Anda di halaman 1dari 9

5 TOKOH PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia . Ideologi yang membentuk indonesia
menjadi negara yang mempunyai konstitusi dan di akui banyak negara. Pada sejarahnya
pancasila di cetuskan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada
bulan April 1945 yang di ketuai oleh Dr. Radjiman wedyodiningrat.

Pada pidato pertamanya Dr.Radjiman menanyakan apa dasar negara indonesia yang akan kita
bentuk ini.Tidak lama dari pidato Dr.Radjiman berakhir beberapa tokoh indonesia membantu
menyumbang ide yang membuat lahirnya ideologi negara kita yaitu pancasila. pancasila
sendiri di rumuskan pada sidang BPUPKI yang berlangsung pada 28 Mei 1945 – 1 Juni 1945.
Siapa saja yang membantu ide pancasila ? berikut 5 tokoh perumusan pancasila

1. Ir Soekarno
Presiden pertama indonesia adalah salah satu tokoh perumusan pancasila dari 5 tokoh yang
berperan dalam perumusan pancasila. Bung Karno  lahir di Surabaya, Jawa Timur pada
tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman
Rai. Semasa kecil soekarno hanya sebentar hidup bersama orang tuanya di blitar , soekarno
lebih banyak menghabiskan masa kecilnya bersama kakeknya Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur. Beliau sekolah di beberapa tempat seperti:

 Tulung agung sampai tamat sekolah dan di tahun 1911,


 Europeesche Lagere School (ELS). Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School
(ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS) surabaya jawa
timur.
 Hoogere Burger School (HBS) Di jawa timur menjadi pendidikan yang ke 3 soekarno.

soekarno temasuk orang yang aktif di perkumpulan / organisasi yang bernama Tri Koro
Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut
kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.  Di tahun 1920
ketika lulus dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke Technische Hoge School (sekarang
Institut Teknologi Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil. Singkat cerita
setelah soekarno terpilih dan di angkat oleh PPKI menjadi presiden . Soekarno menjadi
penyumbang dari pancasila.pada sidang tanggal 1 Juni 1945, Soekarno berpidato dan
mengemukakan gagasannya mengenai rumusan 5 sila dasar negara Republik Indonesia, yang
dinamakan “Pancasila“, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Semasa beliau menjabat menjadi presiden  , soekarno kerap mengobarkan semangat semangat
lewat pidato pidato kenegaraanya, dan beberapa penyampaian beliau terhadap para pemuda
indonesia. akan tetapi pada hari minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di
RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan di makamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan
dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa
berkabung selama tujuh hari dengan tujuan mengenang kepergian sosok presiden yang
membawa indonesia merdeka. Selain membawa indonesia merdeka , banyak perubahan yang
di lakukan soekarno semasa hidupnya. mulai dari kebangkitan bagsa indonesia sampai
soekarno menjadi tokoh yang tidak di lihat sebelah mata oleh bangsa sekutu lainnya. Banyak
yang bilang bahwa sosok seperti soekarno yang bijaksana dan mempunyai sikap baik tidak
akan di temukan lagi dalam beberapa dekade kedepann

2. M.Hatta
Tokoh ke 2 yaitu M.Hatta atau kita sering sebut bung hatta. dari sekian juta rakyat indonesia
pasti mengenal siapa itu bung hatta , yaitu wakil presiden yang selalu menemani soekarno
dalam memimpin dan mengembangkan bangsa indonesia.Bung hatta lahir di Bukit Tinggi,
Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Bung hatta merupakan pribadi yang Sangat
bersahaja ,sederhana dan juga anti penjajahan. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal
ketika Hatta menginjak usia delapan bulan. Dari ibunya,  memiliki enam saudara perempuan.
Bung hatta adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Dalam sisi pendidikan M.hatta
lebih banyak menimba ilmu di belanda seperti :

 Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging


yang berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
 Bung Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923.
Sebetulnya Bung hatta lebih tertarik untuk menempuh ujian doctoral di bidang ilmu
ekonomi pada tahun 1925.
 Akan tetapi karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka
jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif.
 Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik
Singkat cerita pada bulan Juli 1932, Bung Hatta berhasil menyelesaikan studinya di
Negeri Belanda dan sebulan memilih untuk pulang ke Jakarta. Pada  tahun 1932 sampai
1933, kesibukan utama Bung Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi
untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-
kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. 

Bung hatta merupakah tokoh yang tidak kalah penting dengan soekarno , beliaulah yang
membawa nama indonesia keberbagai delegasi dunia demi mengenalkan kemerdekaan
indonesia kepada pihak luar. Beliau tutup usia pada tanggal 14 Maret 1980, dan dimakamkan
di Jakarta.

3. Soepomo
Tokoh selanjutnya yang merumuskan pancasila adalah tokoh perumusan pancasila yang
ketiga adalah Soepomo. soepomo lahir pada 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah,
Hindia Belanda. Ia adalah seorang ahli hukum pada generasi pertama yang sudah ada ketika
Indonesia merdeka. Banyak berita yang beredar bahawa soepomo terlahir dari kalangan
keluarga ningrat aristocrat jawa. Kakek dari pihak ibunya adalah Raden Tumenggung
Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen. Sedangkan Kakek dari pihak ayahnya adalah raden
Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo pada masa kejayaannya dulu.
Dari segi pendidikan , dikarenakan dari bangsa berada ,akhirnya soepomo bisa menjajaki
pendidikan beberapa sekolah yaitu :

 ELS, yaitu sekolah yang setingkat dengan sekolah dasar di daerah Boyolali Pada tahun
1917.
 MULO, di kota Solo. kemudian di tahun 1920 Soepomo melanjutkan pendidikannya di
MULO.
 Bataviasche Rechtsschool ,setelah itu meneruskan pendidikan hukumnya di Bataviasche
Rechtsschool di Batavia dan lulus pada tahun 1923.

Seberes Bataviasche Rechtsschool di Batavia kemudian dia ditunjuk oleh kolonial Belanda
sebagai pegawai negeri pemerintahannya yang di bantu oleh ketua dari pengadilan negeri
Sragen tahun 1977. Antara tahun 1924 hingga 1927, Soepomo mendapatkan kesempatan dari
belanda untuk melanjutkan studinya ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang dibimbing
oleh Cornelis van Vollenhoven. dalam studinya ia adalah seorang professor hukum arsitek
yang dikenal masyarakat banyak sebagai tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan seorang ahli
hukum di bidang hukum internasional, yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa Indonesia.
selain itu dalam dalam biografi Soepomo juga dijelaskan bahwa ia pernah menyandang gelar
sebagai doctor dengan judul disertasinya yaitu Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het
Gewest Soerakarta atau dalam bahasa indonesia mengandung arti Reorganisasi Sistem
Agraria di Wilayah Surakarta. Dalam gagasannya untuk membentuk pancasila pada sidang
tanggal 31 Mei 1945, Soepomo berpidato dan mengemukakan gagasannya mengenai
rumusan 5 prinsip dasar negara Republik Indonesia yang dinamakan “Dasar Negara
Indonesia Merdeka“, yaitu:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial

Dalam pendidikan yang cukup tinggi , sopomo pun menjadi pahlawan yang sangat dikenal
akan pendidikannya soal bidang internasional , akan tetapi Soepomo meninggal di usia muda
akibat sakit serangan jantung yang dideritanya. sopeomo meninggal dunia pada tanggal 12
September 1959 di Jakarta dan dimakamkan di daerah Solo.

4. Mohammad Yamin
Pahwalan yang kali ini merupakan pahlawan yang memperjuangakan persatuan dan kesatuan
pemuda melalui Sumpah Pemuda tahun 28 Oktober 1928. yaitu mohammad yamin yang lahir
di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903. Mohammad yamin lahir dari
2 orang tua Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib dan ibu Siti Saadah.

Dari sisi pendidikan Mohammad yamin mengenyam beberapa pendidikan seperti:

 Pendidikan dasar di Palembang,


 AMS, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta yaitu Sekolah AMS. beberapa
pelajaran dia pelajari dan juga  mempelajari sejarah purbakala dan beberapa bahasa di
dunia seperti latin, kael dan Yunani. Setelah lulus dengan hasil yang mengesankan.
 Batavia, kemudian mohammad yamin melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Ia
memperoleh gelar Messter in de Rechten atau lebih di kenal Sarjana Hukum dari
Rechtshoogeschool te Batavia.

Untuk ke organisasiannya mohammad yamin masuk di salah satu organisasi. organisasi


yang ia ikuti saat beliau masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama
organisasinya ini mohammad yamin terlibat dalam panitia Sumpah pemuda. Setelah
mendapatkan gelar sarjana S 1 nya ia juga bergabung menjadi anggota PARTINDO yang
tidak bertahan lama di karenakan beberapa hal. Mohammad yamin juga berperan penting
dalam perjuangan kemerdekaan dengan membantu soekarno dari banyak hal. Akan tetapi
Mohammad yamin menjadi orang yang sangat penting ketika indonesia sudah merdeka,
berikut ulasannya:

 Pada saat jabatan soekarno – hatta , mohammad yamin  diangkat sebagai pemangku
jabatan penting dalam sebuah negara. Dalam catatan biografinya beliau pernah menjabat
sebagai anggota DPR dari tahun 1950.
 Selepasnya jadi anggota DPR pada tahun 1950 Mohammad Yamin dilanjutkan dengan
menjadi menteri kehakiman pada tahun 1952 hingga 1952.
 Dilanjutkan dari tahun 1953 hingga 1955 Beliau menjadi menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan.  selain menjadi anggota DPR , beliau juga sempat menjabat ketua
Dewan perancang Nasional pada tahun 1962.
 Beliau juga menjadi pengawas IKBN Antara (1961-1962) dan menjadi menteri
penerangan (1962-1963). Mohammad yamin juga merupakan penggagas dari lahirnya
pancasila , pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin berpidato dan
mengemukakan gagasannya mengenai rumusan 5 asas dasar negara Republik Indonesia,
yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Banyak jasa dari pahlawan asal sumatera barat ini , selain keberhasilan karier nya di bidang
politik di indonesia, beliau juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan yang banyak
mengeluarkan karya. Beliau juga dikenal sebagai perintis puisi Modern di Indonesia.

Pahlawan indonesia ini mengakhiri perjuangannya ketika dia tutup usia di Jakarta pada
tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup Mohammad
Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari Presiden,
Penghargaan Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada dan
Panca Darma corps, dan penghargaan panglima Kostrad.

5. K.H. Abdul Wachid Hasyim


Pahlawan yang satu ini adalah seorang Kiayi , yaitu K.H. Abdul wachid hasyim.Beliau lahir
di Jombang Jawa Timur pada 1 Juni 1914, dari pasangan K.H. Hasyim Asy`ari dan Nyai
Nafiqah binti K Ilyas. lahir dari keluarga yang memang pejuang kemerdekaan indonesia ,
ayahnya  K.H. Hasyim Asy`ari merupakan pendiri dari organisasi keagamaan Nahdlotul
Ulama yang masih ada sampai saat ini. Abdul wachid hasyim terlahir dari keluarga yang
memiliki kultur agama yang sangat kuat , jadi tak heran kecerdasan abdul wachid terlihat
sejak beliau masih anak-anak. Kecerdasan Wahid Hasyim sudah terlihat sejak usianya masih
akan menginjak umur  7 tahun. beberapa kemampuannya iyalah :

 ia sudah bisa khatam Al-Qur`an dengan mendapat bimbingan langsung dari ayahnya yang
merupakan pendiri dari NU. Pendidikan lainnya ia peroleh di Pesantren Tebu Ireng
diKabupaten Jombang, Jawa Timur.
 Pada usia 15 tahun ia sudah mengenal huruf latin, menguasai bahasa belanda dan Inggris
yang tanpa pernah dia dapatkan di pelajaran ataupun pendidikan dari sekolah colonial
sedikitpun. 
 Pada biografinya disebutkan bahwa pada usia 18 tahun ia menunaikan berangkat ke tanah
suci mekkah untuk menunaikan ibadah Haji.
 Ditahun yang sama beliau bermukim selama kurang lebih 2 tahun di Makah untuk
memperdalam ilmu agamanya.

Sepulang dari tanah suci , beliau lebih aktif diorganisasi yang didirikan oleh Ayahnya yaitu
Nadhlotul ulama. Pada tahun 1938 ia menjadi pengurus NU ranting Cukir dan terus
menanjak, pada tahun 1940 menjadi pengurus tingkat pusat PBNU dengan memimpin
Departemen Ma`arif yang membidangi pendidikan.

Wawasan yang luas menjadikan karir beliau terus menanjak , dan juga organisasi yang dia
tangani mengalami perubahan yang signifikan yang sangat baik. Pada bidang pendidikan,
beliu mendirikan sekolah Tinggi Islam di jakarta pada tahun 1944 yang pengelolaannya dan
segalanya diserahkan secara langsung  kepada KH. A Kahar Muzakkir. Dalam sejarahpun
mencatat bahwa menjelang kemerdekaan pada tahun 1945, beliau menjadi anggota beberapa
organisasi seperti :

 BPUPKI
 PPKI

Yang dimana turut serta memperjuangkan kemerdekaan indonesia. Akan tetapi perjuangan
dalam memperjuangkan agama dan kemerdekaanya harus berakhir di umur 39 tahun, berikut
tampilan keterangan perjuangannya:

 Pada tahun 1953, tepatnya pada 18 April, Beliau melakukan perjalanan menuju
Sumedang untuk menghadiri rapat NU dengan ditemani puteranya Abdurrahman Wahid
atau lebih sering kita kenal dengan nama Gus Dur.
 Sesampainya di derah Cimindi, mobil yang ditumpangi mengalami ban selip dan tidak
dapat dikendalikan oleh sopir hingga menabrak truk yang mengakibatkan K.H. Wahid
Hasyim terlempar keluar dari mobil.
 Kecelakaan tersebut membuat beliau di rawat dan mengalami koma, dan akhirnya wafat
satu bulan kemudian  pada 19 april 1953 dalam usia yang masih muda 39 tahun.
 Jenazah beliau dimakamkan di Pesantren Tebu Ireng Jombang milik ayahnya.

Dalam sejarah juga mencatat beliau mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional sesuai
darma bakti terbaiknya pada Negara Republik Indonesia dari sisi membantu kemerdekaan
indonesia dan juga dalam sisi pendidikannya.
Itulah 5 pahlawan yang membantu merancang lahirnya ideologi atapun landasan negara kita
yang sudah di tetapkan berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978.

Semua poin pancasila lahir dari pemikiran para pahlawan yang tidak asal dalam
membuatnya , ke 5 pahlawan di atas memiliki pendidikan yang cukup tinggi.  Sampai saat ini
pancasila memiliki 5 unsur yang dari dahulu sudah ada yaitu.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

5 Dasar negara yang sudah di buat tinggal kita teruskan sebagai penerus dari perjuangan para
pahlawan kita. Yang perlu kita ketahui karena mereka adalah tokoh-tokoh perjuangan sama
dengan yang lain, sampai mendatangkan Indonesia menjadi merdeka.

PERISTIWA SIDANG BPUPKI dan PPKI

1. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/


BPUPKI

Pada tanggal 1 Maret 1945 panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakichi Harada
mengumumkan dibentuknya suatu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk
mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi politik,
ekonomi, dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara merdeka
Indonesia.

Pengangkatan anggota BPUPKI yang berjumlah 67 orang diumumkan pada tanggal 29 April
1945. Sebagai ketua BPUPKI adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, sebagai wakil ketua
diangkat dua orang, yaitu R.P Suroso dan orang Jepang yang bernama Ichibangase. Upacara
peresmian BPUPKI dilaksanaklan pada tanggal 28 Mei 1945 dihadiri oleh seluruh anggota
dan dua pembesar Jepang yaitu Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Wilayah ke-7 yang
bermarkas di Singapura dan membawahi tentara-tentara yang bertugas di Indonesia) dan
Panglima tentara ke-16 yang baruyaitu Letnan Jenderal Nagano. Sidang-sidang yang
dilaksanakan BPUPKI.

a. Sidang I (29 Mei -1 Juni 1945)


Hasil sidang I ini yaitu membahas rumusan dasar filsafat bagi negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin mengusulkan lima asas dan dasar negara
Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sokarno mengucapkan pidato tentang lima asas yang
dikenal dengan istilah Pancasila.

Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan orang anggota yaitu Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Moh.
Yamin, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakir, Wachid Hasyim, Agus Salim
dan Abikusno Cokrosuyoso membentuk panitia kecil yang merumuskan asas dan tujuan
negara Indonesia merdeka. Rumusan itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang kelak
setelah mengalami sedikit perubahan ketika dijadikan Pembukaan UUD 1945.

b. Sidang II (10-17 Juli 1945)


Sidang BPUPKI ke-2 ini merupakan kelanjutan sidang panitia kecil. Hasil sidang yaitu
membahas rancangan hukum dasar yang nantinya setelah Indonesia merdeka disahkan
menjadi UUD 1945.

2. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau disebut Dokuritsu Junbi Inkai yang diketuai Ir. Sukarno
dan Moh. Hatta sebagai wakilnya. Pembentukan PPKI sebagai akibat dari bayangan
kekalahan Jepang, karena pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima dibom oleh Sekutu.

Lebih-lebih setelah tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dibom oleh Sekutu lagi. Dalam
situasi demikian tiga pemimpin Indonesia yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta dan dr. Rajiman
Wedyodiningrat dipanggil ke Dalath, Vietnam Selatan oleh Marsekal Darat Terauchi. Ia
menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Pelaksaaannya setelah persiapan selesai. Wilayah Indonesia yaitu meliputi seluruh
Hindia-Belanda.

Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945,
dengan demikian berakhirlah Perang Pasifik. Bersamaan itu pula ketiga pemimpin yang pergi
ke Dalath telah kembali ke tanah air.

3. peristiwa sekitar proklamasi

a.) Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.) soekarni,
wikana dan chaerul shaleh dari perkumpulan "menteng 31" terhadap soekarno dan hatta .
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta
dibawa ke rrengasdengklok, karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara
golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan
muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan.
Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota
PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan
Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah
menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih
rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang
akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari
kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah
rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di
Rengasdengklok, di rumah seorang Tionghoa, Djiew Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah
dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 agustus, sebagai
persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding
dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya
menemui Wikana dan Mr. Acmad Subarjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke
Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad
Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan
proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan
tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi


dikumandangkan dengan teks proklamasi kemerdekaan indonesia yang diketik oleh Sayuti
Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor
Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

b.) perumusan teks proklamasi

Setelah Sukarno dan Hatta singgah di rumah masing-masing rombongan kemudian menuju
ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta (sekarang Perpustakaan
Nasional). Hal itu juga disebabkan Laksamana Tadashi Maeda telah menyampaikan kepada
Ahmad Subardjo (sebagai salah satu pekerja di kantor Laksamana Maeda) bahwa ia
menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.

Sebelum mereka memulai merumuskan naskah proklamasi, terlebih dahulu Sukarno dan
Hatta menemui Somubuco (Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura, untuk
menjajagi sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana
Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah.
Pertemuan itu tidak mencapai kata sepakat. Nishimura menegaskan bahwa garis kebijakan
Panglima Tentara Keenambelas di Jawa adalah “dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu
berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi merubah status quo (status
politik Indonesia).

Sejak tengah hari sebelumnya tentara Jepang semata-mata sudah merupakan alat Sekutu dan
diharuskan tunduk kepada sekutu”. Berdasarkan garis kebijakan itu Nishimura melarang
Sukarno-Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka proklamasi kemerdekaan.

Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan
kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang. Akhirnya mereka hanya mengharapkan pihak
Jepang tidak menghalang-halangi pelaksanaan proklamasi yang akan dilaksanakan oleh
rakyat Indonesia sendiri.

Maka mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda. Sebagai tuan rumah Maeda
mengundurkan diri ke lantai dua. Sedangkan di ruang makan, naskah proklamasi dirumuskan
oleh tiga tokoh golongan tua, yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo.
Peristiwa ini disaksikan oleh Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura, bersama dengan
tiga orang tokoh pemuda lainnya, yaitu : Sukarni, Mbah Diro dan B.M. Diah. Sementara itu
tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan muda maupun golongan tua menunggu di serambi
muka.

Ir. Sukarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi, sedangkan Drs. Moh. Hatta dan Mr
Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran secara lisan. Kalimat pertama dari naskah
proklamasi merupakan saran dari Mr. Ahmad Subardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI.
Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs. Moh. Hatta. Hal itu
disebabkan menurut beliau perlu adanya tambahan pernyataan pengalihan kekuasaan
(transfer of sovereignty).
Pada pukul 04.30 waktu Jawa konsep naskah proklamasi selesai disusun. Selanjutnya mereka
menuju ke serambi muka menemui para hadirin yang menunggu. Ir. Sukarno memulai
membuka pertemuan dengan membacakan naskah proklamasi yang masih merupakan konsep
tersebut. Ir. Sukarno meminta kepada semua hadirin untuk menandatangani naskah
proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia.

Pendapat itu diperkuat oleh Moh. Hatta dengan mengambil contoh naskah “Declaration of
Independence” dari Amerika Serikat. Usulan tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh pemuda.
Karena mereka beranggapan bahwa sebagian tokoh-tokoh tua yang hadir adalah “budak-
budak” Jepang. Selanjutnya Sukarni, salah satu tokoh golongan muda, mengusulkan agar
yang menandatangani naskah proklamasi cukup Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Setelah usulan Sukarni itu disetujui, maka Ir. Sukarno meminta kepada Sajuti Melik untuk
mengetik naskah tulisan tangan Sukarno tersebut, dengan disertai perubahan-perubahan yang
telah disepakati. Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah ketikan Sajuti Melik, yaitu :
kata “tempoh” diganti “tempo”, sedangkan kata “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti
dengan “Atas nama bangsa Indonesia”. Perubahan juga dilakukan dalam cara menuliskan
tanggal, yaitu “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”. Sehingga
naskah proklamasi ketikan Sajuti Melik itu

Selanjutnya timbul persoalan dimanakah proklamasi akan diselenggarakan. Sukarni


mengusulkan bahwa Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen
Nasional) telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar
pembacaan naskah Proklamasi. Namun Ir. Sukarno menganggap lapangan Ikada adalah salah
satu lapangan umum yang dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer
Jepang. Oleh karena itu Bung Karno mengusulkan agar upacara proklamasi dilaksanakan di
rumahnya, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dan disetujui oleh para hadirin.

Anda mungkin juga menyukai