IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Soekarno Sang Guru Bangsa
Penulis : Anom Whani Wicaksana
Editor : Odilia
Penerbit : C-Klik Media
Tahun Terbit : 2018
Halaman : 210 Halaman
Berat : 186 gram
Ukuran : 15 x 19 cm
Sampul : soft cover
ISBN : 978-602-5448-27-0
B. SINOPSIS BUKU
Buku ini merangkum segala sepak terjang Soekarno yang merupakan Bapak
Pendiri Bangsa Indnoesia. Buku ini menceritakan berbagai perjuangan putra Sang Fajar
ini sebagai pejuang hingga menjadi pendiri dan Presiden Republik Indonesia dari tahun
1945-1967.
Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman
Rai pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Kehidupan kanak-kanak Soekarno sungguh
memprihatinkan. Tak jarang mereka hanya bisa makan satu kali sehari, itu pun hanya
dengan ubi kayu maupun jagung tumbuk. Tumbuh di kondisi serba terbatas membuat
Soekarno menjadi gampang sakit-sakitan. Oleh karena itu,Namanya diubah dari Koesno
menjadi Soekarno.
Walau kondisi serba kekurangan, Soekarno tetap memperhatikan pendidikannya.
Dimulai dari bersekolah di Eerste Inlandsche School hingga Technische Hoogeschool di
Bandung dengan mengambil jurusan Teknik sipil. Di Bandung, ia tinggal Bersama Haji
Sanoesi yang merupakan anggota Sarekat Islam. Ia banyak berinteraksi dengan para
pemimpin NIP, yaitu Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwes
Dekker. Dari Douwes Dekker, Soekarno menyerap gagasan tentang nasionalisme sekuler
yang menginginkan lahirnya sebuah negara merdeka tempat manusia berbagai ras dan
aliran. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur dan berhak menyandang gelar insinyur
pada 1926. Pada pertengahan tahun tersebut,ia ikut mendirikan ASC, yang merupakan
kelompok diskusi aktivis Boemipoetera.
Tahun 1927, Soekarno menulis rangkaian artikel di surat kabar Indonesia Moeda
dan pada 4 Juni di tahun yang sama ASC berubah wujud dan bergabung dengan berbagai
elemen untuk mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia(PNI). Aktivitas Soekarno di
PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan
dipindahkan ke penjara Banceuy di Bandung.
Tahun 1930, ia dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Selama di penjara, ia justru
mematangkan analisanya tentang kolonialisme dan imperialisme. Dalam pandangan
Soekarno, perlawanan terhadap penjajahan harus dilakukan dengan dasar persatuan
rakyat. Selain itu,pentingnya peningkatan kecerdasan dan keadaban juga ditegaskan
Soekarno. Lalu menurutnya, imperialism melahirkan politik pecah belah yang digunakan
Belanda untuk menjajah Indonesia. Pada penghujung tahun 1931, ia dibebaskan.
Namun,PNI saat itu mengalami perpecahan. Partai itu dibubarkan secara sepihak oleh Mr.
Sartomo,lalu beliau mendirikan Partai Indonesia (Partindo). Soekarno bergabung dengan
partai tersebut pada Juli 1932. Namun sayang,ia dipenjarakan lagi pada Agustus 1933
dengan tuduhan melakukan kegiatan menyebarkan pikiran yang revolusioner dan
merongrong serta menentang pemerintah colonial Belanda. Pada akhirnya, ia
mengundurkan diri dari Partindo.
17 Februari 1934, Soekarno dibuang ke Ende, Flores. Ia membawa Inggit sang
istri,Asmi sang ibu mertua dan Ratna Djuami yang merupakan anak angkatnya. Selama
masa pembuangan,wafatnya Ibu Asmi merupakan peristiwa yang memilukan bagi
Soekarno. Dari Ende,ia dipindahkan ke Bengkulu. Lalu dipindahkan ke Padang,dan pada
Juli 1942, ia dibawa tantara Jepang ke Jakarta.
Pada masa awal penjajahan Jepang, mereka tidak memperhatikan tokoh-yokoh
pergerakan Indonesia seperti Soekarno dan Muh. Hatta. Namun,pada akhirnya,mereka
memanfaatkannya untuk menarik hati penduduk Indonesia dengan mendirikan organisasi
seperti Jawa Hokokai,Putera, BPUPKI dan PPKI. Pada tahun 1945 Di bulan
Agustus,Soekarno diundang oleh Marsekai Terauchi untuk mempersiapkan perihal
kemerdekaan Indonesia. Jepang pun menyerah pada Indonesia. Para pejuang berinisiatif
mempercepat kemerdekaan, namun Soekarno menolak dengan alasan menunggu
kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Atas usaha Ahmad Soebardjo,tanggal 17 Agustus
1945 bangsa Indonesia resmi merdeka. Esoknya,PPKI sidang dengan hasil presiden dan
wakil presiden adalah Soekarno dan Muh. Hatta. Tanggal 29 Agustus,KNIP
mengukuhkan pengangkatan presiden dan wakil presiden.
Fase pertama pemerintahan Soekarno diwarnai semangat revolusioner., serta
dipenuhi kemelut politik dan keamanan. Kepemimpinan Soekarno terus menerus berada
di bawah tekanan militer Belanda yang ingin mengembalikan wilayah jajahannya.
Berbagai provokasi di Jakarta mendorong Presiden Soekarno untuk memindahkan
ibukota ke Yogyakarta. Awal kemerdekaan,kabinet demi kabinet berjatuhan. Agresi
militer I dan II juga dilakukan Belanda. Ujian berikutnya dating ketika FDR yang antara
lain beranggotakan PKI Madiun melakukan gerakan anti pemerintah RI.
Jatuh bangunnya kabinet memunculkan istilah “kabinet seumur jagung”. Peristiwa
17 Oktober 1952 ketika tank-tank militer diarahkan ke Istana Negara merupakan aksi
perwira militer memprotes pemerintah atas jatuh bangunnya kabinet. Lalu masalah lain
berdatangan, Konstituante yang diharapkan menghasilkan konstitusi pengganti UUD
1945 malah gagal. Pemilu pertama sejak proklamasi dilaksanakan pada 1955, namun
sayang Muh. Hatta meletakkan jabatannya dari kursi Wakil Presiden RI. Sejak saat itu,
Soekarno menjabat presiden tanpa wakil presiden.
Walau penuh masalah, Soekarno masih mampu menunjukkan pada dunia
internasional bahwa Indonesia adalah bangsa yang memiliki harga diri,kuat dan memiliki
solidaritas terhadap negara lain dengan contoh di adakannya Konferensi Asia-Afrika di
Bandung. Namun, sebaik-sebaiknya orang, pembenci tetap ada. Soekarno sudah
mengalami percobaan pembunuhan sebanyak 23 kali dengan peristiwa bom granat
meledak pada 30 November 1957 adalah peristiwa yang nyaris membunuh presiden.
Tahun 1960-an, kondisi perekonomian Indonesia mengalami kekacauan akibat
inflasi yang tinggi. Di bidang politik,pihak militer (Angkatan Darat) dengan PKI pun
memiliki konflik. Kondisi Soekarno yang mengidap gangguan ginjal pun membuat
posisinya semakin gawat apalagi setelah terjadi peristiwa G30S. Ia tampak semakin tak
berdaya ketika akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966. Surat tersebut
digunakan oleh Soeharto untuk membubarkan PKI.
Sesungguhnya, sebagai presiden ia sudah mendapatkan fasilitas perawatan yang
cukup baik. Namun, Soekarno malah seringkali tak menghiraukan kondisi fisiknya.
Seuasi peristiwa G30S PKI pada tahun 1965, Soekarno terkucil di Istana Bogor. Disana,
ia tak ditemani satupun anggota keluarganya. Anaknya, Rachmawati mencoba mengirim
surat ke Presiden agar ayahnya bisa pulang dan dirawat oleh keluarga saja. Usaha itu
berhasil. Soekarno dipindahkan ke Wisma Yaso di Jakarta. Ironisnya, ia tetap menerima
perlakuan buruk dari tantara Belanda. Soekarno sama sekali tak diperbolehkan keluar dari
kamar sampai kondisinya semakin parah dan tak kuat berdiri. Acapkali ia dibentak bila
akan melakukan sesuatu. Kamarnya juga berantakan, jorok dan bau. Sepanjang hari
Soekarno terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi dan penyakit ginjal
semakin menggerogoti tubuhnya. Gigi-giginya telah membengkak dan bolong-bolong.
Mulutnya hanya bisa terkatup rapat dan bergetar menahan sakit. Sampai pada akhirnya,
dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya,
memegang lengan dokternya. Walau akhirnya tangan itu terkulai, walau nafasnya
akhirnya berhenti berhembus.
Situasi di sekitar ruangan pun sangat sepi. Udara sesaat berhenti mengalir.
Kehampaan begitu mencekam sekaligus menyedihkan. Manusia itu telah tiada. Berita
kematian Soekarno menyebar ke seantero Pertiwi dengan cara yang menyedihkan. Beliau
merupakan salah satu proklamator bangsa yang menghabiskan seperempat abad usia
hidupnya untuk mendekam dalam penjara penjajah demi kemerdekaan negerinya.
Saat pemakamannya, rakyat berbondong-bondong turun ke jalan. Hendak
mengantar sang Proklamator bangsa menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Saat sudah
dikubur pun, para peziarah dari berbagai daerah terus berdatangan. Mereka maju
berkelompok-kelompok, menabur bunga dan menangis di dekat pusara Bung Karno.
Semasa hidupnya, Soekarno adalah sosok pemikir, pejuang anti kolonialisme dan
anti imperialisme, pemimpin yang selalu ingin mempersatukan bangsa. Baginya,
Indonesia adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Kekayaan dan keindahan alamnya
melebihi kondisi negeri lain yang ada di dunia. Kecintaannya ini mendorongnya untuk
berusaha menyatukan semua unsur di negeri ini. Soekarno memang terobsesi dengan
persatuan Indonesia. Sebagai bukti ia mendirikan sebuah front perjuangan bernama
PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) yang
beranggotakan PNI, PSI, Budi Utomo, Study Club Surabaya, serta organisasi kedaerahan.
Salah satu contoh contoh sikap terbuka Soekarno adalah cara beliau dalam
mengelola PNI. Menurutnya, selama orang tersebut merupakan warga Indonesia, mereka
boleh bergabung dengan partai ini tanpa memperhatikan agama. Soekarno selalu
berupaya memahami perasaan orang Indonesia yang menderita akibat kolonialisme. Ia
selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya.
Saat sakit pun, ia tetap berupaya tampil prima di hadapan para rakyatnya.
Soekarno adalah pribadi yang berani. Keberaniannya terlihat saat ia
menyampaikan gagasannya tentang revolusi. Peristiwa lainnya adalah saat Presiden
Soekarno melawan PBB karena menganggap PBB adalah organisasi yang tidak mampu
menangani persoalan anggota-anggotanya secara cekatan. Soekarno juga menganggap
PBB tidak adil dalam menempatkan personel di Lembaga-lembaganya. Setelah
Indonesia keluar dari PBB, ia membentuk Konferensi Kekuatan Baru yang digelar pada
akhir tahun 1966.
Soekarno dekat dengan para tokoh Islam seperti A. Hasan dan K.H. Mas
Mansoer. Ia juga dekat dengan sejumlah pemimpin Islam yang ada di Bengkulu. Kisah
lainnya adalah kedekatannya dengan Mohamad Hatta dan Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA). Mereka adalah pejuang, pendiri negara sekaligus pahlawan bangsa.
Soekarno dan Hatta terlibat dalam pergerakan kemerdekaan melalui jalur politik dan
diplomasi. Sedangkan HAMKA adalah ulama pejuang yang melalui jalan dakwah.
Soekarno, Hatta, HAMKA sangat akrab walaupun memiliki pendapat yang berbeda
secara ideologis, seperti saat Soekarno sakit Hatta menangisi Soekarno yang tergolek
lemah. Soekarno mahir dalam menggunakan berbagai Bahasa, seperti Inggris, Perancis
dan Jerman, karena ia memang seorang orator yang ulung. Pidato-pidatonya menggelegar
dan menggelorakan semangat nasionalisme. Pembawaan yang tenang dari Soekarno
mencerminkan bahwa ia adalah orang yang memiliki intelektualitas yang tinggi dan
berwibawa.
Kharismatik dan berkarakter itulah kesan yang segar dalam ingatan bangsa
Indonesia terhadap Soekarno. Ia meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa
Indonesia yaitu Pancasila. Sifat kepemimpinan yang menonjol pada sosok Soekarno
adalah percaya diri yang kuat, pesona atau daya tarik, penuh inisiatif, dan cara-cara yang
inofatif. Ia adalah contoh figur pemimpin yang tidak mengejar harta atau materi. Ia hanya
mendedikasikan jiwa raganya untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kekuasaan
penjajah. Soekarno mungkin adalah satu-satunya presiden yang termiskin di dunia. Ia
hanya memiliki satu rumah di Bogor. Semua harta pribadinya yang ditinggalkan di istana
negara raib entah kemana.
Soekarno adalah seorang muslim. Ia tak pernah meminum minuman beralkohol
walaupun sedang berada di klub malam ataupun dijamu presiden negara lain. Soekarno
memang menjadikan Islam sebagai keyakinan dirinya dan mengkritisinya dalam hal-hal
yang menurutnya tidak tepat. Menurutnya, seorang muslim yang sejati harus memahami
substansi dari ajaran Islam.
Soekarno tidak takut dengan jeruji besi, intimidasi Belanda, pembuangan, bahkan
percobaan pembunuhan. Namun ia sangat takut dibenci putra-putrinya. Ketakutan itu
menghinggapi relung sanubari Soekarno saat anak-anaknya beranjak dewasa yang berarti
mereka mulai memiliki kemampuan berpendapat dan memberontak apabila terjadi
perbedaan pendapat. Banyak kisah lucu soal poligami Soekarno. Seperti contohnya soal
surat. Ia pernah menyuruh juru tulis istana untuk mengetikkan surat cinta bagi istrinya.
Namun, ia terkejut saat mendapati surat cinta itu diketik dengan logo burung garuda dan
cap kepresidenan. Karena mempunyai banyak istri, ajudan pun mendapat tugas tambahan
yaitu berbohong pada istri-istri Soekarno demi menyelamatkan sang Presiden. Anak-
anaknya pun berusaha menghadapi kenyataan jika ayah mereka memiliki banyak istri.
Mereka tetap kompak dirumah, bahkan memiliki nama-nama panggilan akrab seperti
Gadis yang merupakan nama panggilan Megawati Soekarnoputri.
Sayangnya, itu berakhir saat Presiden Soekarno berada di senjakala kekuasaannya.
Ia harus meninggalkan Istana sebelum 16 Agustus 1967 berdasarkan surat darI Jenderal
Soeharto. Tak banyak orang yang mau menemani Soekarno di masa sulit itu. Karena
tentu saja keluarga Soekarno masih sulit menerima kenyataan pahit tersebut. Namun,
mereka yakin bahwa kedua orang tua mereka selalu tabah menghadapi masalah. Apalagi
ayah dan ibu mereka adalah orang-orang yang demokratis dan mengutamakan
kebersamaan anak-anaknya dalam kondisi apapun.
Pada akhirnya, tidak penting bagi Soekarno, istrinya , dan putra-putrinya untuk
mewarisi sebuah kekayaan. Mereka hanya ingin keutuhan Indonesia sebagai negara yang
bersatu dan bermartabat. Janji itu terus melintas zaman. Sampai kapan pun.
2) Bahasa Asing
i. “ Hoe gaat het met jou?” merupakan pertanyaan
Soekarno dalam Bahasa Belanda kepada
Mohamad Hatta.
ii. “My nationalism is humanity” merupakan
pernyataan berbahasa Inggris dari Mahatma
Gandhi.
3) Majas
i. Majas metafora
Bukti : “ Putra Sang Fajar yang lahir
tatkala surya mulai bersinar, telah kembali dlam
pelukan bumi Nusantara yang sangat ia cintai.”
ii. Majas Hiperbola
Bukti : "Bambang Widjanarko merasa
hancur hatinya demi melihat penderitaam anak-
anak Bung Karno ditinggal pergi ayahnya untuk
selama-lamanya.”
iii. Majas Personifikasi
Bukti : “Badannya yang sudah renta dan
lemah terhuyung diguncang perasaan sedih.”
iv. Majas Paradoks
Bukti : “Biar jazad hancur menyatu
tanah,tapi kobaran semangat perjuangan tetap
menyala.’
v. Majas Sinokdoke Totem Pro Parte
Bukti : “Pada 20 Januari 1963, Indonesia
mengambil sikap konfrotatif terhadap
Malaysia.”
vi. Majas Asosiasi
Bukti : “Soekarno kemudian terisak
bagai anak kecil.”
4) Ungkapan
i. Memeras keringat = berusaha keras
Bukti : “Petani kita yang memeras keringat
harus menahan lapar….”
2. Unsur Ekstrinsik
a. Nilai agama
Fatmawati sang istri dari presiden sangat agamis. Ketika rapat
raksasa berlangsung di Lapangan Ikada, Jakarta, Fatmawati
mengumandangkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
b.Nilai pendidikan
Soekarno tetap melanjutkan sekolah samapi tamat kuliah walau
dengan keadaan ekonomi yang terbatas. Dimulai dari Eerste
Inlandsche School hingga ke Tesniche Hoogeschool.
c. Nilai budaya
Para peziarah Soekarno yang datang dari berbagai daerah maju
berkelompok-kelompok, meletakkan karangan bunga atau menaburkan
bunga lepas di tangannya, kemudian berjongkok, atau duduk
memanjatkan doa, menangis di dekat pusara Bung Karno.
d.Nilai moral
Anak-anak Soekarno berusaha menghadapi kenyataan jika
ayah mereka mempunyai banyak istri. Anak-anak Soekarno dari
Fatmawati pun tetap kompak di rumah. Mereka memiliki nama-nama
panggilan untuk menjaga keakraban keluarga.
e. Latar Belakang Pengarang
Anom Whani Wicaksana adalah seorang penulis yang berminat
pada dunia literasi terlebih kajian sejarah dan penulisan biografi. Karya
pertamanya adalah Soe Hok Gie Tak Pernah Mati : Catatan Sang
Demonstran. Sekarang ia sedang menyiapkan naskah-naskah biografi
tentang Mohammad Hatta, Raden Ajeng Kartini, dan K.H.
Abdurrahman Wahid.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
1. Kelebihan buku
Banyak kutipan-kutipan membangkitkan semangat dari dialog tokoh
yang disajikan dalam buku ini. Pembaca dibawa menyelami laut perjuangan
Soekarno lewat kapal selam mengharukan. Penulis mampu membuat tulisan
dengan kebahasaan yang dapat dimengerti oleh kalangan awam sekalipun.
Meskipun begitu, kata-kata yang dipilih untuk menggambarkan cerita tetap
terasa menawan sehingga membuat pembaca terbuai masuk dalam cerita.
E. SIMPULAN
Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu
Nyoman Rai pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Kehidupan kanak-kanak
Soekarno sungguh memprihatinkan. Tak jarang mereka hanya bisa makan satu kali
sehari, itu pun hanya dengan ubi kayu maupun jagung tumbuk. Tumbuh di kondisi
serba terbatas membuat Soekarno menjadi gampang sakit-sakitan. Oleh karena
itu,Namanya diubah dari Koesno menjadi Soekarno.
Walau kondisi serba kekurangan, Soekarno tetap memperhatikan
pendidikannya. Dimulai dari bersekolah di Eerste Inlandsche School hingga
Technische Hoogeschool di Bandung dengan mengambil jurusan Teknik sipil.
Soekarno adalah sosok pemikir, pejuang anti kolonialisme dan anti
imperialisme, pemimpin yang selalu ingin mempersatukan bangsa. Baginya,
Indonesia adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Kekayaan dan keindahan
alamnya melebihi kondisi negeri lain yang ada di dunia. Kecintaannya ini
mendorongnya untuk berusaha menyatukan semua unsur di negeri ini. Soekarno
memang terobsesi dengan persatuan Indonesia. Sebagai bukti ia mendirikan sebuah
front perjuangan bernama PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia) yang beranggotakan PNI, PSI, Budi Utomo, Study Club
Surabaya, serta organisasi kedaerahan.
Sakit ginjal menjadi alasan sang Proklamator Bangsa meninggalkan dunia.
Saat pemakamannya,rakyat berbondong-bondong memenuhi jalan demi melihat sang
Presiden di saat-saat terakhir. Hingga sudah selesai dikubur, para peziarah tetap
berdatangan.
Semasa hidupnya, Soekarno adalah seseorang yang mementingkan nilai
kemanusiaan. Selain itu,ia adalah seseorang yang pemberani dan muslim yang
demokratis. Soekarno selalu bersikap sederhana sekalipun beliau adalah pemimpin
bangsa. Ia tak segan makan dengan tangan didalam istana. Dalam kehidupannya, ia
merupakan sosok ayah yang penyayang. Dibandingkan dipenjara maupun beribu
ancaman pembunuhan, baginya dibenci putra-putrinya lebih menakutkan.
Soekarno adalah simbol perlawanan terhadap berbagai bentuk penjajahan.
Dengan peran dan perjuangannya, rakyat Indonesia terinspirasi untuk bangkit
Bersama-sama dan membangun kekuatan lalu bersatu merebut dan mempertahankan
kemerdekaan dengan tetesan darah, pengorbanan harta jiwa dan raga.