Oleh :
Bima Kurnia
NPM 2221186918050
Universitas Nasional
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Gambaran Umum
Sutan Syahrir merupakan salah satu tokoh besar pendiri bangsa Indonesia. Syahrir memiliki
peran yang sangat besar dalam merintis berdirinya negeri ini. Namun saat ini banyak yang telah
melupakan kiprahnya sebagai salah satu pendiri bangsa. Bahkan banyak generasi muda saat ini
yang tidak lagi mengenal sosoknya. Sutan Syahrir sebagai tokoh yang paling kontroversial
pada masa itu, mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikiran Syahrir sangat berbeda dengan
tokoh-tokoh perjuangan yang lainnya pada saat itu, Sutan Syahrir dalam pemikirannya lebih
menekankan kepada faktor masyarakat dan kesejahteraan sosial,yang lebih akrab di bilang
sebagai Sosialisme Kerakyatan. Pemikiran Syahrir ini sangat bertolak belakang dengan para
tokoh-tokoh yang ada pada saat zaman kemerdekaan saat itu seperti Soekarno, Tan Malaka dan
Moh. Hatta
Peran Syahrir dalam proses berdirinya bangsa ini tidak dapat diabaikan begitu saja.Syahrir
memegang peranan penting dalam proses tersebut. Sebagai Perdana Menteri pertama RI,
Syahrir lah yang pertama kali menegakkan politik Luar Negeri Bebas Aktif yang dianutoleh
Indonesia. Selama Sutan Syahrir menjabat sebagai Perdana Menteri, Syahrir pernah melakukan
suatu perjanjian dengan Belanda yang dikenal sampai sekarang sebagai Perjanjian Linggarjati,
dalam perjanian ini Sutan Sjahrir mempunyai misi yaitu untuk membuat pengakuan dari
Belanda bahwa Indonesia sudah meraih kemerdekan 100% dari Belanda,tetapi Belanda yang
sudah banyak kalah di Perang Dunia ke-3 tidak ingin melepaskan negara jajahannya begitu saja
dan berusaha untuk menjatuhkan Pemerintahan Indonesia. Makadengan ini Belanda dan
Indonesia melakukan perundingan untuk menetukan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Dan
banyak tokoh-tokoh revolusioner yang memandang Perjanjian Linggarjati adalah sebuah
kegagalan pemerintah Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaanya
Suatu negara dapat membangkitkan pergerakan bangsanya dengan beberapa syarat, yakni
kesatuan ekonomi, politik, dan budaya. Terpenuhinya ketiga syarat itu lebih merupakan karena
proses sosial yang mandiri daripada hasil cita-cita, rencana, atau pun rekayasa pemerintah
jajahan. Demikian pula halnya di Indonesia pada awal tahun 1900-an. Walaupun ketiga syarat
tersebut sudah terpenuhi, kebangsaan tidaklah bangkit dengan sendirinya. Sebagai syarat, maka
yang terkandung di dalamnya hanyalah peluang bagi terbentuknya kebangsaan. Karena tak ada
peluang yang tanpa masalah, maka berhasil-tidaknya pelembagaan itu tergantung pada
kemampuan masyarakat dan kekuasaan negara mengatasi rangkaian masalah yang timbul
dalam peluang tersebut.
Sultan syahrir sebagai seorang pemikir dari revolusi nasional bertujuan mencapai
kemerdekaan, dan kemerdekaan adalah jembatan untuk mencapai tujuan, yaitu kerakyatan,
kemanusiaan, kebebasan dari kemelaratan, tekanan dan penghisapan, keadilan, pembebasan
bangsa dari ancaman sisa-sisa feodalisme dan pendewasaan bangsa. Tujuan tersebut dapat ia
wujudkan sewaktu menjadi Perdana Menteri yaitu satu negara Indonesia yang merdeka,
demokratis, berkerakyatan, memberi pendidikan politik pada rakyat tentang hak dan tanggung
jawab membela kemerdekaan dan menegakkan demokrasi. Syahrir sangat konsisten dengan
ideologinya yang anti fasisme dan anti militer. Pandangannya yang antifasisme itu sangat jelas
terwujud secara konsisten dalam pemikiran- pemikirannya dan tindakan-tindakannya
menjelang dan selama pengisian kemerdekaan Indonesia. Pada saat pergerakan kebangsaan
Sutan Syahrir sama sekali tidak bersedia untuk bekerja sama dengan Jepang dan menentang
orang-orang pergerakan kemerdekaan Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang. Kerja sama
dengan Jepang berarti menurunkan derajat bangsa Indonesia menurutnya. Maka dari itu
peneliti tertarik mengakaji pemikiran-pemikiran politik dari Sultan Sjahrir tersebut.
Sutan Syahrir juga sebagai salah satu tokoh utama dalam Partai Sosilais Indonesia (PSI)
yang memberikan banyak sumbangan dalam berbagai bentuk pemikiran politik berkaitan
dengan perumusan dan pencapaian tujuan bangsa Indonesia pada tahun 1945-1965.
Pemikirannya dianggap memberikan banyak menentukan arah dan situasi pada masa-masa di
era awal Revolusi Kemerdekaan Indonesia, seorang perdana mentri pertama, dan juga seorang
diplomat yang ulung dan seorang yang menganut aliran pemikiran Sosialisme Demokrasi
sebagai landasan pemikirannya. Maka dari itu peneliti mau melihat bagaimana pemikiran dari
Sultan Sjahrir terhadap Indonesia.
1.4. Pokok Masalah
Namun saat ini banyak yang telah melupakan kiprahnya Sultan Sjahrir sebagai salah satu
pendiri bangsa. Bahkan banyak generasi muda saat ini yang tidak lagi mengenal sosoknya.
Peran Sjahrir dalam proses berdirinya bangsa ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Sjahrir
memegang peranan penting dalam proses tersebut. Sebagai Perdana Menteri pertama RI,
Sjahrir lah yang pertama kali menegakkan politik luar negeri bebas Aktif yang dianut oleh
Indonesia. Tidak hanya perannya yang besar dalam proses berdirinya bangsa ini yang
membuat Sjahrir layak untuk dikenang. Sjahrir juga mempunyai pemikiran cemerlang yang
menarik untuk digali. Sebuah pemikiran yang dulu tidak dimengerti oleh bangsanya karena
jauh melampaui jamannya. Maka dari itu peneliti mau mengkaji tentang pemikiran – pemikiran
politik dari Sultan Sjahrir
KERANGKA TEORI
2.1. Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx.
Awalnya Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi,
sistemsosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai marxis. marxisme mencakup
materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku manifesto
komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes
Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya kepemilikan pribadi dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya.Untuk menyejahterakan kaum
proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme perludiganti dengan paham komunisme.
Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut
keadilan. Inilah dasar dari marxisme.
2.2. Sosialisme
Sosialisme adalah salah satu ideologi yang berpengaruh besar dalam dunia politik
internasional di sekitar abad ke-19. Secara etimologi, istilah sosialisme atau dalam
bahasaInggris disebut dengan istilah socialism berasal dari bahasa Perancis, yaitu “sosial” yang
berarti “kemasyarakatan”. Secara historis, istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis
sekitar tahun 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran atau pandangan yang masing-
masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan pada hak milik bersama terhadap
alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan olehorang-orang
atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba, semata-mata untuk
melayani kebutuhan masyarakat.
Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang
sosial,ekonomi dan politik akibat revousi industry. Adanya kemiskinan, kemelaratan
,kebodohankaum buruh, maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara
merata.Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti
sosialismeutopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran sesuai
dengannama pendirinya atau kelompok masyarakat pengikutnya seperti Marxisme-
Leninisme,Febianisme, dan Sosial Demokratis
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah Sultan Sjahrir . Nama Sutan Sjahrir
tidak terlalu banyak dibicarakan dibuku sejarah Indonesia. Padahal Sjahrir memiliki peran yang
luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di bidang diplomasi dan
politik. Pada usia yang ke-25, dia sudah berhasil memberi warna dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Di usia 36 tahun, dia telah menjadi Perdana Menteri. Pemikiran dan
pengaruhnya sangat besar, khususnya dalam merekrut dan menempatkan kaderkader muda
Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada berbagai posisi penting dan strategis. Sebelum Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sjahrir sudah menjadi salah satu intelektual muda di masa itu
karena latar belakang pendidikannya yang cukup baik (sekolah-sekolah Belanda). Di samping
itu dia adalah seorang murid yang sangat cerdas. Pada usia 19 tahun, dia ikut ambil bagian
dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Seperti banyak pemimpin
pergerakan lainnya, Sjahrir merupakan didikan dari Politik Etis yang dipromosikan oleh Van
Deventer pendidikan yang lebih luas bagi bumi putera.
Lahir di Padang panjang, Sumatera Barat, pada tanggal 5 Maret 1909, Sjahrir
dibesarkan di Medan, kota yang memperkenalkannya pada kemelaratan kaum koeli, sebuah
bukti eksploitasi kolonialisme. Sjahrir mengenyam pendidikan sekolah dasar (ELS) dan
sekolah menengah (MULO) terbaik di Medan, tempat dimana dia pertama kali mulai membaca
buku-buku Karl May, Don Quixote dan Baron von Munchhausen. Ratusan buku dan novel
kanak-kanak Belanda telah dibacanya ketika ia masih remaja. Dan pada malam hari, dia
bermain biola di Hotel de Boer, hotel khusus untuk orang-orang kulit putih.
4.1. Pemikiran Politik Serta Peran Sultan Syahrir Pada Politik Indonesia
Sjahrir adalah seorang yang sangat humanis dan menjunjung tinggi keadilan
sosial.Sebagai seorang yang menjunjung tinggi kebebasan individu dalam kegiatan
bermasyarakat dan bernegara dari segala bentuk pengekangan tentu sultan sjahrir menjadi
orang yangmenolak bentuk pemerintahan fasisme maupun komunisme. Dalam pandangannya
baik fasisme maupun komunisme memiliki aspek – aspek seperti, melakukan penindasan
terhadapnilai – nilai kemanusiaan dan aspek – aspek tersebut sangat – sangat ditentang oleh
SultanSjahrir. Maka dari itu bagi Sjahrir sosialisme kerakyatan dibutuhkan untuk
mengakhirifeodalisme dan benih – benih fasisme. Maka sosial – demokrasi bagi sjahrir yang
pertama berarti sosialisme kerakyatan yang tujuannya adalah “membebaskan dan
memperjuangkankebebasan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan serta
penghinaan olehmanusia terhadap manusia.”
Maka dari itu konsep Sosialisme Kerakyatan yang dianut oleh Sultan Sjahrir ini untuk
mengangkat kaum – kaum yang tertindas kedalam posisi yang sederajat yaitu sebagai
bangsayang berdaulat atas kehidupan sendiri dan layak. Maka dari itu Sultan Sjahrir
menekankan konsep kerakyatan dengan melihat latar belakang bangsa Indonesia. Sutan Sjahrir
mengemukakan pandangan dalam pemikiran Sosialisme Kerakyatan di Asia lebih cenderung
ingin secepatnya dapat megatasi kemiskinan dan keterbelakangan rakyat. Namun dalam
mengatasi masalah kemiskinan dan keterbelakangan rakyat kaum sosialisme keraykatan
berbeda caranya dengan komunisme yang berusaha membangun kemakmuran dan kemajuan
dengan jalan kekerasaan dengan disertai cara kekerasaan, dengan membentuk pemerintahan
yang bersifat otoriter. Sedangkan cara Sosialisme Kerakyatan dalam mengatasi masalah
kemiskinan dan keterbelakangan rakyat, sangat bertolak belakang dengan cara yangditerapkan
oleh kaum komunisme. Sosialisme kerakyatan sanggat menghargai martabat kemanusiaan dan
sangat menolak dengan adanya penindasaan dan bentuk pemerintahan yang secara
totaliterisme.
Oleh sebab itu Sosialisme kerakyatan menolak pikiran-pikiran yang menghalal kan
segala cara untuk mencapai tujuannya itu, karena bertentangan dengan hak-hak azasi manusia.
Sosialisme yang ideal menurut Sutan Sjahrir adalah dimana terciptanya suatu keadaaan yang
dimana masyarakat berada dalam tingkatan yang sama dan terciptanya keadalilan sosial bagi
seluruh masyarakat, tidak ada lagi penindasan dan ke latar belakang di dalam masyarakat dalam
artian masyarakat sudah dapat jaminan keamanan dari negara dan juga kesempatan untuk
mengakses segala sumber-sumber kesejahteraan. Menurut jalan pikiran ini sosialisme
khendaknya, sebagaimana yang dicita-citakan, merupakan suatu tingkatan dalam
perkembangan masyarakat di mana telah diwujudkan kemamanan pribadi yang besar- besaran,
keadlian sosial dan kesempatan yang sama buat setiap orang untuk hidup dan untuk
berkembang.
Partai Sosialis Indonesia yang di ketuai oleh Sutan Sjahrir dan anggotanya selain
memperjuangkan rakyat Indonesia dari segala hal bentuk perbudakan dan dan penindasan yang
terjadi di kalangan masyarakat, Sutan Sjahrir juga menanamkan rasa nasionalisme kepada
rakyat Indonesia agar dapat mencapai sebuah tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Bagi Sutan
Sjahrir yang terpenting dalam pembagunan bangsa Indonesia adalah pembagunan ersebut
didasarkan kepada kehendak rakyat. Selain itu tujuan pembagunan tersebut untuk kepentingan
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan Sjahrir untuk menghapuskan rasa feodalistis dari
masyarakat Indonesia terutama dari golongan bagsawan lama di Indonesia, karena para
bangsawan sangat berkuasa di setiap daerah di Indonesia. Dan Sjahrir percaya bahwa jika
Sosialisme yang akan dicanangkan itusedapat mungkin didesentralisasi dan diatur secara
setempat, akan lebih jauh lebih baik bagi Indonesia. karena hal yang paling ditakuti oleh Sutan
Sjahrir adalah totaliterisme danotoriterisme yang akan menguasai Indonesia jika hal ini tidak
di hapuskan dari masyarakat,karena dengan adanya warisan dari masa kolonialisme yaitu
mentalitas otoriter yang feodalistis di kalangan banyak orang Indonesia.
Menurut Sjahrir dengan adanya rasafeodalistis yang di wariskan oleh colonial dapat
dengan mudah di manfaatkan oleh kaum komunis pada masa itu, karena sifat pemerintahan
yang otoriter sangat cocok dengan kaum komunis yang hanya memperbolehkan satu partai saja
yang boleh berkuasa di suatu negara.Maka dengan itu kaum komunis bisa membentuk sebuah
partai yang kuat yang sejalan dengan aliran-aliran otoriter dan sangat cocok dengan sifat
warisan yang sudah di turunkan dari masa kolonial, dan yang menjadi sasaran bagi kaum
komunis untuk mengembangkan partai ini dalah para bangsawan lama karena di dalam diri
mereka telah mendarah daging suatu otorieriesme. Hal-hal ini yang sangat ditakuti oleh Sutan
Sjahrir Indonesia terjerumus kedalam sistem pemerintahan yang
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sutan Sjahrir merupakan salah satu orang yang ikut turut berperan dalam kemerdekaan
bangsa Indonesia, selain Sutan Sjahrir yang berperan penting dalam pembangunan
Indonesiaada juga Soekarno, Hatta, dan Tan Malaka sehingga keempat tokoh ini bisa disebut
sebagai Founding Fathers atau juga bapak pendiri bangsa. Sutan Sjahrir adalah seorang pendiri
Partai Sosialis Indonesia sekaligus juga menjabat sebagai ketua umum partai. Sutan Sjahrir
jugamerupakan Perdana Meteri pertama Republik Indonesia, meskipun nama Sjahrir tidak
sangatsegemilang seperti Soekarno dan Hatta, tetapi peranan Sjahrir dalam kemerdekaan
Indonesiasangatlah penting. Sebagai seorang sosialis serta tokoh bangsa Sjahrir juga berjuang
untuk masalah kemanusiaan dan peduli terhadap rakyat Indonesia, maka Sjahrir mendirikan
Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948 yang merupakan kelanjutan pendidikan nasional
Indonesia yang didirikan oleh Sjahrir mulai tahun 1932.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M. Imam. "Pemikiran Dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik Indonesia.
Hidayat, Anton Fakhmi. "Pemikiran Politik Soetan Sjahrir Tentang Sosialisme Dalam Politik
Indonesia Tahun 1945–1950.
Syahra, Cut Junianty. "Pemikiran Politik Soetan Sjahrir." Dinamika Politik (2013).