Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH POLITIK MERCUSUAR TERHADAP POLITIK


INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Zulfa Sefilla Azmi Abdillah

Kelas : XII – IPS 4

No : 36
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “PENGARUH
POLITIK MERCUSUAR TERHADAP POLITIK INDONESIA” dengan tepat
waktu.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat menambahan referensi
sejarah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sutejo selaku guru Mata
Pelajaran Sejarah Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................5
B. Perumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Makalah.................................................................................................7

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................8
A. Mengapa pemerintah menerapkan politik mercusuar..........................9
B. Mengetahui pengaruh politik mercusuar terhadap perekonomian
di Indonesia......................................................................................10
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................11
KESIMPULAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang sangat luas
dan memiliki penduduk yang sangat padat. Sehingga dalam menjalankan suautu
pemerintahan yang sehat, haruslah ada keseimbangan atau stabilitas ekonomi
dalam negara tersebut. Salah satu faktor terpenting dalam menjaga stabilitas
ekonomi adalah dengan adanya kestabilan demokrasi. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi-baik secara langsung atau melalui
perwakilan-dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Akan tetapi, pada tahun 1959 sampai tahun 1966 Indonesia mengalami
ketidakstabilan demokrasi. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang menjadikan Indonesia menerapkan sitem Demokrasi
Terpimpin. Meskipun demikian, konsep Demokrasi Terpimpin sudah dicetuskan
oleh Presiden Soekarno sejak tanggal 21 Februari 1957. Paham demokrasi ini
berdasarkan paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (sial ke-4 dari Pacasila). Paham ini berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong antara semua kekuatan
nasional yang revolusioner dengan prinsip Nasakom (nasionalisme, agama, dan
komunisme).
Pada masa demokrasi terpimpin ini, Indonesia mengalami berbagai
konfrontasi seperti konfrontasi politik, ekonomi, dan militer. Akan tetapi, salah
satu penyebab terjadinya inflasi yang akan dibahas oleh penulis adalah karena
politik mercusuar. Akibat dari politik mercusuar ini, Indonesia harus
mengeluarkan banyak uang. Sehingga hal ini mengakibatkan Indonesia
mengalami inflasi keuangan yang sangat parah. Bahkan, untuk akibat inflasi ini
Indonesia kehabisan cadangan devisa dan emas. Masalah inflasi ini mulai
mereda ketika presiden soekarno mundur dari jabatan presiden, yakni pada
peristiwa Supersemar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas penulis antara lain :
1. Mengapa pemerintah menerapkan politik mercusuar?
2. Bagaimana pengaruh politik mercusuar terhadap perekonomian di
Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini antara lain :
1. Mengetahui tujuan pemerintah menerapkan politik mercusuar.
2. Mengetahui pengaruh politik mercusuar terhadap perekonomian di
Indonesia.

D. Metode Penelitian
Pada makalah penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan metode
penelitian kulaitas.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Tujuan Politik Mercusuar


Politk mercusuar adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan
dalam pergaulan antarbangsa di dunia. Pada dasarnya, politik ini dibuat oleh
presiden Soekarno sebagai salah satu bentuk perlawanan bangsa Indonesia
terhadap imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme. Hal ini dikarenakan
kondisi bangsa Indonesia yang baru saja merdeka menjadikan Indonesia
diperbutkan oleh Blok Barat dan Blok Timur.
Pada masa itu, militer dan PKI semakin berperan penting dalam
percaturan politik Indonesia. Akan tetapi, Presiden Soekarno lah yang
merupakan aktor yang secara personal memiliki kekuasaan yang sangat
berpengaruh dalam penentuan kebijakan luar negeri Indonesia. Kebijakan luar
negeri Indonesia bergaung keras dan tegar yang mencerminkan temperamen
Soekarno dan sifat hingar bingar politik dalam negeri.
Kebijakan luar negeri yang dikeluarkan pada era ini erat kaitannya
dengan ideologi yang dicetuskan oleh Soekarno, yaitu Manipol-USDEK yang
membawaIndonesia ke arah revolusi besar-besaran, ambisi, dan persepsi
Soekarno dalam melihat dunia. Hal ini pula yang menyebabkan Soekarno
mengambil kebijakan politik mercusuar yang diartikan tidak hanya sebagai
kebijakan dimana Indonesia membangun secara besar-besaran tetapi juga
menjadi pusat untuk negara-negara yang sedang berkembang. Kebijakan ini
mengisyaratkan kesenangan Soekarno akan sesuatu yang bersifat simbolik dan
kebutuhan untuk dihargai akibat pengaruh dari pengalaman
Indonesia yang selama 350 tahun hidup dalam kolonialisme dan sebagai
bangsa terjajah. Awal dari kebijakan ini adalah ketika ia mengemukakan
gagasan penggalangan kekuatan dari negara-negara yang baru merdeka,
negara-negara yangmasih memperjuangkan kemerdekaan, negara-negara dari
blok sosialis, dan negara-negara yang sedang berkembang dalam suatu
kelompok bernama The New Emerging Forces (NEFOS). Musuh dari NEFOS
adalah negara-negara yang dianggap kolonialis, imperialis, dan yang menentang
kemajuan dari negara-negara yang sedang berkembang yang kemudian
dinamakan The Old Established Forces (OLDEFOS). Kesenangan akan sesuatu
yang simbolik ditunjukkan oleh Soekarno ketika ia amat sangat bernafsu menjadi
pemimpin NEFOS. Dengan menjadi pemimpin NEFOS, kebutuhan untuk
dihargai dan kesenangan akan sesuatu yang simbolik akan dapat terpenuhi
dengan munculnya Indonesia sebagai pemimpin yang dihormati di kawasan dan
di panggung internasional.
Proyek lain dari kebijakan ini adalah pembangunan secara besar-besaran
di dalam negeri yang membutuhkan dana yang sangat besar. Pembangunan ini
tak lain guna menunjukkan daya saing Indonesia dengan negara lain dan
semakin membuat posisi Indonesia di dunia internasional diperhitungkan.
Pembangunan ini berawal ketika Uni Soviet menawarkan kredit lunak untuk
membantu penyelenggaran Asian Games di Indonesia. Kredit lunak ini
kemudian digunakan untuk membangun stadion dengan kapasitas 120.000
penonton yang sekarang ini dikenal dengan Stadion Utama Senayan, Jakarta,
dan juga digunakan untuk membiayai pusat-pusat olahraga pelengkap. Tiang
pancang pertama dipasang pada 08 Februari 1960 dengandisaksikan PM Nikita
Khrushchev. Jepang juga turut mengucurkan dana guna pembangunan hotel
baru, yaitu Hotel Indonesia. Perhelatan Asian Games juga mendesak
pemerintah untuk membangun jalan yang lebih luas di sekitar lapanganolahraga.
Selain Stadion Utama Senayan, Indonesia juga membangun bangunan
monumental lainnya, antara lain jembatan ampera, gedung CONEFO
(sekaranggedung DPR), dan Monumen Nasional.
Konsep OLDEFOS dan NEFOS-nya Soekarno ternyata juga digunakan
dalam penyelengaraan Asian Games di Indonesia. Hal ini terlihat ketika
Kementrian Luar Negeri tidak bersedia mengeluarkan visa bagi atlit-atlit yang
mewakili OLDEFOS yaitu atlit-atlit dari Taiwan dan Israel, dan tidak bersedia
mengalienasi patron-patron dari NEFOS. Masalah tidak berhenti disini. Wakil
Presiden Federasi Asian Games dari India, M.N. Sondhi, berusaha
menghapuskan status pertandingan tersebut. Soekarno, yang seringkali
tindakannya dipengaruhi oleh emosi yang melonjak, menganggap Sondhi telah
menghina Indonesia. Sondhi dan kedutaan India di Jakarta menjadi sasaran
kemarahan masyarakat. Hal ini memperburuk hubungan India dan Indonesia.
Dampak lain dari kasus Asian Games ini adalah Indonesia dicoret
daridaftar peserta Olimpiade di Tokyo. Lagi-lagi, didasari politik mercusuar yang
sedang dijalankan, Indonesia bersikap berlebihan dengan membentuk saingan
Olimpiade, yaitu GANEFO (Games of The New Emerging Forces) yang bersifat
revolusioner dandiselenggarakan di Jakarta pada tahun 1963. China pun turut
andil dalam pelaksanaan pertandingan tersebut dengan mengucurkan dana.
GANEFO bentukan Soekarno ini ternyata sukses karena jumah pesertanya
cukup banyak dan mewakili negara-negara NEFOS.
Babak lain dari realisasi politik mercusuar Indonesia adalah ketika
Indonesia memilih untuk keluar dari PBB pada 7 Januari 1965 setelah Malaysia
diangkat menjadi anggotatidak tetap Dewan Keamanan PBB selama satu tahun
dan membentuk CONEFO (The Conference of The New Emerging Forces).
Konsep dari CONEFO sendiri adalah perluasan dari konsepsi KTT Non Blok dan
Konferensi Asia Afrika. Namun, para peserta KTT Non Blok dan Konferensi Asia
Afrika menolak pembentukan wadah baru ini karena mereka merasa wadah
lama masih cukup baik untuk memperjuangkan kepentingan mereka.
Tampak bahwa politik luar negeri bebas-aktif Indonesia pada masa
Soekarno condong ke blok Sosialis dan lebih pada isu-isu high politic dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam membangun image sebagai negara besar
dan berpengaruh di level baik regional maupun internasional untuk setara
dengan negara-negara lain. Hal ini tak lepas dari kondisi bangsa Indonesia yang
saat itu baru merdeka dan sedang membangun nation- dan state-building-nya.
Kesatuan politik lebih penting bagi Soekarno pada waktu itu daripada
membangun basis ekonomi rakyat. Tak heran, semua itu telah tercermin dalam
aksi dan reaksi serta interaksi politik luar negeri Indonesia di bawah
kepemimpinan Soekarno.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan utama
pemerintah menjalankan politik mercusuar yaitu :
A. untuk mencari nama baik dan mengagungkan nama Indonesia di forum
internasional
B. agar Indonesia dapat menjadi mercusuar atau penerang bagi New Emerging
Forces (kekuatan baru yang sedang tumbuh) di dunia

B. Pengaruh Politik Mercusuar Terhadap Perekonomian Di Indonesia


Politik Mercusuar adalah politik untuk mencari kemegahan / keindahan
dalam pergaulan antar bangsa di dunia. Padahal , dalam kenyataannya negara
yang menggunakan politik ini sama sekali tidak seperti apa yang sebenarnya,
dengan kata lain politik ini hanya untuk mengelabuhi atau hanya sekedar untuk
menigkatkan citra negara tersebut terhadap negara lain. Politik Mercusuar
dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia
merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.
Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan
spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan
yang ter-kemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya
yang sangat besar mencapai milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya
GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang membutuhkan
pembangunan kompleks Olahraga Senayan (Gelora Bung Karno), serta biaya
perjalanan bagi delegasi asing.
Adalah benar jika menyatakan bahwa Soekarno merupakan seorang
pemimpin besar, dan tokoh besar sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Namun, agaknya perlu ditinjau kembali jika rumusan Soekarno tentang
fundamen Nation and Character Building yang terjawantah dalam proyek-proyek
mercusuar Soekarno adalah representasi identitas bangsa Indonesia. Apakah
“wajah” bangsa Indonesia dapat dengan mudahnya terlihat melalui karya-karya
mercusuar Soekarno seperti Gelora Senayan, Monumen Nasional, Masjid
Istiqlal, Gedung MPR DPR, dll? Lebih jauh lagi, benarkah jatidiri Arsitektur
Indonesia dimulai seiring dengan lahirnya NKRI pada 17 Agustus 1945?
Benarkah bangunan-bangunan yang lahir setelah itu melalui politik mercusuar
Soekarno menentukan tonggak awal identitas arsitektur Indonesia.
Sejarah telah mencatat bahwa pembangunan proyek-proyek mercusuar
menghabiskan dana dalam jumlah yang besar. Pada waktu itu, kondisi negara
Indonesia masih sangat labil dan penuh dengan ketidakpastian. Sebagai negara
yang baru lahir, Indonesia memerlukan penataan di berbagai bidang. Dasar
hukum, Sistem Ekonomi, Administrasi, masih dalam tahap perumusan. Demikian
juga yang terjadi dengan Arsitektur. Muncul pendapat bahwa platform Arsitektur
Indonesia pun dibangun pada saat Negara ini berdiri.
Agaknya untuk sampai pada kesimpulan apakah Proyek Mercusuar
Soekarno adalah representasi identitas Bangsa Indonesia dan identitas
Arsitektur Indonesia, perlu redefinisi dan kesepakatan terlebih dahulu seperti
apa Indonesia dan seperti apa Arsitektur Indonesia. Akan sangat sulit untuk
mengobyektifikasi definisi Arsitektur Indonesia. Namun, pendekatan dapat
dilakukan dengan melihat sejarah Indonesia. Indonesia sebagai negara
yang multi-culture mempunyai beragam adat, budaya, suku, bahasa, sistem
hidup, agama dan kepercayaan. Tidaklah mengherankan jika arsitektur pada
rumah-rumah tradisional Indonesia menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.
Arsitektur lokal dapat dipahami sebagai arsitektur tradisional yang tertuang
dalam rumah-rumah. adat yang muncul dari kebudayaan masyarakat setempat
dan telah diwariskan selama berabad-abad dari nenek moyang. Tetapi untuk
mensintesis diversitas yang ada demi menciptakan kesatuan arsitektur ke-
Indonesia-an dan menghindari pragmatisme makna dari arsitektur lokal adalah
pekerjaan yang sulit. Benang merah dapat ditarik dengan melihat kesamaan
yang ada dari sekian banyak keberagaman. Dengan demikian, jatidiri Arsitektur
dapat dilihat dengan mengembalikan arsitektur apa yang dibangun oleh orang
Indonesia/pribumi. Dan hal itu tentunya berkaitan dengan arsitektur bangunan
yang bersahabat dengan iklim, cuaca, alam, dan sesuai dengan adat
kebudayaan konservatif setempat. Secara fisik, arsitektur seperti ini dapat
terlihat dari atap miring, adanya panggung, dll.
Arsitektur yang dibangun oleh Soekarno melalui Monas, Hotel Indonesia,
Gelora Senayan, Istiqlal, dll sepertinya tidak memperlihatkan arsitektur lokal atau
arsitektur tradisional. Sebaliknya, yang muncul justeru international style, dan
langgam-langgam lain yang hadir dalam arsitektur modern –yang dalam hal ini
tumbuh dan berkembang di Eropa dan Amerika–. Arsitektur yang muncul lebih
memperlihatkan pemikiran paradigmatik kontemporer Barat yang lebih bersifat
Eropa/Amerikasentris dengan menafikan arsitektur lokal atau tradisional.

A. Bangunan Hasil dari Proyek Mercusuar


1. Stadion Utama Gelora Bung Karno
Stadion Utama Gelora Senayan yang dibangun pada 1958-1962.
Stadion yang kerap menggelar pertandingan sepakbola Internasional ini
berada di kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno, Jakarta.

2. Monumen Nasional (Monas)

Monumen setinggi 132 meter ini mulai dikerjakan pada tanggal 17


Agustus 1961 dan rampung dikerjakan pada pertengahan tahun 1975.
Tugu ini memiliki puncak berbentuk lidah api terbuat dari perunggu yang
dilapisi lembaran emas. Model ini melambangkan semangat perjuangan
yang membara dari rakyat Indonesia. Di dalam monumen ini juga terdapat
museum yang terdapat banyak diorama tentang kisah perjuangan rakyat
Indonesia. Di sana pula tersimpan naskah otentik
kemerdekaan Indonesia.

3. Jembatan Semanggi

Jembatan Semanggi merupakan arsitektur monumental yang juga


digagas oleh Soekarno. Demi mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat
Asian Games berlangsung, maka jembatan ini dibangun.
Bung Karno memilih nama Semanggi karena bentuk jembatan yang
dibangun oleh Menteri PU Ir Sutami itu menyerupai daun Semanggi. Bung
Karno pernah mengemukakan filosofi daun Semanggi, yaitu simbol
persatuan.
B. Pengaruh Politik Mercusuar Terhadap Perkonomian Nasional
Untuk mengatasi keadaan ekonomi pada masa ini, sistem ekonomi berjalan
dengan sistem komando. Artinya, alat-alat produksi dan distribusi yang vital
harus dimiliki dan dikuasai negara, minimal di bawah pengawasan negara.
Terdapat beberapa hal yang terjadi di bidang ekonomi, yaitu:
 Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Untuk memperbaiki situasi ekonomi Indonesia, pada 15 Agustus 1959
pemerintah membentuk Depernas yang dipimpin Mohammad Yamin. Depernas
memiliki program dengan nama Pola Pembangunan Semesta Berencana. Program
tersebut terdiri atas Tripola, yaitu proyek pembangunan, pola penjelasan
pembangunan, dan pola pembiayaan pembangunan.

 Pembentukan Badan Perancangan Pembangunan Nasional


(Bappenas) Setelah membentuk Depernas, pemerintah juga membentuk Bappenas
pada 1963. Tugas Bappenas adalah menyusun rencana pembangunan jangka
panjang maupun pendek. Diketuai langsung oleh Presiden Soekarno.

 Penurunan nilai uang


Pada 1950 pemerintah mengumumkan adanya penurunan nilai uang.
Sebagai contoh, uang kertas Rp 500 nilainya akan berubah menjadi Rp 50.
Pemerintah juga membekukan beberapa bank yang memiliki simpanan melebihi Rp
25.000. Hal ini untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang ada di
tengah masyarakat.

 Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Pemerintah mengeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi
dengan nama Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada 1963. Tujuannya, untuk
menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari
imperialisme. Dalam pelaksanaannya, Dekon ternyata tidak mampu mengatasi
kesulitan ekonomi dan masalah inflasi. Bahkan Dekon justru membuat ekonomi
Indonesia stagnan, hal ini karena banyak prinsip-prinsip dasar ekonomi yang
diabaikan pemerintah.

 Pembangunan proyek mercusuar


Kondisi ekonomi yang buruk juga ditambah dengan pembangunan
proyek mercusuar yang memakan banyak biaya. Proyek mercusuar merupakan
proyek pembangunan ibu kota agar mendapat perhatian dari luar negeri. Selain itu
sebagai fasilitas Games of the New Emerging Forces (Ganefo), pemerintah
membangun proyek besar seperti gedung DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora
Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Pembangunan Monumen
Nasional (Monas) dan pusat pertokoan Sarinah.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas oleh penulis pada Bab II,
dihasilkan beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka ekonomi
pun mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan
bagian dari demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi
disentralisasikan di pusat pemerintahan sementara daerah merupakan
kepanjangan dari pusat. Sampai saat ditetapkannya Dekrit Presiden, dapat
dikatakan bahwa keadaan ekonomi Indonesia pada saat itu sangat suram,
hal tersebut disebabkan oleh kekacauan politik pada masa demokrasi liberal
sehingga masalah ekonomi tidak ditangani secara serius, ditambah lagi
tindakan ekonomi salah urus terhadap perusahaan-perusahaan asing,
sehingga menambah beban di bidang ekonomi, dan diperparah dengan
adanya pemberontakan-pemberontakan daerah seperti PRRI-Permesta
sehingga menghambat pendapatan negara.

2. Politik mercusuar Adalah politik untuk mencari kemegahan / keindahan


dalam pergaulan antar bangsa di dunia. Padahal, dalam kenyataannya
negara yang menggunakan politik ini sama sekali tidak seperti apa yang
sebenarnya ,dengan kata lain politik ini hanya untuk mengelabuhi atau
hanya sekedar untuk menigkatkan citra negara tersebut terhadap negara
lain. Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap
bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi
Nefo di seluruh dunia.

3. Dalam konteks semangat nasionalisme dan kemerdekaan, proyek


mercusuar Soekarno, menunjukkan sikap yang paradoksal. Di satu sisi,
dengan slogan Nation and Character Building-nya Soekarno ingin
membangun Indonesia yang tampak kuat dan besar sebagai bentuk
perlawanannya terhadap kolonialisme dan imperialisme.
DAFTAR PUSAKA

Serafica G.2020.Dampak Demokrasi Terpimpin di Berbagai Bidang,(online),


(https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/070000469/dampak-
demokrasi-terpimpin-di-berbagai-bidang?page=all).diakses 19 September
2021

Bryandarmawan.2016.Tujuan Indonesia Menjalankan Politik Mercusuar,(online),


(https://brainly.co.id/tugas/5419977).dikses 19 September 2021

David M.2021. Apa Yang Dimaksud Pengertian Politik Mercusuar? Ini Arti &
Tujuannya,(online),
(https://artikelsiana.com/pengertianpolitikmercusuar/). diakses 19
September 2021

Fadrik S.2018. Asian Games 1962 dan Politik Mercusuar Bung Karno,(online),
(
https://tirto.id/asian-games-1962-dan-politik-mercusuar-bung-karno-cS69).
diakses 19 September 2021

Anda mungkin juga menyukai