Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mutia Ulfah Seftianingsih

NIM : 2218763086
Prodi : PPG - Pendidikan Fisika B

Koneksi Antar Materi

Pendidikan Sebelum Kemerdekaan


Pada permulaan 1850, didirikan sekolah Kelas I yang lamanya lima tahun. Sekolah
ini disediakan untuk anak-anak dari lingkungan pegawai Pamong Praja yang nantinya
akan ditempatkan di kotakota keresidenan. Tujuan pendidikan pada masa ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor pamong praja atau kantor-
kantor yang lain. Akibat dari penerapan Politik Etis, pemerintah Kolonial menganggap
sebagai tugas pokok di lapangan Pendidikan adalah memberikan pengajaran rendah
kepada bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhannya. Pasca kolonialisme Belanda,
Indonesia diambil alih oleh Jepang. Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran,
yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran Bumi Putra, oleh Jepang sistem seperti itu
dihilangkan. Hanya satu jenis sekolah rendah saja yang diadakan bagi semua lapisan
masyarakat, yaitu: Sekolah Rakyat 6 Tahun atau “Kokumin Gakko”. Sekolah-sekolah desa
masih tetap ada dan namanya diganti menjadi Sekolah Pertama.

Tokoh-tokoh Penggagas Pendidikan


Beberapa tokoh yang penggagas pendidikan bangsa Indonesia di era sebelum
kemerdekaan yaitu RA Kartini, Dr. Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, dan Goenawan
Mangoenkoesoemo, serta Ki Hajar Dewantara. RA Kartini identik dengan ‘emansipasi
wanita’. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di masa RA Kartini atau lebih tepatnya pada
abad-19 seorang Wanita ningrat tujuan hidupnya yaitu untuk menikah dan menghasilkan
keturunan ningrat. Kegiatan wanita hanya sebagai perhiasan laki-laki dan bekerja di
belakang (pekerjaan rumah). RA Kartini merasa hal tersebut tidaklah adil, hal tersebut
membelenggu dirinya, sehingga RA Kartini yang seorang anak ningrat membaca
beberapa buku dan menimba ilmu di sekolah dasar Belanda. Tidak hanya berjuang
mendobrak tradisi untuk kepentingan diri sendiri. Ia juga memperjuangkan perlunya
pendidikan bagi kaum perempuan dan orang miskin. Karena itu, ia bersama dua adiknya
mendirikan sekolah yang mengajari mereka huruf Latin. Huruf yang diajarkan kaum Barat.
Huruf yang hanya dimengerti kaum bangsawan.
Dr. Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, dan Goenawan Mangoenkoesoemo adalah
pendiri organisasi Budi Utomo. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal pergerakan yang
bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, meski pada awalnya organisasi ini hanya
ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Organisasi ini lahir pada tanggal 20 Mei
1908. Pergerakan Budi Utomo diawali dengan didirikannya STOVIA di penghujung abad
ke-19, ketika berbagai wabah penyakit tersebar di Pulau Jawa. Saat itu, pemerintah
kolonial Belanda kesulitan untuk mengatasi masalah ini, karena sangat mahal untuk
mendatangkan dokter dari Eropa. Akhirnya, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan
untuk mendirikan STOVIA, guna menghasilkan dokter dari kalangan pribumi. Tidak hanya
melahirkan dokter yang cakap dalam bidang kesehatan. STOVIA juga merupakan
organisasi persemaian para remaja pribumi untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dan
nasionalismenya.
Sistem pendidikan masa kolonial tidak dapat menjadikan warga pribumi belajar
sepenuhnya. Melihat fenomena tersebut, Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara
mengorganisir dan memperbarui pendidikan nasional dengan mendirikan Taman Siswa
pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan
terlihat dari konsep mengenai Tri Pusat Pendidikan, bahwa dalam kehidupan anak-anak,
terdapat tiga tempat penting yang menjadi pusat pendidikan bagi mereka, yaitu alam
keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Selain konsep tri pusat
pendidikan Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan mengenai 5 asas pendidikan yang
dikenal sebagai Pancadharma yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan,
dan kemanusiaan.

Pendidikan Setelah Kemerdekaan


Praktik pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan
banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Praktek pendidikan selepas
penjajahan menekankan pengembangan jiwa patriotisme. Pada masa ini, lingkungan
politik terasa mendominir praktek pendidikan. Upaya membangkitkan patriotisme dan
nasionalisme terasa berlebihan, sehingga menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Kebijaksanaan politik pendidikan para menteri yang bertugas antara tahun 1945-1950
dapat dikatakan belum bisa dirasakan atau belum terlihat hasilnya. Penyelenggaraan
pendidikan agama setelah Indonesia merdeka mendapat perhatian serius dari
pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Secara umum pendidikan orde lama
sebagai wujud interpretasi pasca kemerdekaan di bawah kendali kekuasaan Soekarno
cukup memberikan ruang bebas terhadap pendidikan. Pemerintahan yang berasaskan
sosialisme menjadi rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk dan dijalankan
demi pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang.

Pendidikan Masa Kini


Konsep pendidikan yang digalang saat ini yaitu ‘Merdeka Belajar’ konsep tersebut
mengadaptasi asas pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dahulu kala.
Pendidikan diharapkan dapat memerdekakan guru dan peserta didik. Guru tidak dibebani
dengan tagihan – tagihan administrasi yang sifatnya ‘saklek’ berdasar kepada satu versi
dan guru sebagai sarana dalam penyampi informasi saja. Akan tetapi, di Kurikulum
Merdeka ini guru dibebaskan berinovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
penyusunan administrasinya. Guru juga tidak mengajarkan tuntutan materi saja, tetapi
materi yang nantinya dibutuhkan peserta didik untuk masa depan dan kehidupannya di
masyarakat kelak. Pendidikan berpusat kepada peserta didik (student centered) dengan
berlandaskan nilai-nilai profil pelajar Pancasila.
Daftar Pustaka

Khumairok, Dian. 2022. “Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan


Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekan”. Diakses pada tanggal 8 Janiari 2023
dari website https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

Pranita, Ellyvon. 2022. “Apa Saja Perjuangan Kartini tentang Emansipasi Perempuan?”.
Diakses pada tanggal 8 Janiari 2023 dari website https://kompas.com.

Nadia, Yopi. 2022. “Latar Belakang Berdirinya Budi Utomo beserta Tujuannya”. Diakses pada
tanggal 8 Janiari 2023 dari website https://kompas.com.

Syahruddin dan Heri Susanto. 2019. Sejarah Pendidikan Indonesia. Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai