Disusun Oleh :
E041211003
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 10 April 2023
DAFTAR ISI
Sukarno adalah pemimpin yang multi talenta, selain mumpuni dalam urusan
orasi, politik, fashion, beliau juga "jempolan" dalam bertango. Beliau mempunyai
apresiasi seni yang tinggi, dan sangat mencintai keindahan, termasuk keindahan
dalam kecantikan wanita. Di balik cerita heroiknya, Sukarno tetaplah manusia yang
bisa salah. Bagaimanapun pandainya dia membuat konsep sebuah negara – dengan
gagasan sosialisme demokratiknya – toh pada praktiknya tak seindah konsep yang
ditawarkan. Konsep negara yang ditawarkannya adalah sebuah negara yang tidak ada
orang miskin di dalamnya. Negara yang menjanjikan kesejahteraan bagi seluruh
rakyatnya. Tapi apa lacur, negara yang ia pimpin, hampir bangkrut total di tahun
1965, diikuti oleh berbagai demonstrasi yang berakhir dengan terlepasnya jabatan
presiden.
B. Pembahasan
1. Riwayat Hidup Soekarno
Ir. Sukarno dilahirkan dengan nama Koesno Sosrodihardjo di Surabaya , namun
karena sering sakit-sakitan maka namanya diubah oleh ayahnya menjadi Soekarno.
Nama tersebut diambil dari nama tokoh pewayangan Adipati Karna. Sukarno
dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan
ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan
dari Bali dan beragama Hindu sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam.
Pada bulan Juli 1932, Sukarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo),
yang merupakan pecahan dari PNI.Sukarno kembali ditangkap pada bulan Agustus
1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini ia punya kesempatan memperdalam Islam
lewat buku dan surat-suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad
Hasan. Iakemudian diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1938 – 1942. Sukarno baru
kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Sifat beliau yang akomodatif dan ingin merangkul semua pihak, termasuk
komunis, membuahkan hasil negatif. Setelah peristiwa GESTAPU keadaan politik
Indonesia semakin tidak menentu. Ini adalah turning point dari keruntuhan
Sukarno.Pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S
pada Sidang Umum ke-IV MPRS ditolak. Pidato tersebut berjudul "Nawaksara" dan
dibacakan pada 22 Juni 1966. Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun disampaikan oleh
Sukarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak lagi oleh MPRS pada 16
Februari tahun yang sama.
Ia akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan
politik. Pemerintahan Presiden Soeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai
tempat pemakaman Sukarno. Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun
1970. Jenazah Sukarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan
keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.
a. Negara Kebangsaan
Dalam Majelis Konstituante pada mulanya ada 3 rancangan dasar negara yang
diusulkan: Pancasila, Islam dan Sosial-Ekonomi. Sukarno mengusulkan Pancasila dan
menolak Islam sebagai dasar negara. Di pihak yang berseberangan Natsir
mengusulkan Islam sebagai dasar negara karena masyarakat Indonesia mayoritas
beragama Islam. Bagi Natsir dasar negara hanya mempunyai dua pilihan, sekuler atau
agamis. Corak pancasila menurutnya adalah sekuler, karena tidak mengakui wahyu
sebagai sumber. Hamka juga menginginkan Islam sebagai dasar negara.
Menurutnya negara berdasar Islam adalah cita-cita sejak lama seluruh gerakan
Islam di Indonesia. Ia menyebutkan beberapa nama pahlawan kemerdekaan seperti
Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik di Tiro, Pangeran Antasari, Sultan
Hasanuddin dll. Osman Raliby berkomentar tentang Pancasila, bahwa tuhan dalam
Pancasila ialah tuhan yang mati, yang tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap 4
sila lainnya. Ia tidak memberikan hukum sama sekali, malah jika Pancasila diperas,
tuhan itu sendiri yang kena hukum, hilang lenyap ditelan oleh gotong –royong.
"….Jadi, apakah Tuhan itu adalah zat yang berada di singgasana di atas langit sana?
Suatu zat di langit, apa yang disebut orang sebagai "Tuhan yang Mempribadi"?
Jika iahanya hidup di atas sana, maka ia bersifat terbatas. Bukankah demikian? ….
Juga jika tuhan hanya mempunyai dua puluh sifat, maka Tuhan ini juga terbatas…
Bhagavad Gita mengatakan – aku tidak peduli apakah nyanyian itu benar atau tidak –
Bhagavad Gita berkata, 'Aku ada di dalam api. Aku ada di dalam panasnya api; aku
ada di bulan, aku ada dalam sinarnya bulan' ya, bahkan, 'aku ada dalam senyumnya
seorang gadis', 'aku ada dalam awan, aku ada dalam iring-iringannya awan yang
bergerak bersama-sama. Aku ada di dalam kegelapan. Aku ada dalam cahaya. Aku
tanpa awal dan tanpa akhir'. Ini sesuai dengan pendapatku. Jadi dengan demikian, di
manakah Tuhan? Apakah Tuhan itu di sana, hanya, hanya, hanya di sana, hanya di
langit ketujuh? …. Aku ini seorang penganut monoteisme, tetapi aku adalah seorang
penganut monoteisme yang panteistis".
C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/344631715/Pemikiran-Ir-Soekarno - download