Anda di halaman 1dari 8

Penempatan guru dan mutasi pimpinan sekolah

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

supervisi pendidikan, stain watampone pada jurusan

tarbiyah prodi PAI semister VI

OLEH

Haridas

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMNEGERI


(STAIN) WATAMPONE
2010
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di

negara kita Indonesia, sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman

kemerdekaan sampai sekarang, maka kewajiban dan tanggung jawab para

pemimpin pendidikan pada umumnya dan kepala sekolah khususnya

mengalami perkembangan dan perubahan (M.Ngalim Purwanto, 1999:74).

Adanya perubahan dalam tujuan pendidikan, mengubah pula scope atau

luasnya tanggung jawab yang harus dipikul dan dilaksanakan oleh para

pemimpin pendidikan dalam hal ini kepala se kolah.

Tugas dan kewajiban kepala sekolah, di samping mengatur jalannya proses

belajar mengajar di sekolah, juga berperan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswanya. Sebagai contoh, bahwa terwujudnya prestasi siswa dalam

suatu sekolah sangat ditunjang oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepala

sekolah berperan di samping sebagai manager atas guru -guru bidang studi

dan para staf di sekolahnya, juga bertugas untuk menyediakan sarana dan

prasarana belajar para siswanya.

Peranan kepala sekolah terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana

belajar sangat menentukan peningkatan prestasi belajar siswanya. Hal ini

dapat dilihat pada peranan kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Dalam usaha memajukan siswa dan menanggulangi kesulitan -


kesulitan yang dialami siswa dalam belajar baik yang bersifat material

seperti perbaikan gedung sekolah, penambahan ruang, alat -alat perlengkapan,

dan sebagainya maupun yang bersifat inmaterial khususnya yang berkenaan

dengan kelancaran proses belajar mengajar sisw a. Kesemuanya itu merupakan

tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam rangka mengkoordinir guru -

guru guna meningkatkan prestasi belajar siswanya. Sedangkan yang bersifat

material kepala sekolah harus menjalin hubungan kerjasama dengan pihak

yang bertanggung jawab dengan program pengadaan sarana belajar dalam hal

ini pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

berikut ini dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yakni:

- Bagaimana hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru-guru di Sekolah dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.


BAB II

PEMBAHASAN

Di antara pemimpin-pemimpin pendidikan yang bermacam -macam jenis

dan tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat

penting kalau tidak dapat dikatakan terpenting. Di katakan sangat penting

karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program

pendidikan tiap-tiap sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program

pendidikan dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung

pada kecakapan atau kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin

pendidikan.

Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena ditetapkan dan

diangkat oleh atasan yakni Kepala Kantor dan Yayasan bagi sekolah di bawah

naungan yayasan. Tetapi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan

lancar ia perlu diterima dengan tulus ikhlas oleh guru -guru yang dipimpinnya.

Kedudukan kepala sekolah menurut Soewadji Lazaruth (1994)

mengemukakan bahwa kedudukan yang cukup sulit. Pada satu pihak ia adalah

orang atasan karena ia diangkat oleh atasan, tetapi pada lain pihak ia adalah

wakil guru-guru atau stafnya. Ia adalah suara dan keinginan guru -guru. Sebagai

seorang atasan, ia bertanggung jawab sebag ai tangan kanan atasan untuk

membina sekolah, guru -guru serta anggota staf yang lain. Dan sebagai wakil

guru-guru ia harus menerjemahkan aspirasi -aspirasi dan keinginan -keinginan


mereka. Jadi posisi dan kedudukan kepala sekolah pada hakikatnya adalah

“kedudukan tengah” antara atasan dan staf.

Dalam kedudukannya yang demikian itu, kepala sekolah mengembangkan

tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolahnya secara terus -

menerus sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman.

Untuk menjalankan tugas sebagai kepala sekolah yang baik diperlukan

seseorang yang memiliki jiwa nasional dan memiliki filsafat hidup yang sesuai

dengan filsafat dan dasar negara. Untuk melaksanakan tugasnya sebagai kepala

sekolah memiliki peranan sebagai administrator, dan seb agai supervisor,

(M.Ngalim Purwanto, 2000: 106).

Dalam usaha meningkatkan mutu sekolah dan kualitas peserta didiknya

pada khususnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan

mengembangkan fasilitas sekolah, baik berupa gedung, perlengkapan/peralatan,

keuangan, sistem pencatatan/pendataan, kesejahteraan dan lain -lain yang

semuanya ini tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Dalam hal yang

demikian ini maka kepala sekolah berperan sebagai administrator.

Sedangkan usaha peningkatan kualitas dapat pu la dilakukan dengan cara

meningkatkan mutu guru -guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapa -

rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran, perpustakaan dan

sebagainya, termasuk memberikan izin stafnya atau guru -guru untuk

melanjutkan pendidi kannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan -kegiatan

yang demikian ini dapat digolongkan pada kegiatan supervisi. Oleh karena itu
dapatkan dikatakan bahwa peranan kepala sekolah adalah juga berperan sebagai

supervisor.

Dari keterangan singkat yang dikemu kakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah adalah berperan sebagai

administrator dan supervisor pendidikan.

Peningkatan dalam bidang administrasi dan supervisi saja belum

merupakan jaminan akan keberhasilan peningkatan mutu prestasi siswa di

sekolah. Peningkatan mutu hanya dapat berjalan dengan baik apabila guru -guru

bersikap terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Semua ini

hanya dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang

menyenangkan, aman dan menantang.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan kami diatas dapat dipahami bahwa penunjang pendidikan bukan hanya satu

wadah saja yang memiliki tanggumg jawab yang sangat dibebankan, malainkan dari hal ini

melihat peranan guru dan pimpinan sekolah masing-masing memiliki peranan yang sangat

penting dalam pendidikan guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

B. Saran

Pembaca yang budiman keritikan dan saran sangat kami butuhkan dalam dalam proses yang

sedang kami tempuh ini guna untuk dijadikan sebagai acuan untuk menjadi orang yang lebih

baik, terlebih dari dunia pendidikan


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Arifin Abdurrahman, Prof.Dr.,H., Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan


Kerja, Bhratara, th. 1971, Jakarta

Arikunto. Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:


Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung: Sinar Baru.

_______., 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanto, Samsi. (1994). Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta: Sebelas


Maret Universitas Press.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana, Nana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai