.”
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membuat cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi dan nilai-nilai.
B. Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Guru memberikan salam dan mempersilakan murid berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai (10
Kegiatan
Pendahuluan menit).
10 Menit
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD (Kompetensi Dasar).
Kegiatan Literasi Siswa membaca buku cerita rakyat atau referensi cerita rakyat dari sumber lain (internet,
(10 menit) Koran dll).
Critical Thinking Siswa menerima kartu rangkaian identifikasi isi dan nilai-nikai yang ada dalam cerita
(15 menit) rakyat (hikaya).
Siswa mengidentifikasi hal-hal terkait multikultural yang ada dalam cerita rakyat
(hikayat).
Collaboration Siswa mengidentifikasi hal-hal terkait multikultural yang ada dalam cerita rakyat 100 Menit
(25 menit) (hikayat) yang telah dibaca.
Creativity Siswa berimajinasi berbagai hal tentang multikultural.
(30 menit) Siswa membuat cerita rakyat berdasarkan imajinasi multikultural dengan
memerhatikan isi dan nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat (hikayat).
C. Penilaian Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Keaktifan siswa secara mandiri maupun Hasil pembuatan cerpen yang berisi cerita rakyat Tingkat kreativitas isi cerita
diskusi dalam pembelajaran membuat (hikayat) dengan tema multikultural dangan rakyat (hikayat) dalam
cerpen yang cerita rakyat (hikayat). memperhatikan isi dan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen yang telah dibuat.
unsur cerita rakyat. (Lembar cerpen)
Lamongan, 10 November 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran