Anda di halaman 1dari 1

KO M PA S , M I N G G U, 1 7 D E S E M B E R 2 0 2 3

F
30 JENDELA  BUKA BUKU

GAGALNYA SOSIO-DEMOKRASI SOEKARNO


Indonesia pada periode 1959-1965 merupakan periode
paling antidemokrasi dalam masa pemerintahan Presiden
Soekarno. Beberapa indonesianis, seperti Herbert Feith,
Harold Crouch, dan John Legge, memiliki penilaian serupa
atas periode Demokrasi Terpimpin itu.

F
eith (1962), misalnya, me- nomi yang menyengsarakannya.
mandang bahwa demokrasi Ada tiga komponen utama marha-
terpimpin yang dicanangkan enisme: sosio-nasionalisme, sosio-de-
Presiden Soekarno praktis mokrasi, dan ketuhanan (hlm 475). Soe-
menutup era Demokrasi karno menjelaskan sosio-nasionalisme
Parlementer dan membuka jalan bagi sebagai ”nasionalisme yang tumbuh da-
otoritarianisme. Crouch (2007) melihat lam taman sarinya internasionalisme
Bung Karno tidak lebih dari sosok ”sul- dan internasionalisme yang berpijak
tan Jawa tradisional” yang berusaha pada buminya nasionalisme” (hlm 479).
mempertahankan kekuasaannya de- Artinya, nasionalisme yang kaya di-
ngan cara memainkan perimbangan ke- mensi internasional.
kuatan antara kelompok militer dan Bagi Bung Karno, demokrasi tidak
Partai Komunis Indonesia. boleh dipisahkan dari upaya memaju-
Sementara, menurut Legge (1967), kan keadilan sosial. Oleh karena itu,
periode tersebut merupakan bukti bah- demokrasi politik harus dibarengi de-
wa Soekarno adalah seorang ”penjaga ngan demokrasi ekonomi (hlm 484).
ideologi konservatisme” serta pelin- Itulah yang dia maksud dengan so-
dung ”birokratisme konservatif” dalam sio-demokrasi, di mana land reform
perpolitikan Indonesia. Penulis otobio- merupakan salah satu contoh perwu-
grafi Bung Karno yang terkenal, yakni judannya (hlm 316). Di atas semua itu,
Cindy Adams, pada 1967 menerbitkan Bung Karno yakin bahwa perwujudan
buku tentang Bung Karno berjudul My sosio-nasionalisme dan sosio-demokra-
Friend the Dictator. si hanya mungkin terlaksana jika lan-
dasannya adalah ketuhanan, khususnya
Saling menghormati ketuhanan yang didasari sikap saling
Menurut buku ini, pandangan-pan- menghormati di antara berbagai pe-
dangan tersebut perlu didiskusikan meluk agama (hlm 485).
kembali. Pada satu sisi memang terjadi
semacam pemusatan kekuasaan politik Dalih
dan ekonomi di tangan kepala negara. Bung Karno melihat bahwa hingga
Pada sisi lain, pemusatan kekuasaan paruh kedua tahun 1950-an cita-cita
tersebut tidak datang tiba-tiba. Terda- sosio-nasionalisme dan sosio demokra-
pat bermacam faktor yang mendorong si yang berlandaskan ketuhanan itu tak
lahirnya keputusan-keputusan yang di- kunjung terwujud. Indonesia yang su-
ambil Presiden Soekarno saat itu. De- dah berada di seberang ”jembatan
ngan gamblang, rapi dan melalui tutur- emas” kemerdekaan dan siap mem-
an yang mudah diikuti, buku ini men- bangun masyarakat adil makmur te-
coba menempatkan periode Demokrasi rus-menerus digerogoti kekuatan-ke-
Terpimpin dan periode-periode sebe- kuatan antikerakyatan dari dalam atau-
lumnya dalam konteks lebih luas. Tu- pun luar negeri.
juannya agar sejarah Indonesia, khu- Di dalam negeri, Bung Karno melihat
susnya pasca-1945, dapat dipahami se- sejumlah politisi konservatif berusaha
cara lebih jelas dan seimbang. menunda pelaksanaan sosio-demokra-
Diingatkan kembali melalui buku ini, si. Misalnya upaya menunda penye-
misalnya, ketika memproklamasikan lenggaraan Pemilu 1955 (hlm 324) dan
kemerdekaan Indonesia, Soekarno me- menolak pelaksanaan land reform
mandang kemerdekaan bukan sebagai (hlm 342-343). Pada saat yang sama,
tujuan utama, melainkan sebuah ”jem- kabinet mengalami jatuh-bangun, di-
batan emas” menuju ke kondisi bangsa ringi konstituante hasil pemilu tahun
yang lebih baik (hlm 204). Itulah kon- 1955 yang selalu gagal mencapai ke-
disi di mana martabat kemanusiaan sepakatan.
setiap rakyat semakin dihormati, se- Bersamaan dengan itu, di tengah YOHANES KRISNAWAN

mentara sususan masyarakatnya sema- Perang Dingin, kekuatan-kekuatan in-


kin tertata (hlm 483). ternasional yang sedang berseteru ber-
Jauh sebelum Proklamasi Kemerde- usaha mempropagandakan ideologi
kaan RI, Soekarno muda telah menci- masing-masing. Misalnya Congress for
ta-citakan kaum marhaen sebagai sub- Cultural Freedom (CCF) yang gencar
yek revolusioner dalam melawan fe- berusaha membuka jalan bagi ”hege- pimpin. Demokrasi Terpimpin kuensi logis” dari periode De- an ribu nyawa manusia (Roosa:
odalisme, kolonialisme, dan imperia- moni kultural” kapitalis yang dianut lahir dari konteks gejolak poli- mokrasi Terpimpin. 2008).
lisme. Dalam pemahaman Bung Karno, oleh negeri yang mensponsorinya, yak- tik domestik dan internasional, Penulis buku ini menunjuk- Jika Anda berpendapat bah-
kaum marhaen adalah ”kelas-kelas so- ni Amerika Serikat (AS). Tujuannya yang semuanya ingin meng- kan bahwa periode tersebut bu- wa sejarah Indonesia pada pe- Merahnya
sial yang lemah [yang harus] disatukan adalah ”menghabisi proyek liberasi so- hambat (baca: menghalangi) kanlah penyebab dari kekacau- riode 1959-1965 merupakan pe- Ajaran Bung
dalam perjuangan kebangsaan ber- sial yang dilakukan oleh negara-negara terwujudnya sosio-demokrasi, an politik dan ekonomi tahun riode yang paling antidemokra-
sama” (hlm 46). yang baru merdeka” termasuk Indo- sosio-nasionalisme dan ketu- 1959-1965, melainkan lebih me- si dalam masa pemerintahan Karno, Narasi
Selanjutnya, ajaran Bung Karno ten- nesia (hlm 319). hanan bagi Indonesia merdeka rupakan ”respons dialektis” Presiden Soekarno, Anda perlu Pembebasan Ala
tang ”ideologi perjuangan yang berpi- CCF adalah sebuah lembaga terse- (hlm 489-490). Ia tak lahir dari (hlm 332) atas situasi kekacau- membaca buku ini. Secara tun- Indonesia
hak kepada prinsip sosio-nasionalisme lubung yang didanai dinas rahasia AS, hasrat berkuasa seorang pribadi an politik dan ekonomi dari tas, buku ini mengulas berbagai
dan sosio-demokrasi untuk membang- yakni Central Intelligence Agency (Her- atau sebuah keluarga. tahun-tahun sebelumnya. gagasan dan keputusan Bung Penulis: Airlangga Pribadi
kitkan kesadaran kelas sang subyek lambang, 2013). Dukungan AS dan Pandangan-pandangan yang Sayangnya, sebelum Bung Karno dalam konteks ”me- Kusman
revolusioner dalam perjuangan an- sejumlah negara Asia terhadap pem- menekankan sisi pemusatan Karno berhasil menanggapi rah”-nya ajaran-ajaran kerak- Penerbit: Penerbit GDN, Banten
Tahun Terbit: Cetakan I, 2023
ti-imperialisme menuju sosialisme ala berontakan daerah pada 1950-an mem- kekuasaan dari periode kondisi yang ada, terjadi pe- yatannya. Tebal Buku: lxxii + 509
Indonesia” itulah yang disebut mar- buka peluang bagi kemungkinan dis- 1959-1965 sebagaimana yang ristiwa berdarah pada dini hari 1 Buku ini juga menunjukkan halaman
henisme (hlm 44). Di sini pula terletak integrasi nasional (hlm 322). dilihat di atas akan dengan mu- Oktober 1965 yang kemudian relevansi ajaran-ajaran tersebut ISBN: 978-623-94284-2-6
”merah”-nya ajaran Bung Karno: sebu- Di tengah situasi politik demikian, dah membuat orang mengira dijadikan dalih bagi pembunuh- untuk konteks Indonesia seka-
ah rangkaian ajaran yang poros utama- pada 5 Juli 1959 Bung Karno meng- pertumpahan darah yang ter- an massal dengan korban ratus- rang.
nya adalah pembebasan rakyat dari be- umumkan sebuah dekrit yang menan- jadi pada paruh kedua 1965 dan BASKARA T WARDAYA,
lenggu-belenggu sosial, politik, dan eko- dai dimulainya periode Demokrasi Ter- setelahnya merupakan ”konse- Pemerhati Sejarah Indonesia

RESENSI BUKU

Kisah Perjuangan Meutya Hafid


Menjadi Ibu
M
enjadi seorang ibu adalah se- 2005. Meutya juga teguh menjalani hari lah ibunya. Ketika terpuruk, rut membuat ekosistem supor-
buah keistimewaan yang tidak demi hari, tahun demi tahun, perco- Meutya bahkan tidak ingin di- tif bagi perjuangan Meutya
semua orang dapat meraihnya baan demi percobaan bayi tabung demi hibur siapa pun. Ia menutup mendapatkan buah hatinya
dengan mudah. Meutya Hafid, Ketua mendapatkan Lyora. diri di dalam kamar selama dua yang terangkum secara menarik
Komisi I DPR RI, melewati 10 kali Seiring berjalannya waktu, dari per- minggu. Dalam kondisi seperti di buku ini.
percobaan bayi tabung dan tiga kali cobaan bayi tabungnya yang pertama ini, peran ibunya hadir. Sang Keteguhan ikhtiar Meutya
keguguran untuk mendapatkan Lyora. hingga ke-10, Meutya mampu menak- ibu hadir dalam wujud peng- dan Fajrie serta support system
Sebuah bukti keteguhan hati. lukkan ketakutannya akan jarum sun- ertiannya, bahwa putrinya se- yang mumpuni menjadi faktor
Fenty Effendy, dalam bukunya ber- tik. Puncaknya, Meutya mampu me- dang tidak ingin ditemui si- fundamental mengarungi per-
judul Lyora: Keajaiban yang Dinanti nyuntikkan suntikan hormon sendiri apa pun, termasuk dirinya. jalanan menemukan keajaiban,
(Penerbit Buku Kompas, 2023), menu- ke dalam tubuhnya. Maka, bahasa kasihnya ia yaitu Lyora. Dokumentasi visu-
turkan kisah perjuangan Meutya Hafid Meutya mampu melewati masa-ma- hadirkan lewat kiriman ma- al sepanjang perjalanan Meutya
dan Noer Fajrieansyah dalam menda- sa terpuruknya ketika harus kehilangan kanan kesukaan Meutya. mendapatkan Lyora menam-
patkan sang buah hati, Lyora. Menga- janin yang ada di rahimnya sebanyak Ada masa, ketika mengu- bahkan dimensi lain bagi pem-
wali perjuangannya pada usia 37 tahun, tiga kali. Semangatnya sempat patah. rung diri, makanan seolah baca buku ini.
Meutya dan Fajrie harus melalui per- Bahkan, Meutya harus menerima fakta menjadi pelampiasannya. Lyora: Keajaiban yang Dinan-
juangan selama 7 tahun penuh. Mereka bahwa ia adalah salah satu dari 1 persen Sebagai perempuan ti menjadi salah satu buku pa-
berhasil mendapatkan buah hati, tepat orang di dunia yang mengalami kegu- pertama yang menjabat ling emosional dari sekian ba-
di usia Meutya 44 tahun. guran tiga kali berturut-turut. sebagai Ketua Komisi di nyak karya Fenty Effendy.
Fenty Effendy dengan gaya penu- Meutya juga harus menerima kehi- DPR RI pascareformasi, (AGUSTINA RIZKY
lisannya yang mengalir mampu mem- langan yang teramat dalam, yaitu kehi- Meutya dihadapkan de- LUPITASARI/
buat pembaca terhanyut dalam emosi langan ibunya. Padahal, impiannya un- ngan dominasi laki-laki Litbang Kompas)
yang campur aduk. Fenty dengan se- tuk memberikan cucu bagi ibunya ada- di lingkungan kerja-
gudang karya buku biografinya adalah lah salah satu motivasi besarnya untuk nya. Namun, justru si-
sosok yang tepat untuk mengemas ki- berjuang. Lagi-lagi, berkat keteguhan kap suportif ditun-
SUSANTI AGUSTINA SIMANJUNTAK
sah Meutya, rekan dekatnya sendiri. ikhtiarnya, ia mampu bangkit lagi, un- jukkan lingkungan
Menuturkan kisahnya menjadi sangat tuk mencoba lagi, seolah menenga- kerja serta atasan yang
valid dan dekat karena Fenty adalah dahkan kepala menunjukkan kebulatan menjabat kala itu. Ketika hamil, Lyora: Keajaiban
salah satu saksi hidup. tekadnya untuk memiliki buah hati. serta atasan Meutya. ngat hati-hati menjaga Meutya. Meutya lebih dikhawatirkan yang Dinanti
Suami Meutya, Noer Fajri- Sang suami menjaga fisik hing- dan dilindungi. Dalam rapat-ra-
Keteguhan ikhtiar Dukungan eansyah, meyakini dan men- ga mental Meutya dengan men- pat panas yang penuh argumen, Penulis: Fenty Effendy
Meutya Hafid memang pribadi yang Faktor terpenting dari kegigihan Me- dukung apa pun keputusan Me- jaga tutur kata hingga sikapnya. rekan kerjanya tidak segan un- Penerbit: Penerbit Buku
tangguh. Ia pernah menjadi jurnalis utya mendapatkan Lyora adalah ada- utya dalam memiliki anak. Faj- Fajrie paham betul bahwa is- tuk mengingatkan peserta rapat Kompas
yang disandera selama 168 jam oleh nya support system yang mumpuni. rie menjadi saksi betapa sulit trinya memikul beban yang sa- bahwa Meutya sedang hamil. Tahun Terbit: Cetakan I, 2023
kelompok perlawanan di Irak ketika ia Mulai dari lingkaran terdekatnya, yaitu dan sakitnya perjuangan Me- ngat berat. Dengan begitu, debat panas ter- Tebal Buku: xvi + 166
diminta meliput pemilu di Irak setelah suami dan keluarga inti, hingga ke utya sehingga, alih-alih menun- Sosok yang tak kalah penting sebut bisa sedikit didinginkan. halaman
Saddam Husein tumbang awal tahun teman dekat, lingkungan pekerjaan, tutnya, Fajrie justru dengan sa- dalam perjalanan Meutya ada- Masih banyak hal lain yang tu- ISBN : 978-623-160-154-4

Anda mungkin juga menyukai