Anda di halaman 1dari 20

Makalah Pancasila Orde Lama

HTTP://SYAIDADIANTO.WEB.ID/MAKALAH-PANCASILA-ORDE-LAMA/

BY SYAID ADIANTO · FEBRUARY 12, 2017


PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI MASA ORDE LAMA
Ainur Rofieq S.IP.,M.IP

NAMA :

 SYAID AFRI ADIANTO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, berkat
limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw., beserta keluarga,
sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.

Penulis mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan


penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dosen Pengasuh
Mata Kuliah “Pancasila”, yakni Bapak Dosen Ainur Rofieq S.IP.,M.IP
yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis terutama
tentang mata kuliah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Pancasila Sebagai Ideologi Pada Masa Orde
Lama ini sesuai dengan waktunya.

Walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk


menyempurnakan makalah ini, penulis menyadari betul bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga


makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan penulis
khususnya, dan mudah-mudahan Allah selalu memberikan Ridho-
Nya, Amien Ya Rabbal ‘Alamin.

Bekasi , 07 November 2016

Penulis
 DAFTAR ISI
BAB I. 2
PENDAHULUAN.. 2
KATA PENGANTAR.. 2
1.1. Latar Belakang Masalah. 1
1.1.1. Rumusan Masalah. 1
1.1.2. Tujuan dan saran. 2
BAB II. 2
PEMBAHASAN.. 2
2.1. Makna Ideologi Bagi Suatu Negara. 2
2.2. Pengertian ideologi 3
2.3. Implementasi Pancasila dalam Sejarah. 3
2.4. Demokrasi Pada Saat Orde Lama. 5
2.5. Pelaksanaan Pancasila Orde Lama. 6
2.6. Sejarah Perkembangan Pancasila Orde Lama. 9
2.6. 1. Penyimpangan-Penyimpangan Orde Lama. 10
2.7. Pengamalan Pancasila Di Era Orde Lama. 11
2.8. Berakhirnya Orde Lama. 12
2.9. Mengetahui kondisi politik indonesia pada masa Orde
Lama. 13
BAB III. 14
PENUTUP. 14
4.1. KESIMPULAN.. 14
4.2. SARAN.. 16
Daftar Pustaka. 17
1.2. Latar
Belakang Masalah
Pancasila adalah dasar filsafat negara republik indonesia yang
secara resmi di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945
dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Dalam pejalanan secara eksistensi pancasila sebagai dasar


filsafat negara republik indonesia mengalami berbagai macam
interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan
penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung
di balik legitimasi ideologi negara pancasila. Dengan kata lain
dalam kedudukan yang seperti ini pancasila tidak lagi di letakkan
sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara
indonesia melainkan direduksi, dibatasi, dan di manipulasi demi
kepentingan politik penguasa saat itu.

1.

1.2.1. Rumusan Masalah


1. menjelaskan tentang Makna Ideologi Bagi Suatu Negara
2. menjelaskan tentang pengertian Ideologi

3. menjelaskan tentang terjadinya implentasi pada saat orde


lama ?
3. Menjelaskan tentang terjadinya Demokrasi Pada Saat Orde
Lama
3. Menjelaskan tentang terjadinya pelaksanakan ideologi
pancasila pada saat orde lama
3. Sejarah Perkembangan Pancasila Orde Lama

1.2.2. Tujuan dan saran


1. Mengetahui kondisi politik indonesia pada masa Orde Lama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Makna
Ideologi Bagi Suatu Negara
Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia
berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia
kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara
ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat
ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan
cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga
membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu
bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai
realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam ideologi
terkandung suatu oreantasi praktis.

2.2. Pengertian
ideologi
Pengertian ideologi pancasila pada hakikatnya tidak cuma adalah
satu hasil perenungan atau pemikiran seorang atau grup seperti
ideologi-ideologi lain didunia. Pancasila di ambil dari nilai-nilai
mulia budaya serta nilai religius bangsa Indonesia. Pancasila
berkedudukan juga sebagai ideologi bangsa serta negara. Dengan
hal tersebut, pancasila juga sebagai ideologi bangsa serta negara
Indonesia berakar pada pandangan hidup serta budaya bangsa
serta bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari negara
lain. Pengertian Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai/norma
yang meliputi sila-sila Pancasila.

2.3.
Implementasi Pancasila
dalam Sejarah.
Setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kedaulatan dan
berhasil mendirikan negara merdeka, perjuangan belum selesai.
Perjuangan malah bisa dikatakan baru mulai, yaitu upaya
menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir batin, sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Para pendiri Negara
(the founding father) telah sepakat bahwa kemerdekaan bangsa
akan diisi nilai-nilai yang telah ada dalam budaya bangsa,
kemudian disebut nilai-nilai Pancasila.

Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1


Juni 1945 dalam sidang BPPK oleh Ir. Soekarno dan pada tanggal
18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan sah menurut hukum
menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
berhubungan dengan Ketetapan No. I/MPR/1988 No. I/MPR/1993,
Pancasila tetap menjadi dasar falsafah Negara Indonesia hingga
sekarang.
Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara,
maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah
didasari oleh Pancasila. Landasan hukum Pancasila sebagai dasar
negara memberi akibat hukum dan filosofis; yaitu kehidupan
negara dari bangsa ini haruslah berpedoman kepada Pancasila.
Bagaimana sebetulnya implementasi Pancasila dalam sejarah
Indonesia selama ini dan pentingnya upaya untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang setelah reformasi
mulai ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan kesatuan NKRI.

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai


pada masa orde lama, tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah
Indonesia baru memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi
Soekarno akhirnya menjadi presiden yang pertama Republik
Indonesia.

Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-


nilai yang terkandung di dalam Pancasila disarikan dan digali dari
nilai-nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Pencetus dan penggali Pancasila yang pertama adalah
Soekarno sendiri. Sebagai tokoh nasional yang paling
berpengaruh pada saat itu, memilih sila-sila yang berjumlah 5
(lima) yang kemudian dinamakan Pancasila dengan pertimbangan
utama demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari
Sabang sampai Merauke.

Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa


wajib diimplementasikan dalam seluruh aspek kehidupan
bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan
ternyata tidaklah mulus, karena sangat dipengaruhi oleh
pimpinan yang menguasai negara, sehingga pengisian
kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk
dan diri tertentu.
2.4. Demokrasi
Pada Saat Orde Lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia
pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan
peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966
Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi
yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan
Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga
keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar
menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-
anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung
jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden
Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada
Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat
Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam


jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat
menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan
sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di
gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.

Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem


pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dsb mewarnai politik
Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan
PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI
berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau
Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi faktor
pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah
Orde Lama.

Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari


proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 sampai masa
terjadinya G30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang ikut pemilu
sebanyak lebih dari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama
ideologi partai berbeda antara yang satu dengan lainnya, ada
Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-
MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll.
Pelaksanaan Pemilu pada Orde Lama hampir sama seperti
sekarang.

2.5.
Pelaksanaan Pancasila Orde
Lama.
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan
paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh
tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi
sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat
terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama
adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama
dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam
bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3
periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode
1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja


menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948
dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar islam.
Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika
menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan
penjajahannya di bumi Indonesia. Namun setelah penjajah dapat
diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan
politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan
mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yang
diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden
hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala
pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Sistem ini
menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan.
Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah
Pancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalam praktek
kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.

Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila,


tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah
mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-
hak individual. Pada periode ini persatuan dan kesatuan
mendapat tantangan yang berat dengan munculnya
pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan
diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik
dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling
demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat
menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan
krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan
pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk
membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan kembali
kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan
Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai
ideology liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas
pemerintahan.

Pada periode 1959-1965, dikenal sebagai periode demokrasi


terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat
sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah
berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan
Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi
NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat
yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan
berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan
pemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK.
Untuk memberi arah perjalanan bangsa, beliau menekankan
pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia,
demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian
nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang
memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap dihormati di
dunia internasional dan integritas wilayah serta semangat
kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan yang ditarik adalah
Pancasila telah diarahkan sebagai ideologi otoriter, konfrotatif dan
tidak memberi ruang pada demokrasi bagi rakyat. kesimpulan
orde lama periode 1959-1965

pancasila telah diarahkan sebagai ideologi otoriter,konfrotatif dan


tidak memberi ruang pada demokrasi bagi rakyat hingga nilai-
nilai Pancasila pada masyarakat melemah.

Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,


kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia.
Namun demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi
kemungkinan kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945). Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang
mengaburkan identitas nasional kita adalah; Pemberontakan PKI
pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD
Sementara 1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965.
2.6. Sejarah
Perkembangan Pancasila
Orde Lama
Kedudukan pancasila sebagai idiologi Negara dan falsafah bangsa
yang pernah dikeramatkan dengan sebutan azimat revolusi
bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasa warsa
setelah proklamasi kemerdekaan. Meredupnya sinar api pancasila
sebagai tuntunan hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan
orang diawali oleh kahendak seorang kepala pemerintahan yang
terlalu gandrung pada persatuan dan kesatuan. Kegandrungan
tersebut diwujudkan dalam bentuk membangun kekuasaan yang
terpusat, agar dapat menjadi pemimpin bangsa yang dapat
menyelesaikan sebuah revolusi perjuangan melawan
penjajah( nekolim, neokolonialisme ) serta ikut menata dunia agar
bebas dari penghisapan bangsa atas bangsa dan penghisapan
manusia dengan manusia. Namun sayangnya kehendak luhur
tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh
nilai-nilai dasar pancasila.

Setelah menetapakan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden


Soekarno meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan
demokrasi terimpin.

Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh


Soekarno adalah demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan
makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal
menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin oleh kepentingan-
kepentingan tertetu.
2.6. 1.
Penyimpangan-
Penyimpangan Orde Lama
Penyimapangan-penyimpangan di era Orde Lama itu antara lain

1. Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum 1955


dan membentuk DPR Gotong Royong. Hal ini dilakukan karena
DPR menolak rancangan pendapaan dan belanja Negara yang
diajukan pemerintah.
2. Pimpinan lembaga-lembaga Negara diberi kedudukan
sebagai menteri-menteri Negara yang berarti
menempatkannya sebagai pembantu presiden.
3. Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan
didalam UUD 1945. Hal ini terbukti dengan keluarnya
beberapa presiden sebagai produk hukum yang setingkat
dengan UUD tanpa prsetujuan DPR. Penetapan ini antara lain
meliputi hal-hal sebagai berikut:
4. a) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan
dikeluarkannya Penetapan Presiden nomer 7 than 1959
5. b) Pembentukan Front Nasional dengan PEnetapan Presiden
nomer 13 tahun 1959.
6. c) Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota
MPRS, DPA dan MA oleh presiden.
4 Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak
mengajukan rancangan undang-udang APBN untuk mendapatkan
persetujuan DPR..
2.7.
Pengamalan Pancasila Di
Era Orde Lama
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan
pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden
dan juga MPRS yang bertentangan dengan pancasila dan UUD
1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena
penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan
seorang presiden dan lemahnya control yang seharusnya
dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan.

Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang


berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanaan dan
kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari situasi tersebut
adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat
membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.

Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku


presiden RI memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui
Surat Perintah 11 Maret 19669(Supersemar) untuk mengambil
segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanaan,
ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya
pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai
awal masa Orde Baru.

2.8.
Berakhirnya Orde Lama
Setelah turunnya presiden soekarno dari tumpuk kepresidenan
maka berakhirlah orde lama.kepemimpinan disahkan kepada
jendral soeharto mulai memegang kendali.pemerintahan dan
menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi
menitipberatkan pada aspek kestabilan politik dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem
keanekaragaman dan format politik yang pada prinsipnya
mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;

1. adanya konsep difungsi ABRI


2. pengutamaan golonga karya
3. manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
4. Diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-
lembaga pendidikan pejabat
5. kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan
melalui konsep masca
mengembang (flating mass)
6. Karal kehidupan pers konsep diaturfungsikan ABRI pada
masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan oleh
kepala staf angkatan darat. Mayjen A.H.Nasution tahun 1958
yaitu dengan konsep jalan tengah prinsipnya menegaskan
bahwaperan tentara tidak terbatas pada tugas profesional
militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di
bidang sosial politik dengan konsep seperti inilah
dimungkinkan dan bhakan menjadi semacam kewajiban jikalau
militer berpartisipasi di bidang politik penerapan, konjungsi ini
menurut pennafsiran militer dan penguasa orde baru
memperoleh landasan yuridi konstitusional di dalam pasal 2
ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan
rakyat.

2.9.
Mengetahui kondisi politik
indonesia pada masa Orde
Lama
Selama kurun waktu berkuasanya pemerintahan orde lama,
secara perlahan tetapi pasti virtue (keutamaan) nilai-nilai luhur
Pancasila seakan akan lumat oleh sebuah proses akumulasi
kekuasaan yang sangat agresif tanpa mengindahkan cita-cita
luhur yang dijadikan alasan untuk membangun kekuasaan itu
sendiri. Retorika dan jargon politik yang bersumber dari gagasan
bahwa revolusi belum selesai, termasuk cara cara revolusioner
untuk membangun tatanan dunia baru, dijadikan legitimasi politik
untuk membenarkan perlunya seorang pemimpin revolusi yang
ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan semangat dan alasan
melaksanakan amanat revolusi 1945 itu pulalah nilai-nilai luhur,
konstitusi, norma dan aturan dapat ditabrak kalau tidak sesuai
dengan jalannya revolusi. Sedemikian membaranya semangat
berevolusi waktu itu, sehingga andai kata revolusi memerlukan
korban, apapun harus diberikan. Hal itu sesuai dengan ungkapan
yang seringkali diucapkan oleh Pemimpin Besar Revolusi bahwa
pengorbanan adalah sesuatu yang dianggap sebagai konsekwensi
logis dari hakekat revolusi, karena demi sebuah perjuangan yang
revolusioner kadang-kadang revolusi bahkan harus tega
memakan anaknya sendiri.

Catatan singkat di atas adalah fakta sejarah yang mudah-


mudahan dapat menyegarkan ingatan kita semua, bahwa
kesaktian serta kekeramatan Pancasila sebagai ideologi dan
falsafah bangsa sangat rentan terhadap penyelewengan oleh
aktor politik pemegang kekuasaan negara. Runtuhnya sistem
kekuasaan pemerintahan Orde Lama adalah akibat dari perilaku
para pemimpin politik yang menjungkir-balikkan nilai-nilai
Pancasila demi ambisi politik yang mengatas namakan Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja
menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun
1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan
dasar islam.
2. Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi
terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat
sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah
berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi,
menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang
ternyata tidak cocok bagi NKRI.

Hal itu akan makin jelas dari penjelasan beikut ini .Pertama,
Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran
masyarakat Indonesia. Pancasila buka impor dari luar negeri,
bukan pula suatu ideologi yang dipikirkan oleh satu adau dua
orang pintar, melainkan milik masyarakat Indonesia sendiri
sebagai kesadaran dan cita-cita moralnya. Pancasila buka ideologi
milik kelompok tertentu, tetapi milik seluruh masyarakat
Indonesia . Kedua, isi Pancasila tidak langsung operasional.
Sebagaimana kita ketahui, Pancasila hanya berisi lima nilai dasar.
Kelima nilai dasar itu berfungsi sebagai acuan penyelenggaraan
negara. Dalam Pancasila tidak tersedia rumusan yang berisi
tuntuan-tuntutan konkret dan opersional yang harus
dilaksanakan. Karena “hanya” berisi nila-nila dasar , penerapan
Pancasila memerlukan penafsiran. Penafsiran dilakukan untuk
mencari implikasi kelima nilai dasar itu bagi situasi nyata. Setia
generasi bangsa Indonesia dapat dan bahkan perlu melakukan
penafsiran terhadap Pancasila. Dengan demikian, Pancasila
menjadi ideologi yang senantiasa relevan dan aktual . Ketiga,
Pancasila bukan ideologi yang membatasi kebebasan dan
tanggung jawab masyarakat. Sebaliknya, Pancasila justru
menghargai kebebasan dan tanggung jawab masyarakat. Sila
“kemanusiaan yang adil dan beradab”, misalnya, mengakui
kebebasan dan kesama derajatan manusia ( hak asasi manusia )
bahkan tidak hanya meliputi manusi Indonesia, melainkan juga
semua umat maanusi diakui sebagai makhluk yang memliliki
kebebasan dan kesamaderajatan . Keempat, Pancasila buka
ideologi Totaliter. Oleh para pendiri negara ini, Pancasila tidak
dimaksudkan sebagai ideologi totaliter,yang mengurusi segala
segi kehidupan masyarakat. Melainkan, Pancasila adalah ideologi
politik , sebuah pedoman hidup dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.Dengan kata lain, Pancasil merupakan ideologi
yang terbatas. Karena itu, Pancasil tidak boleh diubah menjadi
ideologi totaliter. Kelima, Pancasil menghargai Pluralitas. Hal itu
bisa kita lihat, misalnya dalam sejarah perumusan Pancasila.
Rumusan definitif Pancasila dicapai justru karena didorong oleh
semangat untuk tetap menghargai pluralias. Pluralitas menjadi
kata kunci substansi ideologi Pancasila.
Sejarah Kelam : dijadikan tertutup

3.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat
diberikan guna mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi
paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat

kebangsaan, antara lain:

1. Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap


komponen bangsa diperlukan perhatian dan penanganan
pihak-pihak terkait secara integratif. Untuk itu,perlu
diwujudkan adanya suatu wadahatau lembaga yang akan
menangani masalahWawasan Kebangsaan serta perlunya buku
pedoman nasional yang dapat digunakan baik melalui
pendidikan formal maupun nonformal.
2. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat
LSM serta media massa sangat diperlukan untuk
meningkatkan wawasan Kebangsaan. Untuk itu para tokoh
tersebut harus mempunyai komitmen untuk selalu
mengutamakan kepentingan bangsadan negara di
ataskepentingan pribadi dan golongan dengan
mengeyampingkan pemikiran sempit yang menguntungkan
hanya sekelompok orang Perlunya pengamalan Pancasila
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melaluipenataran
atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4), diseluruh lembaga pendidikan, baik formal
maupun nonformal, agarlebih tertanam rasacinta tanah air,
bangsa dan negara bahkan selalu siap dalam usaha bela
negara.
3. Perlunya penyelengaran di seluruh elemen masyarakat
tentang pembinaan dalam menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila yang meliputi paham kebangsaan,rasa
kebangsaan dan semangat kebangsaan, di setiap Kabupaten
atau Kota dengan melibatkan instansi terkait secara bertahap
dan berlanjut. Demikianlah makalah ini kami buat dengan
segala kerendahan hati. Saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika penyampaian materi di dalamnya kurang
berkenan di hati pembaca sekalian.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum WR. WB

Penyusun
3.3. Daftar Pustaka
Buku K13 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas IX

Geri Ismanto, SH. M. Hum. Pendidikan Pancasila, CV MULIA INDAH


KEMALA, Pekanbaru, Oktober 2011

http://dokumenqu.blogspot.co.id/2012/07/pancasila-dalam-era-
orde-lama.html

Anda mungkin juga menyukai