Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR PENGESAHAN

HASIL RESUME BUKU

Pada hari ini, ……………... tanggal ………………………….. telah disahkan Hasil

Karya Guru-guru ASN SMA Negeri 2 Tambun Utara berupa Resume Buku

Penunjang Kompetensi dalam Pembelajaran Hasil Cetakan terbaru.

Mengetahui, Bekasi, ……………….


Pengawas, Kepala Sekolah,

……………………………… H. SAYOGA, S.Pd


NIP. NIP. 19700725 199412 1 002
FORMAT RESUME BUKU

Judul : SOEKARNO ARSITEK BANGSA


Pengarang : BOB HERING
Penerbit : PENERBIT BUKU KOMPAS
Cover :

Cover

Resume Oleh : FRIDY PEBRIANTI, S.Pd


NIP : 19850222 200902 2 001
Guru Bidang Studi : SEJARAH
Unit Kerja : SMA NEGERI 2 TAMBUN UTARA
HASIL RESUME

Awal kelahiran

Soekarno kecil lahir dari ayah seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Blitar yaitu
Raden Soekemi Sosrodihardjo (1869-1945), putra seorang tokoh alim ulama terkenal
golongan ningrat keturunan Diponegoro yang memulai kariernya sebagai guru muda
pada sebuah SD Negeri di Buleleng, Bali. Raden Soekemi merupakan pemuda
berpengetahuan luas yang juga bertugas sebagai asisten ahli linguistic terkenal H.N
Van Der Tuuk. Ibunda Soekarno adalah seorang gadis Bali bernama Ida Ayu Nyoman
Rei Serimben, putri golongan elite dari Banjar yaitu sebuah dusun kecil Bale Agung di
Buleleng yang masih keturunan keluarga Kerajaan Singaraja. Pasangan Soekemi dan
Ida Ayu pindah ke Jawa Timur karena Soekemi pindah tugas tepatnya di kota
Surabaya. Hingga pasa suatu hari tepatnya Kamis, 6 Juni 1901 lahirlah anak lelaki
mereka yang kemudia mereka beri nama Koesno.

Koesno kecil sayangnya kerapkali terserang penyakit sehingga orangtuanya


mengganti namanya menjadi Soekarno, “Karno terbaik”, dengan harapan agar ia
tumbuh menjadi seorang ksatria yang kuat .

Masa beranjak dewasa dan pendidikan yang ditempuh

Ketika ayahnya pindah tugas ke Mojokerto, Soekarno dititipkan pada kakek


dan neneknya (dari ayahnya) di daerah Tulungagung dan masuk sekolah desa
“melayu”. Ketika bergabung kembali dengan ayahnya di Mojokerto, ia melanjutkan
pendidikannya. Pada usia duabelas tahun ia masuk Sekolah Dasar Belanda
(Europeesche Lagere School). Di sekolah ini pada tahun 1915 ia berhasil menempuh
ujian Amtenar Rendah (Klein Ambtenaars Examen) yang memberinya hak untuk
memulai karier sebagai amtenar pemerintahan. Ayahnya sangat ingin Soekarno
mengikuti jejaknya menjadi seorang guru namun takdir berkata lain.

Seorang sahabat baik keluarga, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto


mengusulkan agar Soekarno menumpang di rumahnya untuk selanjutnya
menempuh ujian masuk sekolah HBS (Hoogere Burgerschool) di Surabaya. Soekarno
pun lulus ujian dan diterima di HBS atau sekolah menengah Belanda yang pada masa
itu hanya memiliki siswa berkebangsaan Belanda maupun Indo Eropa serta putra-
putra ningrat dari kalangan ningrat atas Jawa dan putra-putra amtenar tinggi di
Jawa.

Pada bulan Juni 1921, Soekarno menempuh ujian akhir di HBS dan pindah ke
Bandung. Di sana ia mendaftar untuk studi insinyur di Sekolah Tinggi Teknik
(Technische Hogeschool Bandung sekarang adalah Institut Teknologi Bandung) yang
telah dibuka pada tahun 1920. Setelah menyelesaikan studinya, ia ditawari untuk
berkarir di universitas namun menolak. Bersama rekan sebidangnya Ir. Anwari ia
mulai membuka biro arsitek di Bandung tahun 1926. Kiprahnya sebagai arsitek
diwarnai idealisme berbumbu nasionalisme dengan tidak mau menerima proyek-
proyek pembangunan pemerintah kolonial. Bersama Ir. Anwari, Soekarno lebih
sering menerima proyek bangunan rumah sederhana yang selalu diberi tanda
berupa bentuk Gada (senjata Bima) di atas atapnya. Satu-satunya proyek besar yang
diterima adalah renovasi Hotel Preanger Bandung yang dikerjakan atas permintaan
dosen yang amat ia hormati yaitu Prof. Wolff Schoemaker.  Di tangan dua orang
ternama tersebut, Preanger bermetamorfosis menjadi bangunan bergaya
arsitektur art deco geometric.
Kiprah Politik dan Cita-cita Kemerdekaan

Pengalaman belajar ilmu politik Soekarno sudah bermula sejak tinggal di


rumah kos H.O.S Tjokroaminoto. Disini ia bertemu dengan tokoh-tokoh Marxis
seperti Muso, Alimin, Semaun dan juga tokoh radikal sosial seperti guru Bahasa
Jermannya di HBS yaitu Coos Hartogh, Henk Sneevliet, Asser Baars. Para marxis
Indonesia ini yang mendesak Tjokroaminoto agar mengubah arah perjuangan yang
moderat untuk menjadi lebih militant. Hal ini mempengaruhi arah berpikir Soekarno
hingga pada tahun 1919, ia membaca tulisan San Min Chui dari Sun Yat Sen yang
mengajukan ide gabungan antara nasionalisme, demokrasi dan sosialisme sebagai
formula untuk bentuk pemerintahan Asia yang baru.

Tak lama kemudian, Soekarno menjadi anggota staf majalah bulanan


Oetoesan Hindia di bawah pimpinan Tjokroaminoto dan juga menjadi anggota
perkumpulan Jong Java. Soekarno pun berkembang menjadi pembicara yang fasih
dan penuh dinamika. Tahun 1923 Soekarno ketika sudah bermukim di Bandung
terkait dengan studinya, jiwa politik nasionalisnya semakin berkembang. Konstelasi
politik Indonesia era tersebut cenderung tidak terarah. Terkotak-kotak antara
semangat nonkooperatif yang dibawa oleh Perhimpunan Indonesia, sifat berlebihan
dan radikal ISDV yang pada bulan Mei 1920 berganti nama menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI), gagasan budaya Jawa yang dipropagandakan oleh Boedi Oetomo,
serta konflik internal yang membuat arah perjuangan partai terbesar saat itu Sarekat
Islam menjadi terbagi-bagi. Kondisi seperti ini membuat semua pihak menunggu
gagasan yang dapat mempersatukan semangat nasional Indonesia.

Era 1925, Soekarno bersama Soetomo bersemangat menerbitkan majalah


bulanan Indonesia Moeda. Ia mulai mengadakan kampanye untuk menetapkan
dasar ideologi dan organisasi bercita rasa nasional Indonesia. Hingga 4 Juli 1927,
lahirlah Partai Nasional Indonesia dengan ketua pertamanya adalah Soekarno. Ia
mulai mempersiapkan sebuah federasi nasionalis dan membentuk front persatuan
Permoefakatan Perhimpoenan Politiek Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Dalam wadah
ini pihak-pihak yang kooperatif dengan nonkooperatif dipersatukan. Gerakan demi
gerakan dijalankan demi tujuan Indonesia merdeka yang berakibat timbulnya
kegelisahan di kalangan pihak Hindia Belanda sehingga 29 Desember 1929 Soekarno
beserta tokoh PNI lainnya ditangkap oleh pemerintah kolonial dan PNI dibubarkan.

Ketika selesai masa tahanan Soekarno seperti “come back stronger” dalam
memperjuangkan cita-cita Indonesia merdeka. Upaya untuk tetap menghadirkan
wadah perjuangan politik tetap ada dengan berdirinya Partindo ketika PNI
dibubarkan. Soekarno bergabung dengan Partindo yang membuahkan keanggotaan
baru di Partindo meningkat sampai dua kali lipat. Kondisi tersebut menggairahkan
kesadaran politik di Indonesia. Hingga momentum kemerdekaan mulai terasa ketika
invasi Jepang menghapus pengaruh kolonial. Jepang mengizinkan pendirian
perkumpulan nasional umum Poesat Tenaga Rakjat (Poetera) dengan Soekarno
sebagai ketuanya. Tanpa kenal Lelah, Soekarno melanjutkan langkahnya dalam
perkumpulan Poetera untuk membangkitkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia.
Upaya Soekrano untuk mengimbangi keinginan pihak Jepang di satu pihak dan cita-
cita Indonesiaa di sisi lain beruara pada berdirinya perkumpulan tentara sukarela
Pembela Tanah Air (PETA) pada bulan Oktober 1943. Perhatian Soekarno dan para
pemimpin Poetera tercurah pada PETA yang mereka anggap sebagai cikal bakal
tentara Indonesia.

Jepang mulai mendekati akhir eranya ketika menderita kekalahan pada


Perang Dunia 2. Soekarno dan pemimpin lain diberi lebih banyak konsesi, yang
akhirnya memunculkan lahirnya Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945. Di hadapan BPUPKI ini lah Soekarno mempertegas
pandangan politiknya dengan mengemukakan bahwa Pancasila hendaknya mejadi
dasar bagi Negara Kesatuan Indonesia di kemudian hari; nasionalisme, persaudaraan
internasional, demokrasi, keadilan sosial, serta keimanan pada Tuhan Yang Maha
Esa. Gagasan tersebut merupakan bukti nyata sikap bangsa Indonesia yang secara
nyata menginginkan kemerdekaan tanpa bantuan atau Kerjasama dengan Jepang.
Hal ini dimanifestasikan dengan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945. Ketika tiba-tiba 15 Agustus 1945 Jepang
menyerah kalah pada sekutu, setelah melewati proses panjang yang melibatkan
bagaimana cara yang paling ideal memproklamasikan kemerdekaan, akhirnya cita-
cita kemerdekaan terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kesimpulan

Proses bangsa Indonesia bisa sampai ke masa sekarang, alangkah bijaksana kita
sebagai rakyat Indonesia untuk selalu mengingat para tokoh pendiri bangsa yang
memperjuangkan. Salah satunya adalah Soekarno, dimana perjuangannya demi
menyemangati rakyat untuk bersatu demi kemerdekaan sangat pantas untuk selalu kita
maknai. Jatuh bangun perjuangan, berkali-kali ditahan, berpindah-pindah tempat demi
memperjuangkan kemerdekaan ditempuh tanpa mengeluh. Maka dari itu sebagai bentuk
rasa syukur kita sudah sepantasnya menjaga spirit perjuangan dan persatuan yang sudah
diuntai para founding fathers kita. Jangan jadi rakyat yang kufur dengan melakukan tindakan
yang mengarah pada memecah belah bangsa sendiri. Karena hanya jika kita
mengedepankan ego pribadi lalu kerapkali melakukan tindakan provokatif disintegratif,
lantas apa bedanya kita dengan kaum kolonial yang sudah susah payah dilawan oleh para
pejuang kemerdekaan?. Semoga kita dijauhkan dari pikiran dan tindakan menyedihkan
seperti itu. Aamiin Ya Robbal’alamin.

April 2022,

FP

Anda mungkin juga menyukai