BAB I
PENDAHULUAN
Karno”1, dia adalah salah seorang founding father yang seluruh hidupnya
anak ke dua dari kandungan ibu Idayu Nyoman Ray. Ayahnya bernama R.
mempunyai ilmu hikmah (ilmu ghaib) dan seorang ahli kebatinan.3 Dari gelar
raden yang ada depan nama ayahnya, jelas menunjukkan bahwa Soekarno masih
berdarah ningrat.
Dari ibunya yang berdarah Bali, Bung Karno mungkin telah mewarisi
citra rasa kesenian yang lebih bergairah dari pada yang bisa Bung Karno jumpai
1
Bung Karno adalah panggilan akrab yang ditujukan kepada Soekarno, beliau merupakan
presiden pertama Republik Indonesia. Untuk selanjutnya penulis menggunakan kata Bung
Karno.
2
HD. Haryo Sasongko, Bung Karno, Nasionalisme dan Demokrasi, Yogyakarta:
Pustaka Grafiksi, 2005, hal. iii
3
Badri Yatim, Soekarno Islam dan Nasoinalisme, Bandung: Penerbit Nuansa, 2001, hal. 5
mengasihi suatu tradisi kebudayaan yang sangat halus daripada melakukan
menjadi sadar akan kebutuhan suatu penataan yang teratur atas alam.
terlepas juga dari peran seorang tokoh dan guru. Sebagaimana kita ketahui bahwa
Bung Karno adalah murid dari HOS Tjokroaminoto, dia dikenal rajin belajar dan
banyak pula membaca buku - buku pemikiran para tokoh dunia mengenai filsafat,
"kekayaan" ilmunya itu, ia ingin membangun bangsa dan negaranya agar dapat
berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa dan negara lain.4
mereka sebuah kebersamaan identitas.5 Oleh karena itu, implikasi serta proyeksi
berbagai aliran ideologi tersebut, Bung Karno menyadari betul kelemahan bahwa
bangsa ini terletak pada tidak adanya persatuan dan kesatuan rakyat dengan
4
Sasongko, Op cit, hal. iii
5
Leilas S. Chudori, Dkk, Sukarno Paradoks Revolusi, Seri Buku Tempo; Bapak Bangsa,
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, hal. 6
segenap organisasi yang tumbuh di dalamnya. Hal demikian itulah yang
Karno sebagai Pemikir maupun sebagai Bung Karno sebagai Pejuang, dia
beberapa tokoh yang dapat bersaing secara gagasan dengan Soekarno, seperti
Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka. Sementara sebagai pejuang,
Bung Karno dikenal tegas dalam bersikap dan pemersatu bangsa. Sejak muda
Soekarno aktif berjuang melawan Belanda, akibat dari itu, berulang kali
yang berapi-api pledoi yang sangat terkenal dengan judul “Indonesia Menggugat”
pada waktu itu. Dasar-dasar pemikiran politik Bung Karno memberi akomodasi
berjasa mengilhami Sumpah Pemuda 1928 dan secara brilian merumuskan dasar
negara Pancasila.7
dihadirkan sebagai buah pemikiran yang lahir dari situasi dan kondisi bangsa yang
seperti Marhaenisme yang kemudian menjadi ikon bagi Partai Nasional Indonesia
konsepsi Trisakti Bung Karno yang terdiri dari tiga pokok prinsip perjuangan
untuk membangun bangsa dan negaranya agar tetap bebas dari penjajahan dan
mengorbit pada blok mana pun - ketika itu dunia "terbelah" dalam dua blok, yakni
sosialis (Timur) dan kapitalis (Barat).8 Tiga pokok prinsip perjuangan itulah yang
7
Chudori, Dkk, Op cit, hal. 6
8
HD. Haryo Sasongko, Bung Karno, Nasionalisme dan Demokrasi, Yogyakarta:
Pustaka Grafiksi, 2005, hal IV.
Kedua, berdikari (mandiri) di bidang ekonomi, dan: Ketiga, berkepribadian di
bidang kebudayaan.9
secara sistematis dan radikal, yang dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian
kalimat yang mengandung satu pemikiran yang bermakna dan bulat untuk
dijadikan dasar, azas dan pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama
bentuk penggambaran atas ketiga masalah yang perlu untuk dibenahi segera oleh
bangsa secara cepat. Pertama secara politik, bangsa Indonesia masih belum bisa
menjadikan bangsa ini lupa akan semangat gotong royong menjadi modal sosial
memperkuat posisi bangsa dan Negara dimata dunia cukup cemerlang. Akan
menyeluruh oleh Soekarno pada tahun 1965 dan sesudahnya. Rezim Soekarno
sudah terlebih dahulu digulingkan oleh suatu gerakan coup yang dirancang secara
Sejak itulah nasib bangsa ini memulai babak baru yakni dengan
sebuah pemerintahan dibawah rezim Soeharto, dan sejak saat itulah semua
gagasan dan pemikiran Bung Karno dihilangkan atau dalam istilah Jati sebagai
“Desoekarnoisasi” sehingga apa yang lahir dari pemikiran Bung Karno di bumi
ke tong sampah. Bahkan Bung Karno sampai saat meninggalkan berstatus sebagai
Landas" dan jargon-jargon lainnya yang justru hanya merupakan retorika kosong
11
Jati, Op cit, hal 2
12
Sasongko, Op cit, hal 3
belaka rezim Orde Baru di mana kesemuanya itu membuat banyak orang terbuai
untuk segera lepas dari "tiga penyakit masyarakat" yang memang ingin
"Demam Ekonomi", sebab bagi sasongko upaya membangun bangsa oleh rezim
Orde Baru melalui ekonomi yang dinilai merupakan landasan bagi pembangunan
rontok, suku bunga melonjak, harga barang naik tidak terkendali, daya beli
adalah tuntutan perubahan pada struktur sistem, nilai dan aktor baik dalam bidang
ekonomi, social, politik, budaya serta pertahanan dan keamanan. Secara teoritik,
perubahan diupayakan agar tatanan Negara dan masyarakat baru Indonesia akan
menjadi lebih bermartabat, demokratis dan sejahtera. Dimensi dinamik pada kata
reformasi adalah terkandung upaya perombakan dan penataan dari tatanan lama
(dismantling the Old Regime) menuju suatu tatanan baru yang lebih egaliter,
13
Ibid
14
Ibid
15
Soepriyanto, Nasionalisme dan Kebangkitan Ekonomi, Jakarta : Inside Press, 2008, hal. 111
16
Ibid, hal 140-141.
demokratis, ber-keadilan social dan ditegakkannya supremasi hukum,
pemerintahan yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan social dan rasa
Kerangka dasar dari agenda tersebut adalah untuk menentukan arah dari sebuah
dan berada di antara perputaran arus globalisasi dunia. Sementara itu menurut
kapitalisme, yakni kian terbuka dan mengglobalnya peran pasar, investasi, dan
dikuatkan oleh ideologi dan tata dunia perdagangan baru di bawah suatu aturan
17
Ibid, hal 3.
18
HD. Haryo Sasongko, Bung Karno Nasionalisme dan Demokrasi, Pustaka Grafiksi, 2005,
hal. 35
muncul bersamaan dan menjadi bagian fenomena runtuhnya pembangunan di
Asia Timur.19
rakyat, serta persoalan keadilan sosial. Bersamaan dengan itu. fenomena yang
juga berkembang secara pesat dan global berakibat pada semakin meningkatnya
Hal itu telah terjadi sejak Orde Baru berkuasa, sebagaimana yang
dikemukakan Dwi Rio Sambodo bahwa Indonesia berkiblat pada blok yang
M Arief Pranoto bahwa Persoalan bangsa ini ada di hulu, yakni penguasaan
ekonomi dan pencaplokan sumber daya alam, (SDA) oleh asing! Itulah skema
19
Mansour Fakih, Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta: Insist Press
bekerjasama denagan Pustaka Pelajar, 2001, hal. 198
20
Ibid
21
Dwi Rio Sambodo, Catatan dari Kebon Sirih, Jakarta: Perhimpunan Rumah Indonesia,
2014, hal. 20
22
M. Arief Pranoto, Geo Politik Ilmunya Ketahanan Nasional dalam The Global Review, The
Jurnal of International Studies, Edisi IV, November 2014, hal 6
Terjadinya globalisasi sebagaimana dijelaskan Fakih bahwa pada
international tentang perdagangan pada bulan April tahun 1994 setelah melalui
(GATT23).
23
GATT merupakan suatu kumpulan aturan internasional yang mengatur peri-laku
perdagangan antarpemerintah. GATT juga merupakan forum negosiasi perdagangan
antarpemerintah. serta juga merupakan pengadilan untuk menvelesaikan jika terjadi per-
selisihan dagang antarbangsa. Kesepakatan itu dibangun di atas asumsi bahwa sistem
dagang yang terbuka lebih efisien dibanding sistem yang proteksionis, dan dibangun di atas
keyakinan bahwa oersaingan bebas akan menguntungkan bagi negara yang menerapkan
prinsip-prinsip efektivitas dan efisiensi. Namun kemudian pada tahun 1995 suatu organisasi
pengawasan perdagangan dan kontrol perdagangan dunia yang dikenal dengan World Trade
Organizations (WTO) didirikan dan organisasi global ini sejak didirikan mengambil alih
GATT. Loc Cit, Fakih, hal. 212
24
Loc Cit, Soepriyanto, hal 15.
yang mengimplementasikan kesepakatan Pertanian dalam Uruguay Round
multinasional dan besar karena alasan persaingan global ini akan memaksa
pemerintah untuk mengubah kebijakan dari subsidi bagi petani kecil menjadi
subsidi kepada perusahaan agribisnis raksasa, dan proses ini sekaligus menggusur
kemampuan petani kecil sebagai produsen. Salah satu akibatnya nanti, petani kecil
tidak ada pilihan lain kecuali melepaskan sumber alam terutama tanah mereka. Di
kota.25
ketergantungan yang tinggi terhadap mereka. Oleh karena itu, ketika negara Dunia
Ketiga ingin melepaskan diri dari hegemoni negara maju akan dihadapkan dengan
banyak masalah baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, kita bisa
sebab negara berkembang akan sangat bergantung pada negara maju baik dalam
25
Sambodo, loc cit, 20
sumber-sumber kekayaan alam Indonesia. Kekayaan alam berupa migas,
perusahaan perkebunan raksasa yang mengusur tanah rakyat dan hak adat.26
gagasan “ Revolusi Mental “ yang dianggap menjadi gagasan yang mampu untuk
Joko Widodo atau biasa disapa dengan sebutan Jokowi merupakan tokoh yang
saat ini mencoba menghidupkan kembali gagasan Bung Karno atau bisa juga
menengah atas negeri (SMAN) 6 Solo. Setamat dari SMA beliau melanjutkan ke
Beliau pernah menjabat sebagai walikota Solo, dan pernah juga menjadi Gubernur
DKI Jakarta dan sekarang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI)
yang ke-7.27
Konsepsi ini dilandasi atas tiga problem pokok bangsa yang dijabarkan Dalam
arah cita-cita bangsa seperti diproklamasikan oleh para pendiri bangsa. Apabila
kerakusan, keinginan cepat kaya secara instan, pelecehan hukum, dan sikap
bangsa.29
perpolitikan Indonesia saat ini, sebab Jokowi hadir bukan sebagai tokoh Militer,
Jokowi juga bukan sebagai tokoh sentral dari partai politik, Jokowi bukan
merupakan figur keturunan tokoh terkenal bahkan Jokowi juga bukan merupakan
pemilik partai politik seperti tokoh lainnya namun Jokowi hadir sebagai figur
masyarakat biasa yang menjelma sebagai suatu kekuatan rakyat. Bahkan hadirnya
Jokowi membawa fenomena baru dalam pentas politik pemilihan umum lima
tahunan. Kenapa demikian? Sebab munculnya figur Jokowi juga merupakan suatu
organisasi relawan yang bukan merupakan partai politik. Suka tidak suka, desakan
28
Jalan perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian “Visi Misi
dan Program Aksi Jokowi – JK”, www. KPU.go.id
29
www.revolusimental.or.id, Loc cit
keluarga megawati sehingga kemudian Jokowi ditetapkan sebagai kandidat
program inti atau tujuan dari pemerintahan Jokowi. Sementara itu, cara berpikir