IR.SOEKARNO
DISUSUN OLEH :
NAMA : SULKIFLI
KELAS : XI MIPA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik
walaupun jauh dari kesempurnaan dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi
1. Gustang Agung, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah yang telah membimbing penulis
2. Kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam proses pencarian bahan unruk
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia biasa yang mempunyai kekurangan dan
kelebihan dalam berbagai hal. Saya merasa masih banyak kekurangan dari makalah saya ini.
Karena tidak semua hal yang dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Saya
telah melakukannya dengan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki.
Mungkin ini yang dapat saya selesaikan. Apabila ada kritik dan saran dari pembaca, saya
bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut. Karena kritik dan saran ini sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki makalah saya dimasa mendatang.sehingga saya akan berusaha
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ir. Soekarno merupakan sosok yang jasanya tidak bisa dilupakan begitu saja dalam
membangun negeri ini. Peranan besar yang telah dilakukan oleh beliau, terutama dalam hal
memerdekakan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan akan selalu terpatri sebagai jasa-jasa
yang tidak akan tergerus selamanya oleh masa. Memang, jika kita amati sosok Bapak Bangsa ini
Sebagai sosok yang memiliki label penggerak massa, Ir. Soekarno memiliki peranan
sebagai pemain depan yang dengan jelas terlihat bagaimana pola pikir dan cara berbicaranya
ketika berada di depan podium untuk berpidato. Ir. Soekarno adalah singa podium yang berjuluk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi
Soekarno oleh ayahnya.Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah
Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf
"a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".Di kemudian hari ketika
menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena
menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama
Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang
tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu
tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Sebutan akrab untuk
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini
terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan
bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian
masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama
keluarga.Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan badah haji.
Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno,
dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri
dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara
Arab. Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (terjemahan Syamsu Hadi.
Ed. Rev. 2011. Yogyakarta: Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-7-
9) halaman 32 dijelaskan bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam masyarakat
Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.
Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan
ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan
seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan
keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri
beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum
Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung
Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Kemudian pada Juni 1911
Hoogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya
di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima di HBS
atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto
Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis.
Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang dibentuk
sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong
Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan
Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921,bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS,
dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921,setelah dua bulan dia meninggalkan
kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926. Soekarno
dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH
Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya. Prof. Jacob
Clay selaku ketua fakultas pada saat itu menyatakan "Terutama penting peristiwa itu bagi kita
karena ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa". Mereka adalah Soekarno, Anwari, dan
Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes Alexander Henricus Ondang.
Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek alumni dari
Ir. Soekarno pada tahun 1926 mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari,
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14
tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno
tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di
Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto
Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi
PENDIDIKAN
Presiden Soekarno semasa hidupnya dikenal memiliki pesona, sehingga dengan mudah
menaklukkan wanita-wanita cantik yang diinginkannya. Sejarah mencatat Bung Karno sembilan
kali menikah. Namun banyak yang tidak tahu wanita seperti apa yang dicintai Sang Putra Fajar
itu. Untuk urusan kriteria ternyata Bung Karno bukanlah sosok pria neko-neko. Perhatian Bung
Karno akan mudah tersedot jika melihat wanita sederhana yang berpakaian sopan. Lalu,
bagaimana Bung Karno memandang wanita berpenampilan seksi? Pernah di satu kesempatan
ketika sedang jalan berdua dengan Fatmawati, Bung Karno bercerita mengenai penilaiannya
terhadap wanita. Kala itu Bung Karno benar-benar sedang jatuh hati pada Fatmawati.
“Pada suatu sore ketika kami sedang berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya
padaku tentang jenis perempuan yang kusukai,” ujar Soekaro dalam buku ‘Bung Karno Masa
Muda’ terbitan Pustaka Antar Kota. Sesaat Bung Karno memandang sosok Fatmawati yang saat
itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung Karno benar-benar bergejolak, dia sedikit
terkejut mendengar pertanyaan itu.“Aku memandang kepada gadis desa ini yang berpakaian
baju kurung merah dan berkerudung kuning diselubungkan dengan sopan. Kukatakan
padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai
rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan,” kata Soekarno.
“Saya lebih menyukai wanita kolot yang setia menjaga suaminya dan senatiasa
mengambilkan alas kakinya. Saya tidak menyukai wanita Amerika dari generasi baru,
yang saya dengar menyuruh suaminya mencuci piring,” tambahnya. Mungkin saat itu
Fatmawati begitu terpesona mendengar jawaban Soekarno yang lugas. Sampai pada akhirnya
jodoh mempertemukan keduanya. Soekarno menikah dengan Fatmawati pada tahun 1943, dan
anak-anak,” katanya.
Menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun
perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau
ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini
bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu
Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.
“Kami tidak pernah merayakan kawin perak atau kawin emas. Sebab kami anggap itu
soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat
dan dahsyat,”begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka
perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini
belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat
dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa. Pasangan ini melahirkan putra
pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42
tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung Karno
dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok
Sejak kecil, Soekarno sangat menyukai cerita wayang. Dia hapal banyak cerita wayang sejak
kecil. Saat masih bersekolah di Surabaya, Soekarno rela begadang jika ada pertunjukan wayang
semalam suntuk. Dia pun senang menggambar wayang di batu tulisnya. Saat ditahan dalam
penjara Banceuy pun kisah-kisah wayanglah yang memberi kekuatan pada Soekarno.
Terinspirasi dari Gatot Kaca, Soekarno yakinkebenaran akan menang, walau harus kalah
dulu berkali-kali. Dia yakin suatu saat penjajah Belanda akan kalah oleh perjuangan rakyat
Indonesia.
“Pertunjukan wayang di dalam sel itu tidak hanya menyenangkan dan menghiburku.
Dia juga menenangkan perasaan dan memberi kekuatan pada diriku. Bayangan-bayangan
hitam di kepalaku menguap bagai kabut dan aku bisa tidur nyenyak dengan penegasan
atas keyakinanku. Bahwa yang baik akan menang atas yang jahat,” ujar Soekarno dalam
biografinya yang ditulis Cindy Adams “Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang
diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007. Soekarno tidak hanya mencintai budaya Jawa. Dia
juga mengagumi tari-tarian dari seantero negeri. Soekarno juga begitu takjub akan tarian selamat
datang yang dilakukan oleh penduduk Papua. Karena kecintaan Soekarno pada seni dan budaya,
Istana Negara penuh dengan aneka lukisan, patung dan benda-benda seni lainnya. Setiap pergi ke
daerah, Soekarno selalu mencari sesuatu yang unik dari daerah tersebut.
Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong Java
cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan
hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan
yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato
menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit
dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang
merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas
Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada
tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang
fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember
1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan
diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun
semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru
Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno
diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr.
memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam
setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia.
Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera),
BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas
Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh
nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang
sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.Ia aktif dalam usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima
langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci)
kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan
pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap
keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi,
pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan
Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.
Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia
Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta)
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh
para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok.
Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para
pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang
sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh
menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang
berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia
yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci
kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada
Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan
Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan
oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa
pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison,
pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di
Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang
membonceng Sekutu (di bawah Inggris), meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya
memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku
Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala
Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat
pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik
Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan
Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia
diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena
tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal
17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno
menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan
kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden
dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat
dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet
yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang memercayai
sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut
turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh
bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan
Udara.
Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai
hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955,
Dasasila Bandung. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik
akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan
imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir
konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal
Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru
(India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat
jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya,
masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan
dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa
ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional,
negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam
peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965. Pelaku
sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh
terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan
KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri
Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan. Namun,
Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan Nasakom
Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret yang ditandatangani
oleh Soekarno. Isi dari surat tersebut merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi
presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima
Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.
Kemudian MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang
pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan
kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila
presiden berhalangan.
terhadap peristiwa G30S pada Sidang Umum ke-IV MPRS. Pidato tersebut berjudul
"Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni 1966. MPRS kemudian meminta Soekarno untuk
melengkapi pidato tersebut. Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun disampaikan oleh Soekarno pada
10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS pada 16 Februari tahun yang sama.
maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar
umum berikutnya.
Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. Ruangan intensive care RSPAD Gatot Subroto dipenuhi tentara
sejak pagi. Serdadu berseragam dan bersenjata lengkap bersiaga penuh di beberapa titik strategis
rumah sakit tersebut. Tak kalah banyaknya, petugas keamanan berpakaian preman juga hilir
Sedari pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan
Presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit ini dari rumah tahanannya di Wisma Yaso yang
Malam ini desas-desus itu terbukti. Di dalam ruang perawatan yang sangat sederhana untuk
ukuran seorang mantan presiden, Soekarno tergolek lemah di pembaringan. Sudah beberapa hari
ini kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah sangat berkuasa ini
terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara
Lelaki yang pernah amat jantan dan berwibawa, dan sebab itu banyak digila-gilai perempuan
seantero jagad, sekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat hidup. Tiada lagi wajah gantengnya.
Kini wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar
ke mana-mana. Bukan hanya bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan permukaan bulan. Mulutnya
yang dahulu mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini
hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar. Menahan sakit. Kedua
tangannya yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar udara, kini tergolek lemas di sisi
Dua hari kemudian, Megawati, anak sulungnya dari Fatmawati diizinkan tentara untuk
mengunjungi ayahnya. Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka
matanya, kedua mata Mega menitikkan airmata. Bibirnya secara perlahan didekatkan ke telinga
Senyap.
Ayahnya tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka. Namun kedua bibir Soekarno yang
telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri
sulungnya itu. Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati. Tapi dia tidak mampu
membuka matanya. Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri
sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai.
Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang sedari tadi ditahan
kini menitik jatuh. Kian deras. Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan.
Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh dan limbung. Mega segera dipapah keluar.
Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar, sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan
senjata.
Malam harinya ketahanan tubuh seorang Soekarno ambrol. Dia coma. Antara hidup dan mati.
Keesokan hari, mantan wakil presiden Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega
lamanya ini. Hatta yang ditemani sekretarisnya menghampiri pembaringan Soekarno dengan
sangat hati-hati. Dengan segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil
membuka matanya. Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah.
Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun Hatta tidak mau kawannya ini
mengetahui jika dirinya bersedih. Dengan sekuat tenaga memendam kepedihan yang mencabik
hati, Hatta berusaha menjawab Soekarno dengan wajar. Sedikit tersenyum menghibur.
Hatta menyapanya dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu. Tangannya memegang
lembut tangan Soekarno. Panasnya menjalari jemarinya. Dia ingin memberikan kekuatan pada
Bibir Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa
Belanda. Sesuatu yang biasa mereka berdua lakukan ketika mereka masih bersatu dalam Dwi
Hatta memaksakan diri tersenyum. Tangannya masih memegang lengan Soekarno.
Soekarno kemudian terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis di depan kawan
seperjuangannya, bagai bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan
Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah.
Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi.
Dan Hatta juga tahu, betapa kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini.
Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia yang tidak punya nurani.
“No…” Hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya. Hatta tidak mampu mengucapkan lebih.
Jauh di lubuk hatinya, Hatta sangat marah pada penguasa baru yang sampai hati menyiksa bapak
bangsa ini. Walau prinsip politik antara dirinya dengan Soekarno tidak bersesuaian, namun hal
itu sama sekali tidak merusak persabatannya yang demikian erat dan tulus.
Hatta masih memegang lengan Soekarno ketika kawannya ini kembali memejamkan matanya.
Jarum jam terus bergerak. Merambati angka demi angka. Sisa waktu bagi Soekarno kian tipis.
Sehari setelah pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus merosot.
Putera Sang Fajar itu tidak mampu lagi membuka kedua matanya. Suhu badannya terus
meninggi. Soekarno kini menggigil. Peluh membasahi bantal dan piyamanya. Malamnya Dewi
Soekarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina, hadir di rumah sakit. Soekarno
Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan
seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin. Bersama dua orang paramedis, Dokter Mardjono
memeriksa kondisi pasien istimewanya ini. Sebagai seorang dokter yang telah berpengalaman,
Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa denyut nadi Soekarno. Dengan sisa
kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya, memegang lengan
dokternya. Mardjono merasakan panas yang demikian tinggi dari tangan yang amat lemah ini.
Tiba-tiba tangan yang panas itu terkulai. Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas
terakhirnya. Kedua matanya tidak pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya tergolek tak
Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Udara sesaat terasa berhenti mengalir. Suara burung yang
biasa berkicau tiada terdengar. Kehampaan sepersekian detik yang begitu mencekam. Sekaligus
menyedihkan.
Dunia melepas salah seorang pembuat sejarah yang penuh kontroversi. Banyak orang
menyayanginya, tapi banyak pula yang membencinya. Namun semua sepakat, Soekarno adalah
seorang manusia yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad.
Dokter Mardjono segera memanggil seluruh rekannya, sesama tim dokter kepresidenan. Tak
Banyak keyakinan orang banyak bahwa Bung Karno dibunuh secara perlahan mungkin bisa
dilihat dari cara pengobatan proklamator RI ini yang segalanya diatur secara ketat dan represif
oleh Presiden Soeharto. Bung Karno ketika sakit ditahan di Wisma Yasso (Yasso adalah nama
saudara laki-laki Dewi Soekarno) di Jl. Gatot Subroto. Penahanan ini membuatnya amat
menderita lahir dan bathin. Anak-anaknya pun tidak dapat bebas mengunjunginya.
Banyak resep tim dokternya, yang dipimpin Dr. Mahar Mardjono, yang tidak dapat ditukar
dengan obat. Ada tumpukan resep di sebuah sudut di tempat penahanan Bung Karno. Resep-
resep untuk mengambil obat di situ tidak pernah ditukarkan dengan obat. Bung Karno memang
dibiarkan sakit dan mungkin dengan begitu diharapkan oleh penguasa baru tersebut agar bisa
mempercepat kematiannya.
Permintaan dari tim dokter Bung Karno untuk mendatangkan alat-alat kesehatan dari Cina
pun dilarang oleh Presiden Soeharto. “Bahkan untuk sekadar menebus obat dan mengobati gigi
yang sakit, harus seizin dia, ” demikian Rachmawati Soekarnoputeri pernah bercerita.
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah
dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun
1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan
agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan
tradisional. Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21
Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status
sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang
dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno
sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter
kepresidenan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh
Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono
Kertopati.
1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno
Bogor, namun pemerintahan Presiden Soeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat
pemakaman Soekarno. Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970. Jenazah
Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya
bersebelahan dengan makam ibunya. Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima
Peninggalan
Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, maka Kantor
Filateli Jakarta menerbitkan prangko "100 Tahun Bung Karno". Prangko yang diterbitkan
merupakan empat buah prangko berlatar belakang bendera Merah Putih serta menampilkan
gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Prangko
pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah
menengah. Yang kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi
tahun 1920-an terpampang di atasnya. Sementara itu, prangko yang ketiga memiliki nominal
Rp900 serta menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang
terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp1000. Keempat
prangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh Perum
Peruri. Selain prangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan
prangko, album koleksi prangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga
Juni 2008. Prangko tersebut menampilkan gambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro.
Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan kunjungan
Nama Soekarno pernah diabadikan sebagai nama sebuah gelanggang olahraga pada tahun
1958. Bangunan tersebut, yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno, didirikan sebagai sarana
keperluan penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pada masa Orde Baru,
kompleks olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi sesuai keputusan Presiden
Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali pada nama awalnya yaitu Gelanggang Olahraga
Bung Karno.
Setelah kematiannya, beberapa yayasan dibuat atas nama Soekarno. Dua di antaranya adalah
Yayasan Pendidikan Soekarno dan Yayasan Bung Karno. Yayasan Pendidikan Soekarno adalah
organisasi yang mencetuskan ide untuk membangun universitas dengan pemahaman yang
diajarkan Bung Karno. Yayasan ini dipimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ke tiga
Soekarno dan Fatmawati. Pada tahun 25 Juni 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie
meresmikan Universitas Bung Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno,
Penghargaan
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di
dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan
kepada Soekarno antara lain Universitas Gajah Mada (19 September 1951), Institut Teknologi
Bandung (13 September 1962), Universitas Indonesia (2 Februari 1963), Universitas Hasanuddin
(25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas
Padjadjaran (23 Desember 1964), dan Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965). Sementara
Lomonosov (Rusia) dan Universitas Al-Azhar (Mesir) merupakan beberapa universitas luar
Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 35 tahun mendapatkan
penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki. Penghargaan tersebut adalah
penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang
diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas.
internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi
rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.
1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak
ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik
2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato
rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat
suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya
6. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak
7. ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan
persaudaraan……
8. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna.
9. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan
10. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti
dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
11. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah
berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi
Soekarno oleh ayahnya. Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi
yang merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Ir.
Soekarno mempunyai peranan yang besar dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan. Ir. Soekarno wafat dengan meninggalkan begitu banyak jasa untuk Indonesia
B. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini
masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari semuanya untuk
memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada
yang lebih baik. agar manfaat dari makalah ini dapat diambil penyusun dan orang yang
membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-presiden-soekarno.html
http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/ir-soekarno.html
http://contohmakalah4.blogspot.com/2013/02/biografi-soekarno.html
https://lalumakan.wordpress.com/2013/07/02/156/