Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH POLITIK ISLAM DI INDONESIA (TOKOH DAN PEMIKIRAN I)

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah politik islam di Indonesia)

Dosen Pengampu :

Ali Mansur, S.Ag., MA

Disusun Oleh :

Addisa Putri Pratiwi 11190430000016

Dina Hanifah 11190430000067

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2022 M/ 1443 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sejarah Politik Hukum Islam di Indonesia (tokoh dan pemikirannya I)”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas, selain itu makalah ini juga bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu Mata


Kuliah Politik Hukum Islam di Indonesia Bapak Ali Mansur, S.Ag., MA yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan wawasan
kami semua.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua. Kami


menyadari bahwasanya banyak kekurangan didalam makalah yang kami buat
ini sehingga kami membutuhkan kritik dan saran dari bapak dosen dan teman-
teman semua untuk menyempurnakan kekurangan makalah ini.

Ciputat, 10 April 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN PENULISAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN H.O.S TJOKROAMINOTO

2.2. BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AGUS SALIM

2.3. BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN SOEKARNO

2.4. BIOFRAFI DAN PEMIKIRAN M.HATTA

2.5. BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN WAHID HASYIM

BAB IV

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari zaman dahulu kehidupan selalu dipengaruhi oleh


politik. Baik dikota maupun didesa manusia tidak lepas dari politik.
Sehingga tidak heran kalau Arisoteles menyebutkan manusia
dengans sebutan Zoon Politicon1. Hal tersebut dapat dimaknai
bahwa manusia senantiasa menunjukkan aktivitas politis dalam
mengambil peran untuk menata kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu dibutuhkan pemikiran yang bersih dan bijaksana guna
menopang terwujudnya kebaikan bersama. Pemikiran merupakan
hal yang sangat mendasar dalam perjalanan seorang manusia.
Karena setiap gerak dan langkahnya seorang manusia selalu
dipengaruhi oleh pemikirannya.
Pemkiran politik menjadi bagian terpenting dalam
mendorong manusia untuk memperjuangkan sistem ketatanegaraan
dalam hidup bermasyarakat. Setiap negara tentu menginginkan
yang terbaik untuk mencapai cita-cita yang diharapkannya.
Khususnya Indonesia yang pada masa lalu terkungkung oleh
penjajahan. Maka dari itu untuk mencapai cita-cita yang telah
ditetapkan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
pemikiran politik yang benar serta bermanfaat.

1
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: UI-Press. 1986). 134.
Ucapan yang dimaksud oleh Aristoteles yaitu (Zoon Politicon) jika ditafsirkan yaitu, manusia itu makhluk social
tidak dapat berdiri sendiri. Atau manusia merupakan makhluk yang senantiasa hidup bermasyarakat.
Fakta sejarah telah menunjukan beberapa tokoh yang
menjadi peran penting dalam sejarah lahirnya politik di
Indonesia,yaitu H.O.S. Tjokroaminoto, Agus
Salim,Soekarno,Moh,Hatta, dan Wahid Hasyim.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi tokoh dan pemikiran H.O.S.


tjokroaminoto ?
2. Bagaimana biografi tokoh dan pemikiran Agus Salim ?
3. Bagaimana biografi tokoh dan pemikiran Soekarno ?
4. Bagaimana biografi tokoh dan pemikiran Moh.Hatta ?
5. Bagaimana biografi tokoh dan pemikiran Wahid Hasyim ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui biografi dan pemikiran H.O.S.


tjokroaminoto.
2. Untuk mengetahui biografi dan pemikiran Agus Salim.
3. Untuk mengetahui biografi dan pemikiran Soekarno.
4. Untuk mengetahui biografi dan pemikiran Moh.hatta.
5. Untuk mengetahui biografi dan pemikiran Wahid Hasyim.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Biografi dan Pemikiran Politik H.O.S. Tjokroaminoto.

Kehidupan H.O.S. Tjokroaminoto dijalani pada saat kondisi Indonesia


sedang mengalami penjajahan oleh Hindia-Belanda. Kelahiran HOS
tjokroaminoto pada tanggal 16 Agustus 1882 diBakur,sawahan,Madiun,Jawa
Timur. Yang saat itu berbarengan dengan gunung krakatau meletus.

H.O.S.Tjokroaminoto memiliki nama lengkap Raden Mas Hadji


Oemar Said Tjokroaminoto. Nama Raden Mas didapatkan lantaran beliau
berasal dari keluarga Bangsawan,sedangkan nama Hadji didapatnya setelah
beliau pulang dari Mekkah. Selanjutnya Oemar Said merupakan nama
panggilan beliau semasa masih kecil. H.O.S.Tjokroaminoto merupakan anak
ke 2 dari 12 bersaudara.2

Sudah menjadi pengetahuan umum berkaitan dengan silsilah keluarga


yang dimiliki oleh HOS tjokroaminoto berdarah kiai dan priayi. Yakni dari
ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, orang yang menjadi praja dengan
pangkat Wejana di Kleco,Madiun. Sedangkan R.M. Adipati Tjogrenegoro
merupakan kakeknya yang pernah menjabat sebagai seorang bupati
ponorogo. Selanjutnya buyutnya seorang ulama yaitu Kiai Bagoes Kesan
Besari yang memiliki pondok pesantren di Tegal Sari, Ponorogo.
Selanjutnya melalui perkawinannya dengan putri dari susuhanan Paku
Buwoni III, kesan Besari melahirkan putra, yaitu Raden Mas Adipati
Tjokronegoro yang kemudian menjadi Bupati Ponorogo.

2
Dzulkarnain Jamil,skripsi : “Pemikiran Politik H.O.S. Tjokroaminoto” (Surabaya : UIN Sunan Ampel) , hal 55.
H.O.S Tjokroaminoto selalu menampilkan ciri nasionalismenya. Baik
dari cara berperilaku yang tegas dan berwibawa juga rajin melakukan
ibadah, tepat waktu, dari cara berpakaiannya sendiri selalu berpakaian biasa
sebagaimana khas jawa. Lengkap dengan blangkon dan sarung batiknya.
Berbeda dengan teman-temannya yang suka berpakaian ala barat.3
Kepekaannya terhadap kondisi sosial H.O.S Tjokroaminoto kecil tersebut
menjadi cikal bakal pemikirannya kelak ketika remaja.

Perkembangan pemikiran politik HOS Tjokroaminoto tentunya tidak


terlepas dari perjalanan pendidikannya semenjak ia masih kecil hingga
dewasa. Orang tuanya memiliki harapan agar kelak anaknya dapat
meneruskan pekerjaan orang tuanya sebagai oegawai pangreh praja sehingga
diawal H.O.S Tjokroaminoto disekolahkan di OSVIA (Opleidings School
Voor Inlandschee Ambtenaren)4 merupakan sekolah calon pegawai di
Magelang. Bagi mereka yang menamatkan sekolah disitu secara langsung
dapat menjadi pegawai sebagai juru tulis Belanda,mentri polisi, asisten
wedana,wedana sampai kemudian menjadi Bupati. Sekolah ini terbilang
mahal dan hanya diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari kalangan
bangsawan dan orang-orang Belanda. Kemudian ia lulus dari OSVIA pada
tahun 1902 saat berusia 20 tahun.

Kecerdasan H.O.S. Tjokroaminoto tidak hanya pada persoalam


pendidikan formal saja. Kerena kegemaran membacanya sudah tumbuh sejak
kecil dan kemampuannya dalam menulis juga diakui oleh guru-guru di
OSVIA. Selain itu juga dia mahir dalam seni dan memainkan gamelan dan
tari. Ia juga banyak menguasai bahasa selain Jawa yaitu : Bahasa Belanda,
Inggris dan melayu. Kegemaran membacanya membuat ia bersentuhan
dengan pemikiran islam,sosialisme,nasionalisme dll. Kemudian beliau

3
Mansyur Amin,” Saham HOS Tjokroaminoto dalam Kebangunan Nasional di Indonesia” (Yogjakarta: CV. Nur
Cahaya, 1980), 27.
4
Dzulkarnain Jamil,skripsi : “Pemikiran Politik H.O.S. Tjokroaminoto” (Surabaya : UIN Sunan Ampel) , hal 59.
menjadi juru tulis dikesatuan pegawai adminitratif Bumi Putera desa
Glodog,Purwodadi,ngawi.

Konsep pemikiran politik islam H.O.S Tjokroaminoto adalah sebuah


landasan filosofis untuk memahami islam secara universal, berisi tentang
relasi harmonis antara nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Konsep pemikiran
politik islam beliau mengajarkan untuk selalu berlandaskan pada ketakwaan
dan kebaikan ke sesama umat. Konsep pemikrian beliau menawarkan dan
menyeruakkan kepada umat islam untuk memegang teguh nilai tauhid,ilmu,
dan siasat (politik) sebagai jalan islam yang lebih baik. Konsep pemikiran
politik islam beliau sangat mendalam dan menjawab berbagai masalah
keislaman pada masanya.5

Konsep pemikiran politik islam H.O.S Tjokroaminoto berisi tentang


konsep musyawarah, konsep persatuan dan persamaan, serta konsep
mengenai kesejahteraan rakyat yang merupakan nilai reflektif untuk
dijadikan acuan pada konteks politik islam ke indonesiaan sekarang. Konsep
persatuan yang menjunjung tinggi hak dan kesetaraan uamt merupakan dasar
yang dapat digunakan sebagai landasan filosofis untuk membangun tatanan
masyarakat Islam Indonesia yang lebih baik. Relevansi pemikiran beliau
merupakan stimulus untuk membangun masyarakat islam indonesia yang
mampu mengangkat harga dan martabat untuk kepentingan bersama.

II. Biografi dan Pemikiran Agus Salim.

Haji Agus salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, Hindia
Belanda, pada tanggal 8 Oktober 1884 dan meninggal pada tangal 4 november
1954 di Jakarta, Indonesia, pada saat umur beliau 70 tahun. Beliau adalah salah

5
Farhan Firdian, Skripsi : “Pemikiran Politik Islam H.O.S Tjokroaminoto dan relevansinya Pada Politik Islam
Indonesia Dewasa Ini” (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga) hal. 118.
satu sosok pejuang kemeredekaan indonesia. Haji Agus Salim juga ditetapkan
sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961
melalui Keppres nomor 657 tahun 1961. Setelah indoneia merdeka, ia menjadi
wakil perdana mentri indonesia yang ke-3 dari 3 juli 1947 hingga 20 desember
1949. Haji Agus Salim mengenyam pendidikan dasar di Eurpeesche Lagere
School (ELS) yang merupakan sekolah khusus anak-anak eropa, kemudian
dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia, dan ia berhasil menjadi
lulusan terbaik di HBS se-Hindia belanda. Haji Agus Salim pernah bekerja
sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan ddi
Indragiri. Agus Salim terjun kedunia jurnalistik pada tahun 1915 di harian neratja
sebagai redaktur II. Setelah aktif dalam bidang jurnalistik ia akhirnya menjadi
pemimpin harian hindia baroe dan ia pun mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan
setelah itu ia menjabat sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan
membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO).
Bersamaan dengan itu beliau pun mulai terjun dalam dunia politik sebagai
pemimpin Sarekat Islam.

Haji Agus Salim meupakan pemikir dan intelektual Islam yang reflektif
dan progresif. Dia dihadapkan pada suatu pilihan yang relatif dilematis untuk
menampilkan Islam di jamannya. Kolonialisasi di Indonesia yang berpenduduk
mayoritas beragama Islam, telah secara politis menciptakan jurang pemisah nilai-
nilai universal Islam dengan nilai-nilai modernitas yang berkembang di Barat.
Haji Agus Salim secara strategis dapat menyinergikan Islam dengan nilai-nilai
modern substantif dengan mengatakan bahwa rasionalisasi adalah Hal yang harus
dilakukan, yang harus dibimbing dengan naql.

Haji Agus Salim mengunakan gaya pembahasan menggunakan analisis-


dialektis ke-Islaman dan penyatuan antara akal dengan ajaran agama Islam serta
diperkaya dengan wacana aktual dan dimensi historis. Haji Agus Salim
merupakan tokoh intelektual Islam, dapat dikatakan telah mentranformasikan
kecendikiaan ke wilayah sosial yang semakin luas, yakni kepada kaum terpelajar
Islam didikan Barat yang sekuler tetapi tetap beriman.

Haji Agus Salim sangat berpengaruh besar bagi bangsa Indonesia, terutama
untuk kebangkitan umat Islam di Indonesia, beliau juga ikut terlibat dalam
penyusunan dasar negara Indonesia yaitu pancasila tepatnya sila ke 3 yaitu ke
Tuhanan yang maha esa yang menggambarkan ajaran agama islam dinegara
Indonesia, terlihat dalam perjuangan beliau diatas dapat disimpulkan bahwa
pemikiran politik Haji Agus Salim berada pada nasionalisme Islam dan apapun
ajaran atau paham yang timbul dalam benak kepala manusia, hendaklah
diletakkan di bawah niat pengabdian kepada Allah SWT atau Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam pemikiran ideologi haji agus salim, beliau sangat menentang konsep-
konsep kapitalisme komunisme dan nasionalisme sekuler, karna menurut beliau
semua itu dasarnya bersumber dari paham materialisme yang dikembangkan oleh
dunia Barat demi mengelabuhi pandangan manusia. Beliau mencari cara
alternatif dengan cara memahamkan sosialisme islam kepada mereka. Beliau juga
mengatakan tujuan Islam yaitu persamaan manusia, keadilan, yang sempurna dan
ikhtiar serta usaha bersama, kebajikan orang bersama.

III. Biografi dan Pemikiran Politik Ir.Soekarno.

Soekarno dilahirkan di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Ayahnya bernama


Raden Soekami Sasrodiharjo. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Ray yang
berasal dari Bali, beragama Hindu. Ayahnya asli orang orang Jawa dan termasuk
keturunan asli orang Jawa dan termasuk Sultan Kediri. Soekarno mempunyai
kakak perempuan bernama Soekarmini. Ketika berumur 12 tahun, ia pindah ke
Sekolah Angka Satu di Mojokerto dan duduk di kelas 6. Dan Soekarno menjadi
murid yang terpandai. Karena kecerdasannya, Soekarno dipindahkan ayahnya ke
Eurpeese Lagere School (ELS) Mojokerto6.

Tamat ELS Mojokerto, Soekarno melanjutkan studinya ke Hogere Burger


School (HBS) Surabaya. HBS merupakan sekolah yang sukar dimasuki oleh bumi
putera karena mahal pendidikannya. Tapi justru di HBS inilah pertama kalinya
Soekarno mengenal teori Marxisme dari seorang gurunya, C. Hartogh, penganut
paham sosial demokrat. Intelektualnya yang sangat pesat namun didorong dengan
kemiskinannya, membuat Soekarno tidak dapat mencari hiburan, dan sebagai
gantinya, ia mencari hiburan dengan membaca. Dorongan membaca didukung
dari lingkungannya, sebab selama belajar di Surabaya, ia tinggal di rumah H.O.S
Tjokroaminato, sekaligus belajar politik kepadanya.

Tjokroaminoto merupakan pemimpin Sarekat Islam (SI), partai terbesar


pada saat itu. Tjokroaminoto banyak dikunjungi tokoh-tokoh pergerakan nasional
lainnya untuk berdiskusi mengenai banyak hal terkait dengan politik. Hal tersebut
merupakan kesempatan bagi Soekarno karena ia banyak mengetahui politik
dengan sebab tersebut. Soekarno juga seringkali menemani Tjokroaminoto ketika
ia diundang di berbagai kesempatan untuk menyampaikan pidatonya. Karena itu
Soekarno mengatakan bahwa Tjokroaminoto sangat berpengaruh dalam
hidupnya. 7

Konsep pemikiran Soekarno tentang Nasionalis, Agama, dan Komunis


(Nasakom) pada masa demokrasi terpimpin (1959-1965) bukan pemikiran politik
yang muncul secara tiba-tiba, tapi merupakan sebuah konsep pemikiran yang
telah ia rumuskan sejak tahun 1920-an. Pada masa mudanya Soekarno telah
memiliki cita-cita besar menggabungkan 3 ideologi yang sangat itu sangat
berpengaruh dan memiliki akar yang kuat di kalangan kaum pergerakan. Konsep

6
Ali Fahrudin, Nasionalisme Soekarno Dan Konsep Kebangsaan Mufassir Jawa, Jakarta : LITBANGDIKLAT
PRESS, 2020, hal.49
7
ibid
NASAKOM menurut Soekarno merupakan sebuah faktor-faktor objektif dari
masyarakat Indonesia dan jika ingin mengadakan perubahan-perubahan di dalam
masyarakat harus mempersatukan pemikiran mereka. Sebagai tokoh yang
mempunyai obsesi persatuan, cita-cita persatuannya selain berhubungan dengan
persatuan-persatuan ideologi yang berkembang. Soekarno menggagaskan
pemikirannya ke dalam sebuah buku yang berjudul Islam, Nasionalisme, dan
Marxisme pada tahun 1962. Dalam tulisannya, Soekarno memandang perlunya
menggabungkan 3 ideologi tersebut untuk melawan imperialisme Belanda.
Karena untuk melawan penjajah diperlukan suatu kekuatan efektif yang
menghimpun semua unsur politik yang ada dalam masyarakat.8

Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem demokrasi.


Kehadiran Partai politik di negara demokrasi menjadi salah satu syarat mutlak
suatu negara yang dapat digolongkan sebagai negara modern. Pada masa
mudanya, Soekarno merupakan salah satu tokoh pergerakan yang menganjurkan
partai politik sebagai alat mobilisasi rakyat untuk melawan kolonialisme dan
imperialisme Belanda. Keyakinan politiknya ia wujudkan dengan mendirikan
Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927 di Bandung. Pemikiran
Soekarno tentang partai politik membuktikan bahwa dirinya memiliki pandangan
modern, bahwa sistem kepartaian menjadi sutau keniscayaan dalam sistem
demokrasi modern masa yang akan datang. Sistem kepartaian yang sesuai dengan
pemikiran Soekarno yaitu sistem kepartaian tunggal. Menurut Soekarno, PNI
harus menjadi partai yang menjadi kesadaran untuk melakukan aksi massa
revolusioner menggulingkan pemerintah Belanda di Indonesia.9

IV. Biografi dan pemikiran politik Mohammad Hatta.

8
Gili Argenti dan Dini Sri Istiningdias, Pemikiran Politik Soekarno Tentang Demokrasi Terpimpin, Jurnal
Politikum Indonesiana, Vol 2, No.2, November 2017, hal. 23
9
ibid
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi,
Sumatera Barat. Ayah Mohammad Hatta bernama Haji Mohammad Jamil dan
ibunya bernama Siti Saleha. Ibu Muhammad Hatta merupakan orang Bukittinggi
asli. Sedangkan Ayah Mohammad Hatta adalah anak dari guru agama yang
terkenal di Batuhampar yaitu Syekh Arsyad. Anak pertama mereka bernama
Rafi’ah. Pada usia 7 bulan Hatta telah menjadi anak yatim, kemudian ibunya
menikah lagi dengan Mas Agus Haji Ning, yaitu seorang pedagang dari
Palembang. Dari pernikahan tersebut pasangan Mas Agus Haji Ning dan Siti
Saleha dikaruniai 4 anak. Pada awalnya, Hatta mengira Haji Ning adalah ayah
kandungnya.10

Hatta memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga dapat membaca dan
menulis sebelum masuk ke Sekolah Rakyat. Di sekolah rakyat, Hatta hanya
bersekolah sampai tahun ketiga. Pada pertengahan tahun ajaran, Hatta pindah ke
sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Murid daripada ELS
pada umumnya adalah anak-anak Belanda, dan hanya sedikit anak-anak
Indonesia yang diterima di sekolah tersebut. Pada tahun 1916, Hatta menamatkan
pendidikannya di ELS dan ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Hoogere
Burger School (HBS). Pada saat itu HBS tidak ada di Sumatra Barat sehinggat
Hatta harus pergi ke Jakarta. Namun ibunya tidak mengizinkan, lalu ibunya
menyuruh melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) di Padang. Setelah 3 tahun tamat dari MULO, Hatta melanjutkan
penididikannya ke Prins Hendrik School (PHS) di Jakarta. Namun ibunya sudah
tidak melarangnya.

Di Jakarta, Hatta tinggal di rumah Ayub Rais, pamannnya dari keluarga


jauh. Setelah lulus dari PHS selama 3 tahun, Hatta bersiap-siap untuk ke Belanda.
Hatta lalu meminta beasiswa ke Pemerintah. Kemudian Yayasan Van Deventer
memberi beasiswa ke Mohammad Hatta untuk pergi ke Belanda, namun biaya

10
Rohmat, Biografi Singkat Mohammad Hatta, Jakarta : Penerbit Duta, 2019, hal. 2
perjalanan, tetap menggunakan uang pribadi karena beasiswa diberikan saat ia
tiba di Belanda.11

Pemikiran politik daripada Mohammad Hatta atau yng sering disebut


“Bung Hatta” ini adalah demokrasi untuk Indonesia. Pemikiran politik
Mohammad Hatta yaitu demokrasi menekankan arti penting pemerintahan rakyat
atau demokrasi. Tetapi demokrasi Hatta berbeda dengan demokrasi Barat.
Demokrasi barat lebih ke paham individualisme yang akan menimbulkan
kepincangan dalam masyarakat, yang selanjutnya penindasan terhadap golongan
rakyat tidak berpunya. Dan hal tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia yang
notabanenya adalah negara yang mempunyai tradisi gotong royong12. Selanjutnya
pemikiran politik Hatta adalah pemikiran politik kebangsaan yang menjelaskan
pandangannya bahwa kemakmuran dan demokrasi merupakan aspek yang mutlak
harus dicapai oleh bangsa Indonesia. Kedepannya bangsa Indonesia harus
menjadi bangsa yang bersatu dan tidak terpisah-pisah, bebas dari penjajahan
asing dalam bentuk apapun baik itu politik dan ideologi. Hatta lebih menekankan
pentingnya suatu integritas bangsa yang bebas dari segala bentuk penjajahan
untuk menciptakan suatu kemakmuran dan demokrasi yang menjadi dasar suatu
negara13. Hatta juga mengemukakan pemikiran politik tentang pemahaman
sosialisme kebersamaan. Dalam bidang politik dan ekonomi suatu negara maka
rakyatlah yang berdaulat. Artinya bahwa kebersamaan perlu dibangun untuk
kemajuan suatu negara.

Mengenai sumber-sumber pemikirannya, Hatta mengungkapkan, ada tiga


sumber gagasannya mengenai demokrasi, yaitu 14:

11
ibid
12
Zulfikri Suleman, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, 2020, hal. 15
13
H. Agus Dedi, Pemikiran Politik Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka Dalam Kehidupan Politik Di
Indonesia, Buku Kompas, Jakarta. ISBN 978-979-709-484-3, hal. 529
14
Zulfikri Suleman, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, 2020, hal. 18
1. Ajaran Islam mengenai kebenaran dan keadilan yang dikaitkan dengan
tugas manusia sebagai khalifah Allah (penyebar kebaiikan) di muka bumi
2. Demokrasi asli Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan/kebersamaan
3. Paham sosialisme barat tentang perikemanusiaan.

V. Biografi dan Pemikiran Politik K.H Wahid Hasyim.

K.H Wahid Hasyim lahir pada tanggal 1Juni 1914 di Jombang Jawa Timur.
Beliau adalah putra K.H Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. K.H Wahid
adalah anak kelima dari K.H Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqah, dan merupakan
anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara. Nama aslinya adalah Abdul Wahid,
namun ketika menginjak dewasa beliau lebih suka menulis namanya dengan
A.Wahid dan ditambahkan nama ayahnya dibelakangnya, sehingga menjadi
A.Wahid Hasyim, dan kemudian dikenal dengan Wahid Hasyim.K.H Wahid
Hasyim merupakan keturunan keluarga masyhur, yakni perintis Nahdlatul Ulama
dan pendiri Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.15

K.H Wahid meniti karir dari bawah di Organisasi Islam yang memiliki
anggota terbanyak di negeri ini. Pada usia 25 tahun, ia terpilih menjadi ketua
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), sebuah wadah perkumpulan berbagai
organisasi Islam di Indonesia. Di bawah K.H Wahid, selain menuntut pemerintah
Belanda mencabut status Guru Ordonantie 1925 yang membatasi aktivitas guru-
guru agama, MIAI membentuk kongres Rakyat Indonesia, komite nasional yang
menuntut Indonesia berparlemen. Kepiwaiannya dalam berorganisasi dan
berpolitik serta komitmennya untuk memajukan negeri itulah yang membuat K.H
Wahid dipercaya Nahdlatul Ulama sebagai wakil di BPUPKI dan PPKI, juga

15
Aliza Aulia, Skripsi : “Relasi Agama dan Pancasila Menurut Pemikiran K.H Wahid Hasyim dan
Relevansinya Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini” (Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah, 2019), hal 15
majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) organisasi yang bersama
Mohammad Natsir yang didirikannya tahun 194516.

Saat menjadi anggota panitia sembilan di BPUPKI, K.H Wahid memegang


peranan penting yaitu menjembatani pertentangan antara kelompok Islam dan
nasionalis. Saat itu, wakil-wakil non muslim keberatan dengan pencamtuman 7
kata dalam Piagam Jakarta, yaitu “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Akhirnya Soekarno dan Hatta berhasil
melobi K.H Wahid untuk menghapus 7 kata tersebut. Karena Hatta yakin K.H
Wahid akan mengutamakan kepentingan bangsa dan tanah airnya. Dan pada
akhirnya 7 kata tersebut berhasil dihapus dan jalan mulus persatuan menuju
Indonesia merdeka makin terbentang. Dengan peranan dan pengaruh K.H Wahid
tersebut, beliau akhirnya dipercaya menjadi menteri tiga kabinet17.

K.H Wahid Hasyim bisa dikategorikan seorang subtansialis yang


berpandangan relasi agama dan negara sebagai hubungan yang simbiosis
mutualistik. Relevansi pemikiran K.H Wahid Hasyim tentang relasi agama dan
negara terletak pada upayanya membuat peranan agama dan negara secara
seimbang, saling memberi dan melengkapi. Islam tetap membutuhkan negara
untuk melindungi kebebasan warganya menjalankan agamanya, sedangkan
negara butuh legitimasi agama untuk membuat seperangkat peraturan demi
mencapai kemaslahatan. Pada dimensi yang sama, relevansinya terletak pada
gagasannya untuk tetap mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.18

16
Untuk Republik dari Tebuireng, Seri Tempo : Wahid Hasyim
17
ibid
18
Aliza Aulia, Skripsi : “Relasi Agama dan Pancasila Menurut Pemikiran K.H Wahid Hasyim dan
Relevansinya Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini” (Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah, 2019), hal 94
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelahiran HOS tjokroaminoto pada tanggal 16 Agustus 1882
diBakur,sawahan,Madiun,Jawa Timur. Yang saat itu berbarengan dengan
gunung krakatau meletus. H.O.S.Tjokroaminoto memiliki nama lengkap
Raden Mas Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Nama Raden Mas
didapatkan lantaran beliau berasal dari keluarga Bangsawan. Konsep
pemikiran politik islam H.O.S Tjokroaminoto adalah sebuah landasan
filosofis untuk memahami islam secara universal, berisi tentang relasi
harmonis antara nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Konsep pemikiran
politik islam beliau mengajarkan untuk selalu berlandaskan pada
ketakwaan dan kebaikan ke sesama umat. Konsep pemikrian beliau
menawarkan dan menyeruakkan kepada umat islam untuk memegang
teguh nilai tauhid,ilmu, dan siasat (politik) sebagai jalan islam yang lebih
baik. Konsep pemikiran politik islam beliau sangat mendalam dan
menjawab berbagai masalah keislaman pada masanya.

Haji Agus salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra


Barat, Hindia Belanda, pada tanggal 8 Oktober 1884 dan meninggal pada
tangal 4 november 1954 di Jakarta, Indonesia, pada saat umur beliau 70
tahun. Haji Agus Salim meupakan pemikir dan intelektual Islam yang
reflektif dan progresif. Dia dihadapkan pada suatu pilihan yang relatif
dilematis untuk menampilkan Islam di jamannya. Kolonialisasi di
Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, telah secara
politis menciptakan jurang pemisah nilai-nilai universal Islam dengan
nilai-nilai modernitas yang berkembang di Barat. Haji Agus Salim secara
strategis dapat menyinergikan Islam dengan nilai-nilai modern substantif
dengan mengatakan bahwa rasionalisasi adalah Hal yang harus dilakukan,
yang harus dibimbing dengan naql.

Soekarno dilahirkan di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Ayahnya


bernama Raden Soekami Sasrodiharjo. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman
Ray yang berasal dari Bali, beragama Hindu. Ayahnya asli orang orang
Jawa dan termasuk keturunan asli orang Jawa dan termasuk Sultan
Kediri. Konsep pemikiran Soekarno tentang Nasionalis, Agama, dan
Komunis (Nasakom) pada masa demokrasi terpimpin (1959-1965) bukan
pemikiran politik yang muncul secara tiba-tiba, tapi merupakan sebuah
konsep pemikiran yang telah ia rumuskan sejak tahun 1920-an. Pada
masa mudanya Soekarno telah memiliki cita-cita besar menggabungkan 3
ideologi yang sangat itu sangat berpengaruh dan memiliki akar yang kuat
di kalangan kaum pergerakan.

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di


Bukittinggi, Sumatera Barat. Ayah Mohammad Hatta bernama Haji
Mohammad Jamil dan ibunya bernama Siti Saleha. Ibu Muhammad Hatta
merupakan orang Bukittinggi asli. Sedangkan Ayah Mohammad Hatta
adalah anak dari guru agama yang terkenal di Batuhampar yaitu Syekh
Arsyad. Pemikiran politik daripada Mohammad Hatta atau yng sering
disebut “Bung Hatta” ini adalah demokrasi untuk Indonesia. Pemikiran
politik Mohammad Hatta yaitu demokrasi menekankan arti penting
pemerintahan rakyat atau demokrasi. Tetapi demokrasi Hatta berbeda
dengan demokrasi Barat. Demokrasi barat lebih ke paham individualisme
yang akan menimbulkan kepincangan dalam masyarakat, yang
selanjutnya penindasan terhadap golongan rakyat tidak berpunya. Dan hal
tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia yang notabanenya adalah
negara yang mempunyai tradisi gotong royong. Selanjutnya pemikiran
politik Hatta adalah pemikiran politik kebangsaan yang menjelaskan
pandangannya bahwa kemakmuran dan demokrasi merupakan aspek yang
mutlak harus dicapai oleh bangsa Indonesia.

K.H Wahid Hasyim lahir pada tanggal 1Juni 1914 di Jombang


Jawa Timur. Beliau adalah putra K.H Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul
Ulama. K.H Wahid adalah anak kelima dari K.H Hasyim Asy’ari dan
Nyai Nafiqah, dan merupakan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara.
Nama aslinya adalah Abdul Wahid. Saat menjadi anggota panitia
sembilan di BPUPKI, K.H Wahid memegang peranan penting yaitu
menjembatani pertentangan antara kelompok Islam dan nasionalis. Saat
itu, wakil-wakil non muslim keberatan dengan pencamtuman 7 kata
dalam Piagam Jakarta, yaitu “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

B. Saran
Banyaknya kekurangan didalam makalah ini, penulis meminta agar bapak
dosen bisa memberi saran dan kritik atas makalah ini, begitupun dengan
teman-teman agar lebih banyak lagi mencari dari sumber lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta,Mohammad. Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press. 1986.

Dzulkarnain J, “Pemikiran Politik H.O.S Tjokroaminoto” Skripsi, Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021.

Fahrudin, Ali. Nasionalisme Soekarno dan Konsep Kebangsaan Mufassir Jawa,


Jakarta: Litbang Diklat Press, 2020.

Argenti, G dan Istiningdias, D.S. “Pemikiran Politik Soekarno Tentang


Demokrasi Terpimpin” Jurnal Politik Hukum di Indonesia, Vol.2 No. 2, (2017).

Rohmat. Biografi Singkat Mohammad Hatta, Jakarta: Penerbit Duta, 2019.

Sulaeman, Zulfikri. “Demokrasi untuk Indonesia” Jakarta: PT. Kompas Media


Nusantara, 2020.

Dedi, Agus. “Pemikiran Politik Soekarno, Bung Hatta, dan Tan Malaka dalam
Kehidupan Politik di Indonesia, Jakarta: Buku Kompas.

Aulia, A. “Relasi Agama dan Pancasila Menurut Pemikiran K.H.Wahid Hasyim


dan Relevansinya dengan Kondisi Indonesia Saat Ini” Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.

Anda mungkin juga menyukai