Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erischa Rahma S

NPM : 8690424028

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan di Indonesia

Transformasi pendidikan Ki Hajar Dewantara sebelum dan sesudah pemerintahan kolonial.


Pada masa pemerintahan kolonial pendidikan untuk pribumi tidaklah diperhatikan, pendidikan
hanya ditujukan untuk orang-orang Eropa dan kaum bangsawan. Pendidikan untuk rakyat pribumi
mulai didirikan tahun 1854, beberapa Bupati menginisiasi pendirian sekolah Kabupaten yang
ditujukan khusus untuk mendidik calon pegawai yang akan bekerja di bawah pemerintahan
kolonial. Sementara pada waktu yang sama, didirikanlah sekolah Bumiputera yang terdiri dari tiga
kelas, dimana anak-anak diajarkan dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung yang berguna
bagi usaha dagang. Selain itu pendidikan juga diberikan kepada calon dokter jawa untuk mengatasi
wabah cacar air di sepanjang pantai utara Pulau Jawa demi mengurangi angka kematian penduduk
yang tinggi dan akan berdampak pada hasil panen.

Pendidikan di Indonesia mulai mengalami perkembangan setelah Suwardi suryadiningrat


atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara moroorganisir dan mempelajari pendidikan
nasional dengan mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Berdasarkan pemikiran
Ki Hajar Dewantara bahwasanya pendidikan dan pengajaran itu ada untuk tiap-tiap bangsa dengan
menitikberatkan kepada kultur setiap bangsa dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Taman
Siswa merupakan suatu usaha rakyat yang akan mengadakan pengajaran dan pendidikan nasional
dengan sifat merdeka. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan tercermin dalam
konsep Tri Pusat Pendidikan, yang mengidentifikasi tiga lingkungan penting dalam kehidupan
anak-anak: keluarga, sekolah, dan gerakan pemuda. Dalam konsep ini, muncul istilah Tripusat
Pendidikan yang mencakup pendidikan keluarga, pendidikan formal di sekolah, dan pendidikan
informal yang melibatkan masyarakat. Ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Ki Hadjar Dewantara tidak hanya memperkenalkan konsep Tri Pusat Pendidikan, tetapi
juga mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal sebagai Pancadharma. Pancadharma ini
meliputi aspek-aspek penting dalam pendidikan yang menjadi landasan filosofis bagi
pengembangan sistem pendidikan. Pertama, asas kodrat alam menegaskan bahwa manusia
memiliki potensi alami untuk berkembang dan belajar. Kedua, asas kemerdekaan mengarahkan
peserta didik untuk mencapai kebebasan secara fisik dan mental, serta memberikan mereka
kebebasan untuk mengembangkan diri secara mandiri. Ketiga, asas kebudayaan menggarisbawahi
pentingnya pendidikan sebagai proses dinamis yang selalu berhubungan dengan nilai-nilai budaya.
Keempat, asas kebangsaan menekankan pentingnya mencintai dan memahami tanah air serta
budaya bangsa dalam proses pendidikan. Terakhir, asas kemanusiaan menuntut pendidikan untuk
mengatasi segala bentuk perbedaan dan diskriminasi, serta mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan dalam setiap interaksi pendidikan. Pancadharma ini menjadi dasar yang penting
dalam pembangunan sistem pendidikan di Indonesia, mencerminkan visi dan nilai-nilai yang
dipegang teguh oleh Ki Hadjar Dewantara.

Konsep dan filsafat yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara telah menjadi landasan
bagi perkembangan pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Salah satu implementasinya adalah
pengembangan Kurikulum Merdeka yang memberikan siswa kebebasan untuk memilih minat
mereka dalam pembelajaran, sehingga mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu merdeka dalam
belajar dan mengajar untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar merdeka.

Sumber :

Ora, Felisitas. 2011. Peranan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan Pendidikan pribumi
tahun 1922-1930. (Skripsi). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai